Tuesday, January 29, 2013

anak muslim suriah mengibarkan panji hitam

2 Orang Petinggi Imarah Islam Kaukasus dilaporkan gugur

CHECNYA (KabarDuniaIslam) - Russia Today melaporkan 2 orang petinggi Imarah Islam Kaukasus, checnya gugur dalam pertempuran sengit antara Mujahidin dengan Tentara murtad Russia yang di dukung oleh Tentara Kafir Russia pada 24 Januari 2013 kemarin. 2 orang petinggi yang dilaporkan gugur oleh Russia Today adalah Khuseyn Gakayev and Muslim Gakayev. Terkait hal ini belum ada konfirmasi dari Imarah Islam Kaukasus, checnya. Namun berdasarkan laporan terakhir dari kavkazcenter kemarin memang dari pihak mujahidin ada yang gugur dan luka-luka namun belum diketahui jumlah pastinya. Apakah diantara yang gugur tersebut termasuk Khuseyn Gakayev and Muslim Gakayev didalamnya..? Wallahu a'lam bishawab.

(KabarDuniaislam/rt)


Keterangan foto :

Sebelah kanan : Hussein Gakayev 
Sebelah kiri : Muslim Gakayev

AKUN TWITTER AL SHABAAB MUJAHIDIN DI BLOKIR SETELAH MENGULTIMATUM PEMERINTAH KAFIR KENYA

SOMALIA (KabarDuniaIslam) - Al Shabaab Mujahidin meluncurkan akun twitternya pada Desember 2011 setelah Pasukan Kafir Kenya masuk ke Somalia untuk menyerang mereka.

Awal Bulan ini Mujahidin Al Shabaab juga merilis mengenai akan di eksekusinya tawanan perancis melalui akun twitternya dan tawanan tersebutpun telah di eksekusi seperti yang mereka sebutkan.

Pihak twitter menolak berkomentar mengenai pemblokiran akun twitter al shabaab ini namun peraturan twitter mengatakan bahwa ancaman kekerasan di twitter akan di kenai blokir.

Pada Hari Rabu kemarin, Mujahidin Al Shabaab merilis sebuah video tawanan kafir Kenya melalui akun twitternya untuk Pemerintah Kafir Kenya. Tawanan kafir Kenya melalui video tersebut mengatakan bahwa hidup mereka dalam bahaya jika seluruh tahanan muslim yang di tuduh dengan apa yang dinamakan tuduhan 'terorisme" tidak di bebaskan.

Al Shabaab Mujahidin yang berafiliasi dengan Al Qaeda telah mengeksekusi Agen Intelijen Prancis yang telah mereka tawan sejak Juli 2009. Al Shabaab mengeksekusi Agen Intelijen Prancis setelah Operasi militer Prancis yang gagal untuk membebaskan Agen mereka tersebut. Allahu Akbar..! (KabarDuniaIslam/BBC)

Penjajah Kafir Rusia umumkan Syahidnya 2 Komandan & 9 Mujahidin

CHECNYA (KabarDuniaIslam) - Sumber kaki tangan pemerintah Chechnya mengumumkan 11 mujahidin telah menemui syahid dan seorang lainnya ditangkap setelah pertempuran sengit dekat desa Elistanzhi, distrik Vedeno, provinsi Nokhchicho (Chechnya/Ichkeria), Emirat Kaukasus.

Dalam pertempuran tersebut, seorang sumber tentara kafir Rusia yang mengacu pada laporan si Murtad Ramzan Kadyrov (Presiden pemerintah Federal Rusia, Republik Chechnya) bahwa Gakayev bersaudara - Hussein Gakayev and Muslim Gakayev - menemui kesyahidan (Insya Allah).

Hussein Gakayev adalah wakil Amir provinsi Nokhchicho di bagian timur, sementara Muslim Gakayev merupakan seorang Amir di kawasan Pegunungan Shali, provinsi Nokhchicho.

Perlu digaris bawahi bahwa Kavkaz Center belum menerima informasi resmi mengenai syahidnya Gakayev bersaudara dan sembilan mujahidin lainnya yang terjadi dekat desa Elistanzhi.

Beberapa hari lalu, Kavkaz Center menerima sebuah pesan mengenai kejadian pengepungan mujahidin di distrik Vedeno.

Atas kehendak Allah, suatu pasukan besar tentara murtad Russia, dengan menyertakan pesawat dan pasukan artileri, yang didukung oleh tentara kafir Russia mengepung sekelompok mujahidin.

Dilaporkan dari pengepungan tersebut, beberapa mujahidin menemui syahid dan sebagian lainnya terluka. Tidak diketahui dengan pasti jumlah yang menemui syahid dan terluka. Situasi serius dialami mujahidin namun Tentara kafir Russia dan tentara Murtad Russia juga mengalami kerugian yang tidak sedikit. Lima belas musuh Allah telah berhasil tewas dan terluka.

Masih menurut laporan yang sama, kejadian dekat desa Elistanzhi tersebut mengakibatkan dua kaki tangan tentara Chechnya berhasil dibunuh dan tujuh lainnya terluka.

Kavkaz Center akan terus memantau perkembangan situasi dan akan mengumumkan segera setelah menerima informasi resmi.(KabarDuniaIslam/KavkazCenter)

Studi Kritis Atas Buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi”

Oleh : Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar as-Sidawi

Telah sampai kepada kami beberapa usulan pembaca agar kami mengkritik sebuah buku yang beredar akhir-akhir ini yang dipublikasikan secara gencar dan mendapatkan sanjungan serta kata pengantar dari para tokoh. Oleh karenanya, untuk menunaikan kewajiban kami dalam menasihati umat, kami ingin memberikan studi kritis terhadap buku ini, sekalipun secara global saja sebab tidak mungkin kita mengomentari seluruh isi buku yang penuh dengan syubhat tersebut dalam tulisan kita yang terbatas ini. Semoga Alloh menampakkan kebenaran bagi kita dan melapangkan hati kita untuk menerimanya.

JUDUL BUKU DAN PENULISNYA
Judul buku ini adalah Sejarah Berdarah Sekfe Salafi Wahabi, ditulis oleh Syaikh Idahram, penerbit Pustaka Pesantren, Yogyakarta, cetakan pertama, 2011. Buku ini mendapatkan rekomendasi tiga tokoh agama yang populer namanva yaitu KH. Dr. Said Agil Siraj, KH. Dr. Ma’ruf Amin, dan Muhammad Arifin Ilham.

BANTAHAN SECARA GLOBAL TEHADAP BUKU INI
==============================

Terus terang, untuk membantah buku ini membutuhkan beberapa jilid buku, sebab buku ini sarat dan bertabur kebohongan, kedustaan, kesesatan dan penyimpangan. Sebagai gambaran umum, kami katakan:

1. Setelah kami menulis artikel ini, al-hamdulillah telah banyak para penulis yang membongkar aurat buku ini, diantaranya adalah: al-Ustadz Firanda Abu Abdil Muhsin dalam bukunya “Sejarah Berdarah Sekte Syi’ah”, AM. Waskito dalam bukunya “Bersikap Adil Terhadap Wahabi”, dan Sofyan Cholid dalam bukunya “Salafy Antara Tuduhan dan Kenyataan”. Belum lagi artikel-artikel para ustadz lainnya di internet. Oleh karenanya, saya kira bantahan-bantahan tersebut sudah cukup bagi orang yang berakal.

2. Buku ini dari sampul depan hingga sampul belakang penuh kebohongan dan kedustaan. Adapun sampul depan, penulis misterius ini menyebut dirinya dengan bertopeng Syaikh Idahram, padahal itu bukan nama sesungguhnya. Dan telah sampai kabar kepadaku dari beberapa ikhwan di Jakarta yang terpercaya bahwa nama sesungguhnya adalah Marhadi kebalikan dari Idahram. Bayangkan, jika nama penulisnya saja terbalik, bagaimana dengan isinya?! Jangan aneh jika isinya banyak terbalik dari kenyataan. Kenapa penulis ini begitu pengecut dalam pertempuran wacana ilmiyah sehingga tidak menampakkan identitas aslinya?!!

Adapun sampul akhirnya, karena mencatut nama-nama tokoh tersohor yang memberikan rekomondasi terhadap buku ini seperti KH. Ma’ruf Amin (ketua MUI) dan Muh. Arifin Ilham, padahal keduanya menyatakan tidak pernah meberikan rekomondasi tersebut, baca aja belum apalagi memberi rekomondasi?!

Tentang Muh. Arifin Ilham, bisa diklik di http://arrahmah.com/read/2011/12/08/16720-kebohongan-syaikh-idahram-atas-nama-arifin-ilham.html#. Adapun tentang KH. Ma’ruf Amin, saya pernah tanyakan langsung kepada kawan yang sangat dekat dengan beliau, ternyata beliau menyatakan: “Benar saya mendapatkan kiriman buku itu, tapi saya belum membacanya apalagi memebri rekomondasi, dan saya tidak ingin terlibat dalam pertikaian umat”. Jika sampul depan dan akhirnya saja dusta, lantas bagaimana dengan isinya?! Sungguh, sangat luaaaar biasa kebohongnya!!!

3. Buku ini ditunggangi oleh pemikiran Syi’ah sebagaiman dapat diketahui oleh pembaca yang jeli terhadap buku ini. Hal ini sebagaimana telah disingkap oleh Ust. Firanda dalam bukunya, juga AM. Waskito dalam bukunya, ditambah lagi Ust. Agus Hasan Bashori dalam makalahnya berjudul “Waspada! Buku “Sejarah Berdarah Sekte Salafi Wahabi” Mengusung Faham Rafidhah (Syi’ah Iran)”. Silakanbaca dihttp://www.gensyiah.com/waspada-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi-mengusung-faham-rafidhah-syiah-iran.html

Setelah kita mengetahui beberapa fakta di atas, berikut ini bantahan singkat dan sederhana sebagai partisipasi kai dalam membela kebenaran dan membantah serangan-serangan terhadap kebenaran. Semoga Allah meneguhkan kita semua di atas al-Haq. Amiin

AQIDAH WAHABI ADALAH TAJSIM ?
======================
Pada hlm. 234 penulis mengatakan:

Akidah Salafi Wahabi adalah aqidah Tajsim dan tasybih (menyerupakan Allah dengan makhluk) yang sama persis dengan akidah orang-orang Yahudi. Dalil-dalil mereka begitu rapuhnya, hanya mengandalkan hadits-hadits ahad dalam hal akidah.

Jawaban:

Ini adalah tuduhan dusta, sebab aqidah mereka dalam asrna’ wa shifat sangat jelas mengimani nama dan sifat Alloh yang telah disebutkan al-Qur’an dan hadits yang shohih tanpa tahrif (pengubahan), ta’thil (pengingkaran), takyif (menanyakan hal/kaifiat), maupun tamtsil (penyerupaan).[1] Di antara dalil yang menunjukkan hal ini adalah firman Alloh:

“Tidak ada yang serupa dengan Dia. Dan Dialah yang Maha Mendengar dan Melihat.” (QS. asy-Syuro [42]: 11)

Inilah aqidah ulama-ulama salaf, di antaranya al-Imam asy-Syafi’i, beliau pernah berkata:

“Kita menetapkan sifat-sifat ini yang disebutkan dalam al-Qur’an dan as-Sunnah dan kita juga meniadakan penyerupaan sebagaimana Alloh meniadakan penyerupaun tersebut dari diri Nya dalam firman-Nya (yang artinya), ‘Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya.’ (QS. Asy-Syuro [42 : 11).[2]

Namun, jangan merasa aneh dengan tuduhan ini, karena demikianlah perilaku ahli ahwa’ semenjak dulu. Al-Hafizh Ibnu Abdil Barr berkata, “Seluruh Ahlus Sunnah telah bersepakat untuk menetapkan sifat-sifat yang terdapat dalam al-Qur’an dan as-Sunnah serta mengartikannya secara zhohirnya. Akan tetapi, mereka tidak rnenggambarkan bagaimananya/bentuknya sifat¬sifat tersebut. Adapun Jahmiyyah, Mu’tazilah, dan Khowarij mengingkari sifat-sifat Alloh dan tidak mengartikannya secara zhohirnya. Lucunya, mereka menyangka bahwa orang yang menetapkannya termasuk Musyabbih (kaum yang menyerupakan Alloh dengan makhluk).”[3]

Semoga Alloh merahmati al-Imam Abu Hatim ar-Rozi yang telah mengatakan, “Tanda ahli bid’ah adalah mencela ahli atsar. Dan tanda Jahmiyyah adalah menggelari Ahli Sunnah dengan Musyabbihah.”[4]

lshaq bin Rohawaih mengatakan, “Tanda Jahm dan pengikutnya adalah menuduh Ahli Sunnah dengan penuh kebohongan dengan gelar Musyabbihah padahal merekalah sebenarnya Mu’aththilah (menidakan/mengingkari sifat bagi Alloh).”[5]

PEMBAGIAN TAUHID BID’AH ?
==================

Pada him. 236 penulis mengatakan:

Pembagian tauhid kepada tauhid Uluhiyah dan tauhid Rububiyah diciptakan oleh Ibnu Taimiyyah al-Harroni (w. 728 H) setelah 8 abad berlalu dari masa Rasulullah. Pernyataan yang seperti ini tidak pernah ada di zaman Rasulullah, para sahabat, tabi’in, tabi’i tabi’in maupun ulama-ulama salaf terdahulu, termasuk Imam Ahmad bin Hanbal, bahkan tidak terdapat juga dalam karya murid-murid Imam Ahmad yang terkenal seperti Ibnul Jauzi dan al-Hafizh Ibnu Katsir. Demikianlah Salafi Wahabi mengklaim selalu mengikuti salaf shalih tetapi kenyataannya tidak ada seorangpun dari Salaf Shalih yang membagi tauhid kepada pembagian seperti ini. Lagi-lagi, Salafi Wahabi melempar Al-Qur’an, Sunnah dan Salaf Shalih ke tong sampah.

Jawaban:

Pembagian para ulama bahwa tauhid terbagi menjadi tiga: Tauhid Rububiyyah, Uluhiyyah, Asma’ wa Shifat adalah berdasarkan penelitian yang saksama terhadap dalil-dalil al-Qur’an dan hadits Nabi Pembagian ini bukanlah perkara baru (baca: bid’ah)[6], tetapi pembagian ini berdasarkan penelitian terhadap dalil. Hal ini persis dengan perbuatan para ulama ahli Bahasa yang membagi kalimat menjadi tiga: isim, fi’il, dan huruf.[7]

Bahkan, banyak sekali ayat-ayat yang meng¬gabung tiga macam tauhid ini bagi orang yang mau mencermatinya, seperti firman Alloh:

“Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi dan apa-apa yang ada di antara keduanya, maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadat kepada-Nya. Apakah kamu mengetahui ada seorang yang sama dengan Dia (yang patut disembah)?” (QS. Maryam [79]: 65)

Firman-Nya “Tuhan (yang menguasai) langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya” menunjukkan tauhid rububiyyah. “Maka sembahlah Dia dan berteguh hatilah dalam beribadah kepada-Nya” menunjukkan tauhid uluhiyyah. “Apakah kamu mengetahui sesuatu yang serupa denganNya” menunjukkan tauhid asma’ wa shifat.[8]

Lebih dari itu -jika kita jeli- surah pertama dalam al-Qur’an (al-Fatihah) mengandung tiga jenis tauhid ini, juga akhir surat dalam al-Qur’an (an-Nas). Seakan-akan hal itu mengisyaratkan kepada kita bahwa kandungan al-Qur’an adalah tiga jenis tauhid ini.[9] Syaikh Hammad al-Anshori berkata, “Alloh membuka kitab-Nya dengan Surah aI-Fatihah yang berisi tentang pentingnya tauhid dan menutup kitab-Nya dengan Surah an-Nas yang berisi tentang pentingnya tauhid. Hikmahnya adalah wahai sekalian manusia sebagaimana kalian hidup di atas tauhid maka wajib bagi kalian mati di atas tauhid.”[10]

Demikian juga, banyak ucapan para ulama salaf yang menunjukkan pembagian ini, seandainya kami menukilnya niscaya tidak akan termuat dalam majalah ini. Dalam kitabnya al-Mukhtashorul Mufid fi’ Bayani Dalail Aqsami Tauhid, Syaikh Dr. Abdurrozzaq bin Abdul Muhsin al-Abbad menukil ucapan-ucapan ulama salaf yang menetapkan klasifikasi tauhid menjadi tiga ini, seperti al-Imam Abu Hanifah (w. 150 H), Ibnu Mandah (182 H), Ibnu Jarir (310 H), ath-Thohawi (w. 321 H), Ibnu Hibban (354 H), Ibnu Baththoh (387 H), Ibnu Khuzaimah (395 H), ath-Thurtusi (520 H), al-Qurthubi (671 H). Lantas, akankah setelah itu kita percaya dengan ucapan orang yang mengatakan bahwa klasifikasi ini baru dimunculkan oleh Ibnu Taimiyyah pada abad kedelapan Hijriah seperti pernyataan penulis?! Pikirkanlah wahai orang yang berakal!!!

KAKAK SYAIKH MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB
===============================

Pada hlm. 34 penulis mengatakan:

Sebaliknya, karena keyakinan menyimpangnya itu, kakaknya yang bersama Sulaiman ibnu Abdil Wahhab mengkritik fahamnya yang nyeleneh dengan begitu pedas, melalui dua bukunya, ash-Shawaiq al-Ilahiyyah fi ar-Raddi ‘ala al-Wahhabiyah dan kitab Fashlu al-Khitab fi ar-Radi ‘ala Muhammad bin Abdil Wahhab. Dua bukunya itu dirasa penting untuk di tulis, melihat adiknya yang sudah jauh menyimpang dari ajaran Islam dan akidah umat secara umum.

Jawaban:

Benar, kami tidak mengingkari bahwa Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab, saudara Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab termasuk orang yang menentang dakwah beliau. Namun, ada dua poin yang perlu diperhatikan bersama untuk menanggapi hal ini:

Pertama: Antara Nasab dan Dakwah yang Benar

Kita harus ingat bahwa adanya beberapa kerabat atau keluarga yang menentang dakwah tauhid bukanlah suatu alasan batilnya dakwah yang haq. Tidakkah kita ingat bahwa para nabi, para sahabat, para ahli tauhid, dan sebagainya, ada saja sebagian dari keluarga mereka baik bapak, anak, saudara, atau lainnya yang memusuhi dakwah mereka?! Kisah Nabi Nuh dengan anak dan istrinya, Nabi Ibrahim dan ayahnya, Nabi Muhammad dan pamannya merupakan kisah yang populer di kalangan masyarakat. Apakah semua itu menghalangi kebenaran dakwah tauhid, wahai hamba Alloh?! Sungguh benar sabda Nabi :

“Barang siapa amalnya lambat, maka nasabnya tidak bisa mempercepatnya.”[11]

Kedua: Kembalinya Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab

Mayoritas ulama[12] mengatakan bahwa Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab telah bertaubat dan menerima dakwah tauhid, sebagaimana disebutkan Ibnu Ghonnam[13], Ibnu Bisyr[14], Syaikh Dr. Muhammad bin Sa’ad as-Syuwa’ir[15], dan sebagainya. Apakah hal ini diketahui oleh musuh-musuh dakwah?! Ataukah kebencian telah mengunci hati mereka?! Alangkah bagusnya apa yang dikatakan oleh Syaikh Mas’ud an-Nadwi, “Termasuk orang yang menentang dakwah beliau (Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab) adalah saudaranya sendiri, Sulaiman bin Abdul Wahhab (wafat 1208 H) yang menjadi qadhi di Huraimila’ sebagai pengganti ayahnya. Dia menulis beberapa tulisan berisi bantahan kepada saudaranya, Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, yang dipenuhi dengan kebohongan. Dan sebagaimana dikatakan oleh Ibnu Ghonnam bahwa dia menyelisihi saudaranya hanya karena dengki dan cemburu saja. Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab telah menulis bantahan terhadap tulisan-tulisannya, tetapi pada akhirnya Alloh memberinya hidayah, (sehingga dia) bertaubat dan menemui saudaranya di Dar’iyyah pada tahun 1190 H yang disambut baik dan dimuliakan oleh Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Ada buku Syaikh Sulaiman bin Abdul Wahhab yang tercetak dengan judul ash-Showa’iq IIahiyyah fi ar-,Roddi ‘ala Wahhabiyyah. Musuh-musuh tauhid sangat gembira dengan buku ini, namun mereka sangat malu untuk menyebut taubatnya Sulaiman.”[16]

MUHAMMAD BIN ABDUL WAHHAB GEMAR MEMBACA KITAB NABI PALSU?
========================================

Pada him. 34 penulis mengatakan:

Selain itu, Ibnu Abdul Wahhab juga gemar membaca berita dan kisah-kisah para pengaku kenabian seperti Musailamah al-Kadzdzab, Sajah, Aswad al’Unsi dan Thulaihah al-Asadi.

Jawaban:

Syaikh Sulaiman bin Sahman berkata membantah tuduhan ini: “lni juga termasuk kebohongan dan kedustaan. Yang benar, beliau gemar membaca kitab-kitab tafsir dan hadits sebagaimana beliau katakan sendiri dalam sebagian jawabannya, ‘Dalam memahami Kitabulloh, kita dibantu dengan membaca kitab-kitab tafsir populer yang banyak beredar, yang paling bagus menurut kami adalah tafsir Muhammad bin Jarir ath-Thobari dan ringkasannya karya Ibnu Katsir asy-Syafi’i, demikian pula al-Baidhowi, aI-Baghowi, Al-Khozin, al-Jalalain, dan sebagainya. Adapun tentang hadits, kita dibantu dengan membaca syarah-syarah hadits seperti syarah al-Qostholani dan al-Asqolani terhadap Shohih al-Bukhori, an-Nawawi terhadap (Shohih) Muslim, al-Munawi terhadap al-jami’ ash-Shoghir, dan kitab-kitab hadits lainnya, khususnya kutub sittah (enam kitab induk hadits) beserta syarahnya, kita juga gemar menelaah seluruh kitab dalam berbagai bidang, ushul dan kaidah, siroh, shorof, nahwu, dan semua ilmu umat’.”[17]

PEMBUNUHAN DAN PENGKAFIRAN
======================

Pada hlm. 61-138 penulis menguraikan panjang lebar bahwa Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab melakukan pembunuhan dan pengkafiran terhadap kaum muslimin, termasuk ulama. Inilah yang menjadi inti buku tersebut.

Jawaban:

Demikian penulis artikel memuntahkan isi hatinya tanpa kendali!! Aduhai alangkah murahnya dia mengobral kebohongan dan melempar tuduhan!! Tidakkah dia sedikit takut akan adzab dan mengingat akibat para pendusta yang akan memikul dosa?! Tidakkah dia menyadari bahwa dusta adalah ciri utama orang-orang yang hina?!!

Tuduhan yang satu ini begitu laris-manis tersebar semenjak dahulu hingga kini, padahal Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab sendiri telah menepis tuduhan ini dalam banyak kesempatan. Terlalu panjang kalau saya nukilkan seluruhnya,[18] maka kita cukupkan di sini sebagian saja:

1. Dalam suratnya kepada penduduk Qoshim, beliau memberikan isyarat terhadap tuduhan musuh bebuyutannya (Ibnu Suhaim), dan berlepas diri dari tuduhan keji yang dilontarkan kepada beliau. Beliau berkata, “Alloh mengetahui bahwa orang tersebut telah menuduhku yang bukan-bukan, bahkan tidak pernah terbetik dalam benakku, di antaranya dia mengatakan bahwasanya aku mengatakan, ‘Manusia sejak 600 tahun silam tidak dalam keislaman, aku mengkafirkan orang yang bertawassul kepada orang-orang sholih, aku mengkafirkan al-Bushiri, aku mengkafirkan orang yang bersumpah dengan selain Alloh….’ Jawabanku terhadap tuduhan ini, ‘Maha Suci Engkau ya Robb kami, sesungguhnya ini kedu¬staan yang amat besar.’”[19]

2. Demikian juga dalam suratnya kepada Syaikh Abdurrohman as-Suwaidi -salah seorang ulama Irak- mengatakan bahwa semua tuduhan tersebut adalah makar para musuh yang ingin menghalangi dakwah tauhid. Beliau berkata, “Mereka mengerahkan Bala tentaranya yang berkuda dan berjalan kaki untuk memusuhi kami, di antaranya dengan menyebarkan kebohongan yang seharusnya orang berakaI pun malu untuk menceritakannya, apalagi menyebarkannya, salah satunya adalah apa yang Anda sebutkan, yaitu bahwa saya mengkafirkan seluruh manusia kecuali yang mengikuti saya, dan saya menganggap bahwa pernikahan mereka tidak sah. Aduhai, bagaimana bisa haI ini diterima oleh seorang yang berakal sehat? Adakah seorang muslim, kafir, sadar maupun gila sekalipun yang berucap seperti itu?!”[20]

3. Syaikh Abdulloh bin Muhammad bin Abdul Wahhab membantah tuduhan di atas, “Adapun tuduhan yang didustakan kepada kami dengan tujuan untuk menutupi kebenaran dan menipu manusia bahwa kami mengkafirkan manusia secara umum, manusia yang semasa dengan kami dan orang-orang yang hidup setelah tahun enam ratusan kecuali yang sepaham dengan kami. Berekor dari itu, bahwa kami tidak menerima bai’at seorang kecuali setelah dia mengakui bahwa dirinya dahulu adalah musyrik, demikian pula kedua orang tuanya mati dalam keadaan syirik kepada Alloh … semua ini hanyalah khurofat yang jawaban kami seperti biasanya, ‘Maha Suci Engkau ya Alloh, ini adalah kebohongan yang nyata.’ Barang siapa menceritakan dari kami seperti itu atau menisbatkan kepada kami maka dia telah berdusta dan berbohong tentang kami. Barang siapa menyaksikan keadaan kami dan menghadiri majelis ilmu kami serta bergaul dengan kami, niscaya dia akan mengetahui secara pasti bahwa semua itu adalah tuduhan palsu yang dicetuskan oleh musuh-musuh agama dan saudara-saudara setan untuk melarikan manusia dari ketundukan dan memurnikan tauhid hanya kepada Alloh saja dengan ibadah dan meninggalkan seluruh jenis kesyirikan.”[21]

4. Syaikh Sulaiman bin Sahman berkata, “Sesungguhnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab meniti jalan yang ditempuh oleh Nabi para sahabat, dan para imam pendahulu. Beliau tidak mengkafirkan kecuali orang yang telah dikafirkan Allah dan Rosul-Nya dan disepakati kekufurannya oleh umat. Beliau mencintai seluruh ahli Islam dan ulama mereka. Beliau beriman dengan setiap kandungan al-Qur’an dan hadits shohih. Beliau juga melarang keras dari menumpahkan darah kaum muslimin, merampas harta dan kehormatan mereka. Barang siapa menisbatkan kepada beliau hal yang berseberangan dengan Ahli Sunnah wal Jama’ah dari kalangan salaf umat ini maka dia telah dusta serta berkata tanpa dasar ilmu.”[22]

BEKERJA SAMA DENGAN INGGRIS MERONGRONG KEKHOLIFAHAN TURKI UTSMANI
=========================================

Pada hlm. 120 penulis membuat judul “Wahabi bekerja sama dengan inggris merongrong kekholifahan Turki Utsmani”.

Jawaban:

Demikianlah, mereka tidak memiliki modal dalam dialog ilmiah kecuali hanya tuduhan dan ke-dustaan semata. Semoga Allah merahmati Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah tatkala mengatakan; “Semua bentuk kesyirikan dan beragam corak kebid’ahan dibangun di atas kebohongan dan tuduhan dusta. Oleh karenanya, setiap orang yang semakin jauh dari tauhid dan sunnah, maka dia akan lehih dekat kepada kesyirikan, kebid’ahan, dan kedustaan.”[23] Dan alangkah benarnya ucapan al-Hafizh Ibnul Qoyyim

Janganlah engkau takut akan tipu daya musuh

Karena senjata mereka hanyalah kedustaan[24]

Beberapa sosok setan berwujud manusia dari orang-orang Eropa berpikir tentang akibat yang akan menimpa mereka jika dakwah Muhammad bin Abdul Wahhab yang didukung pemerintahan Su’ud (Saud) pertama memperluas pengaruhnya. Mereka melihat bahwa apa yang dilakukan oleh pemerintah Su’ud akan mengancam kepentingan mereka di kawasan timur secara umum.

Oleh karma itu, tidak ada jalan lain kecuali menghancurkan pemerintahan ini. Mereka pun menempuh berbagai daya dan upaya di dalam menghancurkan dakwah salafiyyah ini, di anta-ranya adalah:

Pertama: Penebaran opini publik di tengah negeri Islam melawan dakwah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Maka bangkitlah para penganut bid’ah dan khurofat memerangi dakwah Syaikh. Mereka adalah golongan mayoritas di saat itu, yang paham quburiyyun, khurofiyyun, bid’ah, dan syirik telah mendarah daging di dalarn hati mereka, bahkan parahnya kesultanan Ustmaniyyah generasi akhir adalah termasuk pemerintahan yang mendukung kesyirikan dan kebid’ahan ini. Ini semua terjadi setelah Inggris dan Francis menyebarkan fatwa yang mereka ambil dari ulama su’ (jahat) yang memfatwakan bahwa apa yang didakwahkan oleh Syaikh al-Imam adalah rusak.[25]

Kedua: Mereka menebarkan fitnah antara gerakan Syaikh al-Imam dengan pemimpin kesul-tanan Utsmaniyyah. Orang-orang Inggris dan Francis menebarkan racun ke dalam pikiran Sultan Mahmud II, bahwa gerakan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab bertujuan untuk memerdekakan jazirah Arab dan memisahkan diri dari kesultanan. Sultan pun merespons dan berupaya memberangus gerakan Syaikh, padahal seharusnya beliau meragukan nasihat dari kaum kuffar ini, lalu meneliti dan melakukan investigasi terhadap berita ini.[26]

Sesungguhnya Inggris dan Francis mulai dari awal telah membenci gerakan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab, terlebih setelah pemerintah Alu (KeIuarga) Su’ud beserta orang-orang Qowashim mampu melakukan serangan telak terhadap Armada Inggris pada tahun 1860 M sehingga perairan Teluk berada di bawah kekuasaannya.[27] Sesungguhnya asas-asas Islam yang murni menjadi fondasi dasar pemerintahan Su’ud pertama, dan tujuan utama didirikannya negara ini adalah untuk melawan kejahatan orang-orang asing di kawasan itu.[28]

Sungguh sangat “jauh panggang dari api” apabila dikatakan bahwa Muhammad bin Abdul Wahhab adalah dakwah boneka atau antek-antek Inggris, padahal dengan menyebarnya dakwah yang diberkahi ini ke pelosok dunia lain, melahirkan para pejuang-pejuang Islam. Di India, Syaikh Ahmad Irfan dan para pengikutnya adalah gerakan yang pertama kali membongkar kebobrokan Mirza GhuIam Ahmad al-Qodiyani (pendiri gerakan Ahmadiyah) yang semua orang tahu bahwa Qodiyaniyah ini adalah kepanjangan tangan dari kolonial Inggris. Mereka juga memekikkan jihad memerangi kolonial Inggris saat itu di negeri mereka.[29] Di Indonesia, tercatat ada Tuanku Imam Bonjol, Tuanku Nan Renceh, Tuanku Nan Gapuk, dan selainnya yang memerangi bid’ah, khurofat, dan maksiat kaum adat sehingga meletuslah Perang Padri, dan mereka semua ini adalah para pejuang Islam yang memerangi kolonialisme Belanda.[30] Belum lagi di Mesir, Sudan, Afrika, dan belahan negeri lainnya, yang mereka semua adalah para pejuang Islam yang membenci kolonialisme kaum kuffar Eropa.”[31]

CIRI KHAS WAHABI CUKUR PLONTOS?
========================

Pada hlm. 139-180 penulis membawakan judul hadits-hadits Rosululloh tentang salafy wahabi, di antaranya pada hlm. 164 penulis mengatakan ciri¬ciri mereka adalah cukur plontos; sehingga pada him. 167 penulis mengatakan:

Ini adalah teks hadits yang sangat jelas tertuju kepada faham Muhammad bin Abdul Wahhab. Semasa hidupnya dahulu, dia telah memerintahkan setiap pengikutnya untuk mencukur habis rambut kepalanya sebelum mengikuti fahamnya.

Jawaban:

Tuduhan ini sangat mentah, tujuan di balik itu sangat jelas, yaitu melarikan manusia dari dakwah yang disebarkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Aduhai, alangkah beraninya penulis dalam memanipulasi hadits Rosululloh dan menafsirkannya sesuai dengan selera hawa nafsunya semata!! Seperti inikah cara Anda dalam beragumentasi wahai hamba Alloh?!!

Syaikh Abdulloh bin Muhammad bin Abdul Wahhab berkata tatkala membantah tuduhan bahwa ulama dakwah mengkafirkan orang yang tidak mencukur rambut kepalanya, “Sesungguhnya ini adalah kedustaan dan kebohongan tentang kami. Seorang yang beriman kepada Alloh dan hari akhir tidak mungkin melakukan hal ini, sebab kekufuran dan kemurtadan tidaklah terealisasikan kecuali dengan mengingkari perkara-perkara agama yang ma’lum bi dhoruroh (diketahui oleh semua). Jenis-jenis kekufuran baik berupa ucapan maupun perbuatan adalah perkara yang maklum bagi para ahli ilmu. Tidak mencukur rambut kepala bukanlah termasuk di antaranya (kekufuran atau kemurtadan), bahkan kami pun tidak berpendapat bahwa mencukur rambut adalah sunnah, apalagi wajib, apalagi kufur keluar dari Islam bila ditinggalkan.”[32]

NEJED, TEMPAT KELUARNYA TANDUK SETAN
=============================

Pada hlm. 151-152 penulis membawakan hadits bahwa sumber fitnah berasal dari Nejed, dan dari Nejed muncul dua tanduk setan, sehingga pada hlm. 156 penulis menukil ucapan Sayyid Alwi al-Haddad bahwa sebagian ulama mengatakan bahwa yang dimaksud dua tanduk setan itu tiada lain adalah Musailamah al-Kadzdzab dan Muhammad bin Abdul Wahhab.

Jawaban: [33]

Sebenarnya apa yang dilontarkan oleh saudara penulis di atas bukanlah suatu hal yang baru, melainkan hanyalah daur ulang dari para pendahulunya yang mempromosikan kebohongan ini, dari orang-orang yang hatinya disesatkan Alloh. Semuanya berkoar bahwa maksud “Nejed” dalam hadits-hadits di atas adalah Hijaz dan maksud fitnah yang terjadi adalah dakwahnya Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab!!!

Kebohongan ini sangat jelas sekali bagi orang yang dikaruniai hidayah ilmu dan diselamatkan dari hawa nafsu, ditinjau dari beberapa segi:

1. Hadits itu saling menafsirkan
Bagi orang yang mau meneliti jalur-jalur hadits ini dan membandingkan lafazh-lafazhnya, niscaya tidak samar lagi bagi dia penafsiran yang benar tentang makna Nejed dalam hadits ini. Dalam lafazh yang dikeluarkan al-Imam ath-Thobroni dalam al-Mu’jam al-Kabir: 12/384 no. 13422 dari jalur Ismail bin Mas’ud dengan sanad hasan: Menceritakan kepada kami Ubaidulloh bin Abdillah bin Aun dari ayahnya dari Nafi’ dari lbnu Umar dengan lafazh:

“Ya Alloh berkahilah kami dalam Syam kami, ya Alloh berkahilah kami dalam Yaman kami.” Beliau mengulanginya beberapa kali, pada ketiga atau keempat kalinya, para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah! Dalam Irak kami?” Beliau menjawab, “Sesungguhnya di sana terdapat kegoncangan dan fitnah dan di sana pula muncul tanduk setan.”

Syaikh Hakim Muhammad Asyrof menulis buku khusus mengenai hadits ini berjudul Akmal al-Bayan fl Syarhi Hadits Najd Qornu Syaithon. Dalam kitab ini beliau mengumpulkan riwayat¬riwayat hadits ini dan menyebutkan ucapan para ulama ahli hadits, ahli Bahasa, dan ahli geografi, yang pada akhirnya beliau membuat kesimpulan bahwa maksud Nejed dalam hadits ini adalah Irak. Berikut kami nukilkan sebagian ucapannya, “Maksud dari hadits-hadits di muka bahwa negeri-negeri yang terletak di timur kota Madinah Munawwaroh[34] ; adalah sumber fitnah dan kerusakan, markas kekufuran dan penyelewengan, pusat kebid’ahan dan kesesatan. Lihatlah di peta Arab dengan cermat, niscaya akan jelas bagi Anda bahwa negara yang terletak di timur Madinah adalah Irak saja, tepatnya kota Kufah, Bashrah, dan Baghdad.”[35]

Dalam tempat lainnya beliau mengatakan, “Ucapan para pensyarah hadits, ahli Bahasa, dan pakar geografi dapat dikatakan satu kata bahwa Nejed bukanlah nama suatu kota tertentu, namun setiap tanah yang lebih tinggi dari sekitarnya maka ia disebut Nejed.”[36]

2. Sejarah dan fakta
Sejarah dan fakta lapangan membuktikan kebenaran hadits Nabi di atas bahwa Irak adalah sumber fitnah[37] baik yang telah terjadi maupun yang belum terjadi, seperti keluarnya Ya’juj dan Ma’juj, Perang jamaI, Perang Shiffin, fitnah Karbala, tragedi Tatar. Demikian pula munculnya kelompok-kelompok sesat seperti Khowarij yang muncul di kota Haruro’ (kota dekat Kufah), Rofidhoh (hingga sekarang masih kuat), Mu’tazilah, jahmiyyah, dan Qodariyyah, awal munculnya mereka adalah di Irak sebagaimana dalam hadits pertama Shohih Muslim.

3. Antara kota dan penghuninya
Anggaplah seandainya “Nejed” yang dimaksud oleh hadits di atas adalah Nejed Hijaz, tetap saja tidak mendukung keinginan mereka, sebab hadits tersebut hanya mengabarkan terjadinya fitnah di suatu tempat, tidak memvonis perorangan seperti Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab. Terjadinya fitnah di suatu tempat tidaklah mengharuskan tercelanya setiap orang yang bertempat tinggal di tempat tersebut.

Demikianlah -wahai saudaraku seiman- keterangan para ulama ahli hadits tentang hadits ini, maka cukuplah mereka sebagai sumber tepercaya!

PENUTUP
======

Demikianlah sekelumit yang dapat kami bahas tentang buku ini. Sebenarnya masih sangat banyak tuduhan-tuduhan dusta dan penyimpangan yang ada dalam buku ini, namun semoga apa yang sudah kami paparkan dapat mewakili lainnya.[38]

Kesimpulannya, buku ini harus diwaspadai oleh setiap orang dan sebagai gantinya hendaklah membaca buku-buku yang bermanfaat. Wallohu A’lam

Penulis : Al-Ustadz Abu Ubaidah Yusuf bin Mukhtar As-Sidawi

Artikel, http://abiubaidah.com/

Sumber : Majalah Al-Furqon Edisi 12 Th. ke-10 Rojab 1432 H [Juni-Juli 2011]

[1] Lihat Syarh Aqidah Imam Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab hlm. 22-24, bahkan Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab menegaskan dalam aqidah beliau tersebut, “Saya tidak menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat MakhlukNya karena tidak ada yang serupa denganNya.”

[2] Thobaqot Hanabilah Kar. Al-Qodhi Ibnu Abi Ya’la : 1/283-284, Siyar A’lam Nubala’ Kar. Adz-Dzahabi: 3/3293, Manaqib Aimmah Arba’ah kar. Ibnu Abdil Hadi hlm. 121, I’tiqad Imam Syafi’i kar. Al-Hakkari hlm 21.

[3] Mukhtashar Al-‘Uluw hal. 278-279

[4] Syarah Ushul I’tiqad Ahli Sunnal Wal Jama’ah kar. Al-Lalikai 1/204, Dzammul Kalam kar. Al-Harowi: 4/390

[5] Syarah ushul I’tiqad kar. Al-Lalikai: 937, Syarah Aqidah Ath-Thahawiyah kar. Ibnu Abi Izzi Al-Hanafi: 1/85

[6] Dr. Abdurrazzaq bin Abdul Muhsin Al-Abbad menulis sebuah kitab berjudul Al-Qaulus Sadid fir Roddi ‘ala Man Ankaro Taqsima Tauhid (Bantahan Bagus Terhadap Para Pengingkar Pembagian Tauhid) Dalam kitab tersebut, beliau menyebutkan dalil-dalil dan ucapan-ucapan ulama salaf yang menegaskan adanya pembagian tauhid ini dan membantah sebagian kalangan yang mengatakan bahwa pembagian tauhid ini termasuk perkara bid’ah.

[7] Lihat At-Tahdzir min Mukhtashorot Ash-Shobuni fi Tafsir. Hlm 331 –Ar-Rudud- oleh Syaikh Bakr Abu Zaid dan Adhwaul Bayan kar. Imam Asy-Syinqithi: 3/488-493.

[8] Lihat al-Mawahib ar-Rabbaniyyah min al-Ayat al-Qur’aniyyah kar. Syaikh Abdurrohman as-Sa’di him. 60.

[9] Min Kunuz al-Qur’an al-Karim kar. Syaikh Abdul Muhsin al-Abbad: 1/149

[10] AI-Majmu’ fi Tarjamah Muhaddits Hammad al-Anshari: 2/531

[11] HR. Muslim: 2699

[12] Saya katakan “mayoritas” karena sebagian ulama mengatakan bahwa Syaikh Sulaiman tetap dalam permusuhannya, di antaranya adalah Syaikh Abdulloh al-Bassam dalam Ulama Nejed: 1/305 dan sepertinya Syaikh Abdul Aziz bin Muhammad dalam Da’awi al Munawi’in hlm. 41-42 cenderung menguatkan pendapat ini.

[13] Tarikh Nejed : 1/143

[14] Unwan Majd hlm. 65

[15] Dalam makalahnya “Sulaiman bin Abdul Wahhab Syaikh Muftaro ‘Alaihi” dimuat dalam Majalah Buhuts Islamiyyah, edisi 60/Tahun 1421 H

[16] Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab Mushlih Mazhlum hlm. 48-50

[17] Al-Asinnah Al-Haddad hlm. 12-13

[18] Lihat Majmu’ah Muallafat Syaikh: 5/25, 48, 100, 189 dan 3/11. Lihat buku khusus masalah ini berjudul Manhaj Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab fi Takfir – kata pengantar Dr. Nashir bin Abdul Karim Al-‘Aql

[19] Majmu’ah Muallafat Syaikh : 5/11, 12

[20] Ibid. 5/36

[21] Al-Hadiyyah As-Saniyyah hlm. 40

[22] Al-Asinnah Al-Haddad fi ar-Raddi ‘ala Alwi Al-Haddad hlm. 56-57 secara ringkas

[23] Iqtidho Siroth Mustaqim : 2/281

[24] Al-Kafiyah Asy-Syafiyah no. 198

[25] Lihat ad-Daulah al-Utsmaniyyah kar. Dr Jamal Abdul Hadi hlm. 94 sebagaimana dalam ad-Daulah al-Utsmaniyyah Awamilin wa Asbabis Suquth kar. Dr. Ali Muhammad Ash-Sholabi (terj. Bangkit dan Runtuhnya Daulah Khalifah Utsmaniyyah)

[26] Ibid. hlm. 95

[27] Ibid. hlm. 158

[28] Ibid. hlm. 156

[29] Lihat Al-A’lam Al-Arobi fi tarikh hadits dan Aqidah Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab wa Atsaruhu fi Alam Islami karya Dr. Shalih Al-‘Abud

[30] Lihat Pusaka Indonesia Riwayat Hidup Orang-orang Besar Tanah Air oleh Tamar Djaja cet. VI, 1965, Penerbit Bulan Bintang Jakarta, hlm. 339 dst.

[31] Dinukil dari tulisan Al-Ustadz Abu Salma berjudul “Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab di Mata Para Peneyesat Ummat” yang dimuat dalam Majalah Adz-Dzakhiirah Edisi 17, Dzulqa’dah 1426 H.

[32] Ad-Durar As-Saniyyah : 10/275-276 cet. kelima

[33] Disadru dari kitab Al-Iroq Fi Ahadits Wa Atsar Al-Fitan oleh Syaikh Abu Ubaidah Masyhur bin Hasan Al Salman cet. Maktabah Al-Furqon.

[34] “Ungkapan yang populer di kalangan ahli sejarah dan ahli hadits adalah Madinah Nabawiyyah. Adapun menyebutnya dengan Munawwaroh, maka saya belum mengetahuinya kecuali dalam kitab-kitab orang belakangan.” Demikian dikatakan Syaikh Dr. Bakr bin Abdillah Abu Zaid dalam Juz fi Ziyaroh Nisa’ Lil Qubur hlm. 5.

[35] Akmal Bayan hlm 16-17 tahqiq Abdul Qadir As-Sindi, cet. Pertama , Pakistan 1402 H, dari Da’awi al-Munawi’in hlm. 190-191

[36] Ibid. hlm. 21

[37] Oleh karenanya para ulama menjadikan hadit ini sebagai salah satu tanda-tanda kenabian Nabi Muhammad –shallallohu ‘alaihi wa sallam-. Lihat Umdatul Qori kar. Al-‘Aini 24/200 dan Silsilah Ash-Shohihah : 5/655, Takhrij Hadits Fadhoil Syam kar. Al-Albani hlm. 26-27

[38] Bagi anda yang ingin mengetahui bantahan syubhat dan tuduhan secara lebih lengkap, silakan membaca kitab Da’awi al-Munawi’in ‘an Da’wati Asy-Syaikh Muhammad bin Abdul Wahhab kar. Dr. Abdul Aziz Abdul Lathif dan buku kami Meluruskan Sejarah Wahhabi cet. Pustaka Al-Furqon

http://abiubaidah.com/studi-kritis-atas-buku-sejarah-berdarah-sekte-salafi-wahabi.html/


(nahimunkar.com)

Lihatlah Persamaan Mereka..!



Sebelah Kiri adalah Syiah dan Sebelah Kanan adalah Kristen
Lihatlah Persamaan Mereka..!

KEKUFURAN itu Satu MILLAH..!

-

7 Tahapan Al-Qaeda Menuju Penegakkan Khilafah



Para pioner-pioner Al-Qaeda telah mengidentifikasi beberapa masalah yang melanda umat Islam saat ini sehingga keadaan umat Islam kritis dan hampir tak berdaya, diantaranya yaitu:
...See More — with As'ari Abu Muttaqien, Rizky Azzahra, Dessy Amalina, Syaiful Rahman, Muhammad Arif Ma'mur, Laily Nurrahmah, Gum Bi Li, Aina Rachmasari, Yayuk Sugiarti Ningsih, Muhammad Fattahur Razzaq, Reynaldi Ikhsan, Athia Safrinaa, Yoggy A. Wibowo, Jefry Pratama Pasaribu, Rivca Anissa, Al-Fatih Abdullah, Agus Al Ikhsan, Aslan Kalashnikov, Aldy Fahriza, Najmi Wahyughifary, Melek Yourminds, Rahma HandiRa Rahma, Abu Darwis, Fauzan Azhime, Safina Annajah EL Khalish, Amiratus Syahidah, Agustina Ummu Nadiyah, Nida Puetri Rahmayanti, Ahmad Naufal Azizi, Abdul, Mina Rizkina, Apriilea Adha, Fauzan Muttaqien, Mimiela Al-Rasyid, Mustafa Luthfi, Muhammad Nizar, Jefri Pratama Pasaribu, Venny Dwinta, Zahratussyifa Mawaddah, Abu Muhammad Ibnu Sirin, Rahman Aldizta Sadega, Desy Helma Permata, Herb Assyifa, Rifda Diniya, Wahyudi Ibnu Yusuf, Nadiena Ummi Najwani and Annisa Rizky Maulida.

Zamalka, Syria

Zamalka, Syria. Hari ini.

27 Januari 2013

Imarah Islam Azawad, Tanda Semakin Dekatnya Pembebasan Andalusia?




Elite Janisary untuk Al-Mustaqbal.net

Ditengah sengitnya perang Salib modern yang di deklarasikan oleh Salibis eropa yang dipimpin oleh AS, banyak kejutan yang dilakukan umat Islam, dimulai dari berdirinya Daulah Islam Iraq, Imarah Islam Waqar (AQAP), pecahnya Arab Spring, Jihad Suriah dan yang tak kalah mengejutkan publik barat adalah berdirinya Imarah Islam Azawad, sebuah kekuatan Islam dari gurun pasir sahara.

Imarah Islam Azawad di deklarasikan pada tanggal 5 Rajab 1433 Hijriyah / 26 Mei 2012 lalu di kota Gao. Wilayah gurun pasir sahara ini awalnya merupakan wilayah Republik Mali, tetapi pejuang kemerdekaan bersama mujahidin berhasil menguasai dan menyatakan kemerdekaan Azawad pada awal tahun 2012 lalu setelah mereka berhasil mengusir Tentara Nasional Mali.

Imarah Islam Azawad sekarang diperkuat oleh koalisi mujahidin yang terdiri dari mujahidin lokal Harakah Anshorud Dien, Mujahidin Gerakan Tauhid dan Jihad untuk Afrika Barat, mujahidin internasional Al Qaeda Afrika Barat (AQIM/Al Qaeda in Islamic Maghrib).

Kemunculan mujahidin Azzawad, tidak bisa dilepaskan oleh akar sejarah mereka, dimana sebelumnya di wilayah tersebut pernah berdiri sebuah daulah yang menjadi kekuatan Islam di Maghrib dan Andalusia. orang barat menyebutnya sebagai Al Moravids, menunjuk pada nama Al Murabithin (mujahidin yang berjaga-jaga di daerah perbatasan musuh).

Apakah kemunculan Imarah Islam Azawad ini adalah tanda, bangkitnya daulah Al Murabithin ? dan tanda dekatnya pembebasan Andalusia ? Wallahu a’alam, yang pasti mereka (Imarah Islam Azawad) adalah sekelompok mujahidin yang mempunyai visi dan misi yang sama dengan daulah Al Murabithin. Hal inilah yang mendorong koalisi salibis mati-matian menghalangi berkembangnya Imarah Islam Azawad.

Sejarah Berdirinya Daulah Al Murabithin

Daulah ini berkuasa dari tahun (448-541 H / 1056-1147 M), dearah kekuasaannya meliputi wilayah maghrib yaitu Maroko, Sahara Barat, Gibraltar, Tlemcen (Aljazair), Senegal, Mali dan wilayah Andalusia yaitu Spanyol dan Portugal.

Sebelum berdirinya daulah ini, wilayah maghrib telah sampai pada kondisi yang memprihatinkan, dimana kekuasaan khilafah berhamburan, dan berpecah menjadi imarah-imarah kecil, sementara itu wilayah Afrika bagian utara diserang oleh orang-orang Norman yang membawa misi kedengkian kaum Salib.

Diantara sederetan kondisi yang suram ini, munculah di tengah padang pasir besar Afrika sebuah kelompok kekuatan Islam yang menyerukan untuk kembali berpegang teguh dengan Agama Islam dimana ini merupakan unsur pokok kekuatan kaum muslimin. Dan mulailah babak kehidupan baru, yaitu dengan menjadikan Islam sebagai undang-undang hukum yang mengatur kehidupan manusia di segala aspek kehidupan.

Adalah Asy Syaikh’ Abdullah bin Yasin rahimahullah, beliau mendapat tugas mulia, sebagai seorang pengajar. Beliau mulai menyampaikan dakwah tentang wajibnya kembali berhukum kepada syariat Islam dalam keadaan sedang melakukan ribat (berjaga-jaga dimedan tempur) beliau menimbang-nimbang tempat manakah yang lebih tepat, di Senegal atau di Nigeria.

Berkumpulah disekitar beliau sekelompok orang dari daerah lamtunah, salah satu daerah yang masuk wilayah Shanhajah seperti jadalah dari kalangan Al Baranis Al Barbar. Jumlah mereka mencapai 1000 orang laki-laki. Disebutlah mereka dengan nama ‘Al Murabithin’ nisbat kepada ribath yang dilakukan oleh ‘Abdullah bin Yasin, dimana mereka mengambil pengaturan agama maupun strategi jihad di dalam kelompok ini (Al Murabithin). merubah mereka yang semula penggembala unta menjadi sekelompok mujahidin yang mengemban dakwah tauhid, untuk meluruskan pemahaman aqidah. Mereka juga dinamakan dengan Al Mulatstsimin atau Al Mulatstsimah (orang-orang yang memakai penutup muka).

Pemimpin Al Murabithin yang terkenal adalah Yusuf bin Tasyifin rahimahullah, (nama beliau pernah dijadikan oleh AQIM sebagai sebuah nama brigade mujahidin di mali) yang berhasil menyatukan wilayah Maghrib dan menyelamatkannya dari perpecahan, juga berhasil melenyapkan berbagai kemungkaran. Mereka berhasil menghilangkan pajak-pajak yang dzolim. Mereka membagi seperlima dari harta rampasan perang kepada Al Murabithin dan para fuqha (ulama). Mereka juga berhasil menerapkan Syariat Islam yang saat itu sudah mulai ditinggalkan, mereka juga berhasil menumpas sekte Rafidhah sehingga anggota sekte sesat Rafidhah yang tersisa ruju kepada Ahlus Sunnah wal Jama’ah.

Dengan demikian daulah Al Murabithin telah siap untuk melebarkan sayapnya ke arah Andalusia (Spanyol dan sebagian Portugal). Yusuf bin Tasyifin pun telah merencanakan hal ini, dan mulailah ia membuat kapal-kapal yang nantinya digunakan untuk menyeberangi laut (yang memisahkan Afrika dengan daratan Andalusia).

bersambung, insyaaAllah.

sumber : diolah buku Pertempuran Sengit di Andalusia antara Islam dan Nashrani karya Dr. Jamil ‘Abdullah Muhammad Al Mishri

sumber : http://al-mustaqbal.net/news/frontline/imarah-islam-azawad-tanda-semakin-dekatnya-pembebasan-andalusia/

Saudi Arabia overthrow imminent: Obama advisor

 Saudi Arabia overthrow imminent: Obama advisor

A close aide to US President Barack Obama has warned the president about the imminent downfall of the ruling monarchy in Saudi Arabia.

Bruce Riedel, an adviser on foreign policy to US President Barack Obama and also director for Near East and North African Affairs in the US National Security Council, recently penned a memorandum to the president noting that “Saudi Arabia is the world's last absolute monarchy” and that “like [France's] Louis XIV, King Abdullah has complete authority.”

He wrote that the ongoing wave of "Awakening” is making a revolution possible in the Arab kingdom most probably during the second term in office of President Obama.

“Revolutionary change in the kingdom would be a disaster for American interests across the board,” Riedel warned.

He noted that the United States would have “serious option for heading off a revolution” if it is going to happen in Saudi Arabia, which is Washington’s oldest ally in the Middle East.

Since February 2011, protesters have held demonstrations on an almost regular basis in Saudi Arabia, mainly in Qatif and Awamiyah in Eastern Province, primarily calling for the release of all political prisoners, freedom of expression and assembly, as well as an end to widespread discrimination.

However, the demonstrations turned into protests against the repressive Al Saud regime, especially after November 2011, when Saudi security forces killed five protesters and injured many others in the province.

Nasihat elak pakaian mencolok mata dikecam



 
London: Seorang ahli Parlimen Britain mungkin tidak menyangka bahawa dia akan dikecam kerana memberi pendapat bahawa pakaian mencolok mata boleh mengundang padah kepada wanita.

Richard Graham dari parti Konservatif mendapat reaksi itu selepas berkata, wanita meningkatkan risiko dirogol apabila memakai skirt pendek yang ketat dan berada dalam keadaan mabuk ketika di luar rumah pada waktu malam.

Sukar lari

Dia juga menambah, walaupun apa yang dipakai wanita tidak semestinya menarik perhatian penyerang, ia menyukarkan mereka melarikan diri.

“Jika anda wanita muda yang balik ke rumah bersendirian melalui taman pada awal pagi memakai skirt pendek yang ketat, kasut tumit tinggi dan ada penyerang di situ, jika anda mabuk dan memakai pakaian itu, bagaimanakah anda dapat lari?

“Ia bukan mengenai tarikan pakaian itu kepada penyerang tetapi sama ada pakaian berkenaan menyukarkan anda melarikan diri daripadanya,” kata wakil rakyat Gloucester itu.

Jurucakap Krisis Rogol England dan Wales, Jo Wood, pula berkata: “Kenyataan itu adalah satu pandangan umpama 100 tahun dulu.

Lelaki ambil kesempatan

“Tidak kira jika anda sedang tidur dan terbaring dalam keadaan bogel di atas bangku, soalnya ialah lelaki mengambil kesempatan merogol anda. Kita perlu persalah penyerang.”

Jurucakap Pusat Krisis Rogol Gloucestershire, menekankan bahawa perbuatan merogol adalah satu jenayah.

Ia bukan disebabkan seseorang itu mabuk atau tidak sebaliknya dirangsang oleh keinginan untuk memalukan dan menjatuhkan maruah mangsa.

Namun, Graham kemudian menambah bahawa beliau memberi pandangan mengenai cara pengurusan risiko.

Oleh itu, katanya, kecaman mereka adalah tidak wajar kerana mentafsirkan nasihatnya bermaksud wanita yang ‘mahu ia berlaku.’ - AGENSI

Mayat mangsa militan Algeria selamat tiba




DUA buah van yang membawa kedua-dua mayat mangsa serangan kumpulan militan di Algeria dibawa ke kampung halaman masing-masing di Kompleks Kargo KLIA, Sepang semalam.


SEPANG - Mayat dua rakyat Malaysia yang terbunuh dalam serangan kumpulan militan di Algeria pada 16 Januari lalu selamat tiba di Kompleks Kargo Lapangan Terbang Antarabangsa Kuala Lumpur (KLIA) di sini pada pukul 8.30 malam tadi.
Menurut kenyataan yang dikeluarkan oleh Wisma Putra, mayat mendiang Tan Ping Wee, 48, dan Chong Chung Ngen, 55, diiringi oleh rakan mereka yang terselamat dalam serangan tersebut, Patrick Purait Awang.
Penghantaran pulang mayat mangsa tersebut diuruskan oleh Kedutaan Malaysia di Algeria bersama-sama dengan syarikat JGC Construction Sdn. Bhd.
Timbalan Menteri Luar, Senator A. Kohilan Pillay bersama-sama beberapa pegawai daripada Wisma Putra serta ahli keluarga kedua-dua mendiang turut hadir menyambut ketibaan mayat tersebut.


Artikel Penuh: http://www.kosmo.com.my/kosmo/content.asp?y=2013&dt=0129&pub=Kosmo&sec=Negara&pg=ne_10.htm#ixzz2JJdyqmwb 
Hakcipta terpelihara