Jika Anda ke Gaza, jangan pernah terkejut mendengar kalimat ini, "Saya akan menikah dengan seorang lelaki yang sudah menikah," dari seorang gadis yang cantik dan masih muda.
Mungkin anda akan bertanya, “Bagaimana boleh jadi begitu? Anda adalah seorang gadis muda yang cantik?"
"Tidak ada masalah jika saya isteri kedua atau ketiga," itulah mungkin yang akan dikatakannya kemudian. "Yang penting bagi saya adalah hidup dengan orang yang boleh memberikan saya segala sesuatu yang saya minta."
Begitulah gadis-gadis muda di Gaza. Mungkin timbul sebuah pertanyaan, bagaimana ini boleh terjadi? Apakah kemiskinan dan kemelaratan yang diciptakan oleh Israel di Gaza sangat buruk sehingga gadis-gadis cerdas dan muda itu bersedia menjadi isteri kedua (atau mungkin isteri ketiga) hanya untuk memastikan kestabilan kewangan dan keperluan sehari-hari?
Hamas, yang membuka sebuah majlis khusus pernikahan telah membuka pintu untuk warga Gaza yang sudah ingin pernikahan. Hanya di Gaza, pernikahan yang halal dan syari dimudahkan dan tidak pernah berbelit-belit dengan segala catatan awam yang mungkin tak perlu, dan prosedur yang mahal dan sulit.
Menjadi istri calon syuhada atau menikahi janda syuhada
Om Alabed, seorang pegawai kota, mempunyai pandangan lain. Menurutnya, ada hal lain yang melatarbelakangi poligami di Gaza. Ketika seorang lelaki beristeri meninggal kerana kekejaman tentara Israel, keluarganya tak akan pernah ditelantarkan. “Masyarakat Gaza akan terdorong untuk menikahi janda para syuhada."
Di Gaza, Hamas membiayai pernikahan warganya. Setiap pasangan yang baru menikah menerima bantuan tunai sebesar $ 2800 (sekitar Rp. 3 juta), hadiah dan dibangunkan rumah untuk mereka.
Ahmad Abdul Karim Saef, 44, memiliki dua isteri dan 7 anak-anak. Dia mengatakan, "Saya berfikir untuk menikahi lagi, tentu setelah biayanya cukup, dan saya pasti meminta izin kepada isteri saya..."
Abir, 28, telah menikah dengan seorang pria yang sudah menikah selama tiga bulan. "Saya tidak suka dengan kenyataan bahawa saya berbahagi suami saya dengan perempuan yang lain, tapi semuanya di sini berjalan sangat sulit."
Alasan agama
Syaikh Mohammad Najm, profesor Undangundnag Islam di Universiti Al-Azhar, berkata, "tingginya jumlah syuhada mengakibatkan banyak jumlah janda pula, begitu pula dengan gadis-gadis yang belum menikah."
Dia menambahkan bahawa praktik poligami di Gaza ada dasar hukumnya dalam Islam. Al-Quran mengatakan seorang pria boleh menikahi empat wanita, jika ia dapat memperlakukan mereka semua dengan adil. Di Gaza, poligami adalah jalan untuk menjaga para janda para syuhada dalam perang yang telah berjuang selama bertahun-tahun. (sa/palestiniannote)
sumber
No comments:
Post a Comment