Friday, July 20, 2012

Waspadalah, Indonesia Lebih Rentan Cyber-Attack



Serangan dunia maya dinilai lebih potensial menyerang wilayah Indonesia dibandingkan dengan serangan militer, karena Indonesia merupakan wilayah kepulauan terbesar di dunia.

Humas Kementerian Komunikasi dan Informatika Gatot S. Dewa Broto mengatakan, perangkat IT canggih tidak menjadi jaminan Indonesia bebas dari cyber-attack. Oleh sebab itu, perlu dibangun sistem keamanan atau security system yang kuat. Termasuk masyarakat harus bijak dan disiplin dalam menggunakan dunia maya.

Diakui serangan terhadap situs untuk pemerintah yang berbasis .go.id setiap tahunnya terus meningkat. Tahun 2011 saat Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi Pertahanan DPR, pemerintah melaporkan 1. 350 ribu situs pemerintah diserang kemudian naik menjadi 3 juta kali. Kemenkoimfo telah mengingatkan instansi Polri, Menteri Keuangan dan kementerian lainnya untuk meningkatkan security system.

“Potensi ancaman dari Rusia, China, Siberia, Amerika Serikat, dan Eropa bahkan dari dalam negeri sendiri menyerang pemerintah,” ungkapnya.

Untuk menangkal cyber-attack, pemerintah menyusun regulasi dan peraturan perundang-undangan, serta menyiapkan Sumber Daya Manusia. Pihak Kementerian Kominfo pun sedang menunggu pengesahan RUU Tindak Pidana Teknologi Informasi yang masih dalam tahap harmonisasi di Kemenkumham untuk menutupi kekurangan dalam UU Telekomunikasi dan UU ITE.

“Sejak 2011 kita sudah memiliki direktur khusus yang bertugas untuk mendeteksi gangguan keamanan. Tahun sebelumnya tidak ada posisi itu,” jelasnya. 

Gatot juga menjelaskan permasalahan tentang kesembronoan masyarakat Indonesia dan kekurangpekaan terhadap sistem keamanan.

“Yang menjadi persoalan masyarakat kita, walau tidak semua hanya sebagian. Ada masyarakat kita yang kurang disiplin. Sebagian masyarakat kita kadang-kadang sikap sembrononya tingginya sekali, " kata Gatot S. Dewa Broto, Rabu (18/7) seperti dikutip dari Radio Republik Indonesia.

Dia mencontohkan bentuk sikap sembrono masyarakat yakni saat menggunakan e-mail atau ingin login, memasukan password namun lupa di-close atau sign out, dan keesokan harinya baru di-sign out. Kemudian, Gatot melanjutkan terkadang masyarakat juga mudah untuk men-share password milik pribadinya ke orang lain. Kondisi ini berpotensi disalahgunakan.

“Mungkin kita terlalu baik. Namun siapa jamin password kita tidak akan disalahgunakan. Hal sepele seperti itu akan merusak sistem pertahanan secara perlahan-lahan.”

[muslimdaily]

sumber: http://muslimdaily.net/berita/teknologi/indonesia-rentan-cyber-attack.html

No comments:

Post a Comment