Muhammad bin Musa al-Qodhi berkata: "Pada suatu hari di tahun 286 H, saya mengahadiri sidang Musa bin Ishaq al-Qodhi. Sidang atas kasus yang diajukan oleh orang tua yang menggugat menantunya karena menantu tersebut mengingkari mahar sinilai 500 dinar[1] yang dia janjikan.
Hakim kemudian mengatakan: "Datangkanlah para saksimu." Orangtua itu mengatakan: "Saya telah menghadirkan mereka dalam sidang ini." Sang hakim lalu meminta kepada sebagian saksi untuk melihat kepada istri, lali saksi pun berdiri dan hakim juga memerintahkan kepada si wanita untuk berdiri.
Mengetahui hal itu, suaminya berkata: "Apa yang hendak kalian lakukan?" Pengacaranya mengatakan: "Mereka akan melihat wajah istrimu untuk mengecek kebenarannya." Maka sang suami mengatakan: "Saya bersaksi kepada hakim bahwa saya mengakui punya hutang mahar pada istri saya asalkan dia tidak membuka wajahnya kepada orang lain."
Sang istri kemudian membalas: "Saya juga bersaksi kepada hakim bahwa saya telah merelakan mahar saya dan memberikannya kepada suami saya dan dia telah lepas beban dunia akhirat."
Maka hakim berkomentar: "Sungguh, ini pantas dicatat dalam keindahan akhlak." (Tarikh Baghdad 13/53 oleh al-Khatib al-Baghdadi)
Dalam kisah ini terdapat faedah tentang kecemburuan suami terhadap istrinya, bagaimana dia tidak rela jika wajah istrinya dipandang oleh orang lain sekalipun dalam persaksian. Lantas mana kecemburuanmu wahai para suami dan pemilik anak putri?!!
Sumber: Majalah Al-Furqon, Edisi 3 Tahun ke-12, Syawal 1433 H [Agustus-September 2012]
Ket: [1] 1 dinar setara dengan 4,25 gram emas. 500 dinar setara dengan 2.125 gram emas. Jika harga emas saat ini Rp. 570.000 per gram maka 2.125 gram emas senilai Rp. 1.211.250.000
Wahai para Suami..
Istrimu adalah mahkotamu... titipan dari Allah khusus untukmu yang harus kamu jaga...
Jangan sampai lelaki lain memakai mahkotamu... atau ikut menikmati indahnya mahkotamu...
Sungguh pilu hati ini tatkala melihat seorang suami membiarkan istrinya menjadi santapan pandangan mata-mata nakal para lelaki..., ikut menikmati keindahan tubuhnya... ikut tergiur memandang paras cantiknya... dimanakah kecemburuanmu ??
Ataukah engkau bangga jika kecantikan mahkotamu diketahui banyak lelaki..?, bangga jika mahkotamu ikut menggairahkan para lelaki ??.
Ingatlah... Allah akan meminta pertanggung-jawabanmu kelak.. (pada hari Kiamat) !!
Sumber: Nasehat Ustadz Firanda Andirja, Lc. M.A