Thursday, December 27, 2012

KOLEKSI DUSTA PEMERINTAH IRAN Kalau Nggak Bohong, Bukan Syi'ah Namanya !!!



Al-Imam Asy-Syafii berkata :

لَمْ أَرَ أَحَدًا أَشْهَدَ بِالزُّورِ مِنَ الرَّافِضَةِ

"Aku tidak melihat seorangpun yang paling bersaksi dusta lebih dari para Rofidhoh" (Diriwayatkan oleh Al-Baihaqi dalam As-Sunan al-Kubro no 21433)
Kalau tidak hobi dusta bukan syi'ah namanya…wong taqiyyah (berdusta) merupakan aqidah yang prinsipil bagi kaum syi'ah.

Ternyata Imam Syafi'i rahimahullah telah mewanti-wanti sejak jauh-jauh hari bahwasanya syi'ah memang hobinya suka berdusta. Yang menyedihkan adalah berita dusta yang disebarkan syi'ah ini disambut dan ikut disebarkan pula oleh banyak kaum yang mengaku aswaja....

Sejak dahulu hingga saat ini banyak dusta konyol yang disebarluaskan tentang kaum wahabi. Orang yang berakal sehat tentunya tatkala membaca dusta-dusta konyol itu akan tertawa dan dipenuhi tanda tanya akan kebenarannya.

Sungguh terlalu banyak tuduhan dusta yang ditempelkan kepada sosok Syaikh Muhammad bin Abdil Wahhab rahimahullah. Diantara tuduhan-tuduhan dusta tersebut adalah :

Beliau dituduh mengkafirkan seluruh kaum muslimin yang tidak mengikutinya. Ini tentunya tuduhan dusta yang telah beliau bantah dalam tulisan-tulisannya. Sebagai bukti : Kerajaan Arab Saudi yang meneruskan dakwah beliau ternyata tidak mengkafirkan para jama'ah haji yang berjuta-juta datang setiap tahunnya. Jika para jama'ah haji dianggap kafir dan musyrik tentunya mereka adalah najis dan tidak boleh menginjak tanah Haram di Mekah. Bahkan kenyataannya kerajaan Arab Saudi justru terus meningkatkan pelayanan kepada para jama'ah haji.
Beliau dituduh melarang bershalawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam. Tentunya ini merupakan tuduhan dusta. Justru beliau menganjurkan untuk bershalawat. Bahkan salah seorang ulama yang menjadi sumber inspirasi beliau yaitu Imam Ibnul Qoyyim rahimahullah (murid Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah) telah menulis sebuah buku khusus tentang keutamaan bersholawat kepada Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam yang berjudul جَلاَءُ الأَفْهَامِ فِي فَضْلِ الصَّلاَةِ عَلَى خَيْرِ الأَنَامِ. Yang mungkin beliau larang adalah sholawat-sholawat bid'ah yang berisi makna-makna yang menyimpang. Seperti sholawat Faatih yang dipopulerkan oleh Toriqoh At-Tijaaniyah, yang keutamaan membaca shalawat ini sekali saja seperti mengkhatamkan Al-Quran 6000 kali menurut anggapan mereka.
Beliau dituduh membenci ahlul bait (keluarga Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam). Ini merupakan kedustaan, bahkan beliau memberi nama anak-anak beliau dengan nama-nama ahlul bait. Diantara nama anak-anak beliau adalah Hasan, Husein, Ali, Ibrahim, Abdullah, abdulaziz, Fatimah. Tentunya seorang yang berakal tidak akan memberi nama anaknya dengan nama orang yang ia benci akan tetapi justru sebaliknya ia akan memberinya nama dengan nama orang yang ia cintai.
Beliau dituduh melarang ziarah kuburan, padahal beliau sangat menganjurkan ziarah kuburan –karena ziarah kuburan merupakan sunnah yang sangat dianjurkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam untuk mengingat akhirat dan mendoakan penghuni kuburan-. Akan tetapi yang beliau larang adalah ziarah kuburan yang di dalamnya ada praktek perkara-perkara yang menyelisihi sunnah Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam, seperti meminta atau beristighotsah kepada mayat penghuni kuburan, atau beribadah di kuburan, karena hal ini menyelisihi dan melanggar sabda-sabda Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam.
Beliau dituduh mengaku seorang nabi. Ini merupakan kedustaan terkonyol yang pernah disampaikan oleh Ahmad Zaini Dahlan yang dengki kepada dakwah beliau.
Tuduhan-tuduhan ini sering disampaikan oleh kaum yang mengaku aswaja…., semoga Allah mengembalikan mereka kepada jalan yang lurus sehingga benar-benar menjadi aswaja yang sesungguhnya.

Tidak diragukan lagi bahwasanya syi'ah sangat berperan dalam merusak citra kaum wahabiyah. Mereka tidak sungkan-sungkan, tidak ragu-ragu untuk menyebarkan kedustaan tentang kaum wahabiyah. Justru penyebaran dusta ini adalah ibadah yang agung menurut mereka !!!

Ada beberapa dusta yang akhir-akhir ini tersebar di dunia internet tentang Arab Saudi, yang setelah diteliti ternyata sumber berita-berita dusta tersebut berasal dari sumber kantor berita Iran : FarsNews.com

Fars News Agency merupakan corong berita pemerintah Iran yang sering menyebarkan berita-berita dusta. Diantara kedustaan yang sangat menghebohkan dunia internasional adalah :

Pertama : Pada tahun ini televisi Iran sengaja merubah terjemahan pidato Presiden Mesir, Muhammad Mursi, yang disampaikan dalam bahasa Arab. Mursi mengutuk pemerintah Suriah atas pembantaian terhadap rakyatnya dan mengajak dunia untuk membantu masyarakat Suriah menuju kebebasan dan kebangkitan. Namun pidato tersebut diubah oleh Telivisi Iran dengan terjemahan bahasa Persia, agar hendaknya dunia membantu masyakarat Bahrain merdeka dari pemerintah mereka. Ternyata perubahan dengan sengaja ini terjadi berulang-ulang, bahkan diberitakan oleh beberapa corong sumber berita Iran. Ini merupakan kedustaan yang sangat memalukan !!!

Sebagaimana kita ketahui, Suriah merupakan sekutu Iran, baik dalam ideologi Syi’ah maupun pandangan politiknya. Sedangkan Bahrain adalah negara Ahlussunnah atau Sunni dan masyarakat yang memberontak adalah Syi’ah. Oleh karena itu, telivsi Iran memelesetkan terjemahan pidato Presiden Mesir agar pengaruh Teheran di dunia Arab kian kuat. Simak video perubahan pidato tersebut dihttp://www.youtube.com/watch?v=pNoPNKepQxI&feature=player_embedded

Dan merupakan perkara yang wajar jika Iran berusaha keras untuk membantu pemerintahan rezim Basyaar Asad. Bahkan Nizomuddin Al-Musawi Direktur redaksi Fars News Agency menyatakan : "Wajib atas Iran untuk membela Suriah, karena Iran adalah negara sahabat bagi penduduk Suriah" (http://arabic.farsnews.com/newstext.aspx?nn=9107114898)


Kedua : Fars News Agency juga berdusta dengan menyatakan telah mewancara Muhammad Mursi dan beliau menyatakan secara resmi akan urgennya menjalin kembali hubungan antara Iran dan Mesir. (lihat : http://article.wn.com/view/2012/06/26/Mursi_bantah_pernah_diwawancarai_media_Iran/)

Tatkala dibantah maka Kantor berita Iran (Fars News Agency) membantah kembali dengan merekayasa rekaman wawancara Presiden Muhammad Mursi (lihat : http://www.elwatannews.com/news/details/20646?page=3), akan tetapi pemerintah mesir menegaskan bahwasanya rekaman wawancara tersebut adalah rekayasa dengan penggunaan tekhnologi suara (http://www.marebpress.net/news_details.php?sid=44904)


Ketiga : Fars News Agency menyatakan bahwasanya 77 persen dari kaum berkulit putih pedesaan Amerika lebih mengutamakan Ahmadi Najad daripada Barak Obama (silahkan lihat pembongkaran kedustaan ini di http://internasional.kompas.com/read/2012/09/30/09405881/.FARS.Klaim.Warga.AS.Lebih.Suka.Ahmadinejad, versi bahasa Arab : http://www.aawsat.com/details.asp?section=4&article=697433&issueno=12359), versi bahasa inggrisnya di (http://edition.cnn.com/2012/09/28/world/iran-news-agency-duped/index.html). Jika beritanya pun benar lantas apa yang mau dibanggakan oleh pemerintah Iran?? Apakah mereka bangga jika orang-orang Amerika yang kafir lebih menyukai Ahmadi Najad daripada Barak Obama?


Keempat : Ternyata kantor berita Iran Fars News Agency juga sering mengarang berita dengan merekayasa foto. Hal ini sebagaimana pengakuan salah seorang reporter Amir Farsyad Ibrahimi yang pernah mengirim sebuah foto pada tahun 2008 dimana beliau berbaring di samping serdadu Israel tatkala ada rudal yang jatuh di kota Sderot . Foto tersebut direkayasa oleh Kantor berita Iran dengan mengarang sebuah berita bahwasanya ada rudal yang jatuh di padang Naqob yang menyebabkan dua serdadu Israel terluka. (silahkan lihat http://www.albiladpress.com/article154615-1.html atau http://www.wa-gulf.com/vb/t20785.html)

Ini sekedar sebagian dusta-dusta yang disebarkan oleh Kantor Berita Iran, bahkan sebagian penduduk Iran tatkala mengomentari kedustaan Kantor Berita Iran berkata, "Bukan hanya Kantor Berita Iran yang pendusta, bahkan pemerintahan Iran adalah pemerintahan yang dibangun atas kedustaan. Kami diperintah oleh pemerintahan dusta" (silahkan lihat kembali http://www.albiladpress.com/article154615-1.html)

Pernyataan ini bukanlah pernyataan omong kosong, buktinya sebagaimana telah lalu pemerintah Iran "nekat" merubah terjemahan Muhammad Mursi yang mengecam Suriah menjadi Pengecaman terhadap Bahrain, bahkan berulang-ulang perubahan tersebut. Yang terjemahan tersebut disiarkan secara langsung dengan bahasa Persia dikalangan rakyat Iran melalui pusat-pusat berita Iran dan televisi Iran !!!

Jika Iran (Syi'ah Rofidoh) nekat untuk berdusta atas nama rakyat Ahlus Sunnah secara umum, maka terlebih-lebih lagi berdusta untuk menjatuhkan Kerajaan Arab Saudi yang para ulamanya paling getol membantah pemikiran kesesatan kaum Syi'ah Rofidhoh.

Berikut diantara dusta-dusta tersebut :


Dusta Pertama : Tuduhan bahwa Kerajaan Arab Saudi akan menggusur makam Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam

(lihat http://english.farsnews.com/newstext.php?nn=9107115272), atau (http://www.lensaindonesia.com/2012/10/28/astagfirullah-saudi-bakal-hancurkan-makam-nabi-dan-sahabat.html), juga ikut disebarkan oleh situs resmi N.U (http://www.nu.or.id/a,public-m,dinamic-s,detail-ids,45-id,40547-lang,id-c,internasional-t,Saudi+Bakal+Hancurkan+Makam+Nabi+dan+Sahabat-.phpx).

Padahal, jangankan kuburan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, rencana memperluas mathaaf (tempat thawaf) di sekitar Ka’bah dengan merobohkan tiang-tiang mashaabiih yang merupakan peninggalan atau sentuhan peradaban khilafah Utsmani saja sampai sekarang tidak direalisasikan, karena pemerintah Arab Saudi mempertimbangkan perasaan umat Islam secara umum dan negeri Turki secara khusus.

Hal ini pun dibantah oleh pihak Kedutaan Besar Arab Saudi yang dikonfirmasi oleh redaksi Sabili dengan langsung membantah fitnah tersebut. Mufti Saudi tidak pernah memfatwakan seperti itu. Berita tersebut bersumber dari propaganda Iran, “Mereka dengki karena haji tahun ini berlangsung sukses,” katanya singkat. Yang benar, proyek perluasan Masjid Nabawi meliputi sayap Timur dan Barat masjid tanpa melakukan pengrusakan terhadap kuburan Nabi dan dua sahabatnya yang mulia. (lihat http://www.konsultasisyariah.com/fitnah-arab-saudi-akan-menggusur-makam-nabi/#axzz2B7uMngbC), silahkan baca juga (http://suara-islam.com/read5784-Isu-Pembongkaran-Majid-Nabawi-untuk-Mengadu-Domba-Umat-Islam.html#.UJDLY9aP45I.facebook)


Dusta Kedua : Arab Saudi menghapus Israel dari daftar musuh

REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH mengabarkan :-- Kerajaan Arab Saudi dilaporkan menghapus rezim Zionis Israel dari daftar negara-negara yang menjadi musuh Negeri Petrodolar tersebut.

Situs berita Nahrain Net mengungkap kebijakan rezim Al Saud yang menghapus nama Israel dari daftar negara-negara musuh Saudi. Fars News, Selasa (9/10), melaporkan, selain menghapus Zionis Israel dari daftar musuh, Departemen Informasi Saudi memerintahkan media-media di negara tidak mempublikasikan artikel tentang bahaya Israel bagi kawasan Timur Tengah. (lihat : http://www.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/12/10/10/mbnqxp-saudi-hapus-israel-dari-daftar-musuh) atau (http://www.lensaindonesia.com/2012/10/11/masya-allah-saudi-hapus-zionis-israel-dari-daftar-musuh.html)

Ternyata berita inipun diambil dari sumber Kantor berita syi'ah rofidhoh Iran FarsNews. Ini jelas merupaka kedustaan yang sangat nyata, silahkan lihat pernyataan resmi kerajaan arab Saudi di http://www.mofa.gov.sa/aboutKingDom/KingdomForeignPolicy/KingdomPosition/Pages/default.aspx

Betapa seringnya Kerajaan Arab Saudi dengan resmi menyatakan kebenciannya dan ketidaksetujuannya dengan kekejaman Israel.

Bagi orang-orang yang mukim di Mekah dan Madinah betapa sering mendengar para imam Mesjid Nabawi dan Mesjid Al-Haram yang mendoakan kecelakaan bagi kaum yahudi para perampok negeri kaum muslimin. Terlebih-lebih lagi tatkala malam-malam bulan Ramadhan. Tapi yaa begitulah, kaum Syi'ah Iran kalau berdusta tidak punya malu !!! Selain itu masih ada tanda tanya besar di hati penulis, apakah benar Kerajaan Arab Saudi punya daftar negara-negara musuh, lantas bisa ditambah daftarnya atau dihapus?, atau mungkin juga ada daftar negara-negara sahabat??


Dusta Ketiga : Mayat Hangus Di atas Kubah Hijau

Ini juga merupakan kedustaan syi'ah yang sangat konyol. Yang pertama kali mempopulerkan kedustaan ini adalah Az-Zabiidi seorang syi'ah, lalu dipopulerkan dengan penuh semangat oleh situs-situs yang mengaku aswaja !!??.

Dikutip dari Syekh az-Zabidi Asy-Syi'iy: “Para musuh Rasulullah setelah mereka selesai menghancurkan makam-makam mulia di komplek pemakaman al Baqi’, mereka pindah ke Qubah Rasulullah untuk menghancurkannya. Salah seorang dari mereka lalu naik ke puncak Qubah untuk mulai menghancurkannya, tapi kemudian Allah mengirimkan petir/api menyambar orang tersebut yang dengan hanya satu kali hantaman saja orang tersebut langsung mati hingga -raganya- menempel di atas Qubah mulia itu. Setelah itu tidak ada seorangpun yang mampu menurunkan mayat orang tersebut dari atas Qubah; selamanya. Lalu ada salah seorang yang sangat saleh dan bertakwa mimpi diberitahukan oleh Rasulullah bahwa tidak akan ada seorangpun yang mampu menurunkan mayat orang tersebut. Dari sini kemudian orang tersebut “dikuburkan” ditempatnya (di atas Qubah; dengan ditutupkan sesuatu di atasnya) supaya menjadi pelajaran”.
Lihat bantahannya di (http://metafisis.wordpress.com/2011/06/23/membongkar-kedustaan-adanya-mayat-pengikut-wahabi-di-kubah-makan-rasulullah/). Kalau ini benar, maka sesungguhnya mayat tersebut memiliki karomah, karena dikubur di atas kuburan Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam??!!

Lantas jika memang si wahabi kesambar petir maka itu merupakan kejadian yang sangat menghebohkan, bukan hanya menghebohkan penduduk madinah, bahkan penduduk saudi, bahkan penduduk dunia. Tentunya berita heboh ini akan disebarkan dunia internasional, terlebih lagi dari gambar tersebut nampak adalah di zaman modern sekarang, dengan adanya HP, kamera, IPhone, dll. Karenanya tentu kita bertanya-tanya kapan terjadi peristiwa "wahabi kesambar petir" ini?, dalam sumber berita manakah? Atau dalam buku sejarah manakah?. Tentunya jika berita ini benar maka para orang-orang yang hasad kepada kaum wahabi tidak akan tinggal diam, dan pasti langsung menyebarkannya.

Selain itu, jika memang ada mayat di atas kubah hijau, lantas kenapa tidak dikuburkan? Apakah ada syari'at baru tidak usah dikuburkan agar menjadi pelajaran bagi yang lain??

Jika memang yang kesambar petir seorang wahabi, maka kenapa jenazahnya tidak dikuburkan di tanah? Apakah karena wahabi kafir lantas tidak dikuburkan di tanah?, bukankah orang kafir saja dikuburkan oleh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam? Bahkan Abu Jahal dikuburkan oleh Nabi?, apalagi seorang wahabi? Apalagi penegak Al-Quran dan Sunnah-sunnah Nabi?

http://www.firanda.com/index.php/artikel/bantahan/340-koleksi-dusta-pemerintah-iran

syiah sesat



Mirip Kristen!
syi'ah beribadah dengan Lilin dalam peringatan kematian husein

syiah sesat



Syi'ah beribadah dengan api dalam peringatan kematian Husein!

Syiah sesat



Ritual berjalan di atas bara api dalam peringatan kematian Husein!

http://inilah-bukti-kesesatan-syiah.blogspot.com/2012/11/beberapa-ritual-kesesatan-syiah.html

Bukti kesesatan syiah



Ritual Mandi lumpur syi'ah dalam peringatan kematian Husein Radhiallahu anhu

http://inilah-bukti-kesesatan-syiah.blogspot.com/2012/11/beberapa-ritual-kesesatan-syiah.html

syria

PESTA DUKA DI HARI 'ASYURA





Oleh
Ustadz Ali Musri Semjan Putra

Para pembaca, kali ini kami mengajak untuk menyimpak berbagai keyakinan sesat Syiah tentang pesta duka di bumi Karbala yang mereka peringati setiap tanggal sepuluh Muharram (hari 'Asyura). Mereka melakukan berbagai bentuk penyiksaan diri dengan benda-benda tajam, seperti rantai besi, pedang, cambuk dan benda tajam lainnya. Hal itu mereka yakini sebagai bukti cinta (palsu) mereka kepada Ahlul Bait (Keluarga Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam), yang diwujudkan dalam bentuk kesedihan dan kedukaan atas terbunuhnya cucu Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam Husain Radhiyallahu 'anhuma di tempat tersebut. Silahkan menyimak dan semoga bermanfaat.

PESTA DUKA DI HARI 'ASYURA
Hari 'Asyura, orang-orang Syiah meyakininya sebagai hari sial yang membawa celaka. Sejak awal bulan Muharram (bahkan selama sebulan penuh) mereka tidak melakukan hal-hal penting di rumah, seperti tidak bepergian, tidak melakukan pernikahan, tidak berhias, tidak memakai pakaian yang bagus, tidak memakan makanan yang enak dan lain-lain. Anak yang lahir di bulan Muharram mereka yakini bernasib sial.

Secara khusus, pada hari 'Asyura, mereka melakukan ritual yang amat mengerikan dengan menyiksa diri dengan benda-benda keras dan tajam. Semangat untuk menyakiti dan melukai tubuh sendiri akan kian terlucut dengan rangsangan sya’ir-sya’ir kisah terbunuhnya Husain bin 'Ali Radhiyallahu 'anhu di padang Karbala yang diperdengarkan, karya tokoh-tokoh Syi’ah. Kisah tersebut dibumbui dengan berbagai kebohongan serta cacian terhadap para Sahabat Radhiyallahu 'anhum.

Jika para pembaca kurang yakin silakan saksikan apa yang sedang berlangsung di padang Karbala pada hari Asyura. Mereka berdatangan dari berbagai negara, dengan berpakaian serba putih. Sambil bergoyang pelan, mereka melantunkan kata 'haidar', 'haidar'. Selanjutnya, sebilah pedang mereka ayun-ayunkan ke salah satu bagian tubuh secara perlahan, sehingga tubuh mereka bersimbah darah. Perayaan duka di Karbala ini lebih dikenal di kalangan Syiah dengan sebutan ritual al-Husainiyyah.[1]

Penyiksaan diri pada hari 'Asyura tersebut tidak hanya dilakukan di bumi Karbala saja, tetapi juga dilakukan oleh kelompok Syiah di berbagai tempat lain. Menurut mereka, kegiatan penyiksaan diri pada sepuluh Muharram itu memiliki nilai ibadah yang tinggi, sebagaimana diungkapkan oleh imam-imam mereka.

UNGKAPAN PARA TOKOH SYIAH TENTANG HUKUM DAN KEUTAMAAN PESTA DUKA DI HARI 'ASYURA
Salah seorang dari tokoh Syiah telah menulis buku khusus tentang ritual pada hari 'Asyura di Karbala dengan judul al-Mâjalis al-Fâkhirah Fi Ma’âtimil 'Ithrahi ath-Thâhirah[2] atau menurut penulis, kitab tersebut berjudul Manâsik al-Husainiyyah.

Salah seorang tokoh mereka menyebutkan bahwa ritual penyiksaan diri pada hari 'Asyura di Karbala dimulai pada abad IV Hijriah pada masa dinasti al-Buwaihi. Kemudian berlanjut pada masa dinasti al-Fathimiyah. Acara tersebut sekarang ini diselenggarakan di negara-negara berpenduduk mayoritas orang-orang Syiah. Seperti Irak, Iran, India, Siria, dll.[3]

Ad-Dimastâni, ulama Syiah yang lain menegaskan : “Meratapi kematian Husain dengan berteriak-teriak hukumnya wajib ‘aini (wajib atas setiap pribadi)” [4]

Ayatullah al-'Uzhma syaikh Muhammad Husain an-Nâti berkata : “Tidak ada masalah tentang hukum bolehnya memukul pipi dan dada dengan tangan sampai merah dan menghitam. Dan lebih ditekankan lagi, memukul pundak dan punggung dengan rantai sampai kulit kemerahan dan gosong. Bahkan lebih ditekankan lagi jika hal itu menyebabkan keluarnya darah. Begitu pula mengeluarkan darah dari kening dan puncak kepala dengan pedang”[5]

Setelah kita menyimak berbagai ungkapan tokoh-tokoh Syiah Rofidhoh di atas dapat kita ketahui bahwa apa yang dinisbahkan kepada mereka itu benar. Dan bukanlah sebuah isu yang dibuat-buat..

Bila ungkapan-ungkapan tersebut kita sorot dengan cahaya al-Qur'ân dan petunjuk Sunnah serta keyakinan para ulama Salaf, niscaya akan dijumpai jurang pemisah yang sangat dalam antara keyakinan orang-orang Syiah dengan keyakinan kaum Muslimin.

SESATNYA PESTA DUKA DI HARI 'ASYURA
Kekeliruan dan kesesatan acara pesta duka tidak sulit untuk dilacak. Sebab terdapat banyak pelanggaran terhadap ajaran Islam. Berikut ini, keterangannya:

1). Ibnu Katsîr rahimahullah berkata: "Setiap muslim akan merasa sedih atas terbunuhnya Husain Radhiyallahu 'anhuma. Sesungguhnya dia adalah salah seorang dari generasi terkemuka kaum muslimin, juga salah seorang ulama di kalangan para Sahabat, dan anak dari putri kesayangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam. Ia adalah seorang ahli ibadah, seorang pemberani dan pemurah. Tentang apa yang dilakukan Syiah (di hari 'Asyura) seperti bersedih-sedih dan berkeluh-kesah merupakan tindakan tidak pantas. Boleh jadi, itu mereka lakukan adalah karena pura-pura dan riya. Sesungguhnya ayah Husain ('Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu 'anhuma) jauh lebih afdhal (utama) darinya. Beliau juga meninggal dalam keadaan terbunuh. Akan tetapi, mereka tidak menjadikan hari kematiannya sebagai hari berkabung layaknya hari kematian Husain Radhiyallahu 'anhuma (yang diperingati). 'Ali bin Abi Thâlib Radhiyallahu 'anhu terbunuh pada hari Jum'at saat keluar rumah mau melaksanakan shalat Subuh, pada tanggal tujuh belas Ramadhan, tahun 40 H.

Demikian juga 'Utsmân Radhiyallahu 'anhu, beliau lebih mulia dari 'Ali Radhiyallahu 'anhu dalam pandangan Ahlussunnah wal Jama'ah. Beliau dibunuh saat terjadi pengepungan terhadap rumahnya, pada hari tasyriîq di bulan Dzulhijjah, tahun 36 H. Beliau disembelih dari urat nadi ke urat nadi. Tidak pernah ada orang berduka di hari kematiannya.

Demikian pula halnya 'Umar bin Khaththâb Radhiyallahu 'anhu. Beliau lebih afdhal dari 'Utsmân dan 'Ali Radhiyallahu 'anhuma. Terbunuh di mihrab saat shalat Subuh saat sedang membaca al-Qur'ân. Namun, tidak ada orang yang menjadikan hari kematiannya sebagai hari berduka.

Dan demikian juga Abu Bakar ash-Shiddîq Radhiyallahu 'anhu. Beliau lebih afdhal dari 'Umar Radhiyallahu 'anhu. Akan tetapi, tidak pernah hari kematiannya dijadikan sebagai hari berkabung.

(Terakhir), Allah Azza wa Jalla telah memanggil Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, penghulu anak Adam di dunia dan akhirat, sama seperti para nabi sebelumnya. Namun, tidak ada seorang pun menjadikan hari wafat beliau sebagai hari bela sungkawa, atau melakukan perbuatan orang-orang dari sekte Syiah pada hari kematian Husain. Tidak seorang pun menyebutkan bahwa terjadi sesuatu sebelum atau sesudah hari kematian mereka, seperti apa yang disebutkan Syiah pada hari kematian Husain. Seperti terjadinya gerhana matahari, adanya cahaya merah di langit dan lain-lain"[6]
.
2). Syaikh Fâdhil ar-Rûmi rahimahullah, seorang ulama Dinasti Utsmaniyah mendudukkan kesalahan Syiah dalam masalah ini : "Adapun menjadikan tanggal sepuluh Muharram sebagai hari berduka karena terbunuhnya Husain bin Ali Radhiyallahu 'anhuma yang dilakukan kaum Syiah, hal itu adalah perbuatan orang-orang sesat sewaktu di dunia. Tetapi, mereka mengira telah melakukan sesuatu yang amat baik. Padahal, Allah Azza wa Jalla dan Rasul Shallallahu 'alaihi wa sallam saja tidak pernah memerintahkan untuk menjadikan hari musibah para nabi atau hari kematian mereka sebagai hari berduka. Apalagi terhadap hari kematian orang-orang yang kedudukannya di bawah mereka…[7]

Pada kesempatan lain beliau menyatakan: "Diantara bentuk bid'ah yang dilakukan sebagian manusia pada hari 'Asyura adalah menjadikan hari tersebut sebagai hari berduka. Mereka meratap dan bersedih serta menyiksa diri pada hari tersebut. Disamping itu, mereka mencaci para Sahabat Rasululullah Shallallahu 'alaihi wa sallam yang telah meninggal, berdusta atas nama keluarga Nabi Shallallahu 'aliahi wa sallam, dan melakukan berbagai kemungkaran lainnya yang dilarang dalam al-Qur'ân dan Sunnah Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam serta kesepakatan kaum Muslimin.

Sesungguhnya, Husain Radhiyallahu 'anhuma telah dimuliakan Allah Azza wa Jalla dengan menjadikannya sebagai orang yang mati syahid pada hari tersebut. Dia dan saudaranya Hasan adalah dua pemuda penghuni Jannah. Sekalipun terbunuhnya dua orang bersaudara tersebut merupakan musibah besar, akan tetapi Allah Azza wa Jalla mensyariatkan bagi kaum muslimin ketika mengalami musibah untuk mengucapkan kalimat istirjâ' (innâ lillâh wa innâ ilaihi raji’ûn) [8].

Kalimat istirjâ' merupakah salah satu anugerah yang hanya diberikan kepada umat Islam. Sa'id bin Jubair Radhiyallahu 'anhu berkata:

لَمْ يُعطَ الْاسْتِرْجَاعُ لِأُمَّةٍ مِنَ الْأُمَمِ إِلاَّّ هَذِهِ الْأُمَّةِ، وَلَوْ أعْطِيَ لِأَحَدٍ لَأُعْطِيَ يَعْقُوْبُ النبيّ أَلاَ تَرَى أَنَّهُ قَالَ فِيْ مَقَامِ الْاستِرْجَاعِ: يَا أَسَفَى عَلَى يُوْسُفَ

"Kalimat istirjâ' tidak diberikan bagi umat-umat lain kecuali untuk umat ini (umat Nabi Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam). Jika seseorang diberi (sebelumnya, red) tentu akan diberikan kepada Nabi Ya'qub Alaihissalam. Tidakkah Anda perhatikan beliau mengucapkan sebagai ganti kalimat istirjâ' aduhai, betapa sedihnya kehilangan Yusuf'" [9].

Dalam hadits, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menyampaikan kalimat istirjâ'. Beliau bersabda:

مَا مِنْ مُسْلِمٍ تُصِيبُهُ مُصِيبَةٌ فَيَقُولُ مَا أَمَرَهُ اللَّهُ إِنَّا لِلَّهِ وَإِنَّا إِلَيْهِ رَاجِعُونَ اللَّهُمَّ أْجُرْنِي فِي مُصِيبَتِي وَأَخْلِفْ لِي خَيْرًا مِنْهَا إِلَّا أَخْلَفَ اللَّهُ لَهُ خَيْرًا مِنْهَا

"Tidaklah seorang muslim ditimpa musibah, maka ia ucapkan 'innâ lillâh wa innâ ilaihi raji’ûn', (dan berdoa) ya Allah beri aku pahala atas musibah yang menimpaku, gantilah untukku dengan sesuatu yang lebih baik darinya, melainkan Allah akan memberinya pahala untuknya atas musibah itu dan mengganti dengan sesuatu yang lebih baik dari yang ia alami" [HR. Muslim 2/632 no (918]

3). Adapun melakukan sesuatu yang dilarang Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam pada hari peringatan musibah setelah berlalu dalam masa yang cukup lama, perbuatan ini dosanya akan lebih besar lagi. Apalagi, jika disertai dengan memukul-mukul muka, merobek-robek baju, berteriak-teriak yang merupakan kebiasaan bangsa Jahiliyyah, melaknat dan mencaci orang-orang Mukmin (para Sahabat Nabi Radhiyallahu 'anhum), serta membantu orang-orang zindiq untuk merusak Islam.[10]

Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah menerangkan hukum menyiksa diri atas peristiwa musibah yang menimpa seseorang dalam hadits berikut ini:

لَيْسَ مِنَّا مَنْ ضَرَبَ الْخُدُودَ وَشَقَّ الْجُيُوبَ وَدَعَا بِدَعْوَى الْجَاهِلِيَّةِ

"Tidak termasuk golongan kami orang yang memukul-mukul muka, merobek-robek baju dan berteriak-teriak seperti orang-orang jahiliyah" [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Dalam hadits lain, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:

أَرْبَعٌ فِي أُمَّتِي مِنْ أَمْرِ الْجَاهِلِيَّةِ لَا يَتْرُكُونَهُنَّ : الْفَخْرُ بِالْأَحْسَابِ وَالطَّعْنُ فِي الْأَنْسَابِ وَالِاسْتِسْقَاءُ بِالنُّجُومِ وَالنِّيَاحَةُ عَلَى الْمَيِّتِ. وَقَالَ : النَّائِحَةُ إذَا لَمْ تَتُبْ قَبْلَ مَوْتِهَا تُقَامُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَعَلَيْهَا سِرْبَالٌ مِنْ قَطْرَانٍ وَدِرْعٌ مِنْ جَرَبٍ

"Ada empat perkara yang termasuk perkara jahiliyah terdapat di tengah umatku; berbangga dengan kesukuan, mencela keturunan (orang lain), meminta hujan dengan bintang-bintang dan meratapi mayat"

Kemudian beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam menambahkan:
"Wanita yang meratapi mayat apabila tidak bertaubat sebelum meninggal, ia akan dibangkit pada hari kiamat dengan memakai mantel dari tembaga panas dan jaket dari penyakit kusta" [HR. Muslim]

Abu Musa al-Asy 'ari Radhiyallahu 'anhu berkata:

أَنَا بَرِيءٌ مِمَّا بَرِئَ مِنْهُ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَرِيءٌ مِنْ الْحَالِقَةِ , وَالصَّالِقَةِ , وَالشَّاقَّةِ

"Aku berlepas diri orang-orang yang Rasulullah berlepas diri dari mereka. Sesungguhnya Rasulullah berlepas diri dari wanita yang mencukur rambutnya, wanita yang berteriak-teriak dan wanita yang merobek-robek baju (saat ditimpa musibah)" [HR. al-Bukhâri dan Muslim]

4). Pelanggaran lain dalam bentuk mencela para Sahabat Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam.
Banyak sekali ayat maupun hadits yang menerangkan keutaman Sahabat. Dan sebaliknya juga terdapat nash-nash yang mengharamkan melaknat dan mencaci para Sahabat. Secara khusus, Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam telah melarang dengan tegas umatnya mencela para Sahabat Radhiyallahu 'anhum:

لَا تَسُبُّوا أَصْحَابِي فَلَوْ أَنَّ أَحَدَكُمْ أَنْفَقَ مِثْلَ أُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلَا نَصِيفَهُ

"Jangan kalian mencela para sahabatku. Seandainya salah seorang kalian mengimfaqkan emas sebesar gunung Uhud, niscaya tidak akan sampai (nilainya) segegam (pahalanya) salah seorang mereka dan tidak pula separohnya" [HR. al-Bukhari dan Muslim]

Maka, berdasarkan hadits ini, seorang mukmin wajib memuliakan mereka dan menyebut mereka dengan kebaikan serta menahan lisan dari mencela mereka.
Peristiwa terbunuhnya 'Utsmân dan Husain Radhiyallahu 'anhuma menyebabkan terjadinya fitnah yang besar dan tersebarnya kedustaan yang banyak. Akibatnya, muncul berbagai bentuk kesesatan dan bid'ah-bid'ah, menjerumuskan sebagian generasi umat ini sejak dulu sampai sekarang. Beragam kedustaan dan kesesatan serta bid'ah-bid'ah semakin hari semakin bertambah dan berkembang. Dan telah menimbulkan berbagai akibat-akibat yang tidak mungkin kita urai dalam bahasan singkat ini.[11]

Imam al-Ghazâli rahimahullah dan ulama lainnya berkata : “Diharamkan para penceramah untuk meriwayatkan kisah terbunuhnya Husain Radhiyallahu 'anhuma, juga tentang hal-hal yang terjadi antara sesama para Sahabat dalam perselisihan dan pertikaian mereka. Karena, hal itu dapat memotivasi orang untuk membenci para Sahabat g dan mencela mereka. Mereka adalah teladan umat, dimana para ulama mendapatkan ilmu melalui mereka. Kemudian ilmu tersebut sampai kepada kita melalui para ulama yang mengambil ilmu dari mereka. Maka, orang yang mencela mereka adalah orang yang mencela diri dan agamanya”.

Ibnu Shalâh rahimahullah dan Imam Nawawi rahimahullah berkata: "Para Sahabat seluruhnya adalah adil (terpercaya). Saat wafatnya Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam, jumlah Sahabat mencapai seratus empat belas ribu (114.000) orang. Al-Qurân dan Hadits telah menyatakan akan keadilan (ketakwaan) dan kemuliaan mereka. Dan segala sesuatu yang terjadi di antara mereka, terdapat pertimbangan-pertimbangan (yang membuat mereka tidak dihukumi telah berbuat kesalahan murni, red) yang tidak mungkin kita sebutkan satu-persatu dalam tulisan singkat ini.[12]

Imam asy-Syafi’i rahimahullah : “Itu adalah peristiwa pertumpahan darah yang Allah menghindarkan tangan-tangan kita darinya. Maka hendaklah kita mensucikan lidah kita dari membicarakannya”.

Semoga Allah Azza wa Jalla melindungi kita dari berbagai bentuk kesesatan dan kebatilan, baik yang nyata maupun yang tersembunyi.

[Disalin dari majalah As-Sunnah Edisi 10/Tahun XII/1430H/2009M. Diterbitkan Yayasan Lajnah Istiqomah Surakarta, Jl. Solo – Purwodadi Km.8 Selokaton Gondangrejo Solo 57183 Telp. 0271-761016]
________
Footnote
[1]. Penisbatan kepada nama Husain Radhiyallahu 'anhuma
[2]. Lihat Man Qatalal Husain, hal: 60
[3]. Lihat Man Qatalal Husain, hal: 56
[4]. Lihat Man Qatalal Husain, hal: 65
[5]. Lihat Man Qatalal Husain, hal: 66
[6]. al-Bidâyah wan Nihâyah (8/208)
[7]. Majâlisul Abrâr majlis no 37.
[8]. Ibid.
[9]. Diriwayatkan Imam ath-Thabari rahimahullah dalam Tafsirnya (13/39)
[10]. Lihat Majâlisul Abrâr majlis no 37.
[11]. Lihat Majâlisul Abrâr majlis no 37.
[12]. Lihat "Ash shawa'iq Al Muhriqoh" karangan Al Haitamy: 2/640.

http://almanhaj.or.id/content/2607/slash/0/pesta-duka-di-hari-asyura/
 —

Kesesatan Syiah

Lihatlah bagaimana mereka melukai kepala seorang anak kecil!

Mereka (syi'ah) melakuan perbuatan ini dalam rangka memperingati kematian Husein Radhiallahu anhu
 —

Kesyirikan agama syi'ah menyembah kuburan!


Agama syi'ah adalah agama yang penuh dengan kesyirikan,mereka menyembah kepada selain Allah diantaranya menyembah kuburan.


Mari kita lihat Hadist-hadist Rasulullah berkaitan dengan kuburan

1. Sabda beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam,
لَا تَجْلِسُوا عَلَى الْقُبُورِ وَلَا تُصَلُّوا إِلَيْهَا
Janganlah duduk di atas kuburan dan jangan shalat menghadapnya. (H.R. Muslim (II/668 no. 972) dari Abu Martsad radhiallahu ‘anhu)

2. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلَاتِكُمْ، وَلَا تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا
Laksanakanlah sebagian shalat kalian di rumah kalian dan janganlah kalian menjadikannya kuburan. (H.R. Bukhâri (I/528-529 no. 432) dari Ibn Umar radhiallahu ‘anhuma)

3. Sabda Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam,
الْأَرْضُ كُلُّهَا مَسْجِدٌ إِلَّا الْمَقْبَرَةَ وَالْحَمَّامَ
Bumi seluruhnya adalah masjid (tempat untuk shalat), kecuali kuburan dan kamar mandi. (H.R. Ahmad (XVIII/312 no. 11788) dari Abu Sa’id radhiallahu ‘anhu

4. Doa Rasûlullâh shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اللَّهُمَّ لَا تَجْعَلْ قَبْرِي وَثَنًا يُعْبَدُ، اشْتَدَّ غَضَبُ اللَّهِ عَلَى قَوْمٍ اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
Ya Allâh, janganlah Engkau jadikan kuburanku berhala yang disembah. Allâh sangat murka kepada kaum yang menjadikan kuburan para nabi mereka masjid. (H.R. Malik dalam al-Muwattha’ (II/72 no. 452) dari ‘Atha’ bin Yasar rahimahullah.

5. Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam,
قَاتَلَ اللَّهُ الْيَهُودَ؛ اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
Semoga Allâh membinasakan kaum Yahudi. Mereka menjadikan kuburan para nabi mereka sebagai masjid. (H.R. Bukhari (I/531 no. 437) dan Muslim (I/376 no. 530) dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu)


# Benarkah mereka pecinta ahlul bait?
kenyataanya mereka justru menyelisihi apa-apa yang di perintah dan dilarang oleh Rasulullah shalallahu alaihi wa salam

http://inilah-bukti-kesesatan-syiah.blogspot.com/2012/11/kesyirikan-agama-syiah-menyembah-kuburan.html
 —

Perbedaan Imam Mahdi Ahlus Sunnah dan Mahdi Syi’ah


Seperti yang telah disinggung, sebenarnya Mahdi ala Syi’ah hanyalah khurafat yang tiada nyatanya. Sehingga perbandingan di sini adalah perbandingan antara Mahdi nyata dan Mahdi fiktif yang diyakini Syi’ah.

1. Mahdi Ahlus Sunnah bernama Muhammad bin Abdillah sesuai dengan nama Nabi Shalallahu alaihi wasalam dan nasabnya. Sedangkan Mahdi Syi’ah namanya Muhammad bin Hasan Al-‘Askari.

2. Mahdi Ahlus Sunnah dari keturunan Al-Hasan bin ‘Ali. Sedangkan Mahdi Syi’ah dari keturunan Al-Husain bin ‘Ali.

3. Mahdi Ahlus Sunnah kelahiran dan kehidupannya seperti layaknya manusia yang lain. Sedangkan Mahdi Syi’ah dikandung dan dilahirkan dalam waktu semalam, lalu masuk sirdab pada umur 9 tahun, sementara telah berlalu di dalamnya waktu sepanjang 1.150 tahun lebih.

4. Mahdi Ahlus Sunnah muncul untuk menolong muslimin secara umum, tanpa membedakan jenis mereka. Sedangkan Mahdi Syi’ah hanya untuk Syi’ah Rafidhah, bahkan sangat benci kepada bangsa Arab, terlebih Quraisy.

5. Mahdi Ahlus Sunnah mencintai para sahabat dan ibu-ibu kaum mukminin (istri-istri Nabi n). Sementara Mahdi Syi’ah sangat membenci mereka, bahkan menyiksa mereka setelah mengeluarkan mereka dari kubur mereka.

6. Mahdi Ahlus Sunnah mengamalkan Sunnah Nabi n dan memberantas bid’ah. Sementara Mahdi Syi’ah mengajak kepada agama baru dan kitab yang baru.

7. Mahdi Ahlus Sunnah memakmurkan masjid. Sementara Mahdi Syi’ah menghancurkan masjid. Ia menghancurkan Masjidil Haram Ka’bah, masjid Nabawi, dan seluruh masjid.

8. Mahdi Ahlus Sunnah berhukum dengan Kitabullah dan Sunnah Rasulullah n. Sedangkan Mahdi Syi’ah berhukum dengan hukum keluarga Dawud.

9. Mahdi Ahlus Sunnah muncul dari negeri timur. Sementara Mahdi Syi’ah muncul dari sirdab Samarra`.

10. Mahdi Ahlus Sunnah benar-benar ada, seperti terdapat dalam hadits dan penjelasan ulama. Sementara Mahdi Syi’ah adalah khayalan dan tidak akan muncul sampai kapan pun. (diringkas dari kitab Badzlul Majhud karya Asy-Syaikh Abdullah Al-Jumaili, 1/255-257)

11. Mahdi Ahlus Sunnah datang membawa keadilan. Sementara Mahdi Syi’ah datang membawa malapetaka dan kehancuran.

(ditulis oleh: Al-Ustadz Qomar, ZA)

http://asysyariah.com/perbedaan-mahdi-ahlussunnah-dan-mahdi-syiah.html
 — with Asma Sira Rahayu.

Dua Ciri Karateristik Syiah


JIKA kita klasifikasikan, maka setidaknya ada dua ciri karakteristik kelompok/orang yang masuk ke lingkaran Syiah.

Pertama; mereka yang sebenarnya masih awam tentang Syiah. Golongan ini pada dasarnya tidak begitu mengenali bagaimana seluk beluk Syiah selama ini. Dari mulai pelecehan Syiah terhadap para sahabat, kecuali terhadap Ali. Sikap Syiah terhadap Ahlus Sunnah. Doktrin Imamah Syiah (yang berimplikasi pada Ushul Fiqh), sampai praktek taqiyah milik Syiah untuk menutupi ajaran mereka selama ini.

Kedua; pengikut Syiah yang benar-benar ideologis. Mereka mengikuti hakikat ajaran Syiah sepenuhnya. Seperti konsep Imamah, Taqiyah, Roj’ah, bad’a, dan lain sebagainya. KH. Nabhan Husein, dalam presentasinya di Mesjid Istiqlal tahun 1997, lewat artikel berjudul “Tinjauan Ahlus sunnah Terhadap Faham Syiah Tentang Al Qur’an dan Hadits” pun merinci setidaknya ada 219 ayat yang di Al Qur’an yang tidak diakui kelompok Syiah.

Pada kasus pertama biasanya mereka yang masuk ke komunitas Syiah salah satunya oleh kekaguman kepada sosok Ahmadinejad. Mereka juga tidak bisa membedakan kasus Revolusi Iran dengan faham aqidah Syiah. Lalu bukan tidak mungkin mereka termakan oleh praktik taqiyah Syiah yang sengaja dimainkan untuk menutup-nutupi hakikat sesungguhnya.

KH Dawam Anwar, dalam presentasinya “Inilah Haqiqat Syiah” saat Seminar Nasional tentang Syiah tahun 1997 di Mesjid Istiqlal, menjelaskan bahwa salah satu sulitnya ajaran Syiah terendus masyarakat awam dikarenakan kitab-kitab yang memuat hakikat Syiah dan Syariat Syiah langka sekali, bahkan bisa dibilang tidak ada.

Kitab-kitab semacam Al Kaafi, Tahdzibuk Ahkam, Al Istibshar, Bihar Al Anwar, Al Waafi dan lain-lain tidak ditemui toko-toko buku pada umumnya. Karena sejak dahulu ulama-ulama Syiah sengaja merahasiakan kitab-kitab semacam itu agar jangan sampai jatuh ke tangan Ahlus Sunah karena akan menjadi senjata makan tuan. Walau pada akhirnya, atas izin Allah, kitab-kitab itupun sampai juga ke tangan ulama Ahlus sunnah wal Jama’ah.

Yang paling menarik sekarang ini adalah faktor Ahmadinejad yang gencar melakukan kritik terhadap Amerika. Karena, hal itu pun juga masih bisa diperdebatkan.

Kalaulah memang Ahmadinejad serius melawan Amerika, sekiranya ia bisa berbuat lebih riil dalam melaksanakannya. Tidak jauh dari Iran, berbatasan langsung dengan teritori Ahmadinejad, yakni Afghanistan dimana puluhan ribu mujahidin bahu-membahu mengusir Amerika dan cengkaman Zionis. Namun sampai saat ini belum (dan tidak) ada tindakan konkret dari Ahmadinejad sama sekali untuk membantu Afghan mengusir Amerika.

Yang terjadi justru sebaliknya. Satu contoh saja, kita ketahui bersama hubungan Ahmadinejad dengan Nouri Al Maliki dekat sekali. Padahal Nouri adalah kaki tangan Amerika dan Israel di Irak. Jadi amat wajar jika spekulasi kemudian berkembang: apakah karena Nouri Al Maliki juga orang Syiah?

Dan ini semakin menimbulkan kecurigaan kenapa Iran—yang tak lebih besar dari pada Iraq yang sudah digempur habis-habisan oleh AS dan sekutu—masih baik-baik saja. Dalam artian, AS tidak pernah melakukan suatu tindakan yang nyata terhadap Iran.

[islampos/pecintamanhajsalaf]
 

Iran; Negara Syiah, Bukan Negara Islam


islampos.com—BETUL, jika kita mendengar kata ‘Iran’, pikiran kita akan menuju Timur Tengah dan membayangkan orang-orang Arab. Timur Tengah dan bangsa Arab identik dengan Islam, tapi tidak di Iran. Memang, di Iran juga ada orang Islam yang beraliraan Sunni, selain orang Syiah (tentu saja, dan celakanya, dunia dibikin sama dalam eksekusi imej itu bahwa Syiah merupakan bagian atau salah satu aliran dalam Islam), orang Yahudi, dan orang Kristen. Namun orang Islam di Iran sangatlah minoritas dan tertindas.

Sejak bergulirnya revolusi Iran dibawah kepemimpinan Khomeini, Iran berubah menjadi sebuah negara digdaya di kawasan Arab. Kekuatan militer mereka berkembang pesat. Mereka kerap melayangkan kritik tajam terhadap kebijakan Barat.

Sikap permusuhan pun dipertunjukkan oleh Iran kepada Israel, seolah betapa bencinya orang Iran kepada Israel.

Sepak terjang Iran banyak menarik simpati kaum muslimin dunia. Pasca runtuhnya kekhilafahan Turki Utsmani, kaum muslimin memang kehilangan pelindungnya. Dan kini Iran muncul menentang kezhaliman dunia Barat (kafir) terhadap dunia Islam ditengah kebisuan dan ketidakberdayaan para pemimpin-pemimpin negeri Arab. Hmmm.. Apakah Iran akan menjadi bagian dari seri sejarah keperkasaan Islam?

Secara kasat mata memang seperti itulah adanya. Namun sejarah telah berkata lain tentang Iran yang berakidahkan Syiah Ghulat (Rafidhah). Lihatlah bagaimana Syiah mempunyai andil atas terbunuhnya sahabat Rasulullah shalallohu alaihi wa sallam yang mulia, Ali bin Abi Thalib. Begitu juga pengkhianatan mereka atas Husein rodhiallohu ‘anhu. Dan tak akan hilang dari catatan sejarah bagaimana Syiah berkonspirasi dengan pasukan Tar-Tar untuk mengkudeta kepemimpinan Harun Ar-Rasyid. Sejarah justru bertutur bahwa Syiah adalah musuh besar bagi kaum muslim sunni.

Iran masa kini

Lalu bagaimana dengan Syiah Iran saat ini? Tindak-tanduknya memang terlihat pro terhadap Islam, tapi wajib diketahui bahwa orang-orang Syiah adalah orang-orang yang pendusta. Saat ini mereka berkata A, sedetik kemudian mereka berpaling akan berubah menjadi B. Hal ini karena mereka memasukkan dusta sebagai bagian dari akidah (taqiyah). (Al-kafi: 2/219)

Banyak fakta telah terungkap bahwa pada kenyataannya permusuhan Iran justru tertuju kepada Islam itu sendiri. Lihatlah di Ibukota Iran, Teheran. Silahkan Anda hitung berapa banyak Masjid-Masjid Sunni jika dibandingkan dengan Sinagog (tempat peribadatan orang-orang Yahudi) ?! Tidak ada satupun Masjid sunni berdiri disana, justru Sinagog bertebaran hingga lebih dari 45 buah! Padahal populasi muslim sunni di Iran adalah terbesar kedua setelah Syiah. Itu hanya secuil bukti ketimpangan amal perkataan dengan fakta lapangan.



Mungkin banyak juga yang belum tahu kalau Khomeini memimpin revolusi dari tempat pengasingannya di Prancis. Tapi pasti kaum muslimin tahu kalau Prancis dan AS adalah sekutu intim. Tentu ada permainan diantara mereka bertiga; Khomeini, Prancis dan AS (dalam hal ini CIA). Pun pada masa kekuasaannnya Khomeni, Iran telah bermesraan dengan AS dan Israel. Kita bisa ketahui hal ini dalam kasus skandal “Iran kontra”.

Dan mungkin tidak banyak orang tahu kalau yang memuluskan jalan Amerika untuk menyerang Irak yang mayoritas Sunni adalah Syiah Iran. Syiah Iran mengizinkan kapal induk Amerika memasuki wilayah perairan Teluk Persia Iran dan menjadikannya sebagai basis militer angkatan laut dan udara Amerika. Mereka juga memberikan bantuan berupa pemberian informasi intelijen ke AS. Seandainya memang Iran pro terhadap kaum muslimin tentunya hal itu tidak akan terjadi.

Adalah kenyataan yang tak dapat dipungkiri lagi bahwa Syiah memiliki kebencian yang mendalam kepada Sunni. Kita bisa dapati hal tersebut pada kitab-kitab rujukannya. Jika kita mau sedikit saja berusaha mencari informasi tentang hal ini, maka itu sudah cukup bagi kita untuk dapat menemukan sekian banyak bukti kekejaman Syiah terhadap sunni. Mereka tega membantai 500 orang sunni yang berada dipenjara dengan cara merubuhkan penjara tersebut. Mereka tega membantai orang sunni hanya lantaran memiliki nama para sahabat yang mulia; Abu Bakar, Umar, dan Utsman . Mereka tega menggantung para ulama Sunni dengan tuduhan-tuduhan yang tak berbukti. Apakah seperti ini kelakuan pelindung umat? Tidak, mereka hanya melindungi diri mereka sendiri sebagai Syiah bukan sebagai bagian kaum muslimin sebagaimana yang kerap mereka gembar-gemborkan di hadapan publik.

Tebar pesona revolusi

Kini Iran tengah berusaha mengekspor revolusinya ke berbagai negara, terutama wilayah Arab. Di Libanon, Suriah dan Bahrain, Syiah telah menancapkan ideologinya. Mereka berusaha menguasai Negara-negara terusan Suez dengan maksud agar mempermudah suplai senjata kepada pejuang-pejuang mereka. Mereka telah masuk ke Eritrea yang miskin, dan sedang menuju ke gerbang laut merah yang mengontrol terusan Suez. Dari sini Iran dapat mengancam Yaman dan Arab Saudi dan meneruskan persenjataannya ke Sudan dan Mesir Setidaknya itulah yang dikatakan oleh mantan panglima perang dan Ahli Strategi Mesir, Hussam Sweilem. Masih menurut Hussam Sweilem, bahkan Syiah Iran memiliki departemen tersendiri di kementrian dalam negeri yang menangani program ekspor ideologi Syiah ke luar negeri.

Namun keberanian Syiah menentang hegemoni AS telah menawan sebagian kaum Sunni yang awam. Sungguh seandainya Syiah menjadi mayoritas di negeri ini, maka niscaya nasib kita akan serupa dengan nasib saudara-saudara kita di Iran.

[hsm/islampos/syiahindonesia/berbagai sumber]

SYI’AH DAN YAHUDI SETALI TIGA UANG


Saudara-saudaraku, Subahaanallah jika sekiranya diantara sesama muslim terjadi saling kasih-mengasihi dan bahu-membahu dalam hal apa pun dan dalam kondisi apa pun. Karena kita ketahui pula bahwa hubungan antara muslim yang satu dengan yang lainnya laksana satu tubuh. JIka salah satu anggota bagian dari tubuh itu sakit, maka ikut pula lah keseluruhan anggota tubuh itu merasakannya. Bukankah itu sesuatu hal yang sangat mulia bukan?
Namun pernahkah kita menelaah dan memperhatikan, jika kenyataan yang terjadi sungguh diluar yang kita ketahui, orang yang kita tolong, orang yang kita kasihi ternyata Allooh dan Rosuul-Nya membenci sehingga para ulama pun berlepas diri darinya bahkan mengkafirkannya.

Bukan lah artikel yang dimuat berikut adalah sekedar dugaan atau sangkaan. Melainkan berpuluh-puluh ulama Ahlus Sunnah mengkafirkannya, tidak lain adalah Syi’ah Rafidhoh…
Syi’ah dan Yahudi adalah “dua sejoli” yang sangat lengket dan mesra. Berikut adalah beberapa kemiripan diantara mereka berdua :
[1]. Yahudi telah mengubah-ubah Taurat, begitu pula Syi’ah; mereka mempunyai Al-Qur’an hasil kerajinan tangan mereka sendiri yakni “Mushaf Fathimah” yang tebalnya 3 kali Al-Qur’an kaum Muslimin. Mereka menganggap ayat Al-Qur’an yang diturunkan berjumlah 17.000 ayat, dan menuduh Shohabat menghapus sepuluh ribu lebih ayat.

[2]. Yahudi menuduh Maryam yang suci berzina [Maryam : 28], Syi’ah melakukan hal yang sama terhadap istri Rosulullah Ummul Mu’minin Aa’isyah Radhiallahu ‘anha sebagaimana yang diungkapkan Al-Qummi (pembesar Syi’ah) dalam “Tafsir Al-Qummi (II 34)”

[3]. Yahudi mengatakan, “Kami tidak akan disentuh oleh api neraka melainkan hanya beberapa hari saja”. [Al-Baqarah : 80] Syi’ah lebih dahsyat lagi dengan mengatakan, “Api neraka telah diharamkan membakar setiap orang Syi’ah” sebagaimana tercantum dalam kitab mereka yang dianggap suci “Fashl Khithab
(hal.157)”

[4]. Yahudi meyakini bahwa, Allah mengetahui sesuatu setelah sebelumnya tidak tahu, begitu juga dengan Syi’ah.

[5]. Yahudi berkeyakinan bahwa ucapan “Amin” dalam shalat adalah membatalkan shalat. Syi’ah juga beri’tiqod yang sama.

[6]. Yahudi berkata, “Allah mewajibkan kita lima puluh shalat” Begitu pula dengan Syi’ah.

[7]. Yahudi keluar dari shalat tanpa salam, cukup dengan mengangkat tangan dan memukulkan pada lutut. Syi’ah juga mengamalkan hal yang sama.

[8]. Yahudi miring sedikit dari kiblat, begitu pula dengan Syi’ah.

[9]. Yahudi tidak menetapkan adanya jihad hingga Allah mengutus Dajjal.Syi’ah Rafidhah mengatakan, ”Tidak ada jihad hingga Allah mengutus Imam ghaib Syi’ah yang ditunggu-tunggu”.

[10]. Yahudi menghalalkan darah setiap muslim. Demikian pula Syi’ah, mereka menghalalkan darah Ahlussunnah. [Lihat kitab Badzl Al-majhud fi Itsbat musyabahah Ar-Rafidhah lil Yahud, oleh Abdullah Al-Jumaily].

Ahmad bin Yunus (wafat 227 H), salah seorang tokoh ulama Ahlus Sunnah di Kufah telah berkata: “Seandainya; seorang Yahudi menyembelih seekor binatang, dan seorang Rafidhi (Syi’ah) menyembelih seekor binatang, niscaya aku hanya memakan sembelihan si Yahudi, dan aku tidak mau memakan sembelihan si Rafidhi karena dia telah murtad dari Islam (namun masih mengaku Islam-red).” [Ash-Sharimul Maslul, hal. 570].

Imam Bukhoory berkata: ”Bagiku sama saja, apakah aku sholat dibelakang orang yang berfaham Jahmiyyah atau Syi’ah Rafidhoh, atau aku sholat dibelakang orang Yahudi atau Nashrani. Dan seorang muslim tidak boleh memberi salam kepada mereka, menjenguk mereka ketika sakit, kawin dengan mereka, menjadikan mereka sebagai saksi, dan memakan sembelihan mereka.”(Khalqu Af’alil ‘Ibad hal:125, karya Imam Bukhary ).

[Disalin dari Risalah Dakwah Al-Hujjah, Edisi Khusus/Rabi'ul Akhir/1424H Islamic Center Al-Hunafa' Masjid 'Aisyah Lt II, Jl Soromandi No.1A Lawata - Mataram]
Wallohu a’lam bishowabi.

http://inilah-bukti-kesesatan-syiah.blogspot.com/2012/11/syiah-dan-yahudi-setali-tiga-uang.html
 —

Orang Iran Dilarang Keras Menyerang Israel


islampos.com—SUDAH bukan rahasia lagi hubungan Iran dan Israel. Latar belakang keduanya Yahudi dan Syiah. Syi’ah itu ada dan bertahan sampai saat ini dilatarbelakangi oleh orang-orang Yahudi. Dan mengapa Iran yang menggembor-gemborkan perang dengan Israel tidak pernah terjadi sampai saat ini. Dan itulah persekongkolan cerdik mereka mengelabui dunia.

Datang dari pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei dilaporkan telah melarang keras para relawannya untuk melakukan serangan terhadap Israel.

Khamenei yang memiliki perintah mutlak atas kebijakan pemerintah Iran, mengatakan bahwa negaranya tidak bisa membiarkan para relawan itu untuk menyeberangi perbatasan dan mengambil tindakan militer terhadap Israel.

Lebih dari itu, ia tidak akan mengampuni setiap upaya para relawannya untuk membantu Hamas dengan cara apapun, demikian salah satu televisi pemerintah Iran memberitakan.

Bertolakbelakang dengan kelompok mahasiswa di Iran, mereka meminta pemerintah untuk mengizinkan relawan untuk melakukan penyerangan terhadap Israel dalam menanggapi serangan Israel di Jalur Gaza.
[nr/islampos/thejakartapost]

http://islampos.com/2012/orang-iran-dilarang-keras-menyerang-israel/
 —

Selamatkan Syria

Kami yakin sinar baru akan muncul semula di negara kami, dengan sebab itu kami akan terus bertahan di sini...
Jangan lupa doakan kami yer!!

Hadits-hadits Dhaif Tentang Ahlul Bait(Syiah sesat)




Orang-orang Syi’ah Rafidhah menyanjung demikian tinggi para Ahlul Bait, namun di sisi lain mereka merendahkan para shahabat yang lain. Sikap yang jelas keliru itu memang didasari oleh kedustaan, yaitu hadits-hadits yang disandarkan kepada Rasulullah n namun memiliki derajat dha’if bahkan maudhu’ (palsu). Berikut ini beberapa contoh hadits yang dijadikan mereka sebagai hujjah.

Telah menjadi Sunnatullah (ketetapan Allah) bahwasanya musuh-musuh agama baik dari kalangan orang-orang kafir maupun munafiqin, selalu berjuang keras merongrong agama Allah dengan segala cara. Namun demikian, Allah juga telah menetapkan bahwa agama-Nya akan senantiasa terjaga dengan perantaraan para ulama yang menerangkan kepada umat akan bahaya makar-makar busuk mereka. Allah berfirman:

“Kamilah yang menurunkan Adz-Dzikr dan Kami juga yang menjaganya.” (Al-Hijr: 9)
Sebagaimana telah diketahui, rusaknya agama Nasrani dikarenakan menyusupnya orang-orang Yahudi ke dalam agama Nasrani yang kemudian berhasil melakukan perubahan atas agama tersebut. Selanjutnya, dengan berbagai cara mereka pun berusaha menyusupi agama Islam. Diantara penyusup itu adalah Abdullah bin Saba’, seorang Yahudi pencetus agama Rafidhah yang sekarang lebih dikenal dengan nama Syi’ah. (Majmu’ Al-Fatawa juz 4 hal. 52)

Orang-orang Syi’ah pengikut Abdullah bin Saba’ Al-Yahudi mengaku-aku cinta kepada Ahlul Bait Rasulullah n di mana hal itu hanyalah topeng semata untuk menutupi kebusukan yang ada pada mereka.
Segala cara telah mereka lakukan untuk menghancurkan Islam, di antaranya dengan memalsukan hadits-hadits dari Rasulullah n. Namun Allah memilih ulama Ahlus Sunnah yang mengilmui tentang hadits untuk berjihad dengan menerangkan kepada umat hadits-hadits yang didustakan atas nama Rasulullah n dan merupakan kewajiban bagi mereka untuk menerangkan hal yang seperti itu. (Lisanul Mizan juz 1 hal. 98)
Tidak mengherankan bila mereka berani berdusta atas nama Rasulullah n karena memang syiar agama Rafidhah adalah kedustaan yang dilapisi dengan kemunafikan. (Mizanul I’tidal, juz 1 hal. 6)

Dalam kesempatan yang singkat ini kita akan bawakan sejumlah hadits yang dipalsukan Syi’ah Rafidhah beserta keterangan dari ulama ahli hadits khususnya dalam permasalahan ‘ilal hadits (penyakit/ cacat yang ada pada hadits).


Hadits Pertama

“Permisalan Ahlul Baitku bagaikan bahtera Nabi Nuh. Barangsiapa yang naik di atasnya niscaya dia akan selamat dan siapa yang tidak naik maka dia akan tenggelam dan hanyut.”
Guru besar kami Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i t berkata: “Di sanadnya ada Suwaid bin Sa’id. Dia dha’if (lemah dalam periwayatan hadits) dan Mifdhal bin Shalih seorang munkarul hadits (haditsnya munkar) sebagaimana dikatakan Al-Imam Al-Bukhari. Al-Imam Adz-Dzahabi berkata: ‘Hadits Safinah Nuh adalah paling mungkar.’ Al-Imam Al-Bukhari berkata: ‘Suwaid bin Sa’id munkarul hadits’.”
Hadits ini diriwayatkan dari jalan yang lain, akan tetapi di situ ada dua perawi yang dha’if, yaitu Al-Hasan bin Abi Ja’far Al-Jufri dan Ali bin Zaid bin Jud’an. Al-Imam Al-Bukhari berkata sebagaimana dalam Mizanul I’tidal pada biografi Al-Hasan bin Abi Ja’far: “Dia munkarul hadits.”
Ibnu ‘Adi berkata: “Dia tidak termasuk orang yang berdusta dengan sengaja.”

Al-Imam Ibnu Hibban berkata: “Dia orang shalih yang sering dikabulkan doanya akan tetapi lalai dalam hadits dan tidak pantas untuk dipakai sebagai hujjah.”
Adapun ‘Ali bin Zaid bin Jud’an, pendapat yang rajih (kuat) tentang dia adalah pendapat Al-Imam Al-Bukhari: “Tidak bisa dipakai sebagai hujjah.”

Kesimpulan yang kita ambil dari hadits ini adalah bahwa hadits ini adalah batil, tidak benar penyandarannya kepada Rasulullah n.
Mungkin di antara para pembaca yang pernah belajar ilmu hadits bertanya, mengapa hadits ini dikatakan hadits yang batil atau hadits yang palsu padahal di situ tidak ada perawi kadzdzab atau wadhdha’ (pendusta/ pemalsu hadits)? Namun demikianlah madzhab yang masyhur dan yang benar di kalangan ahli hadits. Sebuah hadits bisa dihukumi sebagai hadits yang batil meskipun di situ tidak ada perawi yang kadzdzab atau wadhdha’. Kalau bukan karena keterbatasan waktu dan tempat, ada baiknya kita bawakan bukti-bukti dari perkataan ulama ahli hadits dalam hal ini. Akan tetapi cukup dilihat perkataan Al-Imam Yahya Al-Qaththan t. (Tadribur Rawi juz 1 hal. 238)
Sebagaimana Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi berkata tentang hadits ini: “Saya berkata, seandainya hadits-hadits mereka (perawi yang disebut di atas) dihukumi sebagai hadits yang didustakan sangatlah pantas.” (Ath-Thali’ah, hal. 273)


Hadits Kedua

“Wahai Ali, sesungguhnya orang-orang Syi’ah kita (golongan kita) akan dibangkitkan pada hari kiamat nanti walaupun mereka bergelimangan dengan dosa akan tetapi muka mereka bagaikan bulan purnama. Mereka diselamatkan dari kesulitan-kesulitan dan dimudahkan dari segenap ujian. Aurat mereka tertutupi, batin mereka penuh dengan ketenangan, diberikan kepada mereka keimanan dan rasa aman, telah terangkat segala kesedihan, mereka tidak ketakutan ketika semua orang ketakutan, dan tidak merasa sedih tatkala semua orang bersedih…” (Al-Hadits)
Al-Imam Ibnul Jauzi t berkata: “Ini adalah hadits maudhu’ (palsu).”
Al-Junaid Al-Hafidz t berkata: “Muhammad bin Salim (salah satu rawinya) matruk (ditinggalkan haditsnya).”
Abul Fath Al-Azdi t berkata: “Muhammad bin Salim dan Muhammad bin Ali keduanya dha’if.”


Hadits Ketiga

“Ahlul Baitku seperti bintang di langit, dengan siapapun kalian ikut niscaya kalian akan mendapat hidayah.”
Al-Imam Asy-Syaukani t berkata di dalam Al-Mukhtashar: “Hadits ini dari tulisan Nabith yang penuh kedustaan.”


Hadits Keempat

“Aku adalah sebuah pohon, Fathimah putiknya, Ali serbuk sarinya, Hasan dan Husain buahnya, orang-orang yang mencintai Ahlul Bait sebagai daunnya dari surga, pasti dan pasti.”
Ibnul Jauzi t berkata: “Ini hadits maudhu’ (palsu), Musa tidak dikenal (maksudnya adalah Musa bin Nu’aimin yang ada di dalam sanad hadits).”


Hadits Kelima

Ibnu ‘Abbas berkata: “Aku bertanya kepada Rasulullah n tentang kalimat-kalimat yang diterima Adam dari Allah sehingga Allah mengampuninya?” Rasulullah n berkata: “(Kalimat itu adalah): Dengan hak Ali, Fathimah, Hasan, dan Husain, engkau bertaubat kepada-Ku, maka Allah mengampuni Adam.”
Ibnul Jauzi t berkata: Ad-Daruquthni berkata: “Amr bin Tsabit meriwayatkan hadits ini sendirian dari bapaknya Abil Miqdam, dan tidak meriwayatkan darinya kecuali Husain Al-Asyqar.” Ibnu Ma’in berkata: “Amr bin Tsabit bukan orang yang bisa dipercaya.” Ibnu Hibban berkata: “Dia memalsukan hadits-hadits dari perawi-perawi yang tsiqah (yang diterima haditsnya).”
Ibnu Katsir t ketika menafsirkan Surat Asy-Syura ayat 23, beliau mengatakan: “Dia (yakni ‘Amr bin Tsabit) adalah seorang Syi’ah yang pendusta.”
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata: “Hadits ini dan yang semisalnya adalah hadits palsu yang dipakai oleh tukang khurafat untuk dijadikan landasan dalam membolehkan berdoa kepada orang-orang yang telah mati.” (Ath-Thali’ah, hal. 230)


Hadits Keenam

“Rasulullah n sujud lima kali tanpa ruku’, beliau berkata: “Jibril telah datang kepadaku dan berkata: ‘Wahai Muhammad, sesungguhnya Allah mencintai Fathimah,’ maka aku sujud. Kemudian dia datang dan berkata: ‘Allah mencintai Fathimah (untuk kedua kalinya),’ maka akupun sujud. Kemudian dia datang dan berkata: ‘Allah mencintai Hasan dan Husain,’ aku pun sujud. Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian dia datang lagi dan berkata: ‘Allah mencintai orang-orang yang mencintai keduanya,’ maka aku pun sujud lagi. Lalu aku mengangkat kepalaku, kemudian dia datang lagi dan berkata: ‘Allah mencintai orang-orang yang mencintai keduanya,’ maka akupun sujud lagi.”
Al-Imam Ibnul Jauzi t berkata: Ibnu ‘Adi berkata: “Ini hadits batil, melalui sanad ini dan kedustaan yang basi.” Karena Al-Mu`tamin (salah seorang rawinya) tidak meriwayatkan dari Al-Auza’i sedikitpun. Abdullah bin Hafs memberikan kepada kami hadits yang kami tidak ragu tentang kedustaannya.”


Hadits Ketujuh

“Kenapa Fathimah dinamakan Fathimah, dikarenakan Allah fathoma (membebaskan) orang-orang yang mencintainya dari neraka.”
Ibnul Jauzi t berkata: “Ini hasil olah tangan Al-Ghilabi dan telah kami sebutkan dari Ad-Daraquthni bahwa ia seorang pemalsu hadits.”


Hadits Kedelapan

“Hai Ali, sesungguhnya Allah menikahkanmu dengan Fathimah dan Allah jadikan bumi sebagai maharnya. Barangsiapa berjalan dengan membencimu maka dia berjalan dengan haram.”
Ibnul Jauzi t berkata: “Ini hadits palsu, di situ ada sejumlah perawi yang di-jarh (dicacat). Hanya saja yang tertuduh memalsukan hadits ini adalah Adz-Dzaari, karena dia pendusta dan pemalsu hadits.”


Hadits Kesembilan

“Barangsiapa mencintai aku, hendaknya dia mencintai Ali. Barangsiapa membenci Ali, dia telah membuatku marah. Dan barangsiapa membuatku marah maka sungguh dia telah membuat Allah murka, dan barangsiapa membuat Allah murka niscaya Dia akan memasukkannya ke dalam neraka.”
Al-Imam Asy-Syaukani t berkata: Al-Khathib berkata: “Ini hadits palsu.”


Hadits Kesepuluh

“Ali adalah imam orang-orang yang baik dan pembunuhnya orang yang fajir. Akan ditolong orang-orang yang menolongnya dan akan ditinggalkan orang-orang yang meninggalkannya.”
Di dalam sanadnya terdapat Ahmad bin Abdillah bin Yazid Al-Harrani. Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata: Ibnu ‘Adi berkata sebagaimana di dalam Al-Mizan: “Ahmad bin Abdillah bin Yazid memalsukan hadits.”


Hadits Kesebelas

“Hai Ali, andaikata ada seorang hamba yang beribadah selama 1.000 tahun dan berinfak emas di jalan Allah sebesar gunung Uhud, melaksanakan ibadah haji selama 1.000 tahun dengan kedua kakinya kemudian terbunuh dalam keadaan didzalimi antara Shafa dan Marwa tetapi tidak loyal kepadamu, niscaya dia tidak akan mencium bau jannah (surga).”
Asy-Syaikh Muqbil bin Hadi t berkata: “Hadits ini palsu, demikian disebutkan Al-Imam Adz-Dzahabi dalam biografi Muhammad bin Abdillah Al-Balwi.”


Hadits Keduabelas

“Allah menurunkan wahyu kepadaku tiga perkara tentang Ali di kala aku Isra Mi’raj: ‘Bahwa dia adalah pemimpin mukminin, imam orang-orang bertakwa, dan pemimpin orang-orang yang bermuka putih dan bercahaya (di hari kiamat nanti).”
Al-Imam Muqbil bin Hadi Al-Wadi’i t berkata (menukil dari Asy-Syaikh Al-Albani t): “Hadits ini palsu.”
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah t berkata: “Ini hadits palsu yang telah diketahui oleh semua orang yang mengenal ilmu hadits, meski ia masih sedikit sekali ilmunya.”
Demikian beberapa hadits yang kami nukil dari kitab Ath-Thali’ah fir Radd ‘ala Ghulatis Syi’ah karya Al-Imam Muqbil bin Hadi t.


Hadits Keduabelas

“Aku adalah kota ilmu dan ‘Ali adalah pintunya, maka barangsiapa yang menginginkan ilmu hendaknya dia mendatangi dari pintunya.”
Hadits ini palsu. Adz-Dzahabi menyatakan maudhu’ (palsu), demikian juga Al-Albani (dalam Adh-Dha’ifah 6/518, no. 2955 dan dalam Dha’iful Jami’ no. 13220).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah mengatakan: Hadits “Aku adalah kota ilmu dan Ali adalah pintunya…” lebih lemah dan lebih lembek., oleh karena itu tergolong palsu walaupun diriwayatkan oleh At-Tirmidzi. Dan disebutkan oleh Ibnul Jauzi (yakni dalam Al-Maudhu’at -ed) lalu beliau terangkan bahwa seluruh sanadnya palsu dan kedustaan itu tampak dari matan hadits itu sendiri. Karena apabila Nabi n sebagai kota ilmu dan tidak ada pintunya kecuali satu, dan tidak ada yang menyampaikan ilmu dari beliau kecuali satu orang, tentu urusan Islam akan rusak…..” (Minhajus Sunnah, 4/138-139, dinukil dari Adh-Dha’ifah) [ed]
Masih banyak lagi hadits lain yang dipalsukan oleh Syi’ah Rafidhah atas nama Rasulullah n. Padahal dusta atas nama Rasulullah n adalah dosa yang sangat besar yang diancam dengan neraka. Sebagaimana Al-Imam Al-Bukhari telah meriwayatkan, beliau berkata: ‘Ali bin Al-Ja’d mengabarkan kepadaku, dia berkata: Syu’bah mengabarkan kepadaku, ia berkata: Manshur mengabarkan kepadaku, ia berkata: Aku mendengar Rib’i bin Hirasy berkata: Aku mendengar ‘Ali berkata: Nabi berkata:

“Janganlah berdusta atas namaku, karena barangsiapa berdusta atas namaku hendaklah ia masuk ke dalam neraka.” (Shahih, HR. Al-Bukhari no. 106)
Para ulama menyebutkan bahwa kedustaan Syi’ah Rafidhah merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak kesamaan Syi’ah Rafidhah dengan Yahudi. (Al-Ilhad Al-Khumaini, hal. 209). Lihat juga surat Ali ‘Imran ayat 78.

Terlalu banyak kesamaan antara Yahudi dengan Syi’ah Rafidhah yang membuat kita yakin bahwa agama Syi’ah Rafidhah adalah susupan dari Yahudi yang berusaha menghancurkan Islam.
Namun ada ‘nilai lebih’ Yahudi dan Nasrani dibandingkan Syi’ah dari satu segi yaitu ketika ditanyakan kepada orang-orang Yahudi: “Siapa orang-orang terbaik di dalam agama kalian?” serta merta mereka menjawab: “Para shahabat Musa.”
Bila orang-orang Nasrani ditanya: “Siapa orang-orang terbaik di dalam agama kalian?” Mereka akan menjawab: “Shahabat-shahabat Isa.” Dan bila orang-orang Syi’ah Rafidhah ditanya: “Siapa orang-orang terjelek di dalam agama kalian?” Maka mereka menjawab: “Shahabat-shahabat Muhammad.” Dan sangat sedikit yang mereka kecualikan. (Syarh Ath-Thahawiyyah, hal. 470)
Akankah masih ada di antara kaum muslimin yang tetap berbaik sangka dengan Syi’ah Rafidhah yang dengan terang-terangan menghinakan agama Islam dan mendustakan kitab suci Al Qur`an? Maka mohonlah kepada Allah wahai kaum muslimin, agar kita diselamatkan dari virus Syi’ah Rafidhah, yang demi Allah, lebih berbahaya 1.000 kali dari virus AIDS.
Tidak bisa kita terus berbaik sangka kepada setiap kelompok yang berdakwah kepada Islam, karena yang membawa kebenaran cuma satu sebagaimana hal ini telah diriwayatkan oleh Al-Imam Al-Bukhari (juz 4 hal. 187) dan Muslim (juz 6 hal. 54) dari jalan Abdurrahman bin Yazid bin Jabir dari ‘Umair bin Hani` dari Mu’awiyah dari Rasulullah n, beliau berkata yang artinya: “Akan senantiasa satu kelompok dari umatku yang berada di atas kebenaran, tidak membahayakan dan merugikan mereka orang-orang yang menyelisihi mereka sampai (menjelang) hari kiamat.”
Dalam hadits di atas Rasulullah n menjelaskan bahwa yang membawa kebenaran adalah satu kelompok saja. Mereka adalah orang-orang yang mengikuti dengan baik jalan para shahabat Rasulullah n. Allah berfirman:

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (At-Taubat: 100)
Demikianlah Allah menjelaskan kepada kita bagaimana cara mendapat ridha Allah, yaitu dengan mengikuti jalan para shahabat dari kalangan Muhajirin dan Anshar dalam mengamalkan Al-Quran dan As-Sunnah. Wabillahit taufiq.

Sumber : asysyariah.com

http://inilah-bukti-kesesatan-syiah.blogspot.com/2012/11/hadits-hadits-dhaif-tentang-ahlul-bait.html
 —

Selamatkan Syria

Seorang lelaki membawa ibunya lari dari kawasan pertempuran diHoms, Syria

Rakyat Syria menderita

Rakyat Malaysia Bersama Revolusi Syria

VIA : Rakyat Malaysia Bersama Revolusi Syria
:::MUJAHIDIN MEDIA:::
As-Syahid Ma'rat An-Nu'man merupakan aktivis media yang banyak melaporkan setiap perkembangan perjuangan rakyat dan mujahidin Syria untuk menjatuhkan rejim terutamanya di wilayah Halab.
Beliau yang berumur 22 tahun banyak melaporkan berita-berita, gambar dan video berkenaan perkembangan Syria sehingga ditangkap oleh rejim.

As-Syahid telah gugur syahid akibat diseksa dengan teruk oleh rejim di dalam tahanan dan gugur syahid pada 5/11/2012 di wilayah Halab.

Kami mempunyai posisi perjuangan yang sama dengan as-Syahid iaitu melaporkan kebenaran yang berlaku di Syria untuk masyarakat dunia.
Moga kami juga dapat mengikut jejak langkah beliau dengan dikurniakan syahid. Doakan!
-kgb-