Friday, June 19, 2015

‘Masa Tuhan Bisa Mati?’ dan Anthony pun Masuk Islam


Senin 17 Rejab 1434 / 27 Mei 2013 15:59
Abdur-Raheem-Green
ANTHONY Vatswaf Galvin Green lahir Dar es Salam, Tanzania. Ibunya seorang Katolik yang taat dan ayahnya seorang agnostik, dan sejak kecil Anthony dididik sebagai seorang Katolik yang taat.  Ayahnya seorang administrator kolonilal kerajaan Inggris. Kini, kerajaan yang terbentang begitu luasnya lebih dari sepertiga permukaan bumi itu telah hancur. Satu-satunya yang tersisa adalah beberapa pulau di Falklands. Begitu banyak hal yang berubah, termasuk Antony, bahkan namanya kini berubah menjadi Abdur Raheem Green—setelah ia masuk Islam tentunya.
Oleh ibunya, Anthony kecil adiknya, Duncan disekolahkan di asrama biara. Setiap hari ia hidup bersama para biarawan di Ampleforth College, di Yorkshire, Inggris Utara. Sang ibu menganggap dengan bersekolah di asrama akan membuat Anthony menjadi penganut Katolik yang taat.
“Seharusnya ibu juga menikah dengan seorang Katholik, tapi karena ibu menikah dengan ayah yang agnostik, ia merasa menjadi seorang penganut Katolik yang buruk. Maka, ia ingin menjadikanku seorang Katolik yang taat,” terang Anthony.
Saat Anthony berumur sembilan tahun, sang ibu mengajarinya sebuah doa yang biasa diucapkan oleh umat Katholik. Doa itu dimulai dengan kalimat “Salam maria, ibu Tuhan”. Namun, kalimat itu membuat Anthony heran.  Bahkan dalam usianya yang baru sembilan tahun, kalimat itu seperti pukulan pertama, mendengar ibu berkata salam maria ibu Allah
“Aku kemudian bertanya pada diri sendiri bagaimana Tuhan bisa memiliki ibu?” katanya. Ia berpikir Tuhan seharusnya tanpa awal dan tanpa akhir. Bagaimana bisa Tuhan memiliki seorang ibu? Anthony kecil kemudian mengambil kesimpulan “jika Maria adalah ibu Tuhan, maka pasti Maria menjadi Tuhan lebih baik daripada Yesus.”
Belum lagi soal pelajaran di sekolahnya yang semakin membuatnya galau. Di sekolah, dalam satu kali setahun selalu ada pengakuan dosa kepada pastor. “Kamu harus mengakui semua dosa, jika tidak maka pengakuan dosa-dosamu tidak akan diampuni,” demikian kata sang pastur yang terus diingat oleh Anthony.
Anthony merasakan keimanannya semakin bermasalah. Pikirannya mulai liar, ia bahkan memiliki ide “Tuhan menjadi manusia”.
Pikirannya mulai terbuka. Ia sering bertanya mengapa harus sekolah di asrama, jauh dari siapapun dan dimanapun. Saat berusia sebelas tahun, sang ayah dipindah tugaskan ke Mesir. Ayahnya menjadi General Manager Barclays Bank di Kairo. Hampir selama sepuluh tahun, ia selalu menghabiskan waktu liburan di Mesir. Sekolah di London, dan liburan di Mesir.
Ia mulai jatuh cinta pada Mesir. Saat kembali ke sekolah seusai liburan, ia bertanya untuk apa kembali ke asrama Yorkshire Moor, ia merasa tak menyukai tempat itu. “Saya mulai bertanya pada diri sendiri mengapa saya ada, apa tujuan hidup saya, hidup ini untuk apa?”
Ia lantas mulai mencari jawaban, memulai pecarian. Pencarian itu barangkali bisa ditemukan melalui agama lain yang mungkin bisa memberikan  pemahaman tentang tujuan hidup.
Sepuluh tahun waktu yang di ia habiskan di Mesir. Ada satu masa saat ia berumur 19 tahun berbincang tentang Islam dengan seseorang. Ia memang meragukan Katholik sebagai agamanya. Tapi saat itu siapapun yang mempertanyakan agamanya itu, ia akan tetap membela keimanannya. Ia merasakan ini sebagai sebuah paradoks yang aneh.
“Aku berbincang dnegan orang itu selama 40 menit. Pemuda itu memintaku menjawab beberapa pertanyaan darinya,” katanya.
Si pemuda menanyakan “Apakah kau mempercayai Yesus?”, Anthoni menjawab “Ya”. Pemuda itu kemudian bertanya lagi, “Apakah kamu percaya Yesus mati disalib?”, Anthoni kembali menjawab “Ya.”
Si pemuda kembali bertanya “Jadi kamu percaya Tuhan mati?”.
Seketika Anthony terperangah, menyadari sebuah ironi. Sambil mengakui kebodohan dirinya, ia menjawab, “Tentu saja saya tidak percaya Tuhan mati. Manusia tidak bisa membunuh Tuhan,” tandas Anthony.
Pertemuan dengan pemuda Mesir itu menjadi titik balik dalam kehidupan Anthony. Sebelumnya ia tak pernah bermimpi bahkan memikirkan tentang Islam. Anthony berpikir bahwa karena taka da agama, maka ia harus jadi orang kaya.  Ia berpikir bagaimana menghasilkan uang tapi hanya sedikit usaha. “Siapa yang ingin mengabiskan banyak waktu untuk bekerja?” pikirnya. Ia mengingat orang Inggris yang memiliki banyak uang tapi mereka bekerja terlalu keras, bahkan sampai terjadi revolusi industri. Orang Amerikapun harus berjuang keras untuk menjadi kaya. Orang Jepang pun dikenal sebagai penggila kerja.
“Kemudian saya berpikir tentang orang Arab. Mereka duduk di atas unta dan berteriak ‘Allahu Akbar’, tapi mereka kaya,” ujarnya.
Anthoni merasakan ketertarikan luar biasa untuk membeli Alquran. Ia mengambil terjemahannya. “Aku tak ingin mencari kebenaran. Aku hanya ingin tahu apa isi kitab suci ini,” katanya.
Anthony adalah pembaca yang cukup cepat. Ia membaca Alquran saat berada di kereta api. Seketika itu pula ia menyimpulkan dan berkata pada diri sendiri, “Jika saya pernah membaca buku yang berasal dari Tuhan, maka ini dia bukunya.”
Ia menyakini Alquran itu berasal dari Allah. Ketika menyadari itu ia mulai bergerak lebih jauh, tak hanya membaca Alquran saja, tapi untuk mengamalkannya juga. “Sama saja seperti kita melihat apel yang terlihat harum, kita tak akan pernah tahu rasanya kalau tidak mencicipinya,” katanya.
Tertarik dengan pengamalan Alqurlan ia pun mulai mencoba untuk shalat meski saat itu ia belum resmi mengucap syahadat. Tak tahu bagaimana cara shalat, ia mengingat-ingat bagaimana seseorang yang pernah ia temui di Mesir melakukan shalat. “Saya mengingat seorang lelaki shalat dengan cara yang lebih indah dibandingan saya ketika saya masih menjadi Katholik,” ingatnya.
Suatu hari Anthony pergi ke toko buku yang kebetulan berada di dalam masjid. Toko itu memiliki koleksi buku tentang Muhammad dan tata cara shalat. Seorang pria menanyakan apakah ia seorang Muslim. Anthony lantas menjawab, “Apakah saya Muslim, apa yang ia maksud dengan itu? Saya bilang ‘Ya saya bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan Muhammad utusannya’.”
“Ah, bila demikian, Anda Muslim. Ini waktunya shalat, mari kita shalat,” ajak lelaki itu.
Anthony kebetulan datang ke toko buku itu saat hari Jumat. Ia yang tak paham gerakan shalat hanya berusaha shalat dengan gerakan yang ia tahu saja. Masih salah disana-sini. “Setelah itu orang-orang mengelilingi saya dan mengajarkan saya cara shalat yang benar. Itu rasanya fantastis!”
Namun butuh dua tahun sebelum akhirnya ia resmi bersyahadat dan menjadi Muslim. Anthony mengaku menyesal telah menyia-nyiakan waktu dua tahun sebelum menjalani Islam dengan baik. “Aku tahu kebenaran tapi tak segera menjalankannya. Itu adalah kondisi yang buruk. Jika kita tidak tahu, maka tidak dikenai dosa. Tapi masalahnya saya tahu apa yang benar,” katanya. Kini Anthony telah berganti nama menjadi Abdur Raheem Green. Seorang Muslim. [sa/islampos/onislam]

Lebih RM50 trilion kos akibat keganasan di seluruh dunia

RABU, 17 JUN 2015 @ 9:49 PM

 LONDON: Kos keganasan di seluruh dunia mencecah rekod AS$14.3 trilion (RM53.64 trilion) pada tahun 2014, bersamaan gabungan ekonomi Brazil, Kanada, Perancis, Jerman, Sepanyol dan United Kingdom, menurut laporan keselamatan dunia, semalam. Jurang antara rantau paling aman dan bergolak meluas dengan banyak negara Asia Barat dan Afrika semakin teruk dilanda keganasan, menurut kajian Institut Ekonomi dan Keamanan (IEP), yang berpangkalan di Australia. Syria adalah negara paling bergolak pada Indeks Keamanan Dunia 2015, sementara Libya menyaksikan peningkatan keganasan paling teruk. Iceland kekal sebagai negara paling aman. "Kos keganasan kebanyakannya dikaitkan dengan peningkatan korban dalam konflik, kesan ekonomi berterusan di negara terbabit serta peningkatan kos dikaitkan dengan pelarian," kata Pengasas IEP, Steve Killelea di London. Kos menyokong pelarian dan perpindahan dalaman penduduk (IDP) naik sebanyak 267 peratus sejak tahun 2008 kepada AS$128 bilion (RM480.14 bilion) dan jumlah penduduk berpindah naik kepada 50 juta, tertinggi sejak Perang Dunia Kedua. Kajian itu menyebut kos tertinggi disaksikan pada perbelanjaan tentera, pasukan polis dan menguruskan kes pembunuhan, mewakili lebih 68 peratus daripada jumlah keseluruhan. Walaupun konflik berlaku di Ukraine, Eropah terus mencatat tahap keamanan terbaik dalam sejarah dengan penurunan kadar pembunuhan dan pengunduran tentera dari Iraq serta Afghanistan. Bagaimanapun, keganasan bertambah teruk di Iraq, Syria, Nigeria, Sudan Selatan dan Republik Afrika Tengah. Tahap konflik meningkat mendadak, dengan jumlah mereka yang terbunuh naik kepada 180,000 pada tahun 2014 berbanding 49,000 pada 2010. Asia Barat dan Afrika Utara adalah rantau paling bergolak mengatasi Asia Selatan yang berada pada kedudukan paling teruk tahun lalu. - REUTERS

Selanjutnya di : http://www.bharian.com.my/node/61886

Tiada Asas Bubar DUN Selangor - Azmin


Diterbitkan: Khamis, 18 Jun 2015 11:23 PM
Menteri Besar Selangor Mohamed Azmin Ali menyampaikan bubur lambuk dan buah kurma kepada orang ramai sempena Ramadan 2015 di Masjid Sultan Salahuddin Abdul Aziz Shah, Khamis.

SHAH ALAM: Menteri Besar Selangor, Mohamed Azmin Ali berkata tidak ada asas untuk pembubaran Dewan Undangan Negeri (DUN) susulan krisis dalam pakatan pembangkang.
Selain itu, beliau meminta semua pihak supaya tidak mengheret istana Selangor dalam krisis politik Pakatan Rakyat berikutan terputusnya hubungan kerjasama antara DAP dan PAS.
"Jangan heret institusi raja dalam krisis politik," kepadanya kepada pemberita selepas menyampaikan bubur lambuk dan buah kurma kepada umat Islam sempena Ramadan di sebuah masjid di sini, Khamis.
Sebelum ini, Azmin berkata beliau akan menghadap Sultan Selangor dalam masa terdekat bagi menjelaskan keadaan pentadbiran kerajaan negeri pimpinan PKR berikutan tindakan DAP mengisytiharkan pakatan pembangkang sudah 'berakhir' di peringkat pusat.-- Bernama

Kabinet Setuju TNB Ambil Alih Ekuiti 1MDB Dalam Projek 3B


Diterbitkan: Khamis, 18 Jun 2015 8:54 PM

KUALA LUMPUR: Menteri Tenaga, Teknologi Hijau dan Air, Datuk Seri Maximus Ongkili mengesahkan Tenaga Nasional Berhad (TNB) akan mengambil alih 70 peratus ekuiti milik syarikat pelaburan kerajaan 1MDB di dalam loji janakuasa arang batu yang dikenali sebagai Projek 3B.
Ongkili ketika menggulung perbahasan Rang Undang-Undang Bekalan Elektrik (Pindaan) 2015 berkata, perkara itu telah diputuskan dalam Mesyuarat Jemaah Menteri akhir Mei lepas.
"Untuk makluman 70 peratus ekuiti ini telah diambil alih oleh Syarikat Edra Global Energy Berhad (Edra) pada September 2014 bagi tujuan penyenaraian syarikat tersebut di papan utama Bursa Malaysia.
"Namun, pada 23 Februari 2015, Edra telah memaklumkan penarikan diri daripada projek ini. Oleh yang demikian 70 peratus ekuiti ini telah diambil alih oleh 1MDB," katanya.
Menurut Ongkili, projek itu diambil alih oleh TNB dengan kelewatan tarikh operasi komersil selama enam bulan.
Sementara itu, Ongkili semasa ditemui pemberita di lobi Dewan Rakyat berkata permintaan pengambilalihan kepentingan itu dibuat oleh Edra yang merupakan syarikat pelaburan tenaga 1MDB.
"Kami mempertimbangkan semua faktor. Kami boleh pergi kepada bidaan terbuka tetapi disebabkan projek sudah terlewat kerajaan bersetuju memberi keutamaan kepada TNB.
"Kami yakin mereka boleh melakukannya pada kadar tarif yang boleh diterima dan mereka boleh lakukannya dengan cepat," katanya.
Mengenai kemungkinan ada perubahan pada kadar tarif berikutan pengambilalihan tersebut, Ongkili berkata, TNB memohon kajian semula yang kecil ke atas kadar, atas pertimbangan bahawa projek sudah terlewat dan perubahan kadar tukaran asing.
Bagaimanapun beliau memaklumkan bahawa kadar tersebut belum diputuskan oleh kerajaan dan TNB.
Dalam isu lain, Ongkili ketika menggulung perbahasan Rang Undang-Undang Bekalan Elektrik (Pindaan) 2015 itu turut berkata, sebanyak 11,649 megawatt (MW) projek penjanaan baru telah dianugerahkan untuk mula beroperasi bagi tempoh 2015 hingga 2024 yang melibatkan kos lebih RM42 bilion.
Beliau berkata, ia bagi memenuhi pertumbuhan permintaan puncak pada masa depan yang diunjurkan pada purata 2.7 peratus setahun sehingga 2024.
"Sebanyak 5,846MW atau 50 peratus daripadanya adalah kapasiti berasaskan gas, diikuti 5,010MW atau 43 peratus kapasiti berasaskan arang batu dan 793MW atau tujuh peratus berasaskan hidroelektrik," katanya.
Menurutnya, pada masa ini, kapasiti penjanaan terpasang di dalam sistem di Semenanjung Malaysia adalah 21,954MW berbanding 20,944MW pada akhir 2014 selepas loji janakuasa arang batu Janamanjung 4 mula beroperasi April lepas.
Dewan Rakyat kemudiannya meluluskan rang undang-undang berkenaan. -- Bernama

Jangan Heret Pihak Istana Dalam Krisis Pakatan - Azmin


Diterbitkan: Khamis, 18 Jun 2015 8:41 PM
Azmin Ali.

SHAH ALAM: Menteri Besar Selangor, Azmin Ali meminta supaya pihak istana tidak diheret dalam krisis semasa Pakatan Rakyat di negeri itu.
"Saya menghormati institusi raja dan ia adalah satu janji untuk dipertahankan setiap masa," katanya di sini, Khamis.
Azmin ditanya mengenai pertemuannya dengan Sultan Selangor yang dilaporkan untuk memaklumkan keadaan di Selangor selepas Presiden Parti Keadilan Rakyat (PKR), Datuk Seri Dr Wan Azizah Wan Ismail mengumumkan bahawa pakatan "tidak lagi berfungsi secara formal".
Azmin berkata, pertemuan beliau dengan Sultan pada Selasa lalu merupakan perkara biasa dan mereka membincangkan mengenai hal ehwal Selangor.
"Tiada keperluan untuk membincangkan perkara itu," katanya bagi mengulas sama ada perbincangan menyentuh krisis dalam Pakatan Rakyat.
Kerajaan negeri yang dipimpin oleh Azmin yang merupakan Timbalan Presiden PKR berhadapan dengan ketidaktentuan selepas sekutunya dalam Pakatan iaitu DAP dan PAS telah mengisytiharkan bahawa mereka telah memutuskan hubungan antara satu sama lain.
Beliau mengulangi kenyataan bahawa Dewan Undangan Negeri (DUN) Selangor tidak akan dibubarkan dan khabar angin seperti itu "tidak berasas".
Ditanya sekiranya terdapat pakatan baharu bagi menggantikan Pakatan Rakyat, Azmin sebaliknya mempersoalkan "kenapa orang mendesak untuk satu pakatan baharu dan mengatakan ia adalah semata-mata idea Persatuan Ummah Sejahtera Malaysia (PasMa), yang bukan pun anggota Pakatan Rakyat."
Ditanya sekiranya berada janggal untuk bekerjasama dengan PAS dan DAP di Selangor, Azmin berkata, pendekatan duduk sama bagi membincangkan isu merupakan cara yang lebih baik untuk menyelesaikannya.
"Adalah lumrah berlaku masalah dalam mana-mana perhubungan seperti suami dan isteri, bapa dan anak, dan lain-lain.
"Kita perlu menyediakan kepimpinan. Bagaimana untuk kita menyelesaikan masalah ini adalah dengan kualiti kepimpinan.
"Seorang pemimpin mesti berani. Duduk, berbincang dan menghormati antara satu sama lain," tambahnya.