Wednesday, March 13, 2013

HEBOH DIPERKATAKAN ZAHID HAMIDI SEMASA DI LAHAD DATU BERAMBUT PUTIH, BALIK KE SEMENANJUNG KEESOKAN HARINYA BERAMBUT HITAM!!!!!



rakaman gambarinin sebagai bukti betapa Zahid Hamidi malu nak mengaku dirinya sudah tua dan beruban.

Semasa di Lahad Datu jelas sekali dia beruban hampir 100% bila dah sampai keSemenanjung Malaysia, dalam satu upacara anjuran Lembaga Tabung Angkatan Tentera (LTAT), beliau kelihatan berambut hitam keseluruhannya.
HADIS MENGENAI UBAN DALAM ISLAM
Uban adalah Cahaya Bagi Seorang Mukmin.

Al Baihaqi membawakan sebuah fasal dengan judul “larangan mencabut uban”. Lalu di dalamnya beliau membawakan hadits dari ‘Abdullah bin ‘Umar. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, الشيب نور المؤمن لا يشيب رجل شيبة في الإسلام إلا كانت له بكل شيبة حسنة و رفع بها درجة “Uban adalah cahaya bagi seorang mukmin. Tidaklah seseorang beruban (walaupun sehelai) dalam Islam melainkan setiap ubannya akan dihitung sebagai suatu kebaikan dan akan meninggikan darjatnya.” (HR Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shogir mengatakan bahwa hadits ini hasan).

Muhammad bin Hibban At Tamimi rahimahullah (yang lebih dikenali dengan Ibnu Hibban) dalam kitab Shahihnya menyebutkan pembahasan “Hadits yang menceritakan bahawa Allah akan mencatat kebaikan dan menghapuskan kesalahan serta akan meninggikan darjat seorang muslim kerana uban yang dia jaga di dunia.”

Lalu Ibnu Hibban membawakan hadits berikut. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لا تنتفوا الشيب فإنه نور يوم القيامة ومن شاب شيبة في الإسلام كتب له بها حسنة وحط عنه بها خطيئة ورفع له بها درجة “Janganlah mencabut uban kerana uban adalah cahaya pada hari kiamat nanti. Siapa saja yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, maka dengan uban itu akan dicatat baginya satu kebaikan, dengan uban itu akan dihapuskan satu kesalahan, juga dengannya akan ditinggikan satu darjat.” (HR. Ibnu Hibban dalam Shahihnya. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanad hadits ini hasan)


Dari ‘Amr bin Syu’aib, dari ayahnya, dari datuknya berkata bahawa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لَا تَنْتِفُوا الشَّيْبَ مَا مِنْ مُسْلِمٍ يَشِيبُ شَيْبَةً فِي الْإِسْلَامِ إِلَّا كَانَتْ لَهُ نُورًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ “Janganlah mencabut uban. Tidaklah seorang muslim yang beruban dalam Islam walaupun sehelai, melainkan uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat nanti.” (HR. Abu Daud dan An Nasa’i. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shagir mengatakan bahwa hadits ini shahih)


Dari Fudholah bin ‘Ubaid, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, مَنْ شَابَ شَيْبَةً فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَانَتْ نُورًا لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ فَقَالَ رَجُلٌ عِنْدَ ذَلِكَ فَإِنَّ رِجَالًا يَنْتِفُونَ الشَّيْبَ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ شَاءَ فَلْيَنْتِفْ نُورَهُ “Barangsiapa memiliki uban di jalan Allah walaupun hanya sehelai, maka uban tersebut akan menjadi cahaya baginya pada hari kiamat.” Kemudian ada seseorang yang berkata ketika disebutkan hal ini: “Orang-orang pada mencabut ubannya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam lantas bersabda, “Siapa saja yang ingin, silakan dia memotong cahaya (baginya di hari kiamat).” (HR. Al Bazzar, At Thabrani dalam Al Kabir dan Al Awsath dari riwayat Ibnu Luhai’ah, namun perawi lainnya tsiqoh (terpercaya). Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targib wa At Tarhib mengatakan bahwa hadits ini hasan)

Perkataan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam: “Siapa saja yang ingin, maka silakan dia memotong cahaya (baginya di hari kiamat)”; tidak menunjukkan bolehnya mencabut uban, namun bermakna ancaman. Rambut uban mana yang dilarang dicabut? Larangan mencabut uban mencakupi uban yang berada di kumis, janggut, alis, dan kepala. (Al Jami’ Li Ahkami Ash Shalat, Muhammad ‘Abdul Lathif ‘Uwaidah, 1/218, Asy Syamilah)

Apakah hukum mencabut uban haram atau makruh? Para ulama Malikiyah, Syafi’iyah, dan Hanabilah berpendapat bahwa mencabut uban adalah makruh. Abu Dzakaria Yahya bin Syarf An Nawawi rahimahullah mengatakan, “Mencabut ubat dimakruhkan berdasarkan hadits dari ‘Amr bin Syu’aib dari ayahnya dari datuknya.

Para ulama Syafi’iyah mengatakan bahwa mencabut uban adalah makruh dan hal ini ditegaskan oleh Al Ghazali sebagaimana penjelasan yang telah dinyatakan. Al Baghowi dan selainnya mengatakan bahawa seandainya mahu dikatakan haram kerana adanya larangan tegas mengenai hal ini, maka ini juga benar dan tidak mustahil. Dan tidak ada bezanya antara mencabut uban yang ada di janggut dan kepala (iaitu sama-sama terlarang). (Al Majmu’ Syarh Al Muhadzdzab, 1/292-293, Mawqi’ Ya’sub)

Namun jika uban tersebut terdapat di janggut atau pada rambut yang tumbuh di wajah, maka hukumnya jelas haram karena perbuatan tersebut termasuk An Namsh yang dilaknat. Dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, لعن الله الربا و آكله و موكله و كاتبه و شاهده و هم يعلمون و الواصلة و المستوصلة و الواشمة و المستوشمة و النامصة و المتنمصة “Allah melaknat riba, pemakan riba, orang yang menyerahkannya (nasabah), orang yang mencatatnya dan yang menjadi saksi dalam keadaan mereka mengetahui (bahawa itu riba).

Allah juga melaknat orang yang menyambung rambut dan yang meminta disambungkan rambut, orang yang membuat tato dan yang meminta ditato, begitu pula orang yang mencabut rambut pada wajah dan yang meminta dicabut.” (Diriwayatkan dalam Musnad Ar Robi’ bin Habib. Syaikh Al Albani dalam Al Jami’ Ash Shagir mengatakan bahawa hadits ini shahih)

Syaikh Muhammad bin Sholeh Al Utsaimin rahimahullah mengatakan, “Adapun mencabut uban dari janggut atau uban dari rambut yang tumbuh di wajah, maka perbuatan seperti ini diharamkan kerana termasuk an namsh. An namsh adalah mencabut rambut yang tumbuh di wajah dan jenggot. Padahal terdapat hadits yang menjelaskan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melaknat orang yang melakukan An Namsh.” (Majmu’ Fatawa wa Rosa’il Ibnu ‘Utsaimin, 11/80, Asy Syamilah)

Kesimpulannya hukum mencabut uban dapat dikatakan haram kerana ada dalil tegas mengenai hal ini, sedangkan majoriti ulama mengatakan hukumnya adalah makruh. Namun sebagai seorang muslim yang ingin selalu mengikuti petunjuk Nabinya shallallahu ‘alaihi wa sallam dan agar tidak kehilangan cahaya di hari kiamat kelak, maka seharusnya seorang muslim membiarkan ubannya (tidak perlu dicabut).

Dengan inilah dia akan mendapat tiga keutamaan:
[1] Allah akan mencatatnya kebaikan,
[2] dan menghapuskan kesalahan serta
[3] akan meninggikan derajat seorang muslim karena uban yang dia jaga di dunia.
Namun, jika uban tersebut berada pada janggut atau rambut yang tumbuh di wajah, maka ini jelas haramnya.

Wallahu a’lam Bissawab 

No comments:

Post a Comment