Thursday, July 18, 2013

Jalan Menuju Khilafah

Daulah Khilafah Islamiyyah

================

Kita ingin mengembalikan “Menara Api yang hilang”. Bangunan menjulang tinggi yang menguasai bangsa Barat selama 13 abad hingga mereka meruntuhkan dan menghancurkannya. Kita ingin menegakkan kembali tiang-tiang khilafah yang sesudah kejatuhannya menyebabkan kaum muslimin terpecah belah dan tercerai berai di setiap tempat tanpa ada gembalanya. Keadaannya seperti domba di malan dingin yang dimangsa kawanan serigala, kepala mereka diinjak-injak oleh orang kafir.

Berubahlah keadaan kaum muslimin sesudah kejatuhan Menara Api ini, yang dalam suasana gelap gulita menerangi jalan mereka. Mereka berubah menjadi buih. Sebagaimana yang dikabarkan oleh Rasulullah SAW:

“Seluruh umat mengerumuni kalian sebagaimana makanan di atas piring dikerumuni orang”. Para sahabat bertanya: “Apakah karena jumlah kita yang sedikit pada waktu itu ya Rasulullah ?”

Beliau menjawab :”Tidak, jumlah kalian besar pada saat itu. Akan tetapi keadaan kalian seperti buih yang diterpa ombak (kalian tidak berarti sama sekali dalam percaturan hidup manusia). Sungguh, Allah benar-benar akan mencabut rasa gentar dari hati musuh-musuh kalian dan akan mencampakkan wahn dalam hati kalian”. Para sahabat bertanya :”Apa wahn itu ya Rasulullah?” Nabi SAW menjawab :”Cinta dunia dan takut mati”.

Jalan satu-satunya yang menjamin kembalinya bangunan yang tinggi itu adalah jihad, yang merupakan puncak tertinggi dari bangunan Islam.

Dengan jihad inilah, dunia menjadi tampak kecil dalam pandangan seorang mujahid. Karena ketika ia berada pada puncak tertinggi Islam, maka dia akan melihat dunia itu tampak kecil dan tak berarti. Seperti seseorang yang naik pesawat terbang.

Ketika ia terbang tinggi di angkasa, maka apapun yang ada di bumi hilang dari pandangannya. Lapangan terbang, tanah air, keluarga, penduduk dan semua yang ada di bumi hilang manakala pesawat telah mengawang di angkasa. Demikian pula halnya orang yang naik ke puncak tertinggi Islam. Di matanya dunia itu nampak kecil, karena ia berada di puncak. Ia heran terhadap apa yang diperselisihkan penduduk bumi. Ia heran terhadap apa yang dipertentangkan oleh orang-orang jahiliyah (bodoh) perihal kesenangan yang sedikit, perihal dirham, perihal merek mobil dan panjangnya, perihal jumlah pemain dalam team sepakbola dan lain-lain.

Ia tertawa dari jauh, dari ketinggian ia melihat mereka sedang bermain seperti kanak-kanak, ia menaruh kasihan terhadap keadaan mereka, dan semua keadaan seperti keadaan itu. Sebab mereka belum mewujudkan kewajiban hidup mereka di dunia, maka kelak mereka akan kehilangan hasil di akhirat.

Para pemuda yang datang untuk berjihad, keinginannya hanya mati syahid, keinginannya hanya surga, keinginannya hanya bidadari-bidadari surga, keinginannya hanya mendapatkan syahadah dari Rabbul ‘Alamin. Dengan syahadah itulah keselamatan hidupnya akan terjamin selama-lamanya. Gelar ini…demi Allah, saya betul-betul menginginkan kematian seperti orang-orang ini, Syakir Al-Quraisy Ath-Tha’ifi dan Gebran Nashir dari Yaman. Kedua orang ini datang dari amerika, lalu bekerja beberapa bulan di Riyadh dan kemudian datang kesini (Afghanistan).

Dua bulan kemudian, Allah menutup kehidupannya dengan syahid dan memasukkannya ke dalam surga. Hanya dua bulan saja disini.

Pemuda ini, seandainya tetap tinggal di amerika, maka berapa tahun yang ia perlukan untuk meraih gelar MBA, MA atau Doctor? Tentunya bertahun-tahun lamanya. Allah Maha Mengetahui. Dia selamatkan pemuda ini dari gadis-gadis amerika, dari godaan mereka dan dari fitnah kehidupan jahiliyah di tengah-tengah kegelapan yang menerpa.

Jihad adalah ibadah satu-satunya yang dapat menghapuskan segala keburukan dan dosa, apabila semua amalan itu di akhiri dengan syahadah (kematian syahid). Jihad adalah seutama-utamanya amal kebajikan secara mutlak, sebagaimana ucapan Imam Ahmad dan yang lain :”Tidak ada ibadah yang pahalanya lebih besar daripada pahala Jihad”.

Dalam sebuah hadits disebutkan:

“Datang seseorang kepada Rasulullah, kemudian bertanya :”Tunjukkanlah kepadaku suatu amal yang bias menyamai pahala jihad!” Rasulullah menjawab :”Saya tidak mendapatkannya”. Kemudian beliau melanjutkan :” (disaat mujahid keluar/di medan perang) Apakah engkau mampu masuk ke dalam masjid untuk berdiri melakukan sholat terus-menerus tanpa berhenti dan berpuasa terus-menerus tanpa berbuka?” Maka orang itu menjawab :”Mana ada orang yang mampu mengerjakan itu ?”. (HR. Al Bukhari : 2785)

Jihad yang melindungi agama ini dan melindungi penyebarannya. Jihad merupakan asas terbesar yang menjadi landasan setiap gerakan. Harakah Islamiyah apa saja yang tidak menjadikan jihad sebagai orientasinya, maka wajib bagi seseorang untuk meninggalkannya dan menyatakan dengan terang-terangan bahwa harakah tersebut hanyalah merupakan slogan kosong belaka.

Sesudah penaklukan negeri Syam, orang-orang muslim melihat negeri tersebut adalah negeri yang subur. Mereka lalu menanaminya dengan gandum Syam. Kabar tersebut sampai kepada ‘Umar, maka dia mengirim seorang utusan dengan membawa surat dan membakar lading pertanian mereka. Surat tersebut panjangnya hanya satu baris, berisi kata-kata sebagai berikut :”Sesungguhnya jika kalian meninggalkan jihad dan sibuk dengan pertanian, maka aku akan mengenakan jizyah kepada kalian. Dan aku akan memperlakukan kalian sebagaimana aku memperlakukan Ahli Kitab. Sesungguhnya makanan pokok kalian adalah dari makanan pokok musuh-musuh kalian.”

Rasulullah SAW bersabda :

“Aku diutus menjelang hari kiamat dengan membawa pedang, sehingga Allah disembah sendirian saja, tidak ada sekutu bagi-Nya dan dijadikan rezekiku berada di bawah bayangan tombak, dan dijadikan kecil serta hina orang-orang yang menyelisihi urusanku. Barangsiapa menyerupakan dirinya dengan suatu kaum, maka ia termasuk diantara mereka.” (HR. Ahmad, Shahih Al-Jami’ Ash-Shaghir no. 2831)

Satu-satunya jalan yang dapat dipercaya dan dapat menjamin tegaknya Daulah Islamiyah atau Qaidah Aminah, yang menjadi pusat pemberangkatan kaum muslimin di seluruh dunia adalah jihad fi sabilillah.


(Sumber : Buku Tarbiyah Jihadiyah – DR. Abdullah Azzam)

SEBARKAAN...!!!

:::Al-Malhamah Al-Kubra:::
 

No comments:

Post a Comment