Monday, May 20, 2013

DAN SUPAYA JELAS JALAN ORANG-ORANG YANG KAFIR


Berikut adalah Renungan Terhadap Hasil-Hasil Jihad (Bagian 4) atau Waqafat karya Syekh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisy yang diterjemahkan oleh Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, dari Minbar At-Tauhid Wal Jihad. Semoga bermanfaat!

Orang yang menghadapi musuh-musuh agama ini dan ia berupaya untuk menghancurkan kebathilannya tidaklah layak menelantarkan pengetahuan hukum Allah tentang mereka kaum kafir sebelum itu, sehingga ia lemah pandangannya terhadap mereka lagi berbaik sangka terhadap mereka atau menganggap mereka masih sebagai muslim.

Saya mengetahui banyak pemuda yang karena didorong semangat akhirnya mereka melangkah untuk jihad, memiliki senjata dan melakukan rencana karenanya. Kemudian tatkala mereka tertangkap (aparat thaghut), saya amat terpukul saat saya mengetahui bahwa para pemuda itu berinteraksi dengan aparat yang menangkap mereka itu seolah para aparat tersebut adalah kaum muslimin, para pemuda itu mempercayai janji-janji mereka dan merasa keberatan dari berbohong terhadap mereka (atau) dari melakukan pengecohan dalam penyidikan. Para pemuda itu berlaku jujur dalam pengakuan-pengakuannya dan memberikan keterangan yang detail lagi membosankan di hadapan mereka dengan dasar dugaan para pemuda tersebut bahwa para aparat itu amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Kemudian pada akhirnya para pemuda itu dengan sebab pengakuan-pengakuannya tersebut mendapatkan vonis-vonis yang aniaya lagi dzalim, juga lama mendekam di penjara.

Jadi ketidaktahuan mereka terhadap jalan orang-orang kafir dan hukum Allah tentang mereka dan ketidakpahaman akan ketulusan sikap aparat tersebut terhadap wali-wali mereka yang kafir dan bahwa mereka itu tidak akan memelihara hubungan kekerabatan terhadap orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian, serta kebodohan para pemuda itu terhadap tipu daya mereka dan pengkhianatan mereka terhadap mujahidin, dan bahwa hukum asal pada diri mereka dan pada akhlaq mereka adalah dusta dan khianat, (itu semua) menjadikan para pemuda itu merasa percaya terhadap para aparat tersebut.

Saya mengetahui salah seorang yang hafal Al Qur’an dari kalangan yang memiliki ketabahan dan kesabaran, dia disakiti, dipukuli dan disiksa dengan siksaan yang dahsyat agar dia mau mengakui pengakuan-pengakuan yang dengannya dia akan divonis dengan vonis penjara yang lama, akan tetapi dia teguh dan enggan untuk mengaku, walaupun intimidasi dan penyiksaan dahsyat yang ditimpakan kepadanya. Kemudian mereka akhirnya menggunakan cara tipu daya dan muslihat terhadapnya. Sebelum ditangkap saudara kita ini adalah imam di salah satu masjid, maka mereka melimpahkannya kepada penyidik yang sering shalat bermakmum kepadanya di masjid itu. Si penyidik itu memperkenalkan dirinya kepada Al Akh ini dan ia mengingatkannya akan shalat dia bersamanya di mesjid itu serta dia bersumpah dengan sumpah yang sebenar-benarnya bahwa ia akan membantu saudara kita ini bila ia mau mengaku dan tidak akan melimpahkan (kasusnya, ed.) ke Mahkamah, maka akhirnya Al Akh ini membuat pengakuan kepada si penyidik ini dengan bersandar terhadap janji si penyidik kepadanya tanpa sedikitpun si penyidik menyentuhnya dengan pukulan, setelah sebelumnya ia teguh dan tidak mau mengaku di bawah siksaan yang sedikit orang bisa menanggungnya. Para penyidik itu berhasil mendapatkan darinya dengan tipu daya, muslihat, janji dan sumpah-sumpah yang bohong terhadap apa yang tidak mereka dapatkan darinya dengan intimidasi dan penyiksaan. Maka akhirnya balasan kepercayaan dia terhadap mereka serta pembenarannya terhadap janji dan jaminan-jaminan mereka adalah ia divonis penjara seumur hidup (SH).

Tentunya Al Akh ini sebelum itu tidaklah menganggap kafir orang-orang jahat itu, dan bisa jadi karena ia belum memiliki kejelasan tentang jalan orang-orang kafir (sabilul mujrimin) itu, maka shalat si penyidik itu memiliki arti yang banyak menurut dia. Sedang ini adalah kesalahan besar yang membebaninya sampai hari ke sepuluh tahun di penjara… semoga Allah membebaskannya.

Saya juga mengetahui seorang pemuda yang menemukan sebuah bom di hutan, lalu dia mengambil bom itu (untuk dibawa, ed) ke rumahnya, kemudian di saat waktu kedunguan yang membinasakan dia memutuskan untuk menjadi“warga negara yang baik” –sebagaimana ungkapan mereka!!– dan dia pun pergi ke kantor polisi yang tentunya dia berbaik sangka terhadap mereka dan tidak mengkafirkan mereka. Dia mengutarakan kepada mereka bahwa ia menemukan bom di hutan dan sekarang ada di rumahnya serta ia ingin dari mereka untuk datang agar ia menyerahkan kepada mereka… maka mereka meminta darinya agar menunggu mereka di rumahnya dan bahwa mereka akan datang untuk menerimanya setelah satu jam. Dan memang kurang dari satu jam mereka telah datang… akan tetapi dengan jumlah yang besar dari personel kepolisian, detasemen khusus, intelejen dan mobil-mobil yang dipersenjatai, mereka mengepung rumah itu, menggrebeknya, memeriksanya, dan menangkap dia bersama bomnya…!!! dan mereka menyidiknya dengan tuduhan kepemilikan bom dan bahan peledak tanpa perizinan yang sah, serta mereka tidak mengutarakan masalah yang sebenarnya, yaitu bahwa dia-lah yang memberitahukan kepada mereka tentang bom itu dan yang meminta kedatangan mereka untuk menyerahkannya. Justru mereka malah menyebutkan bahwa aparat intelejen dan polisilah yang menyingkap dengan kelihaian, pengalaman dan pengintaian mereka terhadap kepemilikan bom itu dan mereka melindungi masyarakat dari bahaya yang mengancam. Akhirnya atas dasar itu dia divonis tujuh tahun penjara.

Saya juga mengetahui pemuda lain yang hidup di jazirah Arab di mana di sana para syaikh pemerintah selalu melarang dari mempelajari hukum-hukum takfier, menakut-nakuti dan menghati-hatikan (para pemuda) dari hukum-hukum itu, serta mereka menganggap pengkafiran pemerintah-pemerintah yang ada dan para ansharnya sebagai sikap ghuluw dalam agama dan termasuk ajaran kaum takfiriyyin dan ‘aqidah Khawarij, maka diapun tidak mau melelahkan dirinya dalam mengenal status para penguasa dan aparat-aparat mereka di dalam dienullah, apa gerangan bila dia melihat sebagian mereka itu shalat?? atau dia melihat –wah coba bayangkan– tanda (atsar) sujud di dahi sebagian mereka…??.

Semangat telah menggerakkan teman kita ini untuk berpikir pergi jihad fi sabilillah memerangi Yahudi di Palestina. Maka dia berhasil meloloskan senjata otomatisnya sampai dia bisa menyelinap dengan cara mengagumkan melewati sungai tanpa mengusik sedikitpun atau mengundang perhatian para tentara Yordania yang berjaga-jaga di perbatasan Yahudi –tentunya dia tidak mengetahui bahwa mereka itu para penjaga dan pelindung Yahudi–, karena kalau tidak demikian tentu dia tidak cenderung kepada mereka atau percaya terhadap mereka, oleh sebab itu dan setelah dia berhasil menyebrangi sungai serta dia merasa sangat kehausan dan dia ingat bahwa dia tidak membawa perbekalan air, maka dia kembali ke belakang dan pergi menuju pos penjagaan salah seorang tentara itu untuk meminta air dengan penuh kedunguan dan keluguan, dan dia merasa tenang-tenang saja saat ia sampai ke tempat tentara itu maka ia mendapatkannya sedang shalat. Setelah si tentara itu menyelesaikan shalatnya dan ia melihat teman kita ini dengan senjata di tangannya, maka ia menanyakan tentang tujuannya, kemudian dengan kedangkalannya, teman kita ini mengutarakan maksudnya kepadanya, dan dia meminta air darinya, maka si tentara itu memberinya air kemudian meminta darinya untuk memperlihatkan senjatanya kepadanya –dan di sini saya diam sejenak dan membandingkan serta mengingat Abu Bashir radliyallahu ‘anhu dan kecerdikan orang mukmin serta bagaimana dia meminta dengan kecerdikannya dari kedua orang yang menawannya untuk memperlihatkan kepadanya pedang mereka, maka dia membunuh salah satunya sehingga dalam hal itulah keselamatannya– adapun teman kita ini maka dengan keluguan dan kedangkalannya malah memberikan senjatanya kepada si tentara yang shalat dan dia percaya terhadapnya!! maka akhirnya dalam hal itulah penderitaannya di mana si tentara langsung menembakkan senjatanya (ke udara) dengan alasan mencobanya, padahal sebenarnya dengan hal itu dia bermaksud mengundang dan mengingatkan kawan-kawannya, maka mereka pun datang dengan cepat, menghampirinya dan menangkap saudara kita ini yang akhirnya dilimpahkan ke Mahkamah Keamanan Negara dan ujungnya divonis tujuh tahun penjara.

Kisah-kisah tersebut –wahai saudara-saudaraku– demi Allah adalah kisah nyata yang ada di penjara-penjara negeri saya dan bukan khayalan belaka, serta kisah-kisah serupa adalah banyak. Sedangkan penderitaan-penderitaan yang terjadi itu, penyebab umumnya adalah berbaik sangka kepada musuh-musuh Allah dan ketidakpahaman akan jalan orang-orang yang kafir (sabilul mujrimin), serta ketidaktahuan akan realita kejahatan mereka, makar mereka terhadap jihad ini, tipu muslihat mereka terhadap mujahidin serta loyalitas mereka terhadap musuh-musuh agama ini.

Tujuan itu bagi mereka adalah melegalkan segala macam cara, dan bagi mereka tidak apa-apa menggunakan jalan apa saja baik yang mulia maupun tidak mulia untuk melumpuhkan jihad para mujahidin dan melindungi tahta orang-orang durjana. Asal pada diri mereka itu adalah kebohongan, sedangkan jalan mereka adalah penghianatan dan pelanggaran janji…

لا يَرْقُبُونَ فِي مُؤْمِنٍ إِلا وَلا ذِمَّةً وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُعْتَدُونَ (١٠)

“Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang mukmin dan tidak pula (mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampui batas”, (At Taubah: 10).

وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً

“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)“(An-Nisa: 89).

هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ

“Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka bisa dipalingkan (dari kebenaran)?” (Al Munafiqun: 4).

Orang yang tidak memahami hal-hal ini dan tidak mengetahuinya serta tidak memiliki kejelasan tentang jalan orang-orang kafir maka jihad tidak membutuhkan dia dengan keluguan dan kedunguannya, sebagaimana jihad juga tidak butuh tambahan kegagalan dan keterpurukan.

Barangsiapa jadikan singa sebagai elang untuk berburu

Maka dia menjadi sasaran buruan tipu daya singa itu.


(KabarDuniaIslam/al-mustaqbal.org)

No comments:

Post a Comment