Thursday, February 7, 2013

Wahai para ulama’…. Manakah ancaman yang lebih berat?

Ditulis oleh: Syaikh Isa bin Sa’ad Alu ‘Ausyan.

Sesungguhnya orang yang mengikuti berita dan memikirkan para ulama’ hari ini pasti akan mendapatkan bahwa mereka menghadapi kondisi yang sangat sulit pada hari-hari yang begitu susah ini dan dimana umat berjalan dengan pasti untuk menghadapi musuh-musuhnya, hal itu disebabkan para ulama’ hari ini diantara dua ancaman dan dua tekanan.

Ancaman pertama: Ancaman Alloh SWT kepada mereka bahwa orang yang menyembunyikan ilmu maka akan dicambuk dengan cambukan dari api neraka, karena telah diriwayatkan musnad Imam Ahmad dari Abu Huroiroh dan selainnya bahwa Rosululloh SAW berkata:

“Barang siapa yang ditanya tentang suatu ilmu lalu dia menyembunyikannya maka akan dicambuk pada hari kiamat dengan cambukan api neraka”. Dan di dalam shohih dari Abu Huroiroh bahwa dia berkata: Jika bukan karena suatu ayat di dalam kitab Alloh maka aku tidak akan mengatakan kepada seseorang sesuatu apapun. “Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah Kami turunkan berupa keterangan-keterangan (yang jelas) dan petunjuk, setelah Kami menerangkannya kepada manusia dalam Al-Kitab, mereka itu dila’nati Allah dan dila’nati (pula) oleh semua (makhluk) yang dapat mela’nati” (QS. Al Baqoroh : 159).

Lalu ilmu apakah yang lebih penting daripada ilmu TAUHID dan menerangkan pengingkaran kepada thoghut serta berlepas diri dari orang-orang murtad yang memerangi Alloh dan RosulNya serta kaum mukminin. Dan ilmu apa yang lebih penting dari memperingatkan untuk berhati-hati dari kesyirikan dan berhukum dengan undang-undang yang digunakan untuk menghukumi manusia dengan selain syareat Alloh.

Sesungguhnya kalian wahai para ulama’ antara menjadi orang yang mengatakan kebenaran dan memperjuangkannya yang akan menyebabkan diusir atau dipenjara atau disiksa atau hal-hal lain yang pernah dirasakan oleh para ulama’ yang jujur dari kalangan salaf dan kholaf.

Atau menjadi orang yang diam, yang mengetahui kemampuan dirinya sendiri dan bahwa dia tidak bisa mengatakan kebenaran dengan terang-terangan namun juga dia tidak mengatakan kebathilan, tidak mengatakan suatu kata apapun yang mengakui hukum thoghut atau murtad, dan ini adalah menjauhkan diri sendiri dari menjilat di dalam lumpur thoghut dan antek-anteknya dari kalangan orang-orang yang digaji dan cerewet, maka dia selamat dari dosa talbis (membuat kerancuan) walaupun dia tidak akan terlepas dari dosa kitman (menyembunyikan ilmu).

Atau kalian akan mengatakan kebathilan dan menyesatkan umat, dan kalian mengatakan apa yang kalian yakini kebathilannya sebagai usaha untuk mencari dunia atau mencari kerelaan para penguasa murtad dan orang-orang munafik serta penipu. Dan ini demi Alloh merupakan kehancuran dan kecelakaan dan itu adalah menjual akherat demi dunia dan membeli ayat-ayat Alloh dengan harga yang sedikit. Dan diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Huroiroh ra bahwa Rosululloh SAW bersabda:

“Bersegeralah untuk beramal sholeh sebelum datang suatu fitnah seperti sepenggal malam yang gelap gulita dimana seseorang diwaktu pagi dalam keadaan beriman dan disore hari menjadi kafir, dan diwaktu sore dalam keadaan beriman dipagi hari menjadi kafir, dia menjual agamanya dengan harta dunia”.

Tidak diragukan lagi bahwa macam yang ketiga inilah yang akan mendapatkan ancaman dari Alloh yang Maha Perkasa dan Maha Pemaksa yang tidak dapat dikalahkan oleh sesuatupun di bumi maupun di langit, Dialah Alloh yang Maha Suci janjinya dan tidak akan dilalaikannya dan ancamannya meliputi kekuasaan orang-orang dholim.

Sedangkan ancaman kedua: Adalah ancaman dari seorang hamba yang bodoh dan dungu, yang tidak dapat menyamai seisi perutnya, yaitu thaghut Abdulloh bin Abdul Aziiz ketika mulai mengancam dan menekan orang yang tidak membicarakan tentang mujahidin dan memvonis bahwa mereka adalah penjahat seperti mereka, dan orang yang diam tidak bicara tentang mereka maka dia sama seperti orang yang melakukannya dan omomg kosong-omong kosong lainnya yang diucapkan dihadapan orang-orang malang dari anak-anak atau pemuda kabilah yang terlupakan, yang lari darinya dengan suka rela atau terpaksa. Ancaman ini tujuannya adalah barangsiapa dari para ulama yang diam tidak bicara maka dijebloskan ke dalam penjara atau ditawan disebabkan sikap diamnya tentang mujahidin. Sesungguhnya saya katakan kepada kalian sebagai suatu nasehat wahai para ulama’ dan wahai orang yang menghabiskan bertahun-tahun di dalam menuntut ilmu syar’iy serta orang-orang yang ditinggikan kedudukannya dihadapan manusia, saya katakan kepada kalian:

Alloh, Alloh berada di dalam diri kalian dan agama kalian, jika kalian tidak mampu untuk mengatakan kebenaran maka janganlah kalian mengatakan kebathilan, janganlah kalian melihat kepada kepentingan pribadi anda dan menyeru umat Muhammad untuk kalian sesatkan dari jalan yang lurus. Demi Alloh, sungguh sangat mengherankan orang yang menjaga dirinya dari penjara dan menjaga dirinya dari tahanan dengan menggunakan perkataan bathil dan penyesatan umat. Apakah anda melihat perbandingan antara kerusakan penyesatan umat serta mencampur aduk kebenaran dengan kebathilan dibandingkan kerusakan terhalangnya dari kehidupan yang tenang dan sejahtera dan melihat bahwa kerusakan yang diterima umat itu lebih ringan?!!

Wahai orang-orang yang takut dari kekuatan dan kekuasaan thaghut Abdulloh bin Abdul Aziiz – dari orang-orang yang kalian memahami agama dan belajar ilmu syar’iy padanya – kenapa kalian tidak mengatakan sebagaimana yang dikatakan oleh seorang yang mulia anak dari orang mulia:

“Wahai Rabbku, penjara lebih aku sukai daripada memenuhi ajakan mereka kepadaku” (QS. Yusuf : 30).

Kenapa kalian tidak mengatakan firman Alloh:

“Maka janganlah kamu takut kepada mereka akan tetapi takutlah hanya kepada Ku”.

Apakah kalian takut dari seorang hamba dan tidak takut dari yang Maha perkasa lagi Maha Terpuji.

Demi Alloh, sungguh sengsara dan malang orang yang telah disesatkan oleh Alloh akan ilmunya dan telah menyesatkan banyak manusia dengan ilmu itu. Sungguh malang orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa dosanya disebabkan berwala’ kepada para thoghut dan memerangi orang-orang islam dan juga membawa dosa-dosa orang yang telah mereka sesatkan sebagaimana firman Alloh SWT

Dan tidak diragukan lagi bahwa orang yang telah menyesatkan manusia dari kebenaran karena untuk mencari keridhoan thoghut dan keinginan untuk keselamatan dirinya serta untuk menghinakan orang-orang yang benar dari kalangan mujahidin, tidak diragukan lagi bahwa dia termasuk para pemimpin-pemimpin kesesatan, yang dikhawatirkan oleh Nabi SAW terhadap umatnya dari orang-orang tersebut. Dimana beliau bersabda:

“Sesungguhnya yang paling aku takuti pada umatku adalah para pemimpin yang sesat” (HR. Imam Ahmad dengan sanad shohih). Dan bahwasannya dia akan membawa dosa para pengikutnya, telah diriwayatkan oleh Muslim dari Abu Huroiroh ra bahwa Rosululloh SAW berkata:

“….Dan barang siapa yang menyeru kepada kesesatan maka dia mendapatkan dosa seperti dosa orang yang mengikutinya, yang tidak akan berkurang dosa mereka sedikitpun”.

Dan Nabi juga telah mengkabarkan bahwa kebanyakan orang-orang munafik umat ini, mereka adalah orang-orang yang memakai baju ulama’. Telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad di dalam Musnadnya dari hadits Abdulloh bin Amru bahwa Rosululloh SAW bersabda:

“Sesungguhnya kebanyakan orang-orang munafik pada umatku adalah para qurro’ nya (orang yang ahli tentang Al Qur’an).

Berapa kali kita duduk bersama para ulama’ dan mereka telah menjelaskan kepada kita dengan lantang bahwa sebab ketidak ikut sertaannya dalam berjihad dan bergabung dengan kelompok mujahidin itu disebabkan hanyalah karena keluarga, anak-anak dan kesibukan-kesibukan dunia.

Sedangkan kalian wahai para ulama’ yang telah duduk-duduk tidak pergi berjihad maka minimal hendaklah kalian membela dan menolong para mujahidin, dan jika kalian dan selain kalian takut terkena bencana disebabkan perbuatan kalian dalam melaksanakan kewajiban syar’iy yang fardhu ain ini maka minimal hendaknya kalian diam tidak mengomentari para mujahidin dan mendoakan mereka tanpa sepengetahuan mereka, jangan malah menggembosi mereka dan berusaha menjadi barisan musuh umat dari kalangan para thoghut di Jazirah Arab yang murtad dan keluar dari agama.

Saya akhiri perkataanku dengan nasehat dari Syaikh Usamah bin Ladin bagi para penyeru reformasi dari orang-orang yang dekat dengan para thoghut dan duduk-duduk bersama mereka: “Walaupun kalian memiliki alasan untuk duduk-duduk tidak berjihad, namun hal ini tidak membolehkan bagi kalian untuk dekat kepada orang-orang dholim sehingga kalian membawa dosa-dosa kalian dan dosa-dosa orang-orang yang telah kalian sesatkan, maka takutlah kalian kepada Alloh pada diri anda sendiri, dan takutlah kalian kepada Alloh pada umat kalian. Dan sesungguhnya Alloh tidak membutuhkan sikap toleransi kalian terhadap para thoghut demi agama Alloh. Karena Alloh SWT telah bersabda:

“ Maka janganlah kamu ikuti orang-orang yang mendustakan (ayat-ayat Allah). Maka mereka menginginkan supaya kamu bersikap lunak lalu mereka bersikap lunak (pula kepadamu). (QS. Al Qolam : 8-9).

Sungguh seseorang duduk di tempat yang paling rendah pada jalan kebenaran itu lebih baik baginya daripada dia berdiri di tempat yang paling atas pada jalan kebathilan”.

Maka wahai para ulama’, lihatlah ancaman Alloh SWT dan ancaman thoghut Abdulloh bin Abdul Aziiz! Dan pilihlah bagi diri anda sendiri apa yang dapat menyelamatkan kalian dan menjauhkan kalian dari azab Alloh SWT, dan Alloh itu lebih berhak untuk kalian takuti jika kalian itu adalah orang-orang mukmin

(KabarDuniaIslam/almuwahhidin)

No comments:

Post a Comment