Saturday, February 2, 2013

Awan Kelam Di Atas Ka’bah, Membongkar Kekafiran Saudi




Azza Jamilah Untuk Al-Mustaqbal.net

Satu lagi persembahan Ulama Mujahid dihadiahkan kepada kaum Muslimin, sebuah buku yang membongkar Kekafiran Saudi telah terbit. Buku karya Syekh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisiy ini kini telah hadir dalam edisi bahasa Indonesia setelah diterjemahkan oleh Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahmah dan diberi pengantar oleh Ustadz Abu Bakar Ba’asyir dengan judul “Awan Kelam Di Atas Ka’bah, Membongkar Kekafiran Saudi”.

Buku ini dibuka dengan sebuah sya’ir berjudul Ya Rabbi, sebuah sya’ir yang baitnya berasal dari Nuniyyah Ibnul Qayyim rahimahullah, sedangkan sisanya adalah bait-bait pilihan dari Nuniyyah Al Qahthany rahimahullah, disertai dengan sedikit tambahan yang selaras.

Dalam pengantarnya, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir menjelaskan tentang realita kini dari pemerintah Saudi yang ditulis oleh Syekh Abu Muhammad Ashim Al-Maqdisiy adalah benar adanya berdasarkan fakta-fakta yang tidak terbantahkan dan berpesan agar buku ini disebar luaskan terutama di kalangan pelajar dan mahasiswa Islam agar mereka tidak tertipu dengan kelicikan thoghut-thoghut kerajaan Saudi.

Buku yang cetakan pertamanya tertarikh Desember 2012 ini adalah sebuah buku yang menjelaskan dengan detil semua bukti bahwa pemerintah Saudi bukanlah sebuah pemerintahan Islam yang melaksanakan Hukum Allah Azza Wa Jalla seperti yang disangka kebanyakan kaum Muslimin saat ini. Fakta-fakta yang dihadirkan oleh penulisnya, Syekh Abu Muhammad ‘Ashim Al-Maqdisiy, adalah fakta-fakta yang membuktikan bahwa pemerintah Saudi adalah benar-benar pemerintahan yang dijalankan dengan Undang-undang buatan manusia baik dalam kebijakan dalam negeri maupun kebijakan luar negeri mereka.

Bahkan dari kata pengantar dan muqaddimah pun telah dapat diambil pelajaran bagi orang-orang berakal bahwa pemerintah Saudi adalah sebuah pemerintahan yang tidak dijalankan berdasarkan Syari’at Islam. Setelah itu dijelaskan tentang Qawaaniin Wadl’iyyah (Undang-Undang Buatan) yang dijalankan dalam pemerintahan Saudi dan ini kemudian dilengkapi dengan pembahasan Qawaaniin Saudi sebagai Thoghut Dalam Negeri dan Permainan Mahkamah-Mahkamah Syar’iyyah sebagai pelaksana hukum-hukum thoghut, dan sekali lagi, ini adalah penjelas bahwa Saudi bukanlah sebuah pemerintahan Islam seperti persangkaan sebagian besar kaum Muslimin dewasa ini.

Dan jika paparan tentang kondisi dalam negeri Saudi tersebut belum cukup menjadi bukti bahwa Saudi bukanlah sebuah negara atau pemerintahan Islam, maka dalam bagian kedua dipaparkan bukti-bukti dan fakta-fakta yang berkaitan dengan hubungan dan kebijakan luar negeri Saudi dalam kaitannya dengan penerapan hukum thoghut, yakni hukum-hukum buatan manusia.

Diantara bukti dan fakta tentang kaitan dan hubungan Saudi dengan Thoghut Undang-Undang Luar Negeri adalah ; Saudi dengan Mahkamah Keadilan Internasional, Saudi dengan Undang-Undang Internasional, Saudi dengan PBB, Saudi dengan Piagam PBB, Saudi dengan Majelis Umum PBB, Saudi dengan Dua Perjanjian Internasional Untuk HAM, Saudi dengan Organisasi-Organisasi Yang Menginduk Kepada PBB dan Saudi dengan Kekasih Hati (Amerika). Semua fakta tersebut adalah bukti bahwa Saudi bukanlah pemerintahan Islam yang melaksanakan syari’at Islam, karena semua bukti dan fakta yang ada berlawanan dengan ketentuan kebijakan luar negeri bagi sebuah pemerintahan Islam yang ditetapkan dalam Al-Qur’an maupun As-Sunnah.

Sebagi penguat atas semua hal yang telah dipaparkan sebelumnya, kemudian dihadirkan pula bukti-bukti bahwa sebuah pemerintahan Islam tidak akan melakukan apa yang dilakukan Saudi sekarang ini, yang di antaranya adalah ; penghamburan kekayaan kaum Muslimin yang digunakan Saudi untuk membangun hubungan militer dengan Amerika, proyek-proyek yang dibangun dalam hubungan kerja sama dengan pemerintahan thogut di kawasan Teluk, serta kesepakatan yang bibangun dalam hubungan saling membela dengan sesama negara Arab serta negara Maroko. Di samping itu juga dibahas tentang riba-riba yang terjadi dalam pemerintahan Saudi baik itu dalam kerja sama dengan lembaga-lembaga di kawasan Teluk maupun lembaga-lembaga internasional, serta adanya Freemasonry Sekuler Saudi, permainan Saudi di Afghanistan serta fitnah tragedi Al-Haram (1400 H) pada bab-bab terakhir buku setebal lebih dari 300 halaman ini.

Setelah semua paparan tersebut, Syekh Abu Muhammad ‘Ashim Al-Maqdisiy yang memandang Saudi sebagai kuburan para ulama dan penjara para du’aat seperti bab kedua dari terakhir ini kemudian menjelaskan bahwa solusi bagi semua fitnah tersebut adalah Hijrah dan Jihad. Penjelasan makna hijrah dan jihad serta kewajiban hijrah bagi Muwahhid di setiap masa menjadi poin penentu bagi pemecahan masalah yang terjadi di Saudi saat ini.

Demikianlah buku ini dipersembahkan kepada kaum Muslimin agar menjadi penjelas dan penghilang keragu-raguan ketika melihat fakta pemerintahan Saudi kini. Disamping itu juga agar kaum Muslimin memahami makna dan esensi dari hijrah dan jihad.

Wallahu’alam bis showab!

Judul Buku : Awan Kelam Di Atas Ka’bah, Membongkar Kekafiran Saudi

Karya : Syekh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisy

Penerjemah : Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman

Kata Pengantar : Ustadz Abu Bakar Ba’asyir

Penerbit : P-TA Press

Harga : Rp. 50.000

Pemesanan : Faruq (0857 8263 4355) atau Al-Mustaqbal.net (0857 18300 445)


(KabarDuniaIslam/Al-Mustaqbal.net)


-

No comments:

Post a Comment