TUNISIA – Masyarakat sekuler dan Barat menjadi semakin khawatir atas perkembangan Islam di Tunisia menyusul lonjakan jumlah warga yang berpartisipasi dalam gerakan Islam paska revolusi, Financial Times melaporkan pada hari Senin.
Situasi tersebut meningkatkan kekhawatiran dari organisasi kontra “terorisme” (anti Islam) dengan banyaknya warga Tunisia yang berjihad di Irak, Suriah, Afghanistan dan Mali.
Perdana Menteri Tunisia Ali Larayedh pekan lalu mengatakan dalam sebuah pernyataan kepada pers bahwa secara resmi negaranya tidak dapat mencegah warganya melakukan perjalanan ke Suriah untuk berjihad.
Larayedh mengungkapkan bahwa warga Tunisia melakukan perjalanan ke Libya dan Turki dengan dalih untuk pariwisata atau pekerjaan lalu kemudian pergi ke Suriah.
Tunisia mengatakan bahwa pada akhir maret pasukan keamanan membubarkan paksa sejumlah jaringan yang merekrut para pemuda Tunisia untuk berjihad ke Suriah.
Associated Press mencatat pada bulan Februari bahwa Abu Iyad al Tunisi hafidzahullah (amir Ansar al Syariah Tunisia)“telah memberikan tahridh untuk bergabung dengan jihad di Suriah dan di tempat (medan jihad) lain.”
“Orang-orang Tunisia dapat ditemukan di mana-mana di medan jihad,” Kata Abu Iyad dalam wawancara yang telah diposting pada halaman Facebook Ansar al Syariah, menurut AP. “mudah kan jalan bagi yang mau pergi dan kami tidak menghentikan orang yang akan meninggalkan kami (berjihad).”
(KabarDuniaIslam/
No comments:
Post a Comment