Tuesday, December 25, 2012

Persaingan Capres yang aneh

Persaingan Capres yang aneh, saat Amerika berkoar anti Poligami, ternyata calon Presidennya adalah penganut poligami yang didukung 6 juta penganut Kristen Mormon. Calon lainnya Pendeta evangelis Amerika, Terry Jones yang selalu bekampanye anti Islam untuk menggaet dukungannya.
Mitt Romney inilah calon presiden Partai Republik, pejuang poligami yang hamper 2,5 tahun menjadi misionaris di Bordeaux dan Paris.

Mormon didukung oleh para pesohor USA diantaranya Ryan Gosling, Stephenie Meyer penulis Twilight, dan penyanyi Gladys Knight. Satu keluarga yang memiliki rantai Hotel Marriott dan pendiri JetBlue Airways Jenderal Brent Scowcroft, penasihat keamanan Gedung Putih saat Presiden George W Bush berkuasa.
Perlu diketehui Mormonisme adalah pengembangan agama Kristen hampir 200 tahun. Gereja Mormon didirikan nabi Joseph Smith di Nauvoo, Illinois, tahun 1839. Namun massa Kristen lainnya membunuh pendirinya pada 1844 karena dianggap sesat.

Nabi Joseph Smith adalah seorang buruh miskin di pedesaan yang nyaris tak bisa membaca dan menulis. Dia mengklaim bahwa Tuhan, Yesus Kristus, dan malaikat Moroni menampakkan diri kepadanya serta menunjukkan kepadanya prinsip dari agama baru yang ditulis dalam skrip Mesir kuno. Dia mengklaim bahwa Tuhan telah memerintahkan dia untuk menerjemahkan teks itu dan telah melengkapi dia dengan kacamata khusus untuk menyelesaikan tugas itu.

Kitab Mormon diterbitkan pada 1830. Setelah itu, agama ini mampu meraih pendukung dengan kecepatan mengagumkan. Agama ini lahir hampir berbarengan gerakan baru lainnya, termasuk Advent, Saksi Yehova, dan Pantekosta. Para sejarawan menyebut kurun ini sebagai periode "Kebangkitan Besar Kedua," revolusi religius Amerika Serikat yang terjadi 50 tahun setelah revolusi politik di negara yang saat itu masih muda.

Jika ditelusuri silsilah calin presiden Romney adalah dari pendiri Mormon. Kakek buyutnya yang tinggal di kota kecil Galeana, Meksiko, memiliki lima istri. Ayahnya lahir di Meksiko dan datang ke Amerika Serikat ketika dia berusia 5 tahun. Sejumlah sepupu Mitt Romney masih tinggal di Meksiko.

Romney dan istrinya, Ann, telah mengangkat kelima anak mereka sesuai dengan tradisi Mormon. Keluarga ini biasa menghabiskan malam dengan membaca kitab suci Mormon, Book of Mormon. Ia juga melayani gereja sebagai uskup awam.

Namun, Romney selalu menghindari berbicara tentang sejarah keluarga dan poligami nenek moyangnya. Satu-satunya pengakuan tentang kemormonannya adalah bahwa ia menyumbang total sebesar US$ 4,1 juta ke gerejanya selama dua tahun terakhir.

Jika dia terpilih dan menduduki kursinya di Gedung Putih, maka sejarah akan mencatat negara anti-poligami ini akan memiliki pemimpin pro-poligami

http://www.spiegel.de/international/world/0,1518,828391,00.html

Journalis Islam melaporkan
 

Antara "Hizbullah" Dan Rezim Syria



Angkatan Laut Lebanon mencegat tiga kontainer yang membawa senjata ke pemberontak Suriah dalam sebuah kapal yang datang dari Libya. Seorang pejabat keamanan mengatakan: “kapal mengangkut senjata berat, peluncur roket dan senapan mesin.”

Lebanon diketahui pro-rezim Suriah rezim yang sebagian besar berasal dari pendukung "Hizbullah", yang didukung oleh rezim Suriah. Perlu dicatat bahwa "hizbullah" yang beraliran Syiah di Lebanon dan Iran adalah sekutu rezim Suriah di kawasan itu yang memberikan dukungan sepenuhnya untuk menghentikan aksi Revolusi Suriah.

Surat kabar "politik" dari Kuwait mengatakan bahwa "hizbullah" ada di balik aksi pemboman yang terjadi sejak sekitar dua bulan lalu di Damaskus dan kota-kota Suriah, di mana tim khusus dilatih untuk meladakkan bom mobil. Mayat warga sipil Suriah diculik dan dieksekusi di mobil yang digunakan utk peledakan kemudian mereka mengklaim: “Ini adalah pekerjaan seorang pembom bunuh diri dari organisasi teror Al Qaeda atau organisasi salafi"

لا حول ولا قوة إلا بالله .... والله المستعان

Syaikh Al Luhaidan , Hizbullah Adalah Hizbusy Syaithan (revisi), Syaikh Shalih bin Muhammad Al Luhaidan



Penanya: “Syaikh, kami memiliki beberapa pertanyaan. Kami minta izin kepada Anda untuk menyebarkannya. “

Pertama ada pertanyaan yang berbunyi :

“Kami mendengar di sebagian media adanya celaan kepada negeri kita ini (Saudi ) dan pemerintahnya, khususnya di akhir-akhir ini. Hal ini terjadi setelah (kejadian) Israel menyerang Libanon. Beberapa komentar sangat kelewatan hingga mereka menjadikan negara Saudi, Israel dan Amerika adalah satu kelompok. Semuanya kafir dan saling berwala' (berloyalitas).
Maka apa komentar anda, sebab kami mengetahui bagaimana pemerintah kami mencintai Islam dan kaum Muslimin? (Pemerintah kami) juga mendakwahkan Islam yang benar lagi murni, bahkan diantara mereka (pemerintah) dan para ulama saling memberi nasihat dan musyawarah dalam agama.

Fatwa Syaikh Shalih bin Muhammad Al Luhaidan
Ketua Majlis Qadha' A'la (Saudi Arabia)

Penanya: “Syaikh, kami memiliki beberapa pertanyaan. Kami minta izin kepada Anda untuk menyebarkannya. “
Pertama ada pertanyaan yang berbunyi :
“Kami mendengar di sebagian media adanya celaan kepada negeri kita ini (Saudi ) dan pemerintahnya, khususnya di akhir-akhir ini. Hal ini terjadi setelah (kejadian) Israel menyerang Libanon. Beberapa komentar sangat kelewatan hingga mereka menjadikan negara Saudi, Israel dan Amerika adalah satu kelompok. Semuanya kafir dan saling berwala' (berloyalitas).
Maka apa komentar anda, sebab kami mengetahui bagaimana pemerintah kami mencintai Islam dan kaum Muslimin? (Pemerintah kami) juga mendakwahkan Islam yang benar lagi murni, bahkan diantara mereka (pemerintah) dan para ulama saling memberi nasihat dan musyawarah dalam agama.

Maka jawab beliau:
Kekufuran itu adalah kalimat klasik yang biasa mereka lontarkan. Yang mereka ucapkan tidak lain adalah dusta. Tidak diragukan lagi bahwa kerajaan Saudi Arabia adalah yang menjadi target untuk diganggu oleh Amerika…
Bukankah mereka telah menekan lembaga-lembaga sosial dan berambisi untuk menghentikan dan membekukan bantuan (kaum muslimin untuk muslimin).

(Amerika) menghalangi usaha-usaha baik mereka (Arab Saudi) –semoga Allah melenyapkan kepongahannya (Amerika) dan menghancurkan kekuatannya-. Bukankah mereka menuduh para pembesar (negeri ini) bahwa mereka mendanai terorisme?! Yaitu apa yang mereka salurkan berupa sedekah untuk orang-orang fakir dari kaum muslimin dan yang mereka perbantukan kepada yayasan-yayasan sosial dalam mengajarkan ilmu.

Maka yang mengatakan bahwa Saudi bersama Yahudi dan Amerika, tidak lain hal itu diucapkan oleh orang yang di hatinya ada kedengkian terhadap aqidah ini dan para pembawa serta pembelanya. Kedengkian-kedengkian itu hanya akan menjerumuskan pelakunya ke lembah kehinaan dan kejelekan. Tidak diragukan lagi… bahwa di dunia Islam tidak ada negara yang bisa memberikan bantuan melalui badan-badan dan lembaga-lembaga sosial seperti yang dilakukan oleh negara ini , baik atas nama pemerintah ataupun pribadi.

Saya tidak suka kalau disebut “Israil (yang membantai-pent)”, sebab Israil adalah nama lain dari Nabi Allah, Ya'qub alaihissalam.
Adapun mereka, (yang membantai), adalah famili para babi dan monyet…
Tidak diragukan lagi bahwa mereka adalah Yahudi, bukan Israil. Tapi mereka menggunakan nama itu. Kemudian menjadi kesalahan dari ummat ini, baik itu negara Islam atau yang menjadikan Islam sebagai simbolnya menamakan mereka dengan nama Israil.
Negara Yahudi menamakan dirinya dengan Israil, yakni di atas dasar keyahudian.
Dan tidak diragukan lagi bahwa setiap orang yang berakal di dunia ini, apakah dari Nashrani di Barat ataupun orang kafir di Timur, melainkan dia tahu bahwa Amerika sangat gigih untuk melecehkan dunia Islam - diantaranya termasuk Arab Saudi-.

Namun – dengan pertolongan Allah sajalah - dikarenakan kita berpegang teguh kepada agama kita yang benar dan kita menggigitnya - dengan gigi geraham kita - secara jujur, serta kita mengikhlaskan amal kita untuk Allah. Maka Allah menolong hamba-hambanya yang beriman. Tidak ada penyebab terlambat datangnya pertolongan Allah melainkan karena kehinaan hamba-hamba-Nya tersebut, yakni disaat mereka menyia-nyiakan agamanya.

Maka kita mohon kepada Allah agar menampakkan kekuasaan-Nya -dengan segera tanpa ditunda- atas Amerika yang akan membahagiakan kaum mukminin…Iya. “

Penanya: “Jazakallahu khairan, Syaikh. ”

Ada penanya berkata:

“Syaikh Shalih bin Muhammad Al Luhaidan yang mulia, semoga Allah menjaga Anda dan membimbing Anda. Tidak tersamarkan atas Anda berbagai kondisi yang dialami kaum muslimin di dunia Islam, terjadi berbagai fitnah dan peperangan. Khususnya peperangan yang terjadi antara Yahudi dan kelompok Hizbullah yang merupakan kelompok Syi'ah di Libanon. Maka apa sikap seorang muslim terhadap peperangan ini?
Sebab kita mendengar adanya ajakan untuk berjihad bersama mereka dan mendo'akan kemenangan untuk mereka ketika qunut.
Kaum muslimin menjadi bingung terhadap hal ini. Maka apa pengarahan dari Anda?” Jawab:
“Tidak diragukan lagi bahwa kelompok yang menamakan dirinya dengan Hizbullah (kelompok Allah-pent) adalah Hizbur Rafidhah (kelompok rafidhah). Dan Rafidhah telah diketahui (kesesatannya-pent) dan telah diketahuinya (sesatnya) manhaj metode mereka. Hakikat mereka adalah mereka menganggap mayoritas Ahlus Sunnah…(bahwa-pent) semua Ahlus Sunnah adalah orang kafir. Inilah mereka dan perkara ini tidaklah samar bagi orang yang menelaah buku-buku mereka.

Maka kita berlindung kepada Allah, jika kebenaran menolong dan membela mereka serta membantu mereka, hal itu akan membuat mereka semakin kuat. (Ingatlah) mereka bagian dari Iran. Tidak ragu lagi (benarnya-pent). Hanya saja ucapan pemimpin Mesir, bahwa Syi'ah yang ada di negara itu berbeda dengan Iran. Sesungguhnya kecondongan dan Iman mereka bersama Iran.

Namun manusia jika mereka ditimpa musibah, hendaknya mereka berusaha untuk mengobatinya dengan apa yang tepat dijadikan sebagai obat berbagai kondisi tersebut. Adapun apa yang menimpa Libanon secara umum, kalau tidak bisa dikatakan semua, dalangnya adalah kelompok ini. Mereka yang menamakan dirinya dengan kelompok Allah (Hizbullah), sebenarnya mereka adalah Hizbusy Syaithon (Kelompok/Partai Setan) ! Sekian. Transkrip dalam bahasa Arab

HAKEKAT syiah dan hizbullah , bagi yang belum mengetahuinya, silahkan dengarkan penjelasanya.



Menyikapi berbagai aksi dan sepak terjang Syiah dari dulu hingga saat ini banyak diantara kaum Muslimin yang mengecam ajaran Syiah,.. namun ada pula yang diam-diam mendukungnya bahkan secara terang-terangan mengungkapkannya di media masa,..Ada apa sebenarnya dibalik itu semua?
Mengapa syiah dinilai telah keluar dari ruang lingkup Aqidah Islam? sedangkan ada sebagian kalangan yang sebaliknya menganggap Syiah adalah bagian dari Islam dan menjadi salah satu madhzab dalam Islam. Bagaimanakah sebenarnya aqidah syiah dan pokok-pokok dasar yang dipahami oleh Syiah itu?

Bagaimanakah asal muasal berdirinya syiah?? bagaimanakah para Shahabat radhiya Allahu anhum serta para ulama Ahlus Sunnah menilai ajaran syiah ini?

Masih banyak pertanyaan seputar ajaran Syiah ini, Anda bisa mendapatkan jawaban dari sebagian pertanyaan tersebut dengan menyimak kajian-kajian yang kami bawakan di halaman ini, semoga bisa menghilangkan berbagai syubhat terkait dengan hakikat Syi’ah yang sebenarnya.

Selamat menyimak dan semoga Allah melindungi kita dari setiap bisikan setan yang terkutuk dan syubhat-syubhat yang dilancarkan oleh musuh-musuh Islam.

http://radiorodja.com/679/hakikat-syiah-dan-hizbullah/#

Ustadz Daud Rasyid: "Syiah Itu Mainnya Halus Namun Sangat Menusuk"


Masalah Syiah sudah menjadi duri dalam daging di tubuh umat Islam. Syiah terus-menerus mengklaim mereka juga bagian dari komunitas kaum muslimin kebanyakan, namun di belakang mereka melakukan tikaman terhadap umat Islam itu sendiri.

"Syiah rafidhah itu mainnya halus namun sangat menusuk," ujar Dr. Daud Rasyid, MA, yang merupakan salah seorang pakar hadits, dalam pernyataan penegasannya kepada Eramuslim Ahad kemarin (8/4), setelah sebelumnya memaparkan hal tersebut dalam sebuah seminar Al-Quran di masjid Al-Ikhlash Jati Padang Pasar Minggu, Jakarta Selatan.

Dalam paparannya di acara Seminar Al-Quran yang bertajuk, "Menyongsong Generasi Gemilang Bersama Cahaya Al-Quran", ustadz kelahiran Tanjung Balai Asahan, Sumatera Utara ini dengan runutnya menjelaskan kesesatan Syiah. Menurutnya Syiah sudah menjadi duri dalam daging di tubuh umat Islam, mereka dengan halus menyebarkan ajaran-ajaran sesatnya di kalangan Ahlus Sunnah dengan kedok persatuan dan sejenisnya.

Ustadz Daud, begitu kebanyakan orang memanggilnya, dalam seminar Ahad kemarin menceritakan juga tentang salah satu proyek Syiah di Indonesia yang memanfaatkan media radio untuk menyebarkan paham-paham sesat mereka namun dikemas dengan cara yang menarik sehingga banyak menipu kaum Muslimin.

Tanpa menyebut nama radio tersebut, ustadz Daud hanya menjelaskan bahwa radio itu terletak di wilayah Cibubur dan merupakan anti tesis dari radio dakwah yang berada tidak jauh dari Cibubur, tepatnya di Cileungsi. Dan pembina utama radio itu, menurut beliau sering melakukan "tasykik" atau membuar keragu-raguan di kalangan umat Islam, khususnya masalah hadits Bukhari-Muslim.

"Kalian semua tahulah apa nama radio itu dan siapa pembinanya, tidak perlu saya sebutkan di sini," ujar ustadz Daud kepada para peserta seminar Al-Quran yang jumlahnya hampir 2.000 an tersebut.

"Saya dalam sebuah perjalanan, hampir satu jam mendengar pembina radio ini menyebarkan tasykik kepada kaum muslimin, khususnya masalah hadits Bukhari-Muslim. Bagi umat Islam yang awam strategi pembina radio ini bisa mempengaruhi pemahamanan mereka terhadap hadits, namun orang yang memiliki pengetahuan tentang hadits tidak bisa tertipu dengan cara-cara tasykik seperti ini," tegas beliau.

Beliau juga menjelaskan untuk menutup-nutupi ke Syiah-an radio ini, pengelola radio memasang banyak ustadz-ustadz dari kalangan ahlus Sunnah untuk berbicara di sana, namun itu semua hanyalah kamuflase, menurut beliau, karena inti dari radio tersebut adalah pembinanya yang memang sering melakukan tasykik terhadap kaum muslimin dan sering mengelabui umat Islam dengan slogan persatuannya.

Dalam penjelasannya secara langsung kepada Eramuslim, ustadz Daud juga menyatakan bahwa nama beliau juga dicatut oleh radio tersebut, jadi seakan-akan beliau juga mendukung radio itu, bisa jadi dengan ustadz-ustadz yang lain yang juga mereka klaim sebagai pendukung radio mereka.(fq)

***

Prihatin atas bahaya penerbitan dan media massa pro syiah

Keprihatinan Ustadz Daud Rasyid tampaknya juga dirasakan oleh para ulama, sehingga mencuat pula dalam rekomendasi yang dihasilkan dari musyawarah mengenai langkah-langkah strategis untuk menghadapi aliran sesat syiah di Masjid Al-Fajr Bandung yang diselenggarakan FUUI (Forum Ulama Ummat Indonesia) Ahad 22 April 2012, diantaranya memperingatkan bahaya penerbitan dan media massa pro syiah.

Dalam rekomendasinya disebutkan:

Memperingatkan masyarakat terhadap bahaya penerbit-penerbit yang terindikasi terlibat gerakan syiah; seperti Mizan, Al Huda Jakarta, Al Bayan dll
Memperingatkan Masyarakat terhadap media cetak dan elektronik yang terindikasi mensponsori gerakan syiah di Indonesia : antara lain TV Al Hadi, Radio Rasil, Majalah Syiar dll
Masalah media massa yang terindikasi pro syiah tersebut sempat mendapatkan perhatian dan komentar, karena ada yang menjelaskan bahwa habib Zen Al-Kaf dari Al-Bayyinat Surabaya yang juga hadir dalam musyawarah ini telah menyatakan dalam seminar tentang syiah di Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia (DDII) beberapa waktu lalu bahwa radio Rasil di Cibubur Jakarta mengusung faham syiah.

(nahimunkar.com)
 —

Basyar al-Assad Nushairiyyah tidak jauh berbeda kejamnya dengan Hitler Pemimpin NAZI!

Cerita Dari Mantan Wanita-Wanita Syi’ah



Bismillahirrahmaanirrahiem, semoga shalawat dan salam tercurah atas Nabi dan Rasul termulia, junjungan kami Nabi Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga dan para sahabatnya.

Ya Allah, kepada-Mu kami berlindung, kepada-Mu kami memohon pertolongan dan kepada-Mu kami bertawakkal. Engkaulah Yang Memulai dan Mengulangi, Ya Allah kami berlindung dari kejahatan perbuatan kami dan minta tolong kepada-Mu untuk selalu menaati-Mu, dan kepada-Mu lah kami bertawakkal atas setiap urusan kami.

Semenjak lahir, yang kutahu dari akidahku hanyalah ghuluw (berlebihan) dalam mencintai Ahlul bait. Kami dahulu memohon pertolongan kepada mereka, bersumpah atas nama mereka dan kembali kepada mereka tiap menghadapi bencana. Aku dan kedua saudariku telah benar-benar meresapi akidah ini sejak kanak-kanak.

Kami memang berasal dari keluarga Syi’ah asli. Kami tidak mengenal tentang mazhab ahlussunnah wal jama’ah kecuali bahwa mereka adalah musuh-musuh ahlulbait Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam.Mereka lah yang merampas kekhalifahan dari tangan Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu’anhu, dan merekalah yang membunuh Husain.

Akidah ini semakin tertanam kuat dalam diri kami lewat hari-hari “Tahrim”, yaitu hari berkabung atas ahlul bait, demikian pula apa yang diucapkan oleh syaikh kami dalam perayaan Husainiyyah dan kaset-kaset ratapan yang memenuhi laciku.

Aku tak mengetahui tentang akidah mereka (ahlussunnah) sedikitpun. Semua yang kuketahui tentang mereka hanyalah bahwa mereka orang-orang munafik yang ingin menyudutkan ahlul bait yang mulia.

Faktor-faktor di atas sudah cukup untuk menyebabkan timbulnya kebencian yang mendalam terhadap penganut mazhab itu, mazhab ahlussunnah wal jama’ah.

Benar… Aku membenci mereka sebesar kecintaanku kepada para Imam. Aku membenci mereka sesuai dengan anggapan Syi’ah sebagai pihak yang terzhalimi.

Keterkejutan Pertama
Ketika itu Aku sedang duduk di sekolah dasar. Di sekolah aku mendengar penjelasan Bu Guru tentang mata pelajaran tauhid. Beliau berbicara tentang syirik, dan mengatakan bahwa menyeru selain Allah termasuk bentuk menyekutukan Allah. Contohnya seperti ketika seseorang berkata dalam doanya: “Hai Fulan, selamatkan Aku dari bencana… tolonglah Aku” lanjut Bu Guru. Maka kukatakan kepadanya: Bu, kami mengatakan “Ya Ali”, apakah itu juga termasuk syirik? Sejenak kulihat beliau terdiam… seluruh murid di sekolahku, dan sebagian besar guru-gurunya memang menganut mazhab Syi’ah… kemudian Bu Guru berkata dengan nada yakin: “Iya, itu syirik” kemudian langsung melontarkan sebuah pertanyaan kepadaku:

“Bukankah doa adalah ibadah?”

“Tidak tahu”, jawabku.

“Coba perhatikan, apa yang Allah katakan tentang doa berikut”, lanjutnya seraya membaca firman Allah:

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُونِي أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِينَ يَسْتَكْبِرُونَ عَنْ عِبَادَتِي سَيَدْخُلُونَ جَهَنَّمَ دَاخِرِينَ

Dan Tuhanmu berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahanam dalam keadaan hina dina.” (Ghaafir: 60).

“Bukankah dalam ayat ini Allah menjelaskan bahwa berdoa adalah ibadah, lalu mengancam orang yang enggan dan takabbur terhadap ibadah tersebut dengan Neraka?” tanyanya.

Setelah mendengar pertanyaan tersebut, aku merasakan suatu kejanggalan… aku merasa kecewa… segudang perasaan menggelayuti benakku tanpa bisa kuungkapkan. Saat itu aku berangan-angan andaikan aku tak pernah menanyakan hal itu kepadanya. Lalu kutatap dia untuk kedua kalinya… ia tetap tegar laksana gunung.

Waktu pulang kutunggu dengan penuh kesabaran, Aku berharap barangkali ayah dapat memberi solusi atas permasalahanku ini… maka sepulangku dari sekolah, kutanya ayahku tentang apa yang dikatakan oleh Bu Guru tadi.

Ayah serta merta mengatakan bahwa Bu Guru itu termasuk yang membenci Imam Ali. Ia mengatakan bahwa kami tidaklah menyembah Amirul Mukminin, kami tidak mengatakan bahwa dia adalah Allah sehingga Gurumu bisa menuduh kami telah berbuat syirik… jelas ayah.

Sebenarnya aku tidak puas dengan jawaban ayahku, sebab Bu Guru berdalil dengan firman Allah. Ayah lalu berusaha menjelaskan kepadaku kesalahan mazhab Sunni hingga kebencianku semakin bertambah, dan aku semakin yakin akan batilnya mazhab mereka.

Aku pun tetap memegangi mazhabku, mazhab Syi’ah; hingga adik perempuanku melanjutkan karirnya sebagai pegawai di Departemen Kesehatan.

Sekarang, biarlah adikku yang melanjutkan ceritanya…

Setelah masuk ke dunia kerja, aku berkenalan dengan seorang akhwat ahlussunnah wal jama’ah. Ia seorang akhwat yang multazimah (taat) dan berakhlak mulia. Ia disukai oleh semua golongan, baik Sunni maupun Syi’ah. Aku pun demikian mencintainya, dan berangan-angan andai saja dia bermazhab Syi’ah.

Saking cintanya, aku sampai berusaha agar jam kerjaku bertepatan dengan jam kerjanya, dan aku sering kali bicara lewat telepon dengannya usai jam kerja.

Ibu dan saudara-saudaraku tahu betapa erat kaitanku dengannya, sebab itu aku tak pernah berterus terang kepada mereka tentang akidah sahabatku ini, namun kukatakan kepada mereka bahwa dia seorang Syi’ah, tak lain agar mereka tidak mengganggu hubunganku dengannya.

Permulaan Hidayah
Hari ini, aku dan sahabatku berada pada shift yang sama. Kutanya dia: “Mengapa di sana ada Sunni dan Syi’ah, dan mengapa terjadi perpecahan ini?” Ia pun menjawab dengan lembut:

“Ukhti, sebelumnya maafkan aku atas apa yang akan kuucapkan… sebenarnya kalianlah yang memisahkan diri dari agama, kalian yang memisahkan diri dari Al Qur’an dan kalian yang memisahkan diri dari tauhid!!”

Kata-katanya terdengar laksana halilintar yang menembus hati dan pikiranku. Aku memang orang yang paling sedikit mempelajari mazhab di antara saudari-saudariku. Ia kemudian berkata:

“Tahukah kamu bahwa ulama-ulama kalian meyakini bahwa Al Qur’an telah dirubah-rubah, meyakini bahwa segala sesuatu ada di tangan Imam, mereka menyekutukan Allah, dan seterusnya…?” sembari menyebut sejumlah masalah yang kuharap agar ia diam karena aku tidak mempercayai semua itu.

Menjelang berakhirnya jam kerja, sahabatku mengeluarkan beberapa lembar kertas dari tasnya seraya mengatakan bahwa itu adalah tulisan saudaranya, berkenaan dengan haramnya berdoa kepada selain Allah. Kuambil lembaran-lembaran tersebut, dan dalam perjalanan pulang aku meraba-rabanya sambil merenungkan ucapan sahabatku tadi.

Aku masuk ke rumah dan kukunci pintu kamarku. Lalu mulailah kubaca tulisan tersebut. Memang, hal ini menarik perhatianku dan membuatku sering merenungkannya.

Pada hari berikutnya, sahabatku memberiku sebuah buku berjudul “Lillaah, tsumma littaariekh” (Karena Allah, kemudian karena sejarah). Sumpah demi Allah, berulang kali aku tersentak membaca apa yang tertulis di dalamnya. Inikah agama kita orang Syi’ah? Inikah keyakinan kita?!!

Sahabatku pun semakin akrab kepadaku. Ia menjelaskan hakikat banyak hal kepadaku. Ia mengatakan bahwa ahlussunnah mencintai Amirul Mukminin dan keluarganya.

Benar… aku pun beralih menganut mazhab ahlussunnah tanpa diketahui oleh seorang pun dari keluargaku. Sahabatku ini selalu menghubungiku lewat telepon. Bahkan saking seringnya, ia sempat berkenalan dengan kakak perempuanku.

Sekarang, biarlah kakakku yang melanjutkan ceritanya…

Aku mulai berkenalan dengan akhwat yang baik ini. Sungguh demi Allah, aku jadi cinta kepadanya karena demikian sering mendengar cerita adikku tentangnya. Maka begitu mendengar langsung kata-katanya, aku semakin cinta kepadanya…

Permulaan Hidayah
Hari itu, aku sedang membersihkan rumah dan adikku sedang bekerja di kantor. Aku menemukan sebuah buku bergambar yang berjudul: “Lillaah, tsumma littaariekh”.

Aku pun membukanya lalu membacanya… sungguh demi Allah, belum genap sepuluh halaman, aku merasa lemas dan tak sanggup merampungkan tugasku membersihkan rumah. Coba bayangkan, dalam sekejap, akidah yang ditanamkan kepadaku selama lebih dari 20 tahun hancur lebur seketika.

Aku menunggu-nunggu kembalinya adikku dari kantornya. Lalu kutanya dia: “Buku apa ini?”

“Itu pemberian salah seorang suster di rumah sakit”, jawabnya.

“Kau sudah membacanya?” tanyaku.

“Iya, aku sudah membacanya dan aku yakin bahwa mazhab kita keliru”, jawabnya.

“Bagaimana denganmu?” tanyanya.

“Baru beberapa halaman” jawabku.

“Bagaimana pendapatmu tentangnya?” tukasnya.

“Kurasa ini semua dusta, sebab kalau benar berarti kita betul-betul sesat dong”, sahutku.

“Mengapa tidak kita tanyakan saja isinya kepada Syaikh?” pintaku.

“Wah, ide bagus” katanya.

Buku itu lantas kukirimkan kepada Syaikh melalui adik laki-lakiku. Kuminta agar ia menanyakan kepada Syaikh apakah yang tertulis di dalamnya benar, ataukah sekedar kebohongan dan omong kosong?

Adikku mendatangi Syaikh tersebut dan memberinya buku itu. Maka Syaikh bertanya kepadanya: “Dari mana kau dapat buku ini?”

“Itu pemberian salah seorang suster kepada kakakku” jawabnya.

“Biarlah kubaca dulu” kata Syaikh, sembari aku berharap dalam hati agar kelak ia mengatakan bahwa semuanya merupakan kebohongan atas kaum Syi’ah. Akan tetapi, jauh panggang dari api! Kebatilan pastilah akan sirna…

Aku terus menunggu jawaban dari Syaikh selama sepuluh hari. Harapanku tetap sama, barang kali aku mendapatkan sesuatu darinya yang melegakan hati.

Namun selama sepuluh hari tadi, aku telah mengalami banyak perubahan. Kini sahabat adikku sering berbicara panjang lebar denganku lewat telepon, bahkan ia seakan lupa kalau mulanya ia ingin bicara dengan adikku. Kami bicara panjang lebar tentang berabagai masalah.

Pernah suatu ketika ia menanyaiku: “Apa kau puas dengan apa yang kita amalkan sebagai orang Syi’ah selama ini?”. Aku mengira bahwa dia adalah Syi’ah, dan dia tahu akan hal itu…

“Kurasa apa kita berada di atas jalan yang benar”, jawabku.

“Lalu apa pendapatmu terhadap buku milik adikmu?” tukasnya. Akupun terdiam sejenak… lalu kataku:

“Buku itu telah kuberikan ke salah seorang Syaikh agar ia menjelaskan hakikat buku itu sebenarnya”.

“Kurasa ia takkan memberimu jawaban yang bermanfaat, aku telah membacanya sebelummu berulang kali dan kuselidiki kebenaran isinya… ternyata apa yang dikandungnya memang sebuah kebenaran yang pahit”, jelasnya.

“Aku pun menjadi yakin bahwa apa yang kita yakini selama ini adalah batil” lanjutnya.

Kami terus berbincang lewat telepon dan sebagian besar perbincangan itu mengenai masalah tauhid, ibadah kepada Allah dan kepercayaan kaum Syi’ah yang keliru. Tiap hari bersamaan dengan kepulangan adikku dari kantor, ia menitipkan beberapa lembar brosur tentang akidah Syi’ah, dan selama itu aku berada dalam kebingungan…

Aku teringat kembali akan perkataan Bu Guru yang selama ini terlupakan. Kuutus adik lelakiku untuk menemui Syaikh dan meminta kembali kitab tersebut beserta bantahannya. Akan tetapi sumpah demi Allah, lagi-lagi Syaikh ini mengelak untuk bertemu dengan adikku. Padahal sebelumnya ia selalu mencari adikku, dan kini adikku yang justru menelponnya. Namun keluarga Syaikh mengatakan bahwa dia tidak ada, dan ketika adikku bertemu dengannya dalam acara Husainiyyah[1] dan menanyakan kitab tersebut; Syaikh hanya mengatakan: “Nanti”, demikian seterusnya selama dua bulan.

Selama itu, hubunganku dengan sahabat adikku lewat telepon semakin sering, dan di sela-selanya ia menjelaskan kepadaku bahwa dirinya seorang Sunni, alias ahlussunnah wal jama’ah. Dia berkata kepadaku:

“Jujur saja, apa yang membuat kalian membenci Ahlussunnah wal Jama’ah?”

Aku sempat ragu sejenak, namun kujawab: “Karena kebencian mereka terhadap Ahlulbait”.

Hai Ukhti, Ahlussunnah justeru mencintai mereka”, jawabnya.

Kemudian ia menerangkan panjang lebar tentang kecintaan Ahlussunnah terhadap seluruh keluarga Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam, beda dengan Syi’ah Rafidhah yang justeru membenci sebagian ahlul bait seperti isteri-isteri Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam.

Benar, kini aku tahu tentang akidah Ahlussunnah wa Jama’ah dan aku mulai mencintai akidah yang sesuai dengan fitrah dan jauh dari sikap ghuluw (ekstrim)… jauh dari syirik… dan jauh dari kedustaan.

Kebenaran yang sesungguhnya mulai tampak bagiku, dan aku pun bingung apakah aku harus meninggalkan agama nenek moyang dan keluargaku? Ataukah meninggalkan agama yang murni, ridha Allah dan Jannah-Nya??

Ya, akhirnya kupilih yang kedua dan aku menjadi seorang ahlussunnah wal jama’ah. Aku kemudian menghubungi akhwat yang shalihah tadi dan kunyatakan kepadanya bahwa hari ini aku ‘terlahir kembali’.

Aku seorang Sunni, alias Ahlussunnah wal Jama’ah.

Akhwat tersebut mengucapkan takbir lewat telepon, maka seketika itu meleleh lah air mataku… air mata yang membersihkan sanubari dari peninggalan akidah Syi’ah yang sarat dengan syirik, bid’ah dan khurafat…

Demikianlah… dan tak lama setelah kami mendapat hidayah, adik kami yang paling kecil serta salah seorang sahabatku juga mendapat hidayah atas karunia Allah Subhanahu wa Ta’aala.

(Saudari-saudari kalian yang telah bertaubat)
 

Potret Nyata Negeri Syi’ah


Tahanan Wanita di Iran Diperkosa Dahulu Sebelum di Eksekusi
---------------------------------------------------------------------------


Para anggota milisi Basij Iran yang ditakuti, melakukan perkosaan terhadap para tahanan wanita yang masih perawan sebelum para tahanan wanita itu dihukum mati. Mereka yang diperkosa adalah para tahanan wanita yang divonis hukuman mati dan masih perawan. Perkosaan ini adalah “ritual” wajib , kata salah satu anggota milisi Basij tersebut.

salah seorang anggota milisi yang tidak mau disebutkan namanya mengatakan bahwa ini adalah bagian perintah dari pemimpin tinggi Iran Ali Khameini. Kepada The Jerusalem Post anggota milisi ini mengatakan bahwa pada saat berumur 18 tahun ia pernah diberi “kehormatan” oleh Khameini untuk sementara waktu “menikahi” tahanan wanita muda sebelum mereka dieksekusi.

Di negara penganut aliran Syiah yang sesat ini, adalah ilegal mengeksekusi mati wanita jika ia masih perawan, kata salah satu mantan anggota milisi.

Jadi, pemerintah mengatur pesta “pernikahan” semalam sebelum si tahanan wanita dieksekusi, dan si wanita dipaksa untuk melayani nafsu seksual si laki-laki , lapor situs Fox News.

Setelah digauli suami “barunya”, maka si tahanan wanita sudah “halal” untuk dieksekusi.

“Aku sangat menyesal, walaupun pernikahan itu sah dan legal disini”, kata mantan milisi tersebut kepada Jerusalem Post.

Beberapa tahanan wanita diberi obat tidur untuk membuat mereka tidak sadar, karena biasanya mereka melawan saat akan diperkosa, mereka lebih takut pada malam pertama mereka daripada saat menghadapi hari eksekusi mereka.

“Aku dengar mereka manangis keras dan berteriak-teriak setelah proses perkosaan itu selesai”, kata mantan milisi tersebut.

“Aku tidak akan bisa lupa bagaimana salah satu gadis tersebut mencakari wajah dan lehernya sendiri dengan kuku-kukunya setelah ia digauli. Ia mengalami luka parah akibat cakaran kukunya sendiri”, tutup mantan milisi tersebut.

Demikianlah praktek sesat aliran Syiah yang keluar dari Islam.

sumber : http://www.muslimdaily.net/berita/lokal/3708/tahanan-wanita-di-iran-diperkosa-dahulu-sebelum-di-eksekusi

KENAPA SYIAH TIDAK PERNAH BERPERANG MELAWAN ORANG KAFIR??



Kaum muslimin yang mati di medan perang melawan orang kafir dalam membela agama dan negaranya sudah tentu ia mendapat predikat syahid yang mempunyai kedudukan istimewa di sisi Allah SWT. Oleh itulah Kaum muslimin yang ada di palestine mereka tidak susah hati dan tidak sedih bahkan tidak mengeluh manakala anggota keluarganya mati terbunuh di ujung peluru orang-orang yahudi israel. perjuangan mereka takakan sia-sia. kendati dalam kehidupan mereka tertindas, teraniaya dan terjajah, terbukti kaum muslimin sepanjang sejarah tak akan pernah gentar melawan orang-orang kafir kendati dalam keadaan lemah mereka tetap bertakbir dalam memompa semangat dan tak akan pernah berlutut kendati darah mereka Mengalir. itu bisa kita lihat perang yang terjadi di negera-negara islam sunni. mereka tidak hanya berteriak, akan tetapi membuktkan teriakan nya kendati mereka harus kalah mati terbunuh. sebab bagi mereka, hidup mulya, atau mati syahid adalah semboyan hidupnya.

Namun berbeda dengan Kaum syiah, sepanjang sejarah , sejak lahirnya faham agama syiah yang di deklarasikan oleh bin saba' tak pernah tercatat dalam sejarah mana-pun berperang berjihad berhadap-hadapan melawan orang kafir. baik yahudi atau orang kafir manapun. yang terjadi hanya koaran monyet, arahkan corong kesana-kemari namun hanya pepesan kosong tak pernah terbukti , Malahan yang terjadi adalah mereka berjihad untuk memerangi kaum muslimin ahlu sunnah.

apa faktornya penyebab-nya?? penyebab-nya adalah sebuah doktrin ajaran mereka yang melekat kepada jati diri mereka sebagai simbol kaum Munafikin.
Inilah Doktrin Yang di Abadikan oleh Tokoh ulama Mereka At-thusy.
إن المسلم الذي يجاهد الكفار في الثغور إنما هم قتلة في الدنيا والآخرة، وما الشهيد إلا الشيعة الإمامية ولو ماتوا على فرشهم.
كتاب تهذيب الأحكام للطوسي 6/98

Sesungguhnya Orang Muslim (Sunni) Yang berjihad berperang melawan orang kafir dalam penyerangan mereka adalah pembunuh di dunia dan akhirat, dan tiada kesyahidan kecuali dalam Syiah imamiyah sekalipun mereka (syiah) mati di tempat tidurnya.
(" Tahdzibul Ahkam Oleh At-thusy. 6/98")

Artinya : Kaum muslimin Yang Mati di medan jihad melawan orang kafir di belahan bumi di anggapnya sebagai Pembunuh di dunia dan di dakhirat, Namun kaum syiah tak perlu berperang, kendati mereka duduk ongkang-ongkang dan mati di atas kasur tempat tidur, maka mereka sudah di anggap sebagai mati syahid.
 

Fatwa Sesat Syiah oleh FUUI Dikeluarkan Hari ini


Diposting Minggu, 22-04-2012 | 19:49:14 WIB

"Musyawarah Ulama dan Ummat Islam Indonesia yang ke 2" dengan agenda tunggal "Merumuskan Langkah Strategis untuk Menyikapi Penyesatan dan Penghinaan Para Penganut Syiah" yang diselenggarakan Forum Ulama Ummat Indonesia (FUUI) di Bandung ditutup pada sekitar pukul 17.00 WIB oleh ketua FUUI KH Athian Ali M Da'i Lc, MA.

Hajatan Ulama dan Ummat Islam ini dimulai sekitar pukul 09.00 WIB dengan sambutan dari Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan dan Walikota Bandung Dada Rosada.

Sambutan juga diberikan dari perwakilan berbagai ormas Islam seperti Persis, Al Irsyad, Muhamadiyah dan NU. Beberapa perwakilan dari Majelis Habaib juga datang, bahkan Majelis Persatuan Ulama Aceh turut hadir dalam hajatan kali ini.

Ormas Persis (Persatuan Islam) mengungkapkan bahwa geliat Syiah saat ini sudah bersifat provokatif. Penganut Syiah sudah berani sholat di masjid-masjid Sunni dengan gaya sholat ala Syiah.

Sementara itu KH Hamid Baidhowi (ulama sepuh NU), dengan langkahnya yang renta dan nafas terpotong-potong menyatakan keprihatinan akan meluasnya gerakan Syiah di Indonesia.

"Parahnya NU pun sudah mulai digerogoti aqidah Syiah," kata KH Baidhowi. Kyai Baidhowi juga menangisi tahta NU 1 yang hari ini dijabat alumnus Lirboyo dan Ummul Qura namun aqidahnya sesat dan menyesatkan.

Dari perwakilan Habaib, ada KH Thohir Al-Kaff. Ia sendiri diisukan juga sebagai penganut Syiah. Habib Thohir tidak menampik hal itu. Ia mengaku dahulu pernah belajar dari ulama-ulama Syiah. Bahkan kini tetap bergaul dengan mereka.

"Namun keberadaan saya tetap untuk memerangi Syiah," tandas Habib Thohir di depan para Ulama dan Ummat Islam yang diundang di markas FUUI di Cijagra Bandung hari ini Ahad 22 April 2012.

Terakhir, Habib Thohir mewanti-wanti bahwa Syiah sangat licik dalam memutar balikkan fakta. Ia menyarankan, untuk mengetahui aqidah Syiah bisa dibuka kitab suci mereka seperti Tadzkiroh. Namun sayang kitab itu tidak mudah didapatkan.

Setelah rapat per-komisi mulai ba'da Dhuhur hingga sore, pada akhir acara FUUI mengeluarkan Fatwa Tentang Syi'ah yang berisi tiga poin utama, yaitu:

1.Pribadi atau kelompok yang meyakini, mengajarkan dan menyebarkannya secara keseluruhan maupun sebagian dari faham Syiah di atas, yang meyakini dirinya pengikut syiah maupun tidak, adalah sesat dan menyesatkan serta berada di luar Islam.

2.Umat Islam wajib membatasi interaksi, baik pribadi maupun kelompok dengan pengikut faham Syiah untuk menghindarkan diri dan keluarga dari pengaruh ajaran sesat mereka.

3.Pemerintah Indonesia berkewajiban mengambil tindakan terhadap pribadi maupun kelompok Syiah, karena telah menodai kemurnian ajaran Islam sekaligus untuk menghindarkan konflik yang lebih besar sebagaimana terjadi di negara-negara lain.

[muslimdaily.net]

Warga Jerman: Iran Lebih Bahaya Dibanding Israel



Senin, 23 April 2012 

Hidayatullah.com—Hampir separuh dari warga Jerman menilai Iran lebih membahayakan keamanan dunia dibanding Israel. Begitu menurut hasil jajak pendapat yang dipublikasikan harian Jerman, lansir Reuters (22/04/2012).

Hasil jajak pendapat yang dimunculkan harian Die Welt am Sonntag bersama hasil wawancara panjang dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu itu menunjukkan, 48% warga Jerman menilai Iran sebagai negara yang paling berbahaya bagi perdamaian dunia. Sementara yang menilai Israel sebagai bahaya terbesar bagi dunia hanya 18 persen saja.

Di mata 22% rakyat Jerman, Iran dan Israel sama-sama berbahaya bagi keamanan dunia. Sementara sisanya memilih tidak menyatakan pendapatnya.

Lebih dari separuh responden percaya, program nuklir Iran berbahaya bagi Israel.

Hasil jajak pendapat oleh Infratest/DIMAP itu menunjukkan perbedaan pendapat antara warga dengan penyair Jerman penerima hadiah Nobel kesusastraan Gunther Grass, yang belum lama merilis puisi terbarunya berisi kecaman terhadap Israel yang dipandangnya membahayakan perdamaian dunia, dengan ambisinya menghancurkan Iran.

Puisi Grass dikecam sebagai anti Semit baik oleh Israel maupun politisi Jerman.

Di Jerman ada semacam tabu untuk mengkrtik negara Yahudi Israel, terkait “dosa” negara itu saat dipimpin Adolf Hitler yang katanya membantai jutaan warga Yahudi pada masa Perang Dunia II.*

Rep: Ama Farah
Red: Dija

WASPADA TERHADAP SYI’AR-SYI’AR SYIAH !!!


Oleh: Mujiburrahman Abu Sumayyah

Di tengah-tengah penderitaan yang dialami oleh kaum muslimin yang berada di Iran, Irak, dan Suriah akibat intimidasi yang dilakukan oleh musuh-musuh Islam khususnya dari kalangan Syi’ah, baik Rafidhah maupun Nusairiyyah, tentunya kita sebagai orang yang beriman yang tinggal di negara yang penduduk muslimnya terbanyak di dunia ini merasa bersedih dan sakit atas apa yang diderita oleh saudara-saudara kita tersebut Bagaimana tidak sedih, sedangkan Rasulullah -shallallaahu ‘alaihi wa sallam- pernah bersabda yang diriwayatkan oleh Nu’man bin Basyir -radhiyallaahu ‘anhu-:

تَرَى الْمُؤْمِنِينَ فِي تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَادِّهِمْ وَتَعَاطُفِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا اشْتَكَى عُضْوًا تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهَرِ وَالْحُمَّى.

“Kamu akan melihat orang-orang mukmin dalam hal saling mengasihi, mencintai, dan menyayangi bagaikan satu tubuh. Apabila ada salah satu anggota tubuh yang sakit, maka seluruh tubuhnya akan ikut terjaga dan panas (turut merasakan sakitnya).” (HR. Al-Bukhari, dan Muslim)

Larut dalam kesedihan sebagai rasa solidaritas kita kepada mereka saja tidak cukup. Namun wujud solidaritas kita kepada mereka bisa diungkapkan dengan tindakan nyata. Baik memberikan bantuan berupa harta, jiwa, maupun do’a. Ataupun dengan melakukan tindakan nyata yang kelihatannya sepele, seperti membuang atau tidak memajang slogan-slogan atau foto-foto yang membantu syi’ar atau dakwah musuh-musuh terutama Syi’ah dan memperingatkan manusia akan bahayanya memajang slogan atau foto tersebut.

Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, ternyata ada sebagian kaum muslimin yang memajang slogan-slogan atau foto-foto yang mendukung dakwah musuhnya sendiri terutama Syi’ah. Baik dia memajangnya di komputer, hp, facebook, ataupun yang lainnya. Padahal diantara foto-foto yang mereka pajang ini ternyata membawa dampak yang sangat berbahaya terutama bagi aqidahnya kaum muslimin.

Selengkapnya:

http://dakwahwaljihad.wordpress.com/2012/05/04/waspada-terhadap-syiar-syiar-syiah/
 —

Upss Jumlah Pelajar Kita di Iran Melebihi di Al-Azhar!!



Oleh: Ahmad Sarwat, Lc

Tidak kurang dari 7.000-an mahasiswa Indonesia diperkirakan sedang dan telah belajar ke Iran, sebuah negara yang notabene pusat cuci otak untuk menjadi pendukung Syiah. Kabar ini dikemukakan oleh salah seorang anggota DPR Komisi VIII, Ali Maschan Musa, termuat di www.republika.co.id dengan linkhttp://www.republika.co.id/berita/breaking-news/nasional/11/03/03/167288-ribuan-pemuda-belajar-di-iran-polri-diminta-waspadai-syiah.

Padahal sewaktu kemarin ada evakuasi besar-besaran mahasiswa Indonesia di Mesir, ternyata jumlah mereka hanya sekitar 4.000-5.000 orang saja. Kalau yang kuliah ke Iran sampai angka 7.000, berarti ini bukan angka yang main-main.

“Saya tahun 2007 ke Iran dan bertemu dengan beberapa anak-anak Indonesia di sana yang belajar Syiah. Mereka nanti minta di Indonesia punya masjid sendiri dan sebagainya,” kata Ali dalam rapat dengan Kepala Badan Reserse Kriminal Mabes Polri, Komjen (Pol) Ito Sumardi, di ruang rapat Komisi VIII DPR, Jakarta, Kamis (3/3).

Ini berarti dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan diramaikan oleh demam paham Syi`ah. Karena dalam hitungan 4-5 tahun ke depan, tentu mereka akan kembali ke Indonesia dengan membawa paham yang secara tegak lurus bertentangan dengan paham umat Islam di Indonesia yang nota bene ahli sunnah wal jamaah.

Perkembangan Syiah di Indonesia

Sebenarnya untuk melihat hasil dari `kaderissasi` pemeluk syi`ah di Indonesia, tidak perlu menunggu beberapa tahun ke depan. Sebab data yang bisa kita kumpulkan hari ini saja sudah biki kita tercengang dengan mulut menganga.

Betapa tidak, rupanya kekuatan Syi`ah di negeri kita ini diam-diam terus bekerja siang malam, tanpa kenal lelah. Hasilnya, ada begitu banyak agen-agen ajaran syi`ah yang siap merenggut umat Islam Indonesia untuk menerima dan jatuh ke pelukan ajaran ini.

Iranian Corner di Perguruan Tinggi Islam

Perkembangan Iranian Corner di Indonesia khususnya Perguruan Tinggi cukup marak. Di Jakarta, Iranian Corner ada di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ). Jogjakarta sebagai kota pelajar malah punya tiga sekaligus, yaitu Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. Bisa dibayangkan, Yogyakarta, satu kota saja ada 3 Iranian Corner; yang satu UIN, yang dua Muhammadiyah. Di Malang juga ada di Universitas Muhammadiyah Malang.

Islamic Cultural Center (ICC)

Di Indonesia Iran memiliki lembaga pusat kebudayaan Republik Iran, ICC (Islamic Cultural Center), berdiri sejak 2003 di bilangan Pejaten, Jakarta Selatan. Dari ICC itulah didirikannya Iranian Corner di 12 tempat tersebut, bahkan ada orang-orang yang aktif mengajar di ICC itu.

Dii antara tokoh yang mengajar di ICC itu adalah kakak beradik: Umar Shihab ( salah seorang Ketua MUI -Majelis Ulama Indonesia Pusat) dan Prof Quraish Shihab (mantan Menteri Agama), Dr Jalaluddin Rakhmat, Haidar Bagir dan O. Hashem. Begitu juga sejumlah keturunan alawiyin atau habaib, seperti Agus Abu Bakar al-Habsyi dan Hasan Daliel al-Idrus.

Undangan Cuci Otak ke Iran

Siapa yang menolak kalau diundang jalan-jalan ke luar negeri. Buat banyak orang di negeri kita, jalan-jalan ke luar negeri memang sudah jadi demam tersendrii, tidak terkecuali para anggota DPR.

Nah, sifat norak dan kampungan seperti itu juga dimanfaatkan oleh Iran untuk memberikan jalan-jalan gratis ke pusat-pusat pengajaran Syi`ah di Iran. Sudah tidak terhitung tokoh Islam Indonesia yang diundang untuk berkunjung ke Iran, tentu saja judulnya bukan cuci otak, tetapi atas nama studi banding dan sejenisnya.

Namun rata-rata tokoh yang sudah pernah diundang kesana, begitu pulang bicaranya penuh pembelaan kepada Syi`ah, bahkan ada yang menganggap perbedaan Syi`ah dengan Sunni bukan perbedaan prinsipil dan sebagainya. Tanpa malu-malu mereka telah menjilat Iran, padahal negeri itu adalah pembantai ulama-ulama Sunni, bahkan penghancur masjid-masjid dan kitab-kitab rujukan Sunni.

Beasiswa Pelajar ke Iran

Syi’ah merekrut para pemuda untuk diberi bea siswa untuk dibelajarkan ke Iran. Kini diperkirakan ada 7.000-an mahasiswa Indonesia yang dibelajarkan di Iran, disamping sudah ada ribuan yang sudah pulang ke Indonesia dengan mengadakan pengajian ataupun mendirikan yayasan dan sebagainya.

Sekembalinya ke tanah air, para lulusan Iran ini aktif menyebarkan faham Syi’ah dengan membuka majelis taklim, yayasan, sekolah, hingga pesantren.

Di antaranya Ahmad Baraqbah yang mendirikan Pesantren al-Hadi di Pekalongan (sudah hangus dibakar massa), ada juga Husein al-Kaff yang mendirikan Yayasan Al-Jawwad di Bandung, dan masih puluhan yayasan Syi’ah lainnya yang tersebar di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi.

Yayasan, Pengajian dan Ikatan Penyebar Aqidah Syi`ah

Pada tahun 2001 saja sudah terdapat 36 yayasan Syi`ah di Indonesia. Dan tidak kurang dari 43 kelompok pengajian yang intensif menanamkan aqidah syi`ah sudah berdiri. Berikut data-data syiah di indonesia yang untuk saat ini bisa kami himpun.

a. Yayasan

1. Yayasan Fatimah, Condet, Jakarta.

2. Yayasan Al-Muntazhar, Jakarta.

3. Yayasan Al-Aqilah.

4. Yayasan Ar-Radhiyah.

5. Yayasan Mulla Shadra, Bogor.

6. Yayasan An-Naqi.

7. Yayasan Al-Kurba.

8. YAPI, Bangil.

9. Yayasan Al-Itrah, Jember.

10. Yayasan Rausyan Fikr, Jogya.

11. Yayasan BabIIm, Jember.

12. Yayasan Muthahhari, Bandung.

13. YPI Al-Jawad, Bandung.

14. Yayasan Muhibbin, Probolinggo.

15. Yayasan Al-Mahdi, Jakarta Utara.

16. Yayasan Madina Ilmu, Bogor.

17. Yayasan Insan Cita Prakarsa, Jakarta.

18. Yayasan Asshodiq, Jakarta Timur.

19. Yayasan Babul Ilmi, Pondok Gede.

20. Yayasan Azzahra Cawang.

21. Yayasan Al-Kadzim.

22. Yayasan Al-Baro`ah, Tasikmalaya.

23. Yayasan 10 Muharrom, Bandung.

24. Yayasan As Shodiq, Bandung.

25. Yayasan As Salam, Majalengka.

26. Yayasan Al Mukarromah, Bandung.

27. Yayayasan Al-Mujataba, Purwakarta.

28. Yayasan Saifik, Bandung.

29. Yayasan Al Ishlah, Cirebon.

30. Yayasan Al-Aqilah, Tangerang.

31. Yayasan Dar Taqrib, Jepara.

32. Yayasan Al-Amin, Semarang.

33. Yayasan Al-Khoirat, Jepara.

34. Yayasan Al-Wahdah, Solo.

35. Yayasan Al-Mawaddah, Kendal.

36. Yayasan Al-Mujtaba, Wonosobo.

37. Yayasan Safinatunnajah, Wonosobo.

38. Yayasan Al-Mahdi, Jember.

39. Yayasan Al-Muhibbiin, Probolinggo.

40. Yayasan Attaqi, Pasuruan.

41. Yayasan Azzhra, Malang.

42. Yayasan Ja’far As-Shadiq, Bondowoso.

43. Yayasan Al-Yasin, Surabaya.

44. Yapisma, Malang.

45. Yayasan Al-Hujjah, Jember.

46. Yayasan Al-Kautsar, Malang.

47. Yayasan Al-Hasyim, Surabaya.

48. Yayasan Al-Qoim, Probolinggo.

49. Yayasan Al-Kisa`, Denpasar.

50. Yayasan Al-Islah, Makasar.

51. Yayasan Paradigma, Makasar.

52. Yayasan Fikratul Hikmah, Jl Makasar.

53. Yayasan Sadra, Makasar.

54. Yayasan Pinisi, Makassar.

55. Yayasan LSII, Makasar.

56. Yayasan Lentera, Makassar.

57. Yayasan Nurtsaqolain, Sulawesi Selatan.

58. Yas Shibtain, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau.

59. Yayasan Al-Hakim, Lampung.

60. Yayasan Pintu Ilmu, Palembang.

61. Yayasan Al-Bayan, Palembang.

62. Yayasan Ulul Albab, Aceh.

63. Yayasan Amali, Medan.

64. Yayasan Al-Muntadzar, Samarinda.

65. Yayasan Arridho, Banjarmasin.

66. Yayasan Al-Itrah, Bangil.

b. Pengajian

1. MT. Ar-Riyahi.

2. Pengajian Ummu Abiha, Pondok Indah.

3. Pengajian Al-Bathul, Cililitan.

4. Pengajian Haurah, Sawangan.

5. Majlis Taklim Al-Idrus, Purwakarta.

6. Majlis Ta’lim An-Nur, Tangerang.

7. MT Al Jawad, Tasikmalaya.

8. Majlis Ta’lim Al-Alawi, Probolinggo.

c. Ikatan

1. Ikatan Jamaah Ahlulbait Indonesia (IJABI).

2. Ikatan Pemuda Ahlulbait Indonesia (IPABI), Bogor.

3. HPI – Himpunan Pelajar Indonesia-Iran.

4. Shaf Muslimin Indonesia, Cawang .

5. MMPII, Condet.

6. FAHMI (Forum Alumni HMI), Depok.

7. Himpunan Pelajar Indonesia di Republik Iran (ISLAT).

8. Badan Kerja Sama Persatuan Pelajar Indonesia Se-Timur Tengah dan Sekitarnya (BKPPI).

9. Komunitas Ahlul Bait Indonesia (TAUBAT).

d. Lembaga

1. Islamic Cultural Center (ICC), Pejaten.

2. Tazkia Sejati, Kuningan.

3. Al Hadi, Pekalongan.

4. Al-Iffah, Jember.

5. Lembaga Komunikasi Ahlul Bait (LKAB), wadah alumni Qom

e. Sekolah dan Pesantren

1. SMA PLUS MUTHAHARI di Bandung dan Jakarta.

2. Pendidikan Islam Al-Jawad.

3. Icas (Islamic College for Advanced Studies) – Jakarta Cabang London.

4. Sekolah Lazuardi dari Pra TK sampai SMP, Jakarta.

5. Sekolah Tinggi Madina Ilmu, Depok.

6. Madrasah Nurul Iman, Sorong.

7. Pesantren Al-Hadi Pekalongan.

8. Pesantren YAPI, Bangil.

f. PenerbitT

1. Lentera.

2. Pustaka Hidayah.

3. MIZAN.

4. YAPI JAKARTA.

5. YAPI Bangil.

6. Rosdakarya.

7. Al-Hadi.

8. CV Firdaus .

9. Pustaka Firdaus.

10. Risalah Masa.

11. Al-Jawad.

12. Islamic Center Al-Huda.

13. Muthahhari Press/Muthahhari Papaerbacks.

14. Mahdi.

15. Ihsan.

16. Al-Baqir.

17. Al-Bayan.

18. As-Sajjad.

19. Basrie Press.

20. Pintu Ilmu.

21. Ulsa Press.

22. Shalahuddin Press.

23. Al-Muntazhar.

24. Mulla Shadra .

g. Penulis

1. Alwi Husein, Lc.

2. Muhammad Taqi Misbah.

3. O. Hashem.

4. Jalaluddin Rakhmat.

5. Husein al-Habsyi.

6. Muhsin Labib.

7. Riza Sihbudi.

8. Husein Al-Kaff.

9. Sulaiman Marzuqi Ridwan.

10. Dimitri Mahayana

h. Majalah - Jurnal

1. Majalah Syi’ar.

2. Jurnal Al-Huda.

3. Jurnal Al-Hikmah.

4. Majalah Al-Musthafa.

5. Majalah Al-Hikmah.

6. Majalah Al-Mawaddah.

7. Majalah Yaum Al-Quds.

8. Buletin Al-Tanwir.

9. Buletin Al-Jawwad.

10. Buletin Al-Ghadir.

11. Buletin BabIIm.

i. Radio dan TV

1. IRIB (Radio Iran siaran bahasa Indonesia).

2. Hadi TV, tv satelite (haditv.com).

3. TV Al-Manar, Libanon, dpt diakses sejak April 2008, bekerja sama dengan INDOSAT.

4. Myshiatv.com.

5. Shiatv.net.

UNIVERSITAS-UNIVERITAS YANG DILINK

1. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

2. Politeknik Negeri Jakarta.

3. Sekolah Tinggi Informatika dan Komputer Indonesia .

4. Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Perbanas.

5. STMIK AKAKOM Yogyakarta .

6. Universitas Gajah Mada.

7. Universitas Pembangunan Nasbional “Veteran” Jakarta.

8. Universitas Airlangga.

9. Brawijaya University.

10. Universitas Darma Persada Jakarta.

11. Universitas Gunadarma.

12. Universitas Islam Indonesia.

13. Universitas Muhammadiyah Jakarta.

14. Universitas Negri Malang.

15. Universitas Negeri Manado.

16. Universitas Negeri Semarang.

17. Universitas Pendidikan Indonesia.

18. Universitas Pertanian Bogor.

19. Institut Teknologi Nasional Malang.

20. Politeknik Negeri Ujung Pandang.

21. Institut Seni Indonesia Yogyakarta.

22. STIE Nusantara.

23. Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta

24. Universitas Klabat.

25. Universitas Malikussaleh.

26. Universitas Negeri Makasar.

27. Universitas Sriwijaya.

28. UPN Veteran Jawa Timur.

Majelis Ulama Indonesia (MUI) : Syiah Aliran Sesat

Secara resmi sesungguhnya Majelis Ulama Indonesia telah menegaskan bahwa Syiah bukan sekedar kelompok biasa, melainkan sebuah aliran yang telah divonis sesat dan keluar dari akidah Islam.

Majelis Ulama Indonesia dalam Rapat Kerja Nasional bulan Jumadil Akhir 1404 H./Maret 1984 merekomendasikan tentang faham Syi` ah sebagai berikut :

Faham Syi`ah sebagai salah satu faham yang terdapat dalam dunia Islam mempunyai perbedaan-perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jama`ah) yang dianut oleh Umat Islam Indonesia. Perbedaan itu diantaranya :

1. Syi`ah menolak hadis yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait, sedangkan ahlu Sunnah wal Jama`ah tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu memenuhi syarat ilmu mustalah hadis.

2. Syi’ah memandang "Imam" itu ma `sum (orang suci), sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama`ah memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan).

3. Syi`ah tidak mengakui Ijma` tanpa adanya "Imam", sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama` ah mengakui Ijma` tanpa mensyaratkan ikut sertanya "Imam".

4. Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan/Pemerintahan (imamah) adalah termasuk rukun agama, sedangkan Sunni (Ahlus Sunnah wal Jama`ah) memandang dari segi kemaslahatan umum dengan tujuan keimamahan adalah untuk menjamin dan melindungi da`wah dan kepentingan ummat.

5. Syi`ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar as-Siddiq, Umar Ibnul Khatab, dan Usman bin Affan, sedangkan Ahlus Sunnah wal Jama`ah mengakui keempat Khulafa` Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali bin Abi Thalib).

6. Mengingat perbedaan-perbedaan pokok antara Syi`ah dan Ahlus Sunnah wal Jama’ah seperti tersebut di atas, terutama mengenai perbedaan tentang "Imamah" (Pemerintahan)"

Majelis Ulama Indonesia menghimbau kepada ummat Islam Indonesia yang berfaham Ahlus Sunnah wal Jama`ah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan masuknya faham yang didasarkan atas ajaran Syi’ah.

Hakikat Syi`ah

Syiah adalah salah satu aliran aqidah di tengah umat Islam. Syiah mengikuti Islam sesuai yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan Ahlul Bait-nya. Proporsi terbesar perbedaan Syiah adalah menolak kepemimpinan dari tiga Khalifah umat Islam pertama. Dan umat Islam menolak imam dari Imam Syiah.

Sejarah

Kalau kita teliti sejarah, mula munculnya aliran syiah adalah masalah salah paham dan selera. Ada beberapa orang yang punya pandangan politik yang berbeda pada awalnya. Dan perbedaan ini sesungguhnya masalah yang manusiawi sekali dan mustahil dihindarkan.

Mereka menginginkan Ali bin Abi Thalib radiyallahu `anhu menjadi khalifah pengganti Rasulullah SAW. Sementara semua shahabat Nabi SAW telah sepakat membai`at Abu Bakar Ash-Shiddiq radhiyallahu `anhu sebagai khalifah. Karena itu, mereka amat benci pada Abu Bakar, bahkan juga 2 orang khalifah berikutnya, Umar bin Al-Khattab dan Utsman bin Al-Affan radhiyallahu anhuma.

Padahal Ali bin Abi Thalib sendiri pun setuju dan mengakui pemerintahan tiga orang khalifah itu.Keinginan beberapa orang itu pada gilirannya sudah terpenuhi juga, sebab sepeninggal 3 khalifah itu, akhirnya Ali memang diangkat menjadi khalifah. Seharusnya, sampai disini masalah sudah selesai.

Dan sebenarnya memang masalah sudah selesai. Sebab keinginan untuk mendudukkan Ali bin Abi Thalib menjadi khalifah sudah tercapai, meski sempat terhambat.

Lain Orang Lain Generasi

Selewat generasi para shahabat, muncul berbagai aliran sesat yang tujuannya ingin merontokkan agama Islam dari dalam. Dan salah satu cara yang paling mudah adalah dengan cara memecah-belah persatuan umat Islam, menghidupkan kebanggaan jahiliyah, semangat kesukuan, fanatisme kelompok, sikap saling menggugat dan menjelekkan serta mengungkit-ungkit masa lalu yang sebenarnya tidak terlalu dipahami.

Lahirlah kemudian generasi baru yang tidak tahu apa-apa, tetapi habis didoktrin untuk melakukan semua sifat buruk itu. Salah satunya adalah mengungkit-ungkit perbedaan di masa lalu yang sesungguhnya sudah selesai. Namun ibarat mengali mayat yang sudah dikubur, akibatnya menjadi sangat fatal.

Fitnah dan sikap saling menyelahkan kembali membara. Bedanya, sekarang dilakukan oleh generasi yang tidak secara langsung merasakan nikmatnya persaudaraan. Mereka lahir dari rahim kebencian dan terus menerus didoktrin untuk selalu membenci sesama muslim.

Sehingga masalah politik yang sudah dikubur, digali lagi dan berkembang menjadi serius ketika perbedaan itu berkembang ke wilayah aqidah dan syariah. Lalu masing-masing pihak saling mengkafirkan dan menuduh saudaranya sesat bahkan murtad. Inilah yang sebenarnya dikhawatirkan sejak dahulu.

Memang benar bahwa ada sebagian dari akidah syiah yang sudah tidak bisa ditolelir lagi, bukan hanya oleh kalangan ahli sunnah, tetapi oleh sesama penganut syiah pun dianggap sudah sesat. Dan kita harus tegas dalam hal ini, kalau memang sesat kita katakan sesat.

Contoh Sesatnya Aqidah Syiah

Pertama : Menolak Mushaf Utsmani

Misalnya mereka yang tidak percaya kepada Al-Quran mushaf Utsmani, dan menggunakan mushaf yang konon susunan yang 100% berbeda. Kalau memang ada yang begitu, tentu kelompok ini sudah keluar dari agama Islam secara muttafaqun ‘alihi.

Logikanya, karena mereka amat benci pada sosok Utsman bin Al-Affan radhiyallahu `anhu. Sementara mushaf Al-Quran yang kita pakai sekarang ini tidak lain hasil kerja keras Utsman dan pemerintahannya. Bahkan tidak sedikit di antara kalangan Syiah yang mengkafirkan Utsman. Setidaknya, menambahkan julukan laknatullahi alaihi di belakang nama Utsman.

Maka adanya iasekte-sekte Syiah yang tidak mau pakai mushaf Utsmani bukan hal yang mengada-ada. Sayangnya, oleh sebagian kalangan syiah, fenomena itu sengaja ditutup-tutupi. Sebab kalau sampai masalah ini diketahui oleh mayoritas umat Islam yang lain, pasti mereka akan celaka.

Kedua : Mengkafirkan Para Shahabat

Aqidah sesat yang tidak bisa dipungkiri kalangan syiah dan ketahuan jelas adalah sikap mereka yang tegas-tegas mengkafirkan para shahabat Nabi ridhwanullahi `alaihim. Termasuk mengkafirkan Abu Bakar Ash-Shiddiq ra, Umar bin Al-Khattab, Utsman bin Al-Affan dan lainnya.

Dan satu hal yang menarik untuk dikaji, bahwa semangat menyatukan syiah dengan sunni bukannya tidak pernah dilakukan. Dr. Yusuf Al-Qaradawi adalah salah satu icon yang bisa disebut sebagai ulama sunni yang berhusnudzdzan untuk tidak dengan mudah menuduhkan masalah pengkafiran ini.

Maka kepada para pimpinan Mula di Iran, diadakanlah sebuah upaya pendekatan antara Syiah dan Sunni. Sudah beberapa kali disepakati agenda pertemuan. Namun ada satu hal yang nampaknya kecil saja, tetapi ternyata kalangan Syiah tidak mau mundur setitik pun. Masalah itu adalah penambahan kata (julukan) laknatulalhi alaihi (semoga Allah melaknatnya) setiap menyebut nama para shahabat Nabi SAW.

Ternyata kalangan Syiah yang konon mau duduk bersama tetap memanggap pelaknatan ini sebagai hal yang prinsip, dimaan mereka tidak mau berubah setitik pun. Dalam setiap pertemuan dan pembicaraan, urusan melaknat para shahabat ini menjadi hal yang tidak pernah ditinggal.

Karuan saja Dr. Yusuf Al-Qaradawi meradang. Beliau protes besar, katanya mau duduk bersama, katanya mau cari titik-titik persamaan, katanya mau cari jalan tengah, tetapi mengapa masih saja memaki-maki para shahabat Nabi SAW, bahkan sampai keluar ucapan laknat segala. Dan kalau urusan sekecil ini saja kalangan Syiah tidak mau bertoleransi, bagaimana dengan urusan yang lebih besar.

Maka upaya pendekatan syiah sunni itu pun lagi-lagi kandas di tengah kekerasan sikap kalangan syiah.

Padahal dalam aqidah mayoritas umat Islam, para shahabat nabi itu mulia dan adil. Bahkan dari mereka ada 10 orang yang dijamin masuk surga lewtat hadits yang shahih.

Ketiga : Menuduh Jibril Salah Menurunkan Wahyu

Maka jelaslah sikap ini tidak pernah bisa dibenarkan. Sungguh keterlaluan menuduh bahwa malaikat Jibril salah menurunkan wahyu. Maunya mereka, seharusnya Jibril menurunkan wahyu kepada Ali bin Abi Thalib dan bukan kepada Muhammad SAW.

Paham dan kepercayaan yang satu ini sangat fatal. Sebab hakikatnya bukan menuduh adanya kesalahan malaikat, tetapi sudah mengingkati kenabian Muhammad SAW. Dan ingkar pada kenabian Muhammad adalah kekafiran. Astaghfirullahal-`adzhim, inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.

Tentu sempalan yang sudah sampai keluar batas ini sudah tidak bisa ditolelir lagi secara aqidah.

Keempat : Kemakshuman Imam 12

Paham syiah yang paling populer adalah bahwa kepemimpinan umat Islam harus dibawah 12 orang imam. Semuanya dianggap makshum dalam arti tidak mungkin salah atau berbuat dosa. Dan penetapannya dianggap ketetapan langsung dari Allah berupa wahyu yang turun dari langit.

Semua pempimpin umat Islam dianggap telah merampas kepemimpinan itu, dan pada akhirnya harus dikembalikan kepada imam dari 12 imam itu.

Kalangan syiah juga percaya bahwa imam yang terakhir itu masih hidup walau pun sudah ada sejak tahun 800 hijriyah. Namun imam itu sedang menghilang dan akan muncul lagi di akhir zaman.

Tidak Digeneralisir

Tetapi kita tetap tidak bisa menggenalisir bahwa semua lapisan umat Islam yang ada aroma syiahnya pasti sesat, kafir atau murtad. Rasanya sikap itu kurang bijaksana.

Mengapa?

Pertama : Syiah Ternyata Banyak Dan Saling Bertentangan Secara Mendasar

Syiah yang konon dikabarkan berjumlah 10-an % dari total umat Islam, ternyata terdiri dari banyak sekte dan aliran yang saling bertentangan secara ideologis dan aqidah di dalamnya. Yang besar-besar saja kalau kita kumpulkan mencapai 22 kelompok besar. Tentu di bawahnya ada turunan-turunannya lagi.

Dan tidak tertutup kemungkinan bahwa antara satu aliran dengan aliran lain di dalam Syiah juga saling menafikan, bahkan saling mengkafirkan dan menganggap sesat.

Jadi kita tidak bisa memandang syiah hanya sebagai satu ajaran, tetapi sejumlah besar aliran aqidah yang sama-sama mengunsung satu nama yaitu Syiah, tetapi sesungguhnya saling berbeda. Ada syiah yang kafir dan dikafirkan oleh kebanyakan sesama pengikut syiah. Tapi ada juga yang tidak sampai kafir.

Di kalangan syiah juga ada aliran yang disebut Zaidiyah. Dinamakan demikian sebab mereka merupakan pengikut Zaid bin Ali bin Husain bin Ali bin Abi Thalib. Mereka dapat dianggap moderat karena tidak menganggap ketiga khalifah sebelum Ali tidak sah.

Kedua : Pemeluk Syiah Tradisional

Kalau disebutkan syiah ada 10-an % dari jumlah muslimin di dunia, hanya sebagian kecil dari jumlah itu yang bersifat ideologis mendasar. Sebagian besarnya adalah syiah yang bersifat keturunan yang tidak tahu menahu urusan aliran dan aqidah.

Katakanlah seperti di Iraq sana, ada banyak komunitas yang secara tradisional menjadi penganut syiah secara keturunan. Kakek moyang yang melahirkan keturunan itu bukan orang jahat yang beniat busuk kepada agama Islam. Mereka menjadi syiah karena keturunan dan tidak tahu menahu tentang urusan koflik syiah dan sunnah.

Lalu apakah kita akan memvonis mereka sebagai non muslim, hanya karena mereka tanpa sengaja lahir dari keluarga syiah? Rasanya tidak begitu sikap kita.

Yang barangkali perlu diwaspadai adalah orang-orang jahat betulan yang berusaha menghancurkan agama Islam dari dalam dan menjadi pemeluk syiah sesat. Mereka inilah yang menggulirkan ajaran sesat di dalam syiah sehingga akhirnya muncul ajaran yang aneh-aneh seperti di atas.

Oleh karena itu kita harus tegas tapi tidak boleh asal tebas. Ada kalangan syiah yang memang sesat dan tidak berhak lagi menyandang status muslim. Tetapi kita juga harus dewasa, bahwa ada kalangan yang dianggap berbau syiah atau kesyiah-syiahan, tetapi sesungguhnya masih bisa ditolelir kekeliruannya.

Mengapa kita perlu bijak dalam masalah ini?

Karena kita tahu bahwa musuh-musuh Islam bergembira ria melihat umat Islam di Irak berbunuh-bunuhan, hanya karena urusan syiah dan sunnah. Jangan sampai isu negatif perbedaan syiah sunnah terbawa-bawa ke negeri kita juga. Sudah terlalu banyak pe-er umat Islam, maka sebaiknya kita jangan memancing di air keruh. Jangan sampai kita memancing yang tidak dapat ikannya tapi airnya jadi keruh. Sudah tidak dapat ikan, kotor pula.

Karena itu dialog antara sesama tokoh dari kalangan syiah dan sunnah ada baiknya untuk dirintis. Tentu untuk sama-sama menuju kepada kerukunan, bukan untuk cari gara-gara. Rasanya masih banyak ruang persamaan di antara keduanya, ketimbang kisi-kisi perbedaannya.

Semoga Allah SWT memberikan kelapangan di dalam hati kita untuk menata hati ini menjadi hamba-hamba-Nya yang shalih dan melakukan ishlah. Amien.

Wallahu a`lam bishshawab. [islamedia]
 

WASPADA LAGU-LAGUNYA HADDAD ALWI DAN SULIS KARENA BERBAU SYIAH


Bagaimana bisa ada orang yang membenci Syiah tapi masih mengidolakan tokoh2 Syiah dan menggemari karya2 mereka?
Semoga mereka melakukannya karena kebodohannya atau ketidak tahuannya akan hal itu. Ini peringatan untuk kita agar tidak asal ikut2an.
Karena banyak dari orang2 kita yang membenci Syiah, melaknat Syiah, namun mereka masih mengidolakan tokoh Syiah dan menyukai karya2nya. Mereka masih mengidolakan tokoh Syiah semisal Muhammad Quraish Shihab yang pemikirannya banyak terpengaruh ajaran Syiah, berikut dengan karyanya Tafsir Al Misbah.
Tidak ketinggalan juga dengan artis yang populer di Indonesia, yang pemikirannya juga terpengaruh ajaran Syiah, yaitu Haddad Alwi dan sulis.
Jangan kaget kalo lagu2 yang mereka bawakan diambil dari lagu2 ajaran Syiah. Seperti lagu berikut ini:
“Ya Thayyibah…ya Thayyibah…”
Contoh (dijamin 100% Syiah):
http://www.youtube.com/watch?v=9h2Wv-24rMc&feature=related

(Ket: Jangan didengarkan dan jangan dinikmati lagunya. Sekedar referensi saja)

Disebutkan:

Mengenai nyanyian Ya Thoybah (wahai Sang Penawar) itu juga nyanyian, hanya berbahasa Arab. Kalau nyanyian berbahasa Indonesia, Inggeris atau lainnya yang biasanya berkisar tentang cinta, pacaran dan sebagainya, misalnya dinyanyikan di masji…d, orang sudah langsung faham bahwa itu tidak boleh.

Nyanyian cinta-pacaran seperti itu justru kesalahannya jelas. Orang langsung tahu. Sebaliknya, kalau nyanyiannya itu seperti Ya Thoybah, kalau itu mengandung kesalahan (dan memang demikian), justru orang tidak mudah untuk menyalahkannya. Karena dia berbahasa Arab, dan menyebut nama sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, menyebut Al-Quran dan sebagainya.

Padahal, nyanyian Ya Thoybah itu justru isinya berbahaya bagi Islam, karena ghuluw (berlebih-lebihan) dalam memuji Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu.
Berikut ini kutipan bait yang ghuluw dari nyanyian Ya Thoybah (wahai Sang Penawar):
Ya ‘Aliyya bna Abii Thoolib Minkum mashdarul mawaahib.

Artinya: “Wahai Ali bin Abi Thalib, darimulah sumber keutamaan-keutamaan (anugerah-anugerah atau bakat-bakat).”

Bagaimanapun, Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu adalah manusia biasa, bukan Tuhan. Di dalam nyanyian itu sampai disanjung sebegitu, dianggap, dari Ali lah sumber anugerah-anugerah atau bakat-bakat atau keutamaan-keutamaan. Ini sangat berlebihan alias ghuluw.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

َ إِيَّاكُمْ وَالْغُلُوَّ فَإِنَّمَا هَلَكَ مَنْ كَانَ قَبْلَكُمْ بِالْغُلُوِّ فِي الدِّينِ

Artinya: “Jauhilah olehmu ghuluw (berlebih-lebihan), karena sesungguhnya rusaknya orang sebelum kalian itu hanyalah karena ghuluw –berlebih-lebihan– dalam agama.” (HR Ahmad, An-Nasaai, Ibnu Majah, dan Al-Hakim, dari Ibnu Abbas, Shahih).

Ali ra sendiri pernah disikapi seperti itu. Abdullah bin Saba’, pendeta Yahudi dari Yaman yang pura-pura masuk Islam, bekata kepada Ali: “Engkau lah Allah”. Maka Ali bermaksud membunuhnya, namun dilarang oleh Ibnu Abbas. Kemudian Ali cukup membuangnya ke Madain (Iran). Dalam riwayat lain, Abdullah bin Saba’ disuruh bertaubat namun tidak mau. Maka ia lalu dibakar oleh Ali (dalam suatu riwayat). (lihat Rijal Al-Kusyi, hal 106-108, 305; seperti dikutip KH Drs Moh Dawam Anwar, Mengapa Kita Menolak Syi’ah, LPPI Jakarta, cetakan II, 1998, hal 5-6).

Rupanya antek-antek Abdullah bin Saba’ kini berleluasa menyebarkan missinya.
Kelompok yang oknum-oknumnya diakui sebagai para pendukung tersebarnya aliran sesat di Indonesia itu juga merupakan kelompok yang ghuluw dalam menyanjung Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Contohnya adalah nyanyian mereka dalam pengajian-pengajian yang dikenal dengan nyanyian Ya Robbi bil Mushtofaa.

Nyanyian yang satu ini dikhawatirkan menjurus kepada syirik (kemusyrikan, menyekutukan Allah subhanahu wa ta’ala), kalau lafal bil (dari Yaa Robbi bil-Mushtofaa) itu dimaksudkan untuk sumpah, artinya demi (Rasul) pilihan (Mu). Sebab Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ حَلَفَ بِغَيْرِ اللَّهِ فَقَدْ كَفَرَ أَوْ أَشْرَكَ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ. (الترمذي)

“Barangsiapa bersumpah dengan selain Allah maka sungguh ia telah musyrik (menyekutukan Alah).” (HR At-Tirmidzi dalam bab iman dan nadzar, kata Abu Isa, hadits ini hasan).
Terlarang pula bila lafal bil (dari Yaa Robbi bil-Mushtofaa) itu dimaksudkan untuk sababiyah atau perantara, karena berarti menjadikan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang sudah wafat sebagai perantara (wasilah) kepada Allah. Itu terlarang. Karena hal itu termasuk ibadah. Sedang ibadah harus tauqifi, berdasarkan dalil. Karena tak ada dalilnya yang membolehkan, maka para sahabat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak bertawassul dengan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika beliau sudah wafat.

Adapun minta didoakan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala ketika orang yang diminta itu masih hidup atau tawassul ketika orangnya masih hidup, maka tidak terlarang.

Kalau ada yang minta hadits larangan bertawassul dengan dzat makhluk, dalam hal ini isi dari syair Ya Robbibil, sebenarnya sudah jelas dalam keterangan di atas. Namun agar lebih jelas, kami kutipkan hadits:

رَوَى الطبراني فِي مُعْجَمِهِ الْكَبِيرِ { أَنَّهُ كَانَ فِي زَمَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مُنَافِقٌ يُؤْذِي الْمُؤْمِنِينَ فَقَالَ أَبُو بَكْرٍ الصِّدِّيقُ : قُومُوا بِنَا لِنَسْتَغِيثَ بِرَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مِنْ هَذَا الْمُنَافِقِ فَقَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ إنَّهُ لَا يُسْتَغَاثُ بِي وَإِنَّمَا يُسْتَغَاثُ بِاَللَّهِ }

Thabrani meriwayatkan di dalam kitabnya, Mu’jam Al-Kabir: Bahwa dulu pada zaman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ada seorang munafiq (Abdullah bin Ubay) menyakiti/ mengganggu orang-orang mukmin, maka Abu Bakar berkata: Bangkitlah dengan kami, kami akan minta tolong kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dari (gangguan) munafiq ini. Lalu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sesungguhnya aku tidak (boleh) dimintai tolong, dan sesungguhnya hanya Allah lah yang dimintai tolong.” (Disebutkan oleh al-Haitsami dalam Majma’ Az-Zawaaid 10/159 dan ia berkata: Diriwayatkan oleh Thabrani sedang para periwayatnya shahih selain Ibnu Lahi’ah dan hadits ini hasan).

Dalam kitab Fathul Majid dikomentari, Sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam itu adalah nash/ teks bahwasanya tidak (boleh) minta tolong kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan juga orang lainnya. Beliau membenci perbuatan ini sebenarnya, walaupun beliau termasuk mampu mengerjakannya (memberi pertolongan) dalam hidupnya (tetapi ini) sebagai penjagaan akan terjauhnya Tauhid, dan menutup jalan ke arah bahaya syirik, dan adab serta tawadhu’ kepada Tuhannya, dan memberikan peringatan kepada ummatnya tentang sarana-sarana kemusyrikan dalam ucapan dan perbuatan.

Kalau dalam hal yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mampu mengerjakannya ketika hidupnya saja (beliau tidak membolehkan), maka bagaimana beliau akan membolehkan untuk minta tolong (diperantarakan kepada Allah, misalnya) setelah beliau wafat, dan dimintai untuk mengerjakan hal-hal yang beliau tidak mampu atasnya kecuali Allah saja yang mampu mengerjakannya? Sebagaimana telah dilakukan oleh lisan-lisan sebagian banyak penyair seperti Al-Bushiri, Al-Bara’i dan lainnya, yang beristighotsah (minta tolong) kepada orang yang tidak memiliki manfaat dan mudhorot pada dirinya sendiri…( Fathul Majid, hal. 196-197).

Secara pasti, ibadah itu harus ada dalilnya (ayat Al-Quran atau Hadits yang shahih) atau ada contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam atau para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam (kesepakatan Sahabat Nabi shallallahu ‘alaih…i wa sallam). Dalam kasus ini, sya’ir itu tidak sesuai dengan dalil, seperti uraian tersebut di atas, dan tidak pernah ada contoh dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ataupun para sahabatnya.

Ibadah saja mesti ada dalilnya atau contohnya dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sedang sya’ir Ya Rabbi bil Musthofaa… itu menyangkut aqidah, maka dalilnya untuk membolehkannya harus jelas. Ternyata tidak ada dalil yang membolehkan secara jelas, yang ada justru isi dan bentuk sya’ir itu bertentangan dengan dalil aqidah yang benar.
Jadi pertanyaan yang mestinya diajukan adalah: Mana hadits yang membolehkan atau membenarkan isi sya’ir itu, bukan mana haditsnya yang melarang. Karena isi sya’ir itu menyangkut aqidah, yang dalam hal aturannya justru lebih ketat dibanding ibadah. Apalagi isi sya’ir itu sudah tidak sesuai dengan aqidah yang benar.

Masalah ulama tidak tahu atau tahu tetapi tidak menyatakan bahwa itu salah, ini hal yang sering diungkapkan orang dalam berbagai kesempatan. Namun yang jelas, agama itu landasannya adalah dalil (ayat Al-Quran atau Hadits yang shahih) dengan pemahaman yang sesuai dengan penjelasan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, para sahabatnya, tabi’in, dan tabi’it tabi’in. Di sinilah pentingnya mempelajari agama, agar tidak hanya mengikuti apa kata orang, walau disebut ulama. Insya Allah kalau menempuh jalan seperti ini, kita akan selamat. Amien.
Demikian pula sholawat Badar, di sana ada lafal bil haadii Rasuulillaah. Itu sama dengan keterangan tersebut di atas. (lebih jelasnya, baca buku Tasawuf Belitan Iblis, Darul Falah, Jakarta, 1422H, atau Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2002, atau Tarekat Tasawuf Tahlilan dan Maulidan, WIP Solo, 2007).

sumber; http://gizanherbal.wordpress.com/2012/03/22/waspada-lagu-lagunya-haddad-alwi-dan-sulis-karena-berbau-syiah/
 —