Thursday, January 10, 2013

Perang Yarmuk


Tahun Peperangan
---------------------
Peperangan Yarmuk terjadi pada tahun 13 H sebelum penaklukan Damaskus. Sebagimana yang disebutkan oleh Saif bin Umar, dan di ikuti oleh Abu Ja’far Ibnu Jarir ath-Thabari.

Adapun al-Hafizh Ibn Asakir menukil dari Yazid bin Abu Ubaidah, al-Walid bin Muslim, Ibn Luhaiah, al-laits bin Sa’ad, dan Abu Ma’syar bahwa peristiwa ini terjadi pada tahun ke 15 H setelah penaklukan Damaskus.

Muhammad bin Ishaq serta Khalifah bin Khayyat mengatakan, bahwa peperangan Yarmuk terjadi pada hari senin setelah lewat lima bulan Rajab tahun 5.

Ibnu Asakir berkata, “Inilah yang benar, dan adapun yang dinyatakan oleh Saif bahwa peristiwa ini terjadi sebelum penaklukan Damaskus pada tahun 13 H, maka tidak satupun yang mengikuti perkataannya.”


Persiapan Romawi Menghadapi Peperangan
--------------------------------------------------
Ibnu Katsir berkata, “Inilah yang disebutkan oleh Saif dan lain-lainnya mengenai jalan peperangan sebagaimana disebutkan Ibnu Jarir dan lainnya, dia berkata,

“Ketika pasukan Islam berjalan menuju Syam, tentara Romawi merasa kaget dan sangat takut, segera mereka mengirim surat kepada Heraklius memberitahukan padanya tentang kejadian ini, disebutkan bahwa Heraklius ketika itu sedang berada di Homs, dan pada tahun itu dia baru melaksanakan haji ke Baitul Maqdis. Ketika berita ini sampai kepadanya dia menuliskan surat balasan, Celakalah kalian sesungguhnya mereka adalah pemeluk agama baru. Tidak ada yang dapat mengalahkan mereka. Patuhilah aku dan berdamailah dengan mereka dengan menyerahkan kepada mereka setengah dari penghasilan bumi Syam. Bukankah kalian masih memiliki pegunungan Romawi? Jika kalian tidak mematuhi kata- kataku maka mereka pasti akan merampas negeri Syam dari kalian dan akan memojokkan kalian hingga terjepit di pegunungan Romawi.“

Ketika mendapat balasan seperti ini mereka segera mengeluh dan mengerang laksana keledai liar sebagaimana kebiasaan mereka. Ketika itu Kaisar berjalan menuju Homs dan memerintahkan agar seluruh tentara Romawi keluar bersama para panglima untuk menghadapi setiap panglima Islam dan pasukannya dengan membawa personil pasukan yang sangat banyak. Dia memerintahkan saudara kandungnya -Tazariq- dengan membawa 90.000 pasukan untuk menghadapi Amru bin al-Ash dan dia juga mengutus Jarajah bin Tuzra untuk menghadapi Yazid bin Abu Sufyan dengan mendirikan kemahnya sejajar dengan kemah Yazid dan dengan personil pasukan sebanyak 50.000 hingga 60.000 untuk menghadapi Yazid. Heraklius kemudian mengutus ad-Duraqis untuk menghadapi Syarahbil bin Hasanah. Dan al-Fiqar -ada yang mengatakan al-Qaiqalan bin Nusthus menantu Heraklius- untuk menghadapi Abu Ubaidah bin al-Jarrah dengan membawa 60.000 personil pasukan.

Orang-orang Romawi berkata, “Demi Allah, kita akan membuat Abu Bakar sibuk menghalangi para pasukan berkudanya untuk menginjakkan kaki mereka di tanah kita.“

Jumlah tentara kaum muslimin ketika itu hanya sekitar 21.000 di luar pasukan Ikrimah bin Abu Jahal. la bersiap-siap berhenti di perbatasan negeri Syam dengan membawa 6000 pasukannya untuk membantu pasukan Islam bila diperlukan. Para panglima menulis surat kepada Abu Bakar tentang keberadaan personil pasukan musuh yang sangat besar jumlahnya. Maka Abu Bakar membalas surat mereka dan mengatakan,

“ Hendaklah kalian bersatu dalam satu pasukan, dan hadapilah tentara kaum musyrikin, sesungguhnya kalian adalah Ansharullah -penolong agama Allah- dan Allah pasti akan menolong orang-orang yang menolong agamaNya. Sebaliknya Dia pasti akan menghinakan orang-orang yang kafir terhadapNya. Sesungguhnya kalian tidak akan dikalahkan karena jumlah kalian yang sedikit, tetapi kalian akan dikalahkan disebabkan dosa-dosa kalian, maka jagalah diri kalian dari dosa-dosa, dan hendaklah setiap panglima pasukan shalat bersama tentaranya”.

Ketika Heraklius mendengar apa yang dikatakan Abu Bakar ash-Shiddiq ra. kepada para tentaranya agar bersatu, ia segera menulis surat kepada seluruh panglimanya untuk menyatukan seluruh pasukan pula. Dan hendaklah seluruh pasukan berhenti di tempat yang luas, lapang dan sedikit jalan untuk melarikan diri. Pimpinan tertinggi seluruh pasukan adalah saudaranya sendiri, yakni Tazariq. Pasukan terdepan dipimpin oleh Jarajah, dan sayap kiri dan kanan oleh Bahan dan ad-Daraqus, pasukan penyerang dipimpin oleh al-Faiqar.

Saif bin Umar berkata, Tentara Romawi mulai bergerak dan berhenti di al- Waqusah dekat Yarmuk dan lembah itu menjadi parit bagi mereka.


Kedatangan Khalid bin al-Walid dari Iraq Menuju Syam
--------------------------------------------------------------
Ketika para sahabat meminta bantuan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq ra. sambil memberitahukan kedatangan tentara Romawi dengan jumlah besar ke Yarmuk, maka Abu Bakar ash-Shiddiq ra. menulis surat kepada Khalid bin al- Walid agar menarik diri dari Iraq dan meninggalkan penggantinya di sana untuk selanjutnya berjalan dengan cepat menuju Syam dengan bala tentaranya. Jika telah sampai ke Syam maka dialah yang menjadi pemimpin tertinggi seluruh pasukan.

Di Iraq Khalid menunjuk al-Mutsanna bin Haritsah sebagai penggantinya. la bergerak cepat membawa 6000 personil pasukan menuju Syam. Sementara yang menjadi penunjuk jalan waktu itu adalah Rafi’ bin Umairah ath-Tha’iy. Rafi’ menunjukkan kepada Khalid agar berjalan melalui as-Samawah. Hingga sampai di Quraqir. Kemudian mereka berjalan dari jalan yang tidak pernah dilalui oleh seorangpun sebelumnya. Mereka memotong jalan melalui daratan dan padang pasir serta melewati lembah-lembah, mendaki gunung-gunung, mereka berjalan di tempat yang tidak biasa dijalani orang. Sementara Rafi terus menunjuki mereka jalan-jalan mu’tisyah. Unta-unta mereka sengaja tidak diberi minum hingga ketika menjumpai air unta-unta itu diberi minum sebanyak-banyaknya untuk kemudian digiring bersama mereka. Dalam kondisi mereka tidak lagi memiliki persediaan air, mereka mulai menyembelih unta tersebut untuk diambil persediaan air yang ter-simpan dalam punuknya. Adapun dagingnya mereka gunakan sebagai bekal makanan mereka.

Akhirnya mereka sampai di Suwa (nama tempat berkumpulnya air milik Bahra’dari arah Samawah, jalan inilah yang dilewati Khaild dari Iraq menuju Syam.) -alhamdulillah bagiNya segala puji atas segala nikmat- dalam lima hari perjalanan. Mereka keluar menuju Romawi dari arah Tadmur(adalah sebuah kota tua yang masyhur terletak di daratan Syam.), di sana penduduk Tadmur dan Arakah sepakat untuk damai.

Ketika melewati wilayah Adzraa’(Nama sebuah kota di daerah Damaskus yang di nisbatkan padanya salan satu murawij. (tanah yang ditumbuhi reumputan)) Khalid berhasil menaklukkannya dan mendapat harta rampasan yang berjumlah besar dari Ghassan. Akhirnya keluar dari sebelah timur Damaskus, kemudian terus berjalan hingga sampai di Parit Bushra (salah satu dari wilayah Damaskus dan dia merupakan Qasabah Kurah Hauran) dan ia mendapati para sahabat sedang memerangi penduduk wilayah itu. Akhirnya penduduk negeri itu meminta perdamaian dan menyerahkan negeri itu kepada Khalid, dan itulah kota pertama yang ditaklukkan di Syam, alhamdulillah.

Kemudian Khalid mengirim seperlima dari harta rampasan perang dari Ghassan kepada Abu Bakar ash-Shiddiq ra. yang dibawa oleh Bilal bin al-Harits al- Muzani.

Salah seorang dari kaum muslimin membuat bait syair mengenai perjalanan Khalid ini:

Demi Allah kedua mata Rafi’ begitu tajamnya
Menemukan jalan dari Quraqir ke Suwa Khimsan
Unta-unta dibiarkan haus kemudian baru diberi minum
Pasukan berjalan sambil menangis
Melalui jalan yang tidak -pernah ditempuh oleh manusia

*khimsan : (unta yang kehausan dengan cara diberi makan tlga hari dan baru diberi minum pada hari ke empat)

Sebagian orang Arab ada yang berkata kepada Khalid dalam perjalanannya ini, “Jika engkau beserta pasukanmu telah sampai di pohon begini-begini maka berarti engkau beserta pasukanmu selamat, narnun jika engkau tidak dapat mencapainya berarti engkau beserta orang-orangmu akan binasa.“

Maka Khalid berjalan dengan cepat bersama pasukannya hingga pada pagi harinya mereka telah sampai dipohon yang dikatakan orang Arab tersebut, maka Khalid berkata, “Pada pagi hari ini adalah hari kegembiraan kita untuk beristirahat setelah bersusah- payah.” Sejak saat itu perkataannya ini menjadi sebuah pepatah, dan Khalidlah yang pertama mengucapkannya.


Bersatunya Seluruh Tentara Islam dan Persiapan Peperangan
---------------------------------------------------------------------
Ketika tentara Romawi beserta para panglimanya berkumpul di al- Waqusah(sebuah lembah di samping sungai Yarmuk, berdataran rendah dan memiliki jurang, banyak tentara Romawi yang berantai terjatuh ke dalamnya ) maka para sahabat berpindah dari tempat lama mereka ke suatu tempat yang berdekatan dengan tentara Romawi di sebuah jalan yang tidak memiliki jalan alternatif lainnya kecuali jalan itu saja.

Amru bin al-Ash berkata, “Bergembiralah wahai saudara-saudaraku sekalian! Demi Allah pasukan Romawi telah terkepung, setiap tentara yang terkepung sedikit sekali bagi mereka peluang untuk menang.”

Ketika para sahabat berkumpul untuk bermusyawarah bagaimana cara mereka bergerak menuju Romawi, ketika itu para panglima duduk untuk mengikuti musyawarah itu, datanglah Abu Sufyan dan berkata, “Aku tidak pernah mengira akan diberi umur panjang hingga dapat menyaksikan suatu perkumpulan untuk menyusun siasat perang sementara aku tidak hadir situ.” Setelah itu ia mengusulkan agar pasukan dibagi menjadi tiga pasukan: Sepertiganya bersiap-siap di depan tentara Romawi, kemudian sepertiga lainnya yang terdiri dari perbekalan dan para wanita agar berjalan, dan Khalid dengan sepertiga tentara lainnya di posisi belakang, maka jika musuh telah mencapai perkemahan wanita dan perbekalan mereka, Khalid akan segera berpindah ke depan kaum wanita dan mereka dapat menyelamatkan diri ke tempat yang lapang di belakang Khalid dan pasukannya, sambil menunggu kedatangan bala bantuan, maka mereka segera melaksanakan pendapat itu dan itulah ide yang terbaik.

Ketika Khalid sampai di Syam, Bahan menerima bantuan tentara dari Romawi lengkap dengan membawa para pendeta, uskup maupun pihak gereja untuk memberikan motivasi kepada pasukan agar agama Nasrani menang. Sempurnalah jumlah pasukan Romawi menjadi 240.000 personil pasukan, 80.000 pasukan diikat dengan rantai besi, 80.000 pasukan berkuda, 80.000 pasukan infantri.

Saif bin Umar berkata, “Sebagian orang mengatakan bahwa pasukan yang dirantai berjumlah 10.000 pasukan. Setiap sepuluh orang dirantai menjadi satu agar tidak dapat melarikan diri.” Wallahu A’lam.

Saif bin Umar berkata, “Kemudian Ikrimah datang membawa tentaranya, hingga sempurna jumlah pasukan sahabat menjadi 30.000 hingga 40.000 pasukan.”

Khalid melihat pasukan kaum muslimin terbagi-bagi, ada pasukan Abu Ubaidah, pasukan Amru bin al-Ash, dan pasukan Syarahbil bin Hasanah. Khalid menginstruksikan kepada seluruh pasukan untuk menyatukan diri dan melarang mereka bercerai berai dan berselisih.

Pasukan Islam mulai berkumpul dan berhadap-hadapan dengan musuh pada awal bulan Jumadil Akhir. Sementara Khalid berpidato di hadapan tentaranya, setelah memuji Allah ia mulai berbicara,

“Sesungguhnya hari ini adalah salah satu dari hari-hari milik Allah, tidak layak pada hari ini berbangga bangga ataupun melampaui batas. Ikhlaskan niat kalian dalam berjihad hanya karena Allah. Sesungguhnya hari ini adalah hari penentu bagi hari esok. Jika kita berhasil memnkul mundur mereka pada hari ini hingga ke parit-parit mereka maka kita akan terus mendesak mereka, tetapi jika pada hari ini kita dikalahkan mereka, maka selama-lamanya kita tidak akan dapat berjaya lagi.“


Persiapan Pasukan Islam
---------------------------
Pada peperangan ini tentara Romawi keluar dalam jumlah yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Khalid juga membawa jumlah pasukan besar rang tidak pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah Arab. Khalid membawa sebanyak 30-40 regu, dan pada setiap regu terdiri dari 1000 orang pasukan.

Abu Ubaidah mengambil posisi di jantung pasukan, sementara di sayap kanan dipimpin oleh Amru bin al-Ash yang ditemani oleh Syarahbil bin Hasanah, dan di sayap kiri dipimpin oleh Yazid bin Abu Sufyan, Khalid mengangkat untuk tiap regu pasukan seorang pemimpin.

Sebagai mata-mata dan pencari informasi di serahkan kepada Qubats bin Asyam, dan sebagai pemungut harta rampasan perang diserahkan kepada Abdullah bin Mas’ud, yang menjadi Qadhi ketika itu adalah Abu ad- Darda’. Bertindak sebagai pemberi nasehat dan motifasi kepada pasukan adalah Abu Sufyan bin Harb, dan Qari mereka waktu itu adalah al-Miqdad bin al-Aswad sambil mengeli-lingi pasukan membacakan kepada mereka surat al-Anfal dan ayat Jihad.

Di sisi lain pasukan Romawi maju dengan kesombongannya membawa pasukan besar hingga menutupi seluruh tempat yang ada, baik daerah yang lapang maupun daerah yang sulit seolah-olah mereka awan hitam, mereka berteriak-teriak mengangkat suara tinggi-tinggi, sementara para pendeta berjalan mengelilingi tentara membacakan Injil sambil memotifasi mereka untuk giat berperang.

Khalid membawa kudanya menuju Abu Ubaidah dan berkata kepada-nya, “Aku akan memberikan usulan.” Abu Ubaidah menjawab, “Katakanlah apa usulmu, aku akan mendengar dan mematuhrnya.” Khalid berkata, “Musuh pasti menyiapkan pasukan besar yang tak dapat dihalangi untuk dapat membobol pertahanan kita. Aku khawatir pertahanan sayap kiri dan sayap kanan kita akan kebobolan. Oleh karena itu menurut pendapatku kita harus membagai pasukan berkuda menjadi dua pasukan. Satu pasukan ditempat-kan di belakang sayap kanan, dan yang lain ditempatkan di sayap kiri. Hingga apabila pasukan Romawi berhasil menjebol pertahanan kita di sayap kiri atau sayap kanan, para pasukan berkuda dapat berperan membantu mereka. Dan kita datang menyerbu mereka dari belakang.”

Abu Ubadiah berkata pada Khalid,” Alangkah jitu idemu itu.”

Segera Khalid masuk ke dalam barisan berkuda yang berada di belakang pertahanan sayap kanan dan Qeis bin Hubairah di sayap kiri. Khalid memerintahkan Abu Ubaidah agar mundur ke belakang dari posisi tengah ke belakang, agar jika ada dari tentara Islam yang berlari mundur akan merasa malu melihatnya dan kembali ke medan pertempuran.

Abu Ubaidah menyerahkan posisi tengah yang sebelumnya ia tempati kepada Sa’id bin Zaid, salah seorang dari sepuluh orang yang dijamin Rasulullah masuk surga. Kemudian Khalid bergerak ke tempat para wanita sambil memberikan instruksi kepada mereka agar bersiap-siap dengan písau belati serta


Bekal Keimanan Para Sahabat
----------------------------------
Ketika kedua pasukan saling berhadap-hadapan, dan perang tanding mulai terjadi, Abu Ubaidah memberikan nasehat kepada kaum muslimin,

“ Wahai Hamba Allah, bantulah agama Allah pasti Dia akan membantu kalian dan mengokohkan kaki kalian, sesungguhnya janji Allah adalah benar. Wahai kaum muslimin! Bersabarlah kalian, sesungguhnya kesabaran akan menyelamatkan kalian dari kekufuran dan membuat ridha Rabb kalian dan menjauhkan kalian dari celaan. Jangan sampai kalian meninggalkan tempat dan jangan memulai maju menyerbu mereka. Tetapi seranglah mereka ter-lebih dahulu dengan panah, dan berlindunglah kalian dengan perisai kalian, perbanyak diam kecuali dzikir kepada Allah dalam diri kalian, hingga aku menginstruksikan sesuatu kepada kalian insya Allah.“

Mu’adz bin Jabal berjalan mengingatkan manusia dan berkata, “Wahai Ahli al-Qur’an, para penghafal Kitabullah, penolong kebenaran dan para wali-wali al- Haq, sesungguhnya rahmat dan surga Allah tidak akan diper-oleh dengan berandai-andai. Dan Allah tidak akan memberikan ampunan dan rahmatNya kecuali kepada orang yang jujur dan membenarkanNya. Tidakkah kalian mendengar firman Allah:

“Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman diantara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi, sebagaimana Dia meneguhkan orang-orang sebelum mereka…” (An-Nur. 55).“

Amru bin al-Ash berkata, “Wahai kaum muslimin, tundukkan pandang-an kalian, dan duduklah di atas lutut-lutut kalian. Bersiap-siaplah memanah, jika mereka menyerbu masuk ke barisan kalian, tunggulah hingga ketika mereka berada di ujung pedang maka terkam dan habisi mereka laksana singa menerkam. Demi Allah yang ridha terhadap kejujuran dan akan memberinya ganjaran, Yang membenci dusta serta memberikan hukuman atasnya. Demi Allah yang memberikan ganjaran kebaikan dengan kebaikan pula, aku telah mendengar bahwa kaum muslimin pasti akan menaklukkan negeri ini, wilayah demi wilayah dan benteng demi benteng. Maka janganlah kalian merasa gentar dengan jumlah kalian yang tidak sebanding dengan -jumlah pasukan mereka. Jika kalian benar- benar dan sungguh-sungguh memerangi mereka, pasti kepala mereka akan berterbangan lepas dari leher.“

Abu Sufyan berkata, “Wahai kaum muslimin, ketahuilah bahwa kalian sekarang berada di negeri Ajam, jauh dari keluarga, jauh dari Amirul Mukminin dan bantuan kaum muslimin. Demi Allah kalian sekarang berhadapan .dengan tentara musuh yang jumlah mereka berlipat ganda dari jumlah kalian. Mereka sangat dendam terhadap kalian, dan mereka berjuang mati-matian demi mempertahankan diri, anak, istri, harta dan tanah air mereka. Demi Allah tidak ada yang dapat menyelamatkan kalian dari mereka, dan tidak akan dapat kalian capai Ridha Allah besok kecuali dengan jujur, bersungguh-sungguh dalam menghadapi musuh dan bersabar dalam setiap kondisi yang tidak kalian sukai. Bertahanlah kalian dengan pedang-pedang kalian dan saling tolong-menolonglah kalian. Itulah benteng yang hakiki.” Kemudian ia berangkat menemui kaum wanita dan memberikan nasehat kepada mereka.

Abu Hurairah juga turut memberikan wejangannya kepada para tentara dan berkata, “Berlombalah kalian mengejar para bidadari surga dan untuk bertemu Rabb kalian di surga yang penuh kenikmatan. Sesungguhnya Rabb kalian sangat cinta kepada kalian dalam situasi dan kondisi seperti ini. Ingatlah bahwa orang- orang yang bersabar memiliki kemuliaan yang khusus.”

Saif bin Umar meriwayatkan dengan sanadnya dari para gurunya, “Dalam tentara kaum muslimin terdapat 1000 orang sahabat nabi, 100 dari mereka adalah para pasukan yang ikut dalam perang Badar.

Abu Sufyan bediri di setiap regu tentara dan berkata, “Allah! Allah! Sesungguhnya kalianlah utusan Arab dan penolong Islam, sebaliknya mereka adalah utusan Romawi dan penolong kemusyrikan. Ya Allah sesungguhnya hari ini adalah bagian dari hari-hari milikMu. Ya Allah turunkan bantuanMu untuk hamba-hambaMu.“

Salah seorang dari tentara Nasrani berkata kepada Khalid bin Walid, “Alangkah banyaknya personil tentara Romawi dan alangkah sedikitnya tentara kalian!!” Khalid menjawab, “Celakalah engkau, apakah kau kira aku takut terhadap tentara Romawi yang banyak? Sesungguhnya tentara itu baru dianggap banyak jika berhasil memenangkan perang, dan akan dipandang sedikit jika mereka kalah, bukan karena jumlah pasukan yang banyak! Demi Allah alangkah baik sekiranya orang berambut pirang ini menarik ucapannya karena mereka merasa bangga dengan jumlah yang lebih banyak berlipat ganda.“

Sementara ketika itu kuda Khalid dalam kondisi letih karena jauhnya perjalanan yang ditempuhnya dari Iraq.

(gashibunusantara.wordpress.com)


Klink Dibawah ini Untuk Membaca Bagian Kedua :

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=365267793566520&

No comments:

Post a Comment