Monday, May 20, 2013
Adam Adli dizalimi !
1. Sewaktu Utusan Malaysia menyiarkan kenyataan perkauman jijik dan penuh hasutan " apa lagi orang cina mahu ? " kenapa pihak berkuasa tidak mengambil tindakan tegas untuk menahan editornya , membatalkan permit penerbitannya serta mereka yang bertanggungjawab mengungkapkan kenyataan tersebut ?
2. Semasa Datuk Zahid Hamidi mengeluarkan kenyataan melampau berbau hasutan apabila beliau mendesak pihak yang menentang penyelewengan dan penipuan dalam pilihanraya, keluar dari negara ini ... dimana pihak berkuasa ? Kenapa tidak tahan dan soal siasat pemimpin yang dangkal ini ?
3. Tatkala Menteri Besar negeri Terengganu mengeluarkan kenyataan penuh emosi, berdendam dengan rakyat dan jelas menghasut serta mencetus kebencian dikalangan rakyat apabila menteri besar cap ayam ini mengatakan mana - mana kawasan yang sokong pembangkang atau tidak sokong BN tidak akan diberi bantuan. Kenapa pihak berkuasa tidak bertindak ? Mengapa mereka tidak menangkap menteri besar yang tidak ada kelas ini ?
Sebelum ini Ibrahim Ali Perkasa dan Zulkifli Nordin terlalu kerap mengeluarkan kenyataan berkauman dan hasutan, kenapa mereka tidak pernah disentuh oleh pihak berkuasa ?
4. Kenapa Adam Adli menjadi mangsa ? Kenapa Adam Adli ditangkap ? Kelihatan UMNO dan BN sangat takut kepada Adam Adli ? Mengapa Adam Adli disoal siasat ? Jelas tindakan pihak berkuasa hanya membela pembesar sebaliknya menindas rakyat serta seorang anak muda yang bersuara agar suara keinginannya didengari oleh pemerintah.
5. Inilah wajah sebenar pemerintah negara kita. Menjadi pemangsa ke atas rakyat sendiri. Bukan sahaja suara rakyat tidak didengari malah rakyat pula dibelasah hanya kerana mereka berkuasa dan terus mahu kekal berkuasa.
Saya mewakili seluruh warga Dewan Pemuda PAS Malaysia mendoakan agar Adam Adli tidak patah semangat mendepani ujian getir perjuangan ini. Serentak itu kami mengecam sekeras - kerasnya tindakan tidak bertamadun yang dilakukan oleh pihak berkuasa ke atas saudara Adam Adli.
Saya juga menyeru agar anak muda bangkit menolak kerajaan yang rakus dan zalim ini.
Nasrudin bin Hassan
Ketua Dewan Pemuda PAS Malaysia.
Kalau PR menang Kristian akan menguasai Malaysia.
Ha ha ha... Anwar ibrahim telah berjaya melantik 7 menteri Kristian dalam kabinet Najib. Itu belum dikira Timbalan Menteri lagi.
1. Dato Joseph Kurup
Jabatan Perdana Menteri
2. Dato Joseph Entulu
Jabatan Perdana Menteri
3. Dato Idris Jala
Jabatan Perdana Menteri
4. Dato Richard Riot
Sumber Manusia
5. Dato Ewon Ebin
Sains, Teknologi & inovasi
6. Dato Maximus ongkili
Tenaga, Air & Teknologi Hijau
7. Dato Douglas Uggah
Perusahaan Perladangan & Komoditi
Via FB Ust Shuhaimi Saad
Ketua Penerangan PAS Pahang
1. Dato Joseph Kurup
Jabatan Perdana Menteri
2. Dato Joseph Entulu
Jabatan Perdana Menteri
3. Dato Idris Jala
Jabatan Perdana Menteri
4. Dato Richard Riot
Sumber Manusia
5. Dato Ewon Ebin
Sains, Teknologi & inovasi
6. Dato Maximus ongkili
Tenaga, Air & Teknologi Hijau
7. Dato Douglas Uggah
Perusahaan Perladangan & Komoditi
Via FB Ust Shuhaimi Saad
Ketua Penerangan PAS Pahang
Polisi : Al-Qaida Tembak Mati Perwira Intelijen Yaman, Allahu Akbar!
ADEN (KabarDuniaIslam) – Anggota mujahidin Al-Qaida di Semenanjung Arab (AQAP) dilaporkan menembak mati seorang perwira intelijen murtad Yaman dalam satu serangan dengan menggunakan kendaraan bermotor di selatan kota Mukalla, ibu kota Provinsi Hadramawt tenggara, kata satu sumber polisi pada Sabtu 18/5/2013). Allahu Akbar!
Dua pria mengendarai sepeda motor menembak Kolonel Abdullah al-Ribaki Jumat malam di daerah perumahan di Mukalla, kata sumber itu, dan menambahkan: “Al-Qaida adalah di balik pembunuhan itu.”
Seorang pejabat setempat mengatakan kepada AFP bahwa Ribaki telah menjadi target jaringan itu, yang baru-baru ini memposting pemberitahuan di Mukalla yang mengancam untuk meningkatkan perlawanan mereka terhadap petugas intelijen dan polisi.
Mujahidin AQAP berhasil merebut dan menguasai sebagian besar wilayah di seluruh wilayah selatan, termasuk sebagian besar Provinsi Abyan.
(KabarDuniaIslam/
Metode Dan Topik Media Propaganda Dalam Dakwah Muqawamah
Oleh: M Fachry
Syekh Abu Mushab As Suri menjelaskan dalam bukunya Dakwah Muqawamah mengenai metode dan topik media propaganda dalam menghidupkan Seruan Perlawanan Islam Global (Dakwah Muqawamah).
Perhatian dan fokus pada pengumpulan materi dalam tema-tema berikut:
1.Nash-nash Al-Qur’an yang mengobarkan semangat perang dan jihad serta menyebutkan pahala orang yang melakukannya dan ancaman bagi orang yang tidak mau berjihad. Demikian juga nash-nash sunnah yang semisal dengan itu.
2.Fatwa-fatwa ulama salaf dan kontemporer tentang kewajiban jihad terutama jihad defensif, fikih jihad, hukum-hukum, adab, dan semua materi yang berkaitan dengan jihad.
3.Mengumpulkan kisah-kisah dari sirah Rasulullah, sejarah peperangan Islam, dan kisah-kisah dalam sejarah Islam yang bisa membangkitkan semangat perang dan menyebutkan kajayaan, tragedi, dan musibah besar yang pernah mereka alami.
4.Fokus pada sejarah perang salib pertama beserta peristiwa, fakta, literatur, dan prosesnya. Sebab kebanyakan peristiwa pada masa sekarang ini sebenarnya hanya pengulangan sejarah itu sendiri.
5.Fokus perang salib baru sejak awal abad keenam belas. Terutama invasi negara-negara kolonial besar sejak abad kedelapan belas. Sejarah peristiwa tersebut dan kisah-kisah perlawanan jihad nenek moyang kita melawan kekuatan Romawi kontemporer di setiap negara di dunia Arab dan Islam.
6.Mengumpulkan data tentang kronologi terjadinya tragedi kontemporer, pembantaian, dan penghancuran yang ditimbulkanoleh neo-kolonialisme di negeri kita. Dilengkapi pula dengan fakta dan data statistik, terutama dari sumber-sumber dan buku mereka yang telah mengakui melakukannya.
7.Menyebutkan sejarah penjajahan gaya baru terhadap Islam oleh para orientalis dan adanya keterkaitan antara orientalisme, ghazwul fikri dan kolonialisme beserta perjalanannya.
8.Menyebutkan perang intelektual dalam kampanye westernisasi dan sekulerisme modern, beserta kelompok, penggagas, aktivis, dan tokohnya dari bangsa kita di dunia Arab dan Islam. Demikian pula perang politik dan pemikiran yang mereka sumbangkan untuk mendukung penjajahan dan penghancuran terhadap umat.
9.Menyebutkan fakta-fakta serangan Zionisme Yahudi terhadap dunia Islam sejak diadakan Deklarasi Balfour, migrasi Zionisme ke Palestina, tahap-tahap pembentukan negara Israel, dan tahap-tahap sejarah konflik Arab-Israel. Lalu sejarah persengkongkolan yang disebut “perdamaian dengan bangsa Yahudi” dan normalisasi hubungan dengan mereka. Beserta program-program militer, politik, ekonomi, budaya, dan sosial mereka yang dampaknya menghancurkan dunia Islam.
10.Menyebutkan fakta-fakta serangan Amerika kontemporer terhadap dunia Islam sejak dimulainya tatanan dunia Islam sejak dimulainya tatanan dunia baru, beserta metode dan bidang-bidang garap mereka. Membongkar kedok Amerika dan kerusakan yang mereka perbuat di bumi, di setiap bidang peradaban, kehidupan dan keilmuan. Pembantaian dan serangan yang mereka lakukan terhadap manusia sejak Perang Dunia II hingga sekarang. Membeberkan peradaban Amerika yang buruk di segala dimensi kepada umat Islam. Menyebutkan peran sekutunya dari negara-negara di Eropa dan Barat sekarang, terutama negara-negara yang bergabung dalam pakta pertahanan NATO. Menjelaskan realitas kebohongan, tipu daya, dan andil mereka dalam invasi serangan terhadap umat Islam saat ini.
Seruan Dakwah Dalam Dakwah Muqawamah
Demikian 10 point dari 21 point metode dan topik media propaganda dalam dakwah muqawamah. Selanjutnya beliau menjelaskan bagian kedua yakni tentan sarana dakwah dalam Seruan Perlawanan Islam Global (dakwah muqawamah).
Sarana utama dalam dakwah yang paling penting adalah:
1.Memanfaatkan potensi internet, email, dan jaringan komunikasi internasional. Hal ini untuk memublikasikan semua informasi di atas, agar bisa bertukar informasi, dan menyampaikannya kepada pihak yang bersangkutan. Masuk ke forum-forum diskusi di internet, dengan tetap memperhatikan sisi keamanan dalam penggunaan jaringan tersebut. Ini adalah persoalan berbahaya yang harus diperhitungkan dengan serius. Jangan pernah menyebarkan materi yang berbahaya, menggunakan situs permanen, dan membuka situs yang dipantau dengan IP addres/user ID.
2.Memanfaatkan kemajuan media informasi melalui media televisi di dunia Arab dan Islam. Hal ini untuk menyampaikan opini, fatwa, informasi, dan apa saja yang mungkin diterima oleh manajemen pertelevisian untuk disiarkan. Bisa juga melalui seminar, wawancara,dialog, dan pertemuan langsung, dengan tetap memperhatikan sisi peraturan, etika, keilmiahan, dan kebebasan di saluran televisi tersebut.
3.Memanfaatkan potensi komputer untuk menerbitkan semua materi tersebut. Bentuknya bisa bermacam-macam, bisa dalam bentuk buku elektronik (e-book), buletin, artikel, gambar, dan video yang kuantitasnya besar namun bisa di”burning” ke dalam 1 CD setelah itu dikirim melalui pos atau diberikan secara langsung. Atau bisa juga di up load ke internet agar bisa didownload.
4.Memanfaatkan pernana masjid, pengajian, khotbah, dan perkumpulan umum di semua tingkatan masyarakat yang bisa dijadikan sarana untuk menyampaikan dakwah kepada kaum Muslimin.
5.Menyebarkan artikel dan kajian ilmiah yang telah dicetak di kalangan kaum Muslimin, terutama di kalangan masyarakat tertinggal yang belum mengenal sarana komunikasi modern. Demikian juga penyebaran kaset dan video di tengah-tengah masyarakat tersebut.
Demikian penjelasan Syekh Abu Mushab As Suri dalam bukunya Dakwah Muqawamah mengenai metode dan topik media propaganda dalam menghidupkan Seruan Perlawanan Islam Global (Dakwah Muqawamah). Semoga kita bisa mengamalkannya semampu kita demi tegaknya Izzul Islam wal Muslimin. Insya Allah!
Wallahu’alam bis showab
(KabarDuniaIslam/al-mustaqbal)
Boedi Oetomo Tangannya Freemason Yahudi
Setiap 20 Mei pemerintah kafir Indonesia memperingati Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas). Peringatan ini mengacu pada organisasi Boedi Oetomo (BO) yang didirikan pada 20 Mei 1908. Anehnya, kedekatan BO dengan organisasi Freemason tak pernah diungkap sejarah. Ada apa?
Boedi Oetomo Tangannya Freemason
***************************
Oleh Artawijaya
Het Jong Javaasche Verbond Boedi Oetomo atau Ikatan Pemuda Jawa Boedi Oetomo didirikan di Gedung STOVIA (School tot Opleiding voor Inlandsche Artsen), Batavia, pada 20 Mei 1908.
Tahun berdirinya BO sama dengan tahun munculnya Gerakan Turki Muda (Young Turk Moment). Gerakan Turki Muda (Young Turk Movement) yang dipimpin oleh Mustafa Kemal At-Taturk juga mengadakan revolusi kebangkitan nasional.
Gerakan ini berhasil menumbangkan kekhilafahan Islam, dan mengganti hukum Islam menjadi hukum sekular. Aktivis Turki Muda banyak didominasi oleh para sekularis. Bahkan, At-Taturk sendiri adalah anggota jaringan Freemason yang sangat anti dengan syariat Islam.
Mengenai Gerakan Revolusi Turki Muda, pendiri Boedi Oetomo yang juga anggota Theosofi, dr Soetomo mengatakan,”perkembangan yang terjadi di Turki adalah petunjuk jelas bahwa “cita-cita Pan-Islamisme” telah digantikan oleh nasionalisme.”Soetomo adalah tokoh Boedi Oetomo yang banyak melontarkan pelecehan terhadap Islam dan mengagumi gerakan kebangsaan yang terjadi di Turki.
Nama Boedi Oetomo diambil dari bahasa sansakerta, ”Bodhi” atau ”Buddhi” yang berarti keterbukaan jiwa, pikiran, kesadaran, akal, dan daya untuk membentuk dan menjunjung konsepsi ide-ide umum. Sedangkan Oetomo berasal dari kata ”Uttama” yang berarti tingkat kebajikan utama.
Jadi, BO bisa disebut sebagai organisasi yang mengedepankan keterbukaan akal sebagai tingkat kebajikan utama. Mereka menyebut ”budi” sebagai puncak kegiatan moral manusia dan mengendalikan akal dan watak seseorang.
Boedi Oetomo adalah organisasi yang kental dengan nilai-nilai kebatinan.Para aktivisnya mengaku ingin menyatukan antara kultur dan tradisi Jawa dengan pendidikan Barat. BO ingin memadukan antara modernisasi Barat dan mistis Timur.
Ki Wiropoestoko, anggota BO Surakarta mengatakan, “Berdirinya Boedi Oetomo semata-mata merupakan hasil elit Jawa yang telah memperoleh pendidikan barat.” Sementara sejarawan Robert van Niels, penulis bukunya Munculnya Elit Modern Indonesia menyebut BO sebagai organisasi yang mengikuti garis-garis barat. Ia juga menyebut BO dan Jong Java sebagai organisasi yang bersifat Theosofis dan agnostik.
Penggagas organisasi BO, dr Wahidin Soediro Hoesoedo adalah anggota Theosofi,sebuah perkumpulan kebatinan yang berlandaskan pada tradisi Kabbalah Yahudi yang didirikan oleh Helena Petrovna Blavatsky.
Selain Theosofi, para ketua dan aktivis BO juga masuk sebagai anggota Freemason. Anehnya, tentang kedekatan organisasi ini dengan kelompok Theosofi dan Freemason tak pernah diungkap dalam buku-buku sejarah di sekolah.
Penulis buku Api Sejarah, sejarawan Ahmad Mansur Suryangera menyebut BO sebagai organisasi yang lebih mencerminkan gerakan kejawen yang anti Islam, ketimbang organisasi yang mengusung nasionalisme.
Sejarawan yang banyak mengoreksi penyimpangan-penyimpangan sejarah di Indonesia ini juga menyebut BO sebagai organisasi yang bersifat kedaerahan. Tapi sayang, dalam Api Sejarah Mansur Suryanegara tak mengungkap hubungan antara BO dengan organisasi Freemason di Hindia Belanda. Padahal, dokumen-dokumen sejarah yang mengungkap soal ini begitu banyak.
Dr. Th Stevens penulis buku Vrijmetselarij en Samenlaving in Nederlands Indie en Indonesie 1764-1962 (Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962) menyebutkan bahwa Freemasonry memperoleh aktualitas yang besar dengan munculnya gerakan nasionalis modern di Jawa.
Kata pengantar buku ini menyebutkan dengan jelas, bahwa Freemason menjalin hubungan dengan satu organisasi politik Indonesia pertama ”Budi Utomo” (Lihat, hal.XVIII dan hal.331)
Raden Adipati Surjo sebagai anggota Freemason, berharap pemimpin muda dari gerakan nasional, seperti Boedi Oetomo dapat dicapai dengan asas-asas Masonik (doktrin-doktrin Freemason, pen). Tak heran, jika Freemason yang mempunyai hubungan erat dan BO, memiliki peran yang cukup signifikan dalam gerak nasionalisme di negeri ini.
Mereka menginginkan nasionalisme yang muncul adalah nasionalisme yang berlandaskan humanisme, suatu paham yang menjadi doktrin tertinggi Freemason.Paham humanisme menempatkan manusia sebagai makhluk ”superior” yang berhak dan bebas menentukan kehendak, termasuk membuat aturan hukum sendiri.
Freemason atau dalam bahasa Belanda disebut Vrijmetselarij, pada masa lalu dikenal oleh masyarakat Jawa dengan sebutan ”Golongan Kemasonan”. Para Yahudi Belanda yang aktif dalam organisasi ini begitu gencar mempropagandakan doktrin-doktrin Freemason terhadap elit-elit di Jawa, khususnya kalangan kraton.
Buku Gedenkboek van de Vrijmetselaren in Nederlandsche Oost Indie 1767-1917 (Buku Kenang-Kenangan Freemasonry di Hindia Belanda 1767-1917) yang diterbitkan oleh tiga loge besar; Loge de Ster in het Oosten (Batavia), Loge La Constante et Fidale (Semarang), dan Loge de Vriendschap (Surabaya) memuat tulisan yang mengajak masyarakat Jawa memahami hakekat organisasi Freemason atau Kemasonan.
Bahkan, pemimpin tertinggi Freemason di Hindia Belanda pada 1914-1917, Andre de La Porte, membuat sebuah artikel berjudul ”De Javaasche Beweging in het Teeken van de Vrijmetselarij” (Kebangkitan Jawa dalam Gerak Freemason).
Kedekatan BO dengan Freemason terlihat pada masa-masa awal BO didirikan. Kongres pertama BO yang berlangsung pada 3-4 Oktober 1908 di Jogjakarta awalnya ingin dilaksanakan di Loge milik Freemason.
Namun, karena loge tersebut telah lebih dulu dipakai untuk acara pameran lukisan, kongres BO yang rencananya diadakan di loge tersebut urung dilaksanakan. ”Adapoen roemah jang patut akan tempat kongres itu sebetoelnya logegebouw (bangunan loge Freemasonry, pen) orang Banjak di Djokja menamakan dia “roemah setan”, akan tetapi sajang pada waktu itoe roemah soedah diizinkan kepada seorang toean, akan diadakan tentoonstelling (pameran) gambar-gambar…” demikian seperti dikutip dari buku Pitut Soeharto dan Drs A Zainoel Ihsan, ”Cahaya Di Kegelapan: Capita Selecta Kedua Boedi Oetomo dan Sarekat Islam.”
Kedekatan BO dengan organisasi Freemason dan Theosofi juga bisa dilihat setahun setelah berdirinya organisasi tersebut. Buku Soembangsih Gedenkboek Boedi Oetomo 1908-1918 yang diterbitkan di Amsterdam, Belanda, untuk mengenang 10 tahun berdirinya BO, memuat laporan bahwa pada 16 Januari 1909, di Loge de Ster in het Oosten (Loji Bintang Timur), Batavia, ratusan anggota BO berkumpul untuk mendengarkan pidato umum dari Dirk van Hinloopen Labberton, orang Belanda yang disebut oleh aktivis BO sebagai ”Bapak Kebatinan” yang kemudian menjadi Ketua Nederlandsche Indische Theosofische Vereeniging (Theosofi Cabang Hindia Belanda).
Dalam pidato berjudul ”Theosofische in Verband met Boedi Oetomo” (Theosofi dalam Kaitannya dengan Boedi Oetomo), Labberton bicara tentang masalah agama, tujuan Theosofi, dan hubungannya dengan hari depan bangsa Jawa.
Labberton mampu membuat para anggota BO untuk tertarik masuk sebagai anggota organisasi kebatinan Yahudi tersebut. Labberton pada waktu itu adalah anggota Komisi Bacaan Rakyat (Volks Bibliotheek) yang mempengaruhi berdirnya BO. Labberton menyebut berdirinya BO sebagai ”kesadaran moral”.
Mengapa acara ceramah umum (openbare) tersebut diadakan di loge Freemason? Karena antara Freemason dan Theosofi tak jauh beda. Pada masa lalu, anggota Freemason juga aktif di Theosofi, begitupun sebaliknya. Yang cukup mengejutkan, seolah sudah ada yang merencanakan, lokasi tempat diadakannya ceramah umum Labberton yang dulu bernama Vrijmetselarijweg (Jalan Freemasonry), saat ini berganti nama menjadi Jalan Budi Utomo.
Selain Labberton, tokoh lain yang dekat dengan Boedi Oetomo adalah Godard Arend Hazeau, Penasihat Urusan Pribumi Pemerintah Hindia Belanda. Hazeau datang ke Indonesia dengan bekerja sebagai guru Willem III Grammar School dan asisten Snouck Hurgronye. Hal yang menjadi perhatian Hazeau adalah pendidikan yang netral atau bahkan bercorak Kristen untuk para murid Islam.
Selain itu, Hazeau juga banyak memberikan masukan terhadap pemerintah kolonial terkait bagaimana pemerintah bersikap terhadap organisasi pergerakan nasional yang bercorak Islam, seperti Sarekat Islam, dan organisasi Islam lainnya yang dipandang fanatik dan ekstrem. Sikap berbeda ditunjukkan Hazeau terhadap Boedi Oetomo, yang banyak mendapat perhatian lebih, karena kesamaannya dalam memandang pergerakan Islam.
Bukti lain mengenai kedekatan BO dengan Freemason bisa dilihat dari kiprah Paku Alam V, yang merupakan anggota Freemason, yang banyak membantu terselenggaranya kongres Boedi Oetomo di Surakarta. Kongres yang pernah diadakan di loge milik Freemason banyak dihadiri oleh para aktivis kebangsaan yang juga anggota Freemason.
Sejarawan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Abdurachman Surjomihadrjo, dalam Kata Pengantar buku ”Bangkitnya Nasionalisme Indonesia: Budi Utomo 1908-1918”, karya peneliti Jepang, Akira Nagazumi, mengatakan, “Paku Alam memberikan pengaruh pada terselenggaranya kongres-kongres Boedi Oetomo, khususnya mereka yang ada hubungannya dengan gerakan Mason (Freemasonry).”
Penjelasan serupa juga ditulis Abdurrachman Surjomihardjo dalam buku ”Budi Utomo Cabang Betawi” yang menyebut Paku Alam VII mengizinkan Loge Mataram dijadikan tempat kongres BO kedua.
Fakta sejarah lainnya mengenai kedekatan BO dengan Freemason dan Theosofi adalah pertemuan akbar yang dilakukan dalam rangka memperingati 10 tahun berdirinya Boedi Oetomo pada 20 Mei 1918. Acara peringatan tersebut diadakan di Belanda, di sebuah loge milik Theosofi.
Mereka yang berkumpul dalam perayaan tersebut selain para aktivis Freemason Belanda, juga dihadiri oleh tokoh-tokoh nasionalis-Jawa seperti Ki Hadjar Dewantara dan Goenawan Mangoenkoesoemo. Surat Kabar Oedaya pada 1923 memuat foto para aktifis BO dan Theosofi dengan tulisan ”Masyarakat Indonesia Memperingati 10 Tahun Boedi Oetomo di rumah (loge, red) Theosofi, Mei 1918 di Negeri Belanda.”
Kedekatan BO dengan Freemason juga bisa dilihat dalam paper berjudul The Freemason in Boedi Oetomo yang ditulis oleh C.G van Wering pada 1979. ven Wering menulis tentang elit power atau intelektual dari kalangan priayai Jawa, yang kebanyakan aktifis BO, sekaligus anggota Freemason. Tulisan van Wering ini dikutip dalam buku buku biografi Dr Radjiman Wediodiningrat berjudul ”DR. K.R.T Radjiman Wediodiningrat Perjalanan Seorang Putra Bangsa 1879-1952.”
Para Ketua BO Adalah Anggota Freemason
Ketua BO yang sangat kental dengan pemikiran Freemason dan Theosofi adalah Radjiman Wediodiningrat. Radjiman menjadi ketua BO pada periode 1914-1915. Ia masuk menjadi anggota Freemason pada 1913, selain juga aktif dalam perkumpulan Theosofi.
Radjiman adalah orang pribumi yang mendapat kehormatan dari Freemason Hindia Belanda dengan dimuatnya artikel karyanya berjudul ”Een Broderketen Volks (Persaudaraan Rakyat)” dalam buku ”Kenang-Kenangan Freemason di Hindia Belanda 1767-1917”.
Tentu, jika bukan bagian dari orang-orang penting dalam jaringan Freemasonry, tulisan Radjiman tak mungkin dimasukkan dalam buku yang menjadi bukti sejarah keberadaan para Mason di Hindia Belanda ini.
Radjiman adalah seorang Mason yang menjadi salah satu the founding fathers negeri ini, tokoh yang pernah memimpin jalannya sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI).
Dalam catatan sejarah, persidangan yang dipimpin Radjiman ini tercatat sebagai awal dari lahirnya dasar negara Indonesia, Pancasila, setelah sebelumnya masing-masing kelompok berdebat dan mengajukan usulan soal asas negara. Tokoh-tokoh Islam seperti M Natsir mengajukan Islam sebagai dasar negara, sedangkan tokoh-tokoh nasionalis-sekular mengajukan ideologi Pancasila.
Para ketua BO lainnya juga adalah anggota Freemasonry, seperti R.A. Tirtokoesoemo, ketua BO pertama (1908-1911) yang juga pernah menjadi bupati Karang Anyar, Pangeran Ario Notodirodjo (Ketua BO kedua tahun 1911-1914), dan R.M.A Soerjosoeparto alias Mangkunegara VII (Ketua BO keempat tahun 1915-1916). RM Tirtokoesoemo dan Pengeran Ario Notodirodjo adalah anggota Freemasonry Loge Mataram Yogyakarta.Ketua BO selanjutnya, meski tak menjadi anggota Freemason, tetapi menjadi anggota Theosofi, seperti M Ng Dwijo Sewojo (1916), dan R.M.A Woerjaningrat (1916-1921).
Dalam perjalanan sejarahnya kemudian, BO makin terlihat tidak berpihak kepada umat Islam. Karena itu, masa-masa yang genting dari organisasi ini adalah ketika berhadapan dengan umat Islam yang merasa keberadaan dengan sikap BO yang selalu meminggirkan aspirasi umat Islam.Karena itu, di beberapa daerah yang menjadi basis umat Islam seperti Batavia, Boedi Oetomo sulit untuk mendapatkan pengaruh.
Upaya untuk mengajak BO agar berpihak pada umat Islam bukan tak pernah dilakukan.Mohammad Tohir, seorang anggota organisasi ini bahkan pernah mengusulkan kepada BO untuk membantu masjid-masjid agar bisa meraih simpati umat Islam. Namun, usulan ini ditolak dan organisasi ini tetap pada pendiriannya yang “netral agama”. Usaha untuk menarik simpati umat Islam ini ditentang oleh Radjiman Wediodiningrat.
Tokoh BO lainnya, Tjipto Mangoenkoesoemo, juga begitu sinis dalam memandang Pan-Islamisme. Pada tahun 1928, Tjipto berkirim surat kepada Soekarno yang isinya mengingatkan kaum muda untuk berhati-hati akan bahaya Pan-Islamisme yang menjadi agenda tersembunyi H.Agus Salim dan HOS Tjokroaminoto. Tjipto khawatir, para aktifis Islam yang disebut akan mengusung Pan-Islamisme itu bisa menguasai Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Jika mereka berhasil masuk ke dalam PPKI, Tjipto mengatakan, cita-cita gerakan kebangsaan akan hancur.
Menggugat Sejarah
Sejarah memang ditentukan oleh mereka yang berkuasa. Jika pada masa lalu, kelompok nasionalis-sekular yang berada dalam pengaruh Freemason dan Theosofi, didukung oleh elit-elit kolonial, berhasil menentukan siapa aktor dan tokoh dalam panggung sejarah di negeri ini, maka sudah saatnya ketika umat Islam memiliki akses ke jantung kekuasaan, mempunyai ikhtiar untuk meluruskan sejarah yang penuh selubung dan distorsi ini. Fakta sejarah harus diungkap dengan tinta emas berlapis kejujuran, bukan dengan tinta hitam yang sarat kepentingan.
Jika BO didirikan pada 1908, maka jauh sebelum itu, pada 1905 sudah berdiri Sarekat Dagang Islam (SDI) di Surakarta yang didirikan oleh Haji Samanhoedi. SDI jelas mempunyai arah perjuangan memajukan ekonomi pribumi dan melawan hegemoni asing. SDI bercorak Islam dan nasionalis, tidak tersekat-sekat dalam kedaerahan yang sempit. SDI yang kemudian pada 10 September 1912 menjadi Sarekat Islam (SI), meletakkan dasar perjuangannya atas tiga prinsip dasar, yaitu: Pertama, asas agama Islam sebagai dasar perjuangan. Kedua, asas kerakyatan sebagai dasar himpunan organisasi. Ketiga, asas sosial ekonomi sebagai usaha untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat yang umumnya berada dalam taraf kemiskinan dan kemelaratan.
Mengenai alasan menjadikan Islam sebagai asas gerakan, baik H. Samanhoedi ataupun para tokoh Sarekat Islam lainnya, beralasan agar ruh Islam menyatu dalam setiap langkah pergerakan. Selain itu, hal ini juga untuk menunjukan sikap kepada Belanda, yang berupaya menjauhkan Islam dari politik. (Lihat: M.A. Gani, Cita Dasar dan Pola Perjuangan Syarikat Islam, hal. 15)
SDI yang kemudian menjadi SI lebih jelas mengedepankan kepentingan Islam-nasional-pribumi dan tidak dibentuk oleh kepentingan kolonial. Bahkan, SI jelas-jelas menolak segala pelecehan terhadap Islam yang ketika itu marak dilakukan oleh kelompok Boedi Oetomo. Karena itu, menjadikan BO sebagai organisasi yang melandasi kebangkitan nasional adalah sebuah distorsi sejarah, bahkan bisa disebut sebagai “de-islamisasi” fakta sejarah.
Usaha untuk menjadikan sejarah berdirinya SDI sebagai Harkitnas pernah diusulkan oleh umat Islam. Pada Kongres Mubaligh Islam Indonesia di Medan tahun 1956, umat Islam mengusulkan kepada pemerintah untuk menjadikan tanggal berdirinya SDI sebagai Harkitnas berdasarkan karakter dan arah perjuangan SDI. Sayang, usulan itu sampai saat ini belum jadi kenyataan.
Kritik terhadap dijadikannya BO sebagai landasan kebangkitan nasional tak hanya datang dari umat Islam. Peneliti Robert van Niels juga mengatakan, “Tanggal berdirinya Budi utomo sering disebut sebagai Hari Pergerakan Nasional atau Kebangkitan Nasional. Keduanya keliru, karena Budi Utomo hanya memajukan satu kelompok saja. Sedangkan kebangkitan Indonesia sudah dari dulu terjadi…Orang-orang Budi Utomo sangat erat dengan cara berpikir barat.Bagi dunia luar, organisasi Budi Utomo menunjukan wajah barat.” (Robert van Niels, Munculnya Elit Modern Indonesia, hal. 82-83).
Tulisan ini adalah ikhtiar untuk mengungkap sejarah dengan fakta-fakta yang terang dan apa adanya. Fakta-fakta sejarah ini, mungkin pada masa lalu tertutup selubung kekuasaan yang mempunyai kepentingan untuk memutus mata rantai peran umat Islam dalam pentas nasional di negeri ini.
Upaya memarginalkan peran umat Islam dalam kiprah pergerakan nasional berujung pada “de-islamisasi fakta sejarah”. Ironisnya, sampai hari ini umat Islam masih memahami sejarah dalam kaca mata buram penguasa!
*Penulis buku “Jaringan Yahudi Internasional di Nusantara” dan “Gerakan Theosofi di Indonesia”, Pustaka Al-Kautsar, Jakarta.
(KabarDuniaIslam/eramuslim)
Pertempuran di Atas Gunung
Sepuluh bulan sebelum Operasi September (9/11), di Kota Kandahar, Alloh memberkahi kami dengan memberikan kami kesempatan untuk pergi ke garis depan untuk melawan tentara Ahmad Syah Mas’ud walaupun banyak mujahidin yang tetap berada di kamp-kamp pelatihan diseluruh negeri.
Perjalanan sangat berat dengan udara yang dingin, aku bersama lima mujahid lain dalam perjalanan ini. Sejak udara menjadi sangat dingin, orang-orang Afghan memilih untuk berlindung di dalam rumah.
Pada waktu itu Taliban mengalami dua pertempuran, di Utara melawan Ahmad Syah Mas’ud dan melawan Dustum di Timur Laut. Taliban mengalami kesulitan menguasai Hindukush, di wilayah inilah aku bertempur.
Perang ini merupakan kewajiban untuk memerangi orang korup yang membuat hukum. Karena hukum buatan manusia, orang-orang yang menyembah kubur, mencuri, dan melakukan tindak kriminal membuat kota dalam bahaya.
Di Kabul, keadaannya sangat aman, dan tenteram karena tegaknya Syari’ah. Taliban menguasai seluruh wilayah Aghabistan kecuali Bamiyan, (wilayah) benteng Syi’ah dan Binsyir.
Peperangan dengan Syi’ah cukup sulit karena mereka menggunakan kuda di pegunungan (yang) membuat kami sulit untuk mengejar mereka.
Alhamdulillah, Amirul Mu’minin (Mulloh Muhammad Umar) mengatakan kepada kami agar bertawakkal kepada Allah dan memusnahkan berhala dengan tank, bi’idznillah. Berhala-berhala besar ini dibangun di gunung.
Sayangnya, tank tidak menghancurkan seluruh berhala, lalu kaum muhajirin diperintah untuk melubangi berhala tersebut, meletakkan TNT dan menghancurkannya dengan izin Allah. Salah satu berhala yang meledak tertangkap kamera (dan disebar) di internet.
Setelah peledakkan, banyak ulama dari seluruh dunia berdatangan ke Afghanistan, seperti Yusuf Al Qordhowi, dan (ia) mengatakan bahwa hal ini (penghancuran berhala, ed) mengerikan, (lalu ia) menasehati kita (Mujahidin Taliban, ed) agar meninggalkan berhala ini sendirian.
Subhanalloh! Ulama ini datang karena ingin mempertahankan kesyirikan dengan dalih ‘melestarikan sejarah’. Dan (ia) tidak pernah datang ketika kami membutuhkan pertolongan untuk mengerahkan umat untuk mendukung saudara mereka Taliban yang melawan kezholiman (Amerika, ed).
Mulloh Umar, semoga Alloh menjaganya, (ksatria tauhid hari ini) mengatakan bahwa delegasi ulama tersebut tidak mengerti Diin ini (Islam) dan beliau menolak untuk mengabiskan waktu dengan mereka. Sebelumnya, kami kedatangan orang-orang Jepang, China dan India yang akan menyediakan uang dan listrik jika kami membatalkan penghancuran berhala tersebut, kami menolak penawaran mereka dan (tetap) menghancurkan berhala itu karena agama kami menetapkan kami untuk mengikuti millah ibrahim. Para thoghut Hindu yang hina berkata jika kami menghancurkan berhala tersebut, mereka akan melawan kami.
Subhanalloh! Kaum musyrikin ini ingin mengobarkan perang kepada kami demi sebongkah batu! Mulloh Umar tidak perduli dan berkata kepada mereka bahwa kita akan melawan demi yang memberi kehidupan (yakni Alloh Azza wa Jalla), Dzat yang tidak membutuhkan siapapun tetapi kepada-Nya lah semua (dzat dan makhluk) bergantung kepada-Nya.
Lalu ia memerintahkan untuk membantai 100 sapi untuk membuat orang Hindu marah, berkata bahwa kami percaya kepada Alloh dan tidak percaya kepada kesyirikan. Setelah peristiwa ini, hujan membasahi bumi Afghanistan, memberi rizki yang tidak ada sebelumnya. Seperti keberkahan karena mengenggam Tauhid dan Baroo (berlepas diri) terhadap kaum musyrikin beserta kesyirikannya.
Kami kembali ke pertempuran melawan pasukan Mas’ud, garis terdepan melawan murtaddin hanya (berjarak) 30 menit dari Kabul. Ada sebuah gunung bernama Sabir, tempat strategis untuk mengintai posisi musuh. Syaikh Usamah menasehati Taliban untuk menggunakan gunung ini karena penting dalam pertempuran, lalu mereka melakukannya.
Suatu hari, dalam pertempuran Taliban berstrategi mundur dari gunung ini. Lalu kami melihat musuh menuju ke sini. Kami hanya memiliki satu tank di puncak dengan meriam yang sudah lemah. Jadi kami arahkan ke sasaran, “Bismillah, Allohu akbar..!!!”, dan akhirnya kami menembak musuh. Mereka mengira bantuan kami datang lalu mereka mundur. Ini adalah kuasa Alloh padahal musuh datang dengan pasukan penuh menyisir gunung dengan senjata ringan maupun berat.
Aku dan sebagian besar mujahidin menetap di gunung ini melakukan ribath. Beberapa hari kemudian salju turun di kota Kabul. Ketika kami bangun, kami melihat kota putih yang sangat indah. Sangat dingin berada diatas gunung ini, namun, berkat rahmat Alloh kami (mampu) bertahan hingga beberapa minggu.
Kami memiliki berbagai jenis senjata yang siap siagat ketika ribath. Lokasi musuh kurang lebih satu kilometer dari tempat kami, pertempuran mereda karena turunnya salju. Kami tetap sabar dan menunggu. Akhirnya kami diperintahkan turun dan berjalan ke Karbagh, pasukan mujahid yang lain menggantikan kami untuk ribath.
Kota Karbagh memiliki banyak mujahidin, pasukan kedua berasal dari sini. Kami harus melewati Baghram, tidak ada jalur yang aman sejak Pasukan Soviet menanam ranjau disekitar sini, kami harus berhati-hati. Aku harus melewati jalur ini untuk menuju Karbagh. Aku ingat ketika saudara kami kehilangan kaki mereka ketika melintas disini. Satu dari saudara kami adalah Usamah Ash Shomali, orang Pakistan, ia seorang sniper. Yang kedua adalah Abu Usamah Asy Syaibah, ketika kehilangan kakinya, ia bertakbir dengan gembira (terlihat dari ekspresi wajahnya) ketika kehilangan kakinya fii sabilillah.
Tempat ini sangat berbahaya, aroma kematian semerbak disekelilingnya. Banyak terlihat mayat orang-orang badui (pedalaman) dengan ternaknya. Ketika kami melintas, kami melihat bangkai tank dan roket yang di kubur oleh Soviet, ini merupakan pemandangan yang luar biasa.
Ketika sudah dekat dengan kota tujuan, kami mendapat kabar bahwa di kamp ribath mujahidin yang bernama Markas Sa’id di Karbagh, dua saudara kami syahid karena kecelakaan. Yang pertama Hakim Al Maghribi, ia bertugas mengajarkan bagaimana menggunakan ranjau darat. Suatu hari, ketika sedang mempraktikkannya, ia tidak sengaja menggunakan detonator yang sedang aktif, ledakkan membunuhnya.
Yang kedua Abu Mush’ab Al Wash, ia memegang senapan penembak jitu (sniper) dan tidak sengaja menembak ke arah perutnya, ia pun terbunuh. Ketika kesyahidannya, ia tersenyum lebar. Setiap kami memiliki tamu, kami selalu memperlihatkan gambar indah kesyahidannya. Semoga Alloh mengampuni mereka.
Ketika kami tiba, lalu kami menuju Utara Afghanistan, dekat sungai Jayhun naik pesawat dari Kabul, daerah ini tertutup dari Uzbekistan. Pesawat ini merupakan ghonimah pada era Soviet, pintu belakang pesawat terbuka selama penerbangan. Ini merupakan pengalaman luar biasa sekaligus lucu. Akhirnya kami mendarat, seseorang menyambut kami dan membawa kami ke pangkalan di Kunduz. Jumlah kami lebih dari 100 orang. Setelah mandi dan makan siang, kami bergegas menuju garis depan. Lokasinya berada di Kawajaghar. Kira-kira 5 jam menggunakan mobil. Ini merupakan pertempuran lainnya dengan tentara Mas’ud. Kami berjalan melawati gunung dan melewati kota-kota kecil. Di tengah perjalanan, ada sekitar 10.000 kambing lewat, pemilik kambing ini menunggang kuda. Mengingatkan masa lalu ketika menggembala.
Kami pun tiba, lalu lanjut menuju sungai kecil. Musuh dapat melihat kami jika berada dekat sungai yang lebih besar, maka kami mendirikan kamp di sini. Kamp ini merupakan kamp bantuan. Perjalanan jauh membuat kami kotor, jadi kami (kemudian) berenang. Musuh melihat kami dan mulai menembakkan mortar. Ada tiga pangkalan di sekitar kami, masing-masing berjarak 200 meter. Terdapat banyak mata-mata disana yang dilengkapi dengan walki-talki (sehingga) membocorkan keberadaan kami. Alhamdulillah Taliban melihatnya dan berhasil menahan beberapa dari mereka.
Pertempuran sebenarnya terjadi di puncak bukit dekar air tejun. Taliban mundur, sementara muhajirin menggantikan tempat mereka. Ketika pertempuran dimulai, di kubu musuh memiliki: tiga tank, mortar besar serta senapan mesin 12.7 mm. Satu saudara kami syahid di awal petempuran. Taliban menyiapkan satu tank untuk kami, tank kami berada ditempat yang lebih tinggi dari tank musuh.
Suatu hari pada pertempuran, kami berhasil menghancurkan tank di dekat dungai. Keesokan harinya giliran tank kami yang hancur dengan satu orang syahid di dalamnya. Saudara kami ini yang mengancurkan tank pertama tadi.
Hari selanjutnya, saudara kami datang membawa truk yang dipasang rudal, ia menggunakannya untuk menghancurkan tank. Ia mencoba kembali namun gagal mengenai sasaran. Sementara itu kami terus bertukar posisi dengan kamp lain. Amir kami telah syahid, Abu Turob Al Pakistani. Abu Hasan As Sa’idi, --salah seorang yang muncul dalam film rilisan As Sahab—serta Syaikh Abu Umamah datang mengunjungi kami untuk memberikan bantuan.
Setelah subuh menjelang, musuh mulai menembaki kami dengan kekuatan penuh. Semua orang mengambil posisi masing-masing bersiap menghadapi musuh. Kami berhasil mempertahankan tempat ini dan memukul mundur musuh. Pertempuran ini tak lain pertempuran mortar dan rudal. Salah satu saudara kami, Abu Ali Al Pakistani, mengabulkan permintaan terakhir temannya Abdurrohman Al Pakistani.
Dalam wasiat yang ia tulis, ia ingin dikubur ditempat ia terbunuh. Salah satu pimpinan memerintahkan Abu Ali untuk menyalakan korek di dapur. Namun ketika dalam perjalanan, ia terbunuh oleh mortar. Dua saudara kami menghampiri, dan jasadnya hampir tidak dikenali. Keajaiban terjadi ketika kami ingin membawa jasadnya kembali ke kamp, namun segerombolan lebah menyengat mujahidin. Akhirnya kami sadar akan permintaan terakhirnya, ia menulis bahwa ia tidak mau kemana-mana ketika syahid, lalu kemudian ia dikubur ditempat yang sama persis ketika ia terbunuh syahid akibat lontaran mortar.
...
Sumber: Majalah Inspire 1
FP :::Al-Malhamah Al-Kubra:::
Inilah Demokrasi, Apakah Anda Mau Meninggalkannya?
Penulis : Syaikh Abdul Mun’m Musthafa Halimah, Abu Bashir.
Kepada mereka yang masih beranggapan bahwa perbedaan pendapat tentang demokrasi adalah perbedaan pendapat dalam ranah wasa’il dan furu’iyyah (cabang agama), tidak menyentuh ranah ushul (pokok agama) dan i’tiqad (keyakinan)….
Kepada para da’i tambal sulam, koleksi dan penggabungan (manhaj dan ideologi)….
Kepada mereka yang masih tidak mengetahui hakekat demokrasi….
Kepada mereka yang mencampuradukkan –secara dusta– demokrasi dengan syura dan Islam….
Kepada mereka yang memandang bahwa demokrasi adalah solusi terbaik untuk menjawab problematika Islam dan kaum muslimin…
Kepada mereka yang mempropagandakan dan menyerukan demokrasi, kemudian setelah itu mengaku dirinya seorang muslim…
Kepada mereka semua kami katakana : Demokrasi adalah pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Maka tidak boleh ada kepemimpinan yang lebih tinggi dari kedudukan rakyat, dan tidak ada kehendak yang boleh mengatasinya lagi, meskipun itu kehendak Allah. Bahkan dalam pandangan demokrasi dan kaum demokrat, kehendak Allah dianggap sepi dan tidak ada nilainya sama sekali.
Demokrasi adalah suatu sistem yang menjadikan sumber perundang-undangan, penghalalan dan pengharaman sesuatu adalah rakyat, bukan Allah. Hal itu dilakukan dengan cara mengadakan pemilihan umum yang berfungsi untuk memilih wakil-wakil mereka di parleman (lembaga legislatif).
Hal ini berarti bahwa yang dipertuhan, yang disembah dan yang ditaati –dalam hal perundang-undangan– adalah manusia, bukan Allah. Ini adalah tindakan yang menyimpang, bahkan membatalkan prinsip Islam dan tauhid. Di antara dalil yang menunjukkan bahwa sikap demikian merusakkan tauhid adalah :
“Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. dia Telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia”. (Qs. Yusuf:40)
Ÿ
“Dan dia tidak mengambil seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan keputusan”. (Qs. Al-Kahfi : 26)
“Apakah mereka mempunyai sembahan-sembahan selain Allah yang mensyariatkan untuk mereka agama yang tidak diizinkan Allah?”. (Qs. Asy-Syura : 21)
“Dan jika kamu mentaati mereka, sesungguhnya kamu tentulah menjadi orang-orang yang musyrik”.(Qs. Al-An’am : 121)
Oleh karena kalian telah menyembah mereka, dari aspek ketaatan kalian kepada mereka dalam hal menghalalkan yang diharamkan Allah dan mengharamkan sesuatu yang dihalalkan Allah, maka kalian telah berbuat syirik dengan menyembah mereka. Karena syirik itu, sebagaimana disebutkan di dalam al-Qur’an dan sunnah, adalah mengarahan suatu bentuk ibadah kepada selain Allah.
Demikian juga firman Allah Ta’ala :
“Mereka menjadikan orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai Tuhan selain Allah”. (Qs. At-Taubah : 31)
Mereka dianggap menjadi arbab (tuhan-tuhan) selain dari Allah, karena mereka telah mengaku berhak membuat tasyri’, menghalakan dan mengharamkan sesuatu, dan menetapkan undang-undang.
Demokrasi berarti mengembalikan segala bentuk pertengkaran dan perselisihan, antara hakim dan yang dihukumi kepada rakyat, tidak kepada Allah dan rasul-Nya. Ini adalah penyelewengan dari firman Allah :
“Tentang sesuatu apapun kamu berselisih, Maka putusannya (terserah) kepada Allah”. (Qs. Asy-Syura : 10)
Bagi para penganut faham demokrasi akhir ayat ini diganti dengan kalimat, maka putusannya (hukumnya) terserah kepada rakyat, dan bukan diserahkan kepada selain rakyat. Firman Allah :
“Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, Maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian”. (Qs. An-Nisa’:59)
Allah menetapkan, bahwa di antara konsekuensi iman adalah mengembalikan persoalan yang diperselisihkan kepada Allah dan Rasul-Nya, yakni dengan mengacu kepada Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Demokrasi adalah, sebuah sistem yang berprinsip pada kebebasan berkeyakinan dan beragama. Seseorang –dalam pandangan demokrasi– boleh berkeyakinan apa saja yang ia maui, bebas memilih agama apa saja yang ia inginkan. Ia bebas menentukan apa yang ia inginkan, dan seandainya ia menginginkan untuk keluar dari Islam berganti agama lain, atau menjadi seorang atheis, maka tiada masalah dan ia tidak boleh dipermasalahkan.
Adapun hukum Islam berlawanan dengan hal itu. Hukum Islam tunduk kepada ketentuan yang telah disabdakan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
مَنْ بَدَّلَ دِيْنَهُ فَاقْتُلُوْهُ
“Barangsiapa mengganti agamanya maka bunuhlah ia”.
Menurut hadis tersebut, orang yang keluar dari Islam harus dibunuh, bukan dibiarkan saja. Demikian juga di dalam sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
أُمِرْتُ أَنْ أُقَاتِلَ النَّاسَ حَتَّى يَقُوْلُوْا لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَيُقِيْمُوا الصَّلاَةَ ، وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ ..
“Aku diperintahkan untuk memerangi manusia sehingga mereka mengatakan laa ilaha illallah, mendirikan shalat, menunaikan zakat”. (HR. Bukhari dan Muslim)
بُعِثْتُ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ بِالسَّيْفِ ، حَتَّى يُعْبَدُ اللهُ تَعَالَى وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ ..
“Aku diutus di akhir masa, dengan membawa pedang sehingga Allah semata disembah dan tidak disekutukan”.
Dan telah maklum bahwa Islam memberikan tiga alternatif untuk ahli kitab, yaitu : masuk Islam, membayar jizyah dengan sikap tunduk, atau perang. Adapun kepada para penyembah berhala, seperti kaum musyrik Arab dan lain-lainnya, maka bagi mereka ada dua lternatif yang bisa dipilih, yaitu masuk islam atau diperangi.
Demikian juga ketika Isa ‘Alaihissalam turun –sebagaimana diinformasikan didalam As-Sunnah– maka ia akan mematahkan salib, membunuh babi, menjatuhkan jizyah, dan tidak menerima ajaran para orang-orang yang menyimpang –termasuk ahlul kitab– selain Islam, atau berperang.
Berdasarkan hakekat nash-nash (dalil-dalil) di atas, dan juga nash syara’ lainnya yang mempunyai hubungan dengan masalah ini, kita bisa mendudukkan firman Allah :
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam)”. (Qs. Al-Baqarah : 256)
Demokrasi adalah sistem yang berprinsip pada kebebasan berpendapat dan bertindak, apapun bentuk pendapat dan tindakannya, meskipun mencaci maki Allah dan Rasul-Nya serta merusak agama, karena demokrasi tidak mengenal sesuatu yang suci sehingga haram mengkritiknya atau membahasnya panjang lebar. Dan apapun bentuk pengingkaran terhadap kebebasan berarti pengingkaran terhadap sistem demokrasi. Dan itu berarti menghancurkan kebebasan yang suci, dalam pandangan demokrasi dan kaum demokrat.
Inilah hakekat kekufuran terhadap Allah, karena di dalam Islam tidak ada kebebasan untuk mengungkapkan kata-kata kufur dan syirik, tidak ada kebebasan untuk hal yang merusak dan tidak membawa maslahat, tidak ada kebebasan untuk hal yang menghancurkan dan tidak membangun, serta tidak ada kebebasan untuk memecah belah tidak membangun persatuan. Firman Allah Ta’ala :
“Allah tidak menyukai ucapan buruk, (yang diucapkan) dengan terus terang kecuali oleh orang yang dianiaya”. (Qs. An-Nisa’:148)
“Katakanlah: "Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?." Tidak usah kamu minta maaf, Karena kamu kafir sesudah beriman”. (Qs. At-Taubah : 65-66)
Ayat-ayat ini diturunkan berkenaan dengan sekelompok kaum munafik, ditengah perjalanan menuju medan perang Tabuk, mengatakan tentang para shahabat Rasul : “Kami tidak penah melihat orang yang lebih rakus, lebih dusta kata-katanya dan lebih pengecut ketika pertempuran seperti para qurra’ ini”. Dengan kata-kata itu mereka ditetapkan sebagai orang kafir, setelah sebelumnya dianggap sebagai orang mukmin.
Dan di dalam hadis shahih dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْكَلِمَةِ لاَ يَرَى بِهَا بَأْساً يَهْوِي بِهَا سَبْعِيْنَ خَرِيْفاً فِي النَّارِ " .
“Sesungguhnya seorang lelaki berkata-kata dengan kata-kata yang dianggapnya tidak apa-apa, ternyata kata-kata itu melemparkannya ke neraka sejauh 70tahun perjalanan”. (HR. Tirmidzi)
Dari Sufyan bin Abdullah Radhiyallahu ‘anhu ia berkata :
قُلْتُ يَارَسُوْلَ اللهِ مَا أَخْوَفُ مَا تَخَافُ عَلَيَّ ؟ فَأَخَذَ بِلِسَانِ نَفْسِهِ ، ثُمَّ قَالَ : " هَذَا " .
“Aku bertanya, Wahai Rasulullah : “Hal apakah yang paling engkau takutkan dari diriku?”. Beliau memegang mulut beliau sendiri seraya berkata : “Ini”. (HR. At-Tirmidzi dan Ibnu Majah)
مَنْ وَقَاهُ اللهُ شَرَّ مَا بَيْنَ لِحْيَيْهِ وَشَرَّ مَا بَيْنَ فَخِذَيْهِ دَخَلَ الْجَنَّةَ
“Barangsiapa yang dijaga oleh Allah apa yang ada di antara kedua bibirnya dan di antara kedua kakinya, maka ia akan masuk ke dalam surge”.
وهل يكب الناس في النار على وجوههم إلا حصائد ألسنتهم"
“Adakah orang yang telungkup di neraka pada wajahnya kecuali orang yang menjaga lisannya”.
Lalu di manakah demokrasi meletakkan adab-adab mulia yang diajarkan oleh Islam yang hanif ini?
Demokrasi adalah sistem sekular dengan segala cabangnya, di mana ia dibangun di atas pemisahan agama dari kehidupan dan kenegaraan. Allah dalam pandangan demokrasi hanya diposisikan di pojok surau dan masjid saja, adapun wilayah-wilayah selain itu, baik dalam wilayah politik, ekonomi, sosial dan lain-lain maka wilayah itu bukan milik agama, wilayah itu semua adalah milik rakyat. Bahkan rakyat berhak menentukan suatu kebijaksanaan untuk dimasukkan ke dalam masjid, meskipun hal itu sebenarnya mengandung kemadlaratan
“Lalu mereka Berkata sesuai dengan persangkaan mereka : "Ini untuk Allah dan Ini untuk berhala-berhala kami". Maka saji-sajian yang diperuntukkan bagi berhala-berhala mereka tidak sampai kepada Allah; dan saji-sajian yang diperuntukkan bagi Allah, Maka sajian itu sampai kepada berhala-berhala mereka. Amat buruklah ketetapan mereka itu”. (Qs. Al-An’am :136)
“Mereka mengatakan: "Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap sebahagian (yang lain)", serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan (tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu siksaan yang menghinakan”. (Qs. An-Nisa’:150-151)
“Merekalah orang-orang yang kafir sebenar-benarnya”. (Qs. An-Nisa’:151)
Itulah hukum untuk semua bentuk demokrasi sekulerisme yang memisahkan antara agama dengan negara dan politik, serta semua urusan hidup manusia, meskipun lisannya menyatakan bahwa dirinya adalah muslim dan mukmin.
Demokrasi adalah sistem yang berpijak pada prinsip kebebasan individual, maka seseorang –menurut ajaran demokrasi– berhak melakukan apa saja yang diinginkannya, termasuk melakukan tindakan yang mungkar, keji maupun yang merusak, tanpa boleh diawasi.
Bila kaum Ibahiyah (permisivisme) sepanjang sejarah dianggap sebagai kelompok-kelompok kafir zindik, lalu apa hukum demokrasi jika bukan itu juga..??
Demokrasi adalah sistem yang menjadikan pilihan rakyat sebagai orang yang berhak memimpin suatu bangsa, meskipun yang dipilih itu adalah orang kafir, zindik ataupun murtad dari agama Allah.
Hal ini bertentangan dengan firman Allah Ta’ala :
“dan Allah sekali-kali tidak akan memberi jalan kepada orang-orang kafir untuk memusnahkan orang-orang yang beriman”. (Qs. An-Nisa’:141)
Hal itu juga bertentangan dengan ijma’ umat Islam, bahwa orang kafir tidak boleh memimpin kaum muslimin, dan negara kaum muslimin.
Demokrasi adalah sistem yang berdiri di atas landasan persamaan semua manusia dalam hak dan kewajiban, dengan menutup mata dari aqidah dan agama yang diikutinya, dan juga menutup mata dari biografi moralnya, sehingga orang yang paling kufur, paling jahat dan paling bodoh disamakan dengan orang yang paling taqwa, paling shalih dan paling pandai dalam menetapkan persoalan yang sangat penting dan urgen, yaitu menyangkut siapa yang berhak memerintah negeri dan masyarakat.
Hal ini bertentangan dengan firman Allah Ta’ala :
“Maka apakah patut kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang berdosa (orang kafir)? Atau Adakah kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu mengambil keputusan?”. (Qs. Al-Qalam :35-36)
“Apakah orang-orang beriman itu sama dengan orang-orang yang fasik? mereka tidak sama”. (Qs. As-Sajdah : 18)
"Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?". (Qs. Az-Zumar : 9)
Dalam pandangan agama Allah mereka tidak sama, tetapi dalam pandangan agama demokrasi mereka sama saja.
Demokrasi didirikan di atas prinsip kebebasan membentuk berserikat dan organisasi, baik berupa organisasi politik (partai) maupun organisasi non politik. Dalam demokrasi bebas berserikat tanpa mempedulikan fikrah dan manhaj yang menadi dasar (asas) organisasi itu. Dengan begitu, setiap kumpulan dan setiap organisasi bebas sebebas-bebasnya untuk menyebarkan kekufuran, kebatilan dan pemikiran yang merusak di seluruh penjuru negeri.
Hal ini dalam pandangan syara’ adalah penerimaan dengan suka rela akan keabsahan dan kebebasan melakukan tindakan kekufuran, kesyirikan, kemurtadan dan kerusakan. Sikap ini bertentangan dengan kewajiban untuk memerangi kekufuran dan kemungkaran, sebagai bentuk dari nahi munkar.
Di dalam hadis, yang shahih dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda :
مَنْ رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَراً فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِلِسَانِهِ ، فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ اْلإِيْمَانِ
“Barangsiapa di antara kalian melihat kemunkaran maka hendaklah mengubah dengan tangannya, jika tidak bisa hendaklah ia mengubah dengan lisannya, jika tidak bisa hendaklah mengubah dengan hatinya, dan itulah selemah-lemah iman”. (HR. Muslim)
Hadis tersebut menyebutkan bahwa mengingkari dan mengubah kemungkaran adalah kewajiban, meskipun hanya dengan hati ketika tidak mampu lagi melakukan pengingkaran terhadap kemunkaran dengan tangan dan lisan. Adapun berinteraksi dengan kemunkaran sehingga muncul keridhaan terhadap kemungkaran tersebut, maka ini merupakan bentuk kekufuran yang nyata. Inilah yang ditunjukkan oleh hadis berikut ini :
فَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِيَدِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِلِسَانِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَمَنْ جَاهَدَهُمْ بِقَلْبِهِ فَهُوَ مُؤْمِنٌ ، وَلَيْسَ وَرَاءَ ذَلِكَ مِنَ اْلإِيْمَانِ حَبَّةَ خَرْدَلٍ
“Maka siapa yang berjihad (bersungguh-sungguh untuk mengubah kemungkaran) mereka dengan tangannya maka ia mukmin, dan siapa yang berjihad dengan lisannya maka ia mukmin, dan yang berjihad dengan hatinya maka ia mukmin. Dan di balik itu semua tidak ada iman meskipun sebesar biji sawi”.
Maksudnya, diluar pengingkaran dengan hati itu tidak lain adalah keridhaan. Ridha terhadap kekufuran menyebabkan hilangnya iman dari pemeluknya. Demikian juga sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadis yang menceritakan tentang penumpang perahu yang melobangi dinding perahu karena enggan naik ke atas untuk mengambil air. Di dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Bukhari dan lainnya itu dikatakan :
فَإِنْ تَرَكُوْهُمْ وَمَا أَرَادُوْا هَلَكُوْا جَمِيْعاً ، وَإِنْ أَخَذُوْا عَلَى أَيْدِيْهِمْ نَجَوْا وَنَجَوْا جَمِيْعاً
“Jika penumpang kapal lainnya membiarkan tindakan mereka dan apa yang mereka kehendaki itu maka mereka semua akan tenggelam, tetapi jika mereka mengambil tindakan terhadap mereka (yang melobangi perahu) maka mereka akan selamat dan semuanya akan selamat”.
Inilah perumpamaan demokrasi, ia mengatakan dengan sejelas-jelasnya : “Tinggalkanlah partai-partai yang dengan kebebasannya akan menenggelamkan kapal. Sebab tenggelamnya kapal akan menenggelamkan seluruh penumpangnya, dan segala harta yang ada di dalamnya”.
Tetapi jika hanya meninggalkan partai-partai yang bathil tanpa mengingkari dan memerangi kebathilannya atau kita hanya mengingkari kemungkaran tanpa berusaha mencegah kemungkaran yang akan menyebabkan hancurnya masyarakat, yang didalamnya terdapat kaum muslimin, apakah salah kalau dikatakan bahwa kita telah mengakui keabsahannya dan kebebasannya untuk melakukan apa saja yang dikehendaki dan diinginkan.
Sikap itu –pengakuan akan keabsahan suatu partai yang bathil– juga akan menyebabkan terpecah-belahnya ummat dan melemahkan kekuatannya, merusakkan kesetiaan mereka kepada kebenaran karena bergabung dengan partai syetan yang menyimpang dari kebenaran, dan meninggalkan ajaran yang diturunkan oleh Allah karena mengikuti seruan penguasa.
Hal ini bertentangan dengan firman Allah Ta’ala :
“Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah, dan janganlah kamu bercerai berai”. (Qs. Ali Imran :103)
Dan juga bertentangan dengan sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam :
عَلَيْكُمْ بِالْجَمَاعَةِ وَإِيَّاكُمْ وَالْفُرْقَةِ ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ مَعَ الْوَاحِدِ وَهُوَ مِنَ اْلاِثْنَيْنِ أَبْعَدُ ، مَنْ أَرَادَ بِحُبُوْحَةِ الْجَنَّةِ فَلْيَلْزِمِ الْجَمَاعَةَ
“Hendaklah kalian berada di dalam jama’ah dan jauhilah firqah. Sesungguhnya syetan bersama dengan orang yang sendirian dan terhadap orang yang berdua ia menjauh, barangsiapa yang menginginkan sorga yang terbaik maka hendaklah setia terhadap jama’ah”. (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Demokrasi ditegakkan di atas prinsip menetapkan sesuatu berdasarkan pada sikap dan pandangan mayoritas, apapun pola dan bentuk sikap mayoritas itu, apakah ia sesuai dengan al-haq atau tidak. Al-Haq menurut pandangan demokrasi dan kaum demokrat adalah segala sesuatu yang disepakati oleh mayoritas, meskipun mereka bersepakat terhadap sesuatu yang dalam pandangan Islam dianggap kebathilan dan kekufuran.
Di dalam Islam, al-haq yang mutlak itu harus dipegang sekuat tenaga, meskipun mayoritas manusia memusuhimu, yaitu al-haq yang disebutkan di dalam al-Qur’an dan sunnah. Al-Haq adalah ajaran yang sesuai dengan al-Qur’an dan Sunnah, meskipun tidak disetujui oleh mayoritas manusia, sedangkan a-bathil adalah ajaran yang dinyatakan batil oleh al-Qur’an dan sunnah, meskipun mayoritas manusia memandangnya sebagai kebaikan. Sebab keputusan tertinggi itu hanyalah hak Allah semata, bukan di tangan manusia, bukan pula di tangan suara mayoritas
“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)”. (Qs. Al-An’am :116)
Dan di dalam hadis shahih disebutkan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
إِنَّ مِنَ اْلأَنْبِيَاءِ مَنْ لَمْ يُصْدِقُهُ مِنْ أُمَّتِهِ إِلاَّ رَجُلٌ وَاحِدٌ
“Sesungguhnya di antara para nabi ada yang tidak diimani oleh umatnya kecuali hanya seorang saja”. (HR. Muslim)
Jika dilihat dengan kaca mata demokrasi yang berprinsip suara mayoritas, di manakah posisi nabi dan pengikutnya ini?
Abdullah bin Mas’ud bertanya kepada Amr bin Maimun : “Jumhur jama’ah adalah orang yang memisahkan diri dari al-Jama’ah, sedangkan al-Jama’ah adalah golongan yang sesuai dengan kebenaran (al-haq) meskipun hanya dirimu seorang”.
Ibnu al-Qayyim di dalam kitab A’lamul Muwaqqi’in mengatakan : “Ketahuilah bahwa ijma’, hujjah, sawad al-A’dham (suara mayoritas) adalah orang berilmu yang berada di atas al-haq, meskipun hanya seorang sementara semua penduduk bumi ini menyelisihinya”.
Demokrasi dibangun di atas prinsip pemilihan dan pemberian suara, sehingga segala sesuatu meskipun sangat tinggi kemuliaannya, ataupun hanya sedikit mulia harus diletakkan di bawah mekanisme ambil suara dan pemilihan. Meskipun yang dipilih adalah sesuatu yang bersifat syar’i (bagian dari syari’ah).
Sikap ini tentu bertentangan dengan prinsip tunduk, patuh, dan menyerahkan diri sepenuh hati serta ridha sehingga menghilangkan sikap berpaling dari Allah, ataupun lancang kepada Allah dan Rasul-Nya. Sikap itulah yang seharusnya dilakukan oleh seorang hamba kepada Tuhannya. Agama seorang hamba tidak akan lurus, dan imannya tidak akan benar tanpa adanya sikap tunduk dan patuh kepada Allah sepeti itu.
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mendahului Allah dan Rasulnya dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu melebihi suara nabi, dan janganlah kamu Berkata kepadanya dengan suara yang keras, sebagaimana kerasnya suara sebagian kamu terhadap sebagian yang lain, supaya tidak hapus (pahala) amalanmu, sedangkan kamu tidak menyadari”. (Qs. Al-Hujurat :1-2)
Kalau hanya meninggikan suara di atas suara nabi Shallallahu ‘alaihi waallam saja bisa sampai menghapuskan pahala amal perbuatan, padahal amal tidak akan terhapus kecuali dengan kekufuran dan kesyirikan. Lalu bagaimanakah dengan orang yang lebih mengutamakan dan meninggikan hukum buatannya diatas hukum yang ditetapkan oleh Rasulullah. Tak diragukan lagi, tindakan ini jauh lebih kufur dan lebih besar kemurtadannya, serta lebih menghapuskan amalnya.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan rasul-Nya Telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka”. (Qs. Al-Ahzab :36)
Tetapi demokrasi akan mengatakan : “Ya, harus diadakan pemilihan dulu, meskipun nantinya harus meninggalkan hukum Allah” .
“Maka demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, Kemudian mereka tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka menerima dengan sepenuhnya”. (Qs. An-Nisa’: 65)
Demokrasi berdiri di atas teori bahwa pemilik harta secara hakiki adalah manusia, dan selanjutnya ia bisa mengusakan untuk mendapatkan harta dengan berbagai cara yang ia maui. Ia bebas pula membelanjakan hartanya untuk kepentingan apa saja yang ia maui, meskipun cara yang dipilihnya adalah cara yang diharamkan dan terlarang di dalam agama Islam. Inilah yang disebut dengan sistem kapitalisme liberal.
Sikap ini berbeda secara diametral dengan ajaran Islam, dimana Islam mengajarkan bahwa pemilik hakiki harta adalah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Dan bahwasannya manusia diminta untuk menjadi khalifah saja terhadap harta kekayaan itu, maka ia bertanggung jawab terhadap harta itu di hadapan Allah; bagaimana ia mendapatkan dan untuk apa dibelanjakan.
Manusia dalam Islam tidak diperbolehkan mencari harta dengan cara haram dan yang tidak sesuai dengan syara’ seperti riba, suap, dan lain-lain. Demikian juga ia tidak diizinkan untuk membelanjakan harta untuk hal-hal yang haram dan hal-hal yang tidak sesuai dengan tuntunan syara’. Manusia dalam ajaran Islam tidak memiliki dirinya sendiri, sehingga ia bebas melakukan apa saja yang ia inginkan tyanpa mempedulikan petunjuk Islam. Karena itulah melakukan hal-hal yang membahayakan diri dan juga bunuh diri termasuk dosa besar yang terbesar, oleh Allah akan diberikan balasan adzab yang pedih. Pandangan seperti ini bisa kita dapatkan dalam firman Allah Ta’ala :
“Katakanlah: "Wahai Tuhan yang mempunyai kerajaan, Engkau berikan kerajaan kepada orang yang Engkau kehendaki dan Engkau cabut kerajaan dari orang yang Engkau kehendaki”. (Qs. Ali Imran : 26)
“Sesungguhnya Allah Telah membeli dari orang-orang mukmin diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka membunuh atau terbunuh”. (Qs. At-Taubah :111)
Jiwa adalah milik Allah, maka Allah membeli apa yang Dia miliki sendiri –jual beli khusus untuk orang mukmin– untuk menggambarkan pemberian kemuliaan, kebaikan dan keutamaan kepada mereka, sekaligus untuk mendorong mereka supaya berjihad dan mencari kesyahidan
Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam apabila hendak mengirim seseorang menuju medan jihad, beliau berpesan :
إِنَّ لِلَّهِ مَا أَخَذَ ، وَلَهُ مَا أَعْطَى
“Sesungguhnya kepunyaan Allah lah apa yang Dia mabil dan kepunyaan-Nya juga yang Dia berikan”. (HR. Bukhari dan Abu Dawud)
Selanjutnya, seseorang tidak memiliki sesuatu yang ditunjukkan untuk bisa diambil karena sesungguhnya dia bukanlah pemiliknya, dia hanya mendapatkan titipan saja, sedang pemiliknya adalah Allah Subhanau Wa Ta’ala.
Secara ringkas, inilah demokrasi!!
Berdasarkan penjelasan di atas, maka dengan penuh keyakinan, tanpa ada keraguan sedikit pun kami katakan :
Bahwa demokrasi dalam pandangan hukum Allah adalah termasuk kekufuran yang nyata, jelas dan tidak ada yang samar, apalagi gelap, kecuali bagi orang yang buta matanya dan buta mata hatinya. Adapun orang yang meyakininya, menyerukannya, menerima dan meridhainya, atau beranggapan –dasar dan prinsip yang mendasari bangunan demokrasi– sebagai kebaikan yang tidak terlarang oleh syara’, maka ia adalah orang yang telah kafir dan murtad dari agama Allah, meskipun namanya adalah nama Islam, dan mengaku dirinya termasuk muslim dan mukmin. Islam dan sikap seperti ini tidak akan pernah bersatu di dalam agama Allah selamanya.
Adapun orang yang mengatakan tentang demokrasi karena ketidakmengertiannya terhadap arti dan asasnya, maka kita akan menahan diri dari mengkafirkan dirinya, tetapi tetap akan mengatakan kekufuran kata-katanya itu, sehingga bisa ditegakkan hujjah syar’iyyah yang menjelaskan kekufuran demokrasi kepadanya, dan letak pertentangannya dengan din Islam. Sebab demokrasi termasuk ke dalam suatu terminologi dan faham yang dibuat dan problematik bagi kebanyakan orang. Dengan itulah bagi orang yang tidak mengerti bisa dimaafkan, sampai ditegakkan hujjah kepadnaya, agar ketidakmengertiannya itu menjadi sirna.
Demikian juga kepada mereka yang, menyebut-nyabut istilah demokrasi tetapi dengan makna dan dasar yang berbeda dengan apa yang telah kami sebutkan di atas, seperti orang yang meminjam istilah tetapi yang dimaksudkan adalah permusyawarahan, atau yang dimaksudkan adalah kebebasan berpendapat dan bertindak dalam hal yang membangun, atau melepaskan ikatan pengekang yang menghalangi manusia dari membiasakan diri dengan hak-hak syar’i dan hak-hak asasi mereka, dan bentuk-bentuk penggunaan istilah demokrasi dengan maksud yang berbeda dengan hakekat demokrasi lain, maka ia tidak boleh dikafirkan. Inilah sikap adil seimbang, yang sesuai dengan kaidah-kaidah dan pokok-pokok agama.
Adapun hukum Islam berkenaan dengan kegiatan di lembaga legislatif, maka kami katakana : Sesungguhnya kegiatan legislasi (kegiatan di lembaga legislatif) –adalah kegiatan yang telah menyeleweng dari aqidah dan syari’ah yang tak mungkin untuk ditebus— hal itu termasuk kekufuran yang sangat jelas. Maka tidak boleh ada hukum atau pendapat yang lain, selain hukum kufur.
Adapun bagi anggota legislatif maka mereka adalah orang yang meniti jalan kezhaliman. Tentang mereka itu kami katakana : Orang yang ikut menjadi aggota parlemen karena dilatarbelakangi oleh pemahaman yang rancu (syubhat), ta’wil, dan kesalahfahaman maka mereka tidak kita kafirkan –meskipun tetap kita katakan bahwa aktifitas yang mereka lakukan adalah aktifitas kufur. Kita akan tetap berpendapat demikian sampai ditegakkan hujjah syar’iyyah, sehingga hilanglah kesalahfahaman, ketidaktahuan dan kerancuan pemahaman mereka.
Adapun orang menjadi anggota legislatif apabila dilatarbelakangi oleh sikap yang menyimpang dari syari’ah atau bahkan tidak mempedulikan syari’ah, maka mereka itu adalah orang kafir, karena tidak ada mawani’ (penghalang) takfir pada dirinya,sementara syarat-syarat takfir telah ada di dalam dirinya. Allahu a’lam
Inilah demokrasi, inilah hukumnya, hukum orang yang menyerukannya dan yang mengikutinya, apakah anda bersedia untuk meninggalkannya, apakah anda mau meninggalkannya??
Allahumma inni qad ballaghtu, fasyhad..
Ya Allah, Sesungguhnya aku telah menyampaikan, maka saksikanlah...
(KabarDuniaIslam)
Jihad Terbuka Meletus Di Nigeria, Allahu Akbar!
ABUJA, NIGERIA-Perang (Jihad) terbuka mulai berlangsung di Nigeria antara militer kafir Nigeria melawan Mujahidin Bako Haram, setelah Goodluck Jonathan, Presiden Nigeria menyatakan “kondisi darurat” di tiga negara bagian, Selasa (14/05/2013). Mohon do’a untuk kemenangan Mujahidin Bako Haram. Allahu Akbar!
Presiden negara kafir Nigeria, Goodluck Jonathan pada Selasa (14/05/20103) kemarin menyatakan “keadaan darurat” di tiga negara bagian yang berbahaya karena aksi kelompok Mujahidin Boko Haram dan mengatakan bahwa tingkat kekerasan telah menuntut diberlakukannya “langkah-langkah luar biasa”.
“Dengan ini saya menyatakan keadaan darurat di Negara Bagian Borno, Yobe dan Adamawa,” kata Jonathan dalam pidato yang disampaikannya melalui televisi. Sejak saat itu, perang (jihad) terbuka berlangsung di Nigeria, sebuah negara di kawasan Afrika yang berpenduduk 160 juta, dan terpecah menjadi wilayah utara yang dihuni sebagian besar Muslim dan wilayah selatan yang mayoritas kafir Kristen.
Rabu (15/05/2013) kemarin, militer kafir Nigeria mengumumkan pengiriman pasukan dalam jumlah besar ke kawasan perbatasan timurlaut setelah presiden memberlakukan keadaan darurat di daerah-daerah yang dikuasai militan (Baca : Mujahidin).
“Angkatan Bersenjata Nigeria… telah memulai operasi untuk membebaskan wilayah perbatasan negara dari pangkalan-pangkalan teroris (Baca : Mujahidin),” kata militer dalam sebuah pernyataan, lapor AFP.
“Operasi yang akan melibatkan penempatan pasukan dan sumber daya dalam jumlah besar itu bertujuan menjaga kesatuan wilayah negara,” katanya.
Dalam pernyataan yang disiarkan televisi pada Selasa, Presiden Goodluck Jonathan memberlakukan keadaan darurat di negara-negara bagian timurlaut, Borno, Yobe dan Adamawa, daerah-daerah dimana kelompok militan Boko Haram melancarkan puluhan serangan.
Presiden untuk pertama kali mengakui bahwa daerah-daerah di negara bagian Borno, pusat konflik Boko Haram, telah “diambil alih” oleh gerilyawan dan kedaulatan Nigeria dirongrong.
Jonathan mengatakan, Boko Haram tidak bisa lagi diperlakukan sebagai “militan atau kriminal”.
Kekerasan terakhir, termasuk serangkaian serangan nekad di wilayah timurlaut, sama saja dengan “deklarasi perang”, kata Jonathan.
Mujahidin Bako Haram melancarkan jihad ke pemerintahan kafir Nigeria dengan maksud untuk mendirikan Negara Islam Di Nigeria, khususnya Nigeria utara yang penduduknya mayoritas Muslim, Allahu Akbar!
Sumber : diolah dari Antara
(KabarDuniaIslam/Al-mustaqbal.org)
Mujahidin Mesir Rencanakan Serang Kedubes AS & Prancis, Allahu Akbar!
KAIRO, MESIR-Mujahidin di Mesir yang terinspirasi Al Qaeda dan ditangkap di Mesir, berencana melakukan amaliyah istisyhadiyah (Aksi Syahid) menghantam kedubes AS dan Prancis di Mesir, jelas Kantor Berita MENA mengutip penyelidik, Rabu (15/05/2013), Allahu Akbar!
Pihak berwenang Sabtu mengumumkan penangkapan tiga orang Mesir yang terkait dengan Al Qaeda dan mengatakan, mereka memiliki 10 kilogram bahan peledak.
“Penyelidik mengungkapkan bahwa para tersangka berniat melancarkan operasi pemboman teroris di Mesir dengan serangan bunuh diri (aksi syahid), menembus penjagaan keamanan di depan kedutaan-kedutaan besar AS dan Prancis dengan bom mobil,” kata MENA mengutip satu sumber di kantor kejaksaan keamanan negara, lapor Reuters.
MENA mengatakan, para tersangka melarikan diri dari penjara selama pemberontakan yang menggulingkan kekuasaan Hosni Mubarak pada 2011.
Sebelum itu, salah satu dari mereka diekstradisi ke Mesir dari Aljazair dan seorang lagi dideportasi dari Iran, dimana ia bergabung dengan kelompok-kelompok yang memerangi pasukan AS di Irak dan negara Teluk, kata MENA.
Tersangka itu ditangkap oleh Iran pada 2006 dan dideportasi ke Mesir.
Intervensi militer kafir harby Prancis di Mali disebut-sebut sebagai alasan para tersangka (Baca : Mujahidin) untuk merencanakan serangan terhadap Kedutaan Besar Prancis. Allahu Akbar!
Sumber : diolah dari Antara
(KabarDuniaIslam/Al-mustaqbal.org)
DAN SUPAYA JELAS JALAN ORANG-ORANG YANG KAFIR
Berikut adalah Renungan Terhadap Hasil-Hasil Jihad (Bagian 4) atau Waqafat karya Syekh Abu Muhammad ‘Ashim Al Maqdisy yang diterjemahkan oleh Ustadz Abu Sulaiman Aman Abdurrahman, dari Minbar At-Tauhid Wal Jihad. Semoga bermanfaat!
Orang yang menghadapi musuh-musuh agama ini dan ia berupaya untuk menghancurkan kebathilannya tidaklah layak menelantarkan pengetahuan hukum Allah tentang mereka kaum kafir sebelum itu, sehingga ia lemah pandangannya terhadap mereka lagi berbaik sangka terhadap mereka atau menganggap mereka masih sebagai muslim.
Saya mengetahui banyak pemuda yang karena didorong semangat akhirnya mereka melangkah untuk jihad, memiliki senjata dan melakukan rencana karenanya. Kemudian tatkala mereka tertangkap (aparat thaghut), saya amat terpukul saat saya mengetahui bahwa para pemuda itu berinteraksi dengan aparat yang menangkap mereka itu seolah para aparat tersebut adalah kaum muslimin, para pemuda itu mempercayai janji-janji mereka dan merasa keberatan dari berbohong terhadap mereka (atau) dari melakukan pengecohan dalam penyidikan. Para pemuda itu berlaku jujur dalam pengakuan-pengakuannya dan memberikan keterangan yang detail lagi membosankan di hadapan mereka dengan dasar dugaan para pemuda tersebut bahwa para aparat itu amat belas kasihan lagi penyayang terhadap orang-orang mukmin. Kemudian pada akhirnya para pemuda itu dengan sebab pengakuan-pengakuannya tersebut mendapatkan vonis-vonis yang aniaya lagi dzalim, juga lama mendekam di penjara.
Jadi ketidaktahuan mereka terhadap jalan orang-orang kafir dan hukum Allah tentang mereka dan ketidakpahaman akan ketulusan sikap aparat tersebut terhadap wali-wali mereka yang kafir dan bahwa mereka itu tidak akan memelihara hubungan kekerabatan terhadap orang mukmin dan tidak (pula mengindahkan) perjanjian, serta kebodohan para pemuda itu terhadap tipu daya mereka dan pengkhianatan mereka terhadap mujahidin, dan bahwa hukum asal pada diri mereka dan pada akhlaq mereka adalah dusta dan khianat, (itu semua) menjadikan para pemuda itu merasa percaya terhadap para aparat tersebut.
Saya mengetahui salah seorang yang hafal Al Qur’an dari kalangan yang memiliki ketabahan dan kesabaran, dia disakiti, dipukuli dan disiksa dengan siksaan yang dahsyat agar dia mau mengakui pengakuan-pengakuan yang dengannya dia akan divonis dengan vonis penjara yang lama, akan tetapi dia teguh dan enggan untuk mengaku, walaupun intimidasi dan penyiksaan dahsyat yang ditimpakan kepadanya. Kemudian mereka akhirnya menggunakan cara tipu daya dan muslihat terhadapnya. Sebelum ditangkap saudara kita ini adalah imam di salah satu masjid, maka mereka melimpahkannya kepada penyidik yang sering shalat bermakmum kepadanya di masjid itu. Si penyidik itu memperkenalkan dirinya kepada Al Akh ini dan ia mengingatkannya akan shalat dia bersamanya di mesjid itu serta dia bersumpah dengan sumpah yang sebenar-benarnya bahwa ia akan membantu saudara kita ini bila ia mau mengaku dan tidak akan melimpahkan (kasusnya, ed.) ke Mahkamah, maka akhirnya Al Akh ini membuat pengakuan kepada si penyidik ini dengan bersandar terhadap janji si penyidik kepadanya tanpa sedikitpun si penyidik menyentuhnya dengan pukulan, setelah sebelumnya ia teguh dan tidak mau mengaku di bawah siksaan yang sedikit orang bisa menanggungnya. Para penyidik itu berhasil mendapatkan darinya dengan tipu daya, muslihat, janji dan sumpah-sumpah yang bohong terhadap apa yang tidak mereka dapatkan darinya dengan intimidasi dan penyiksaan. Maka akhirnya balasan kepercayaan dia terhadap mereka serta pembenarannya terhadap janji dan jaminan-jaminan mereka adalah ia divonis penjara seumur hidup (SH).
Tentunya Al Akh ini sebelum itu tidaklah menganggap kafir orang-orang jahat itu, dan bisa jadi karena ia belum memiliki kejelasan tentang jalan orang-orang kafir (sabilul mujrimin) itu, maka shalat si penyidik itu memiliki arti yang banyak menurut dia. Sedang ini adalah kesalahan besar yang membebaninya sampai hari ke sepuluh tahun di penjara… semoga Allah membebaskannya.
Saya juga mengetahui seorang pemuda yang menemukan sebuah bom di hutan, lalu dia mengambil bom itu (untuk dibawa, ed) ke rumahnya, kemudian di saat waktu kedunguan yang membinasakan dia memutuskan untuk menjadi“warga negara yang baik” –sebagaimana ungkapan mereka!!– dan dia pun pergi ke kantor polisi yang tentunya dia berbaik sangka terhadap mereka dan tidak mengkafirkan mereka. Dia mengutarakan kepada mereka bahwa ia menemukan bom di hutan dan sekarang ada di rumahnya serta ia ingin dari mereka untuk datang agar ia menyerahkan kepada mereka… maka mereka meminta darinya agar menunggu mereka di rumahnya dan bahwa mereka akan datang untuk menerimanya setelah satu jam. Dan memang kurang dari satu jam mereka telah datang… akan tetapi dengan jumlah yang besar dari personel kepolisian, detasemen khusus, intelejen dan mobil-mobil yang dipersenjatai, mereka mengepung rumah itu, menggrebeknya, memeriksanya, dan menangkap dia bersama bomnya…!!! dan mereka menyidiknya dengan tuduhan kepemilikan bom dan bahan peledak tanpa perizinan yang sah, serta mereka tidak mengutarakan masalah yang sebenarnya, yaitu bahwa dia-lah yang memberitahukan kepada mereka tentang bom itu dan yang meminta kedatangan mereka untuk menyerahkannya. Justru mereka malah menyebutkan bahwa aparat intelejen dan polisilah yang menyingkap dengan kelihaian, pengalaman dan pengintaian mereka terhadap kepemilikan bom itu dan mereka melindungi masyarakat dari bahaya yang mengancam. Akhirnya atas dasar itu dia divonis tujuh tahun penjara.
Saya juga mengetahui pemuda lain yang hidup di jazirah Arab di mana di sana para syaikh pemerintah selalu melarang dari mempelajari hukum-hukum takfier, menakut-nakuti dan menghati-hatikan (para pemuda) dari hukum-hukum itu, serta mereka menganggap pengkafiran pemerintah-pemerintah yang ada dan para ansharnya sebagai sikap ghuluw dalam agama dan termasuk ajaran kaum takfiriyyin dan ‘aqidah Khawarij, maka diapun tidak mau melelahkan dirinya dalam mengenal status para penguasa dan aparat-aparat mereka di dalam dienullah, apa gerangan bila dia melihat sebagian mereka itu shalat?? atau dia melihat –wah coba bayangkan– tanda (atsar) sujud di dahi sebagian mereka…??.
Semangat telah menggerakkan teman kita ini untuk berpikir pergi jihad fi sabilillah memerangi Yahudi di Palestina. Maka dia berhasil meloloskan senjata otomatisnya sampai dia bisa menyelinap dengan cara mengagumkan melewati sungai tanpa mengusik sedikitpun atau mengundang perhatian para tentara Yordania yang berjaga-jaga di perbatasan Yahudi –tentunya dia tidak mengetahui bahwa mereka itu para penjaga dan pelindung Yahudi–, karena kalau tidak demikian tentu dia tidak cenderung kepada mereka atau percaya terhadap mereka, oleh sebab itu dan setelah dia berhasil menyebrangi sungai serta dia merasa sangat kehausan dan dia ingat bahwa dia tidak membawa perbekalan air, maka dia kembali ke belakang dan pergi menuju pos penjagaan salah seorang tentara itu untuk meminta air dengan penuh kedunguan dan keluguan, dan dia merasa tenang-tenang saja saat ia sampai ke tempat tentara itu maka ia mendapatkannya sedang shalat. Setelah si tentara itu menyelesaikan shalatnya dan ia melihat teman kita ini dengan senjata di tangannya, maka ia menanyakan tentang tujuannya, kemudian dengan kedangkalannya, teman kita ini mengutarakan maksudnya kepadanya, dan dia meminta air darinya, maka si tentara itu memberinya air kemudian meminta darinya untuk memperlihatkan senjatanya kepadanya –dan di sini saya diam sejenak dan membandingkan serta mengingat Abu Bashir radliyallahu ‘anhu dan kecerdikan orang mukmin serta bagaimana dia meminta dengan kecerdikannya dari kedua orang yang menawannya untuk memperlihatkan kepadanya pedang mereka, maka dia membunuh salah satunya sehingga dalam hal itulah keselamatannya– adapun teman kita ini maka dengan keluguan dan kedangkalannya malah memberikan senjatanya kepada si tentara yang shalat dan dia percaya terhadapnya!! maka akhirnya dalam hal itulah penderitaannya di mana si tentara langsung menembakkan senjatanya (ke udara) dengan alasan mencobanya, padahal sebenarnya dengan hal itu dia bermaksud mengundang dan mengingatkan kawan-kawannya, maka mereka pun datang dengan cepat, menghampirinya dan menangkap saudara kita ini yang akhirnya dilimpahkan ke Mahkamah Keamanan Negara dan ujungnya divonis tujuh tahun penjara.
Kisah-kisah tersebut –wahai saudara-saudaraku– demi Allah adalah kisah nyata yang ada di penjara-penjara negeri saya dan bukan khayalan belaka, serta kisah-kisah serupa adalah banyak. Sedangkan penderitaan-penderitaan yang terjadi itu, penyebab umumnya adalah berbaik sangka kepada musuh-musuh Allah dan ketidakpahaman akan jalan orang-orang yang kafir (sabilul mujrimin), serta ketidaktahuan akan realita kejahatan mereka, makar mereka terhadap jihad ini, tipu muslihat mereka terhadap mujahidin serta loyalitas mereka terhadap musuh-musuh agama ini.
Tujuan itu bagi mereka adalah melegalkan segala macam cara, dan bagi mereka tidak apa-apa menggunakan jalan apa saja baik yang mulia maupun tidak mulia untuk melumpuhkan jihad para mujahidin dan melindungi tahta orang-orang durjana. Asal pada diri mereka itu adalah kebohongan, sedangkan jalan mereka adalah penghianatan dan pelanggaran janji…
لا يَرْقُبُونَ فِي مُؤْمِنٍ إِلا وَلا ذِمَّةً وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُعْتَدُونَ (١٠)
“Mereka tidak memelihara (hubungan) kerabat terhadap orang mukmin dan tidak pula (mengindahkan) perjanjian. Dan mereka itulah orang-orang yang melampui batas”, (At Taubah: 10).
وَدُّوا لَوْ تَكْفُرُونَ كَمَا كَفَرُوا فَتَكُونُونَ سَوَاءً
“Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir sebagaimana mereka telah menjadi kafir, lalu kamu menjadi sama (dengan mereka)“(An-Nisa: 89).
هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
“Mereka itulah musuh (yang sebenarnya), maka waspadalah terhadap mereka semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka bisa dipalingkan (dari kebenaran)?” (Al Munafiqun: 4).
Orang yang tidak memahami hal-hal ini dan tidak mengetahuinya serta tidak memiliki kejelasan tentang jalan orang-orang kafir maka jihad tidak membutuhkan dia dengan keluguan dan kedunguannya, sebagaimana jihad juga tidak butuh tambahan kegagalan dan keterpurukan.
Barangsiapa jadikan singa sebagai elang untuk berburu
Maka dia menjadi sasaran buruan tipu daya singa itu.
(KabarDuniaIslam/al-mustaqbal.org)
KABAR GEMBIRA UNTUK PENJAGA, PEMBELA & PENYEMBAH GARUDA
bismillahirrahmanirrahim
Wahai saudaraku, semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, ketahuilah…!!!, bahwa Al Jannah (surga) adalah tempat tinggal yang kekal, penuh dengan kenikmatan yang lezat yang tidak bisa dibandingkan dengan segala kenikmatan yang ada di dunia. Itulah negeri yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang tunduk & bertaqwa pada hukum Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah
Bagi yang tidak diizinkan memasukinya maka tiada tempat lagi baginya kecuali an naar (neraka). Suatu tempat tinggal yang penuh dengan kengerian yang tidak bisa digambarkan dengan kengerian di dunia. Sejelek-jeleknya tempat tinggal dan seburuk-buruknya tempat kembali. Itulah tempat tinggal yang bakal dihuni oleh orang-orang yang tidak mau tunduk pada Hukum Allah dan itulah tempat kembali bagi orang-orang yang enggan terhadap petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Itulah tempat kembali bagi para penyembah berhala garuda, demokrasi, sosialis atau KUHP Kafir Salibis Belanda
Bicara tentang negeri akhirat merupakan Suatu kajian yang akan melembutkan hati, menundukkan pandangan, meneteskan air mata dan meredam hawa nafsu. Menjadikan sedikit ketawa dan canda. Mengingatkan tentang ajal (maut) yang datang secara tiba-tiba. Tidak membedakan tua dan muda.
Sudahkah kita siap mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang kita lakukan di hari kiamat kelak? Inilah sebuah pertanyaan yang besar. Sebuah pertanyaan yang mesti membutuhkan jawaban. Maka siapkanlah jawabannya sebelum nanti ditanya di hari kiamat kelak!!!
Apakah Garuda bisa menyelamatkanmu dari Api neraka..? apakah KUHP Kafir Salibis Belanda bisa menyelamatkanmu dari Api neraka..? apakah nanti di alam kuburmu Allah akan menanyamu mengenai pengamalan Garuda pancasila yang najis..? apakah Allah akan menanyakan warga negaramu di alam kubur..? apakah Allah akan menanyakan kepadamu tentang pengamalan KUHP KAFIR salibis belanda..? apakah hukum-hukum buatan makhluk-makhluk najis lagi musyrik di MPR/DPR mempunyai surga..? apakah Garuda mempunyai surga..? apakah KUHP Kafir Salibis mempunyai surga..? maka, masihkah kita mempunyai akal sehat..? atau lebih hina dari hewan ternak..?
Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ.
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat ya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Saya melihat Al Jannah dan An Naar.” (HR. Muslim Kitab Sholat no. 426)
INILAH KABAR GEMBIRA UNTUK MUSYRIKIN PENJAGA & PENYEMBAH BERHALA GARUDA
Luas An Naar
---------------
An Naar (neraka) memiliki area yang amat luas yang daya tampungnya tidak akan penuh meskipun dimasuki oleh orang–orang durhaka sejak zaman Nabi Adam sampai hari kiamat. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Pada hari itu Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Jahannam menjawab: “Masihkah ada tambahan?” (Qoof: 30)
Ayat di atas menggambarkan betapa luas dan besarnya Jahannam itu. Meskipun Jahannam dilempari dari seluruh jin dan manusia (yang durhaka) dari masa nabi Adam sampai hari kiamat nanti, namun belum bisa memenuhinya.
Kedalaman An Naar
-----------------------
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan tentang dalamnya An Naar dalam sebuah hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba kami mendengar sesuatu yang jatuh, lalu beliau bersabda: “Tahukah kalian apakah itu?” Kami (para shahabat) menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Kemudian beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا.
“Ini adalah sebuah batu yang dilemparkan dari atas An Naar sejak tujuh puluh tahun yang lalu, sekarang batu itu baru sampai di dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)
Masyaa Allah, betapa dalamnya An Naar!?!, sebuah batu yang dilemparkan dari tepi jurang/bibir An Naar, baru sampai ke dasarnya setelah 70 puluh tahun lamanya. Maka, jarak kedalaman An Naar itu hanya Allah subhanahu wata’ala lah yang tahu.
Pintu Jahannam
------------------
An Naar memiliki 7 pintu yang akan dilewati dari pintu-pintu tersebut oleh para penghuni neraka sesuai dengan kadar dosa dan maksiat yang mereka lakukan di dunia. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengekor-pengekor setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al Hijr: 43-44)
Belenggu An Naar
--------------------
Allah subhanahu wata’ala juga menyediakan belenggu-belenggu yang sangat berat dan menyiksa. Sehingga para penghuni An Naar itu tidak bisa lari dan berkutik. Siap merasakan hukuman dan siksaan. Allah berfirman (artinya): “Karena sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.” (Al Muzammil: 12)
“Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.” (Ibrahim : 49)
Penjaga An Naar
--------------------
Allah subhanahu wata’ala juga telah menyiapkan algojo yang siap mengawasi dan menyiksa para penghuni An Naar. Allah memilih algojo (penjaga) itu dari kalangan malaikat. Allah berfirman (artinya):
“Dan tiada Kami jadikan penjaga An Naar melainkan dari malaikat.” (Al Mudatstsir: 31)
Panas An Naar
-----------------
Para pembaca yang semoga Allah subhanahu wata’ala tetap melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, bahwa An Naar (neraka) itu adalah suatu tempat tinggal yang memiliki daya panas yang dahsyat. Kadar terpanas yang ada di dunia itu belum seberapa dibanding dengan panasnya api neraka. Allah berfirman (artinya):
“Maka, Kami akan memperingatkan kamu dengan An Naar yang menyala-nyala.” (Al Lail : 14)
Bagaimana gambaran dahsyatnya api neraka yang telah Allah subhanahu wata’ala sediakan itu? Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
“(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Demi Allah, apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843)
Api neraka itu juga melontarkan bunga-bunga api. Seberapa besar dan bagaimana warna bunga api tersebut? Allah subhanahu wata’ala telah gambarkan hal tersebut dalam surat Al Mursalat: 32-33 (artinya):
“Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah seperti iringan unta yang kuning.”
Berkata Asy Syaikh As Sa’di dalam tafsir ayat ini: “Sesungguhnya api neraka itu hitam mengerikan dan sangat panas.” (Lihat Taisirul Karimir Rahman)
Bagaimana dengan suara api neraka itu? Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Apabila An Naar melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara yang menyala-nyala.” (Al Furqon : 12)
Berkata As Sa’di dalam tafsirnya: “Sebelum orang-orang penghuni sampai ke An Naar, dari jauh mereka sudah mendengar kengerian suaranya yang menggoncangkan dan menyempitkan hati, hampir-hampir seorang dari mereka mati karena ketakutan dengan suaranya. Sungguh api neraka itu murka kepada mereka karena kemurkaan Allah. Dan semakin bertambah murkanya disebabkan semakin besar kekufuran dan kedurhakaan mereka kepada Allah. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)
Lalu dari bahan bakar apakah yang dengannya Allah subhanahu wata’ala menjadikan api neraka itu dahsyat dan bersuara yang mengerikan? Ketahuilah, untuk menunjukkan semakin ngerinya dan pedihnya siksaan di neraka, maka Allah subhanahu wata’ala jadikan bahan bakar api neraka itu dari manusia dan batu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Jagalah dirimu dari (lahapan api) neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah: 24)
Makanan Dan Minuman Penghuni An Naar
----------------------------------------------
Apakah para penghuni jahannam juga mendapatkan hidangan makan dan minuman? Ya, tapi tidak seperti penjara di dunia yang masih menaruh belas kasih. Penjara di akhirat itu adalah tempat siksaan diatas siksaan dan kepedihan diatas kepedihan. Makanan dan minuman yang dihidangkan pun sebagai bentuk adzab dan siksaan.
a. Makanan Yang Berduri
-----------------------------
Allah berfirman (artinya):
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.” (Al Ghasiyah: 6-7)
“Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” Al Muzammil: 13
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan tentang ayat diatas: Bahwa “makanan yang menyumbat di kerongkongan” itu adalah duri yang nyangkut di kerongkongan yang tidak bisa masuk dan tidak pula keluar. Sehingga makanan itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan.
b. Pohon Zaqqum
--------------------
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Sesungguhnya kalian wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, kalian benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Dan kalian akan memenuhi perutmu dengannya.” (Al Waqi’ah: 51-53)
Apakah pohon zaqquum itu? Apakah pohon itu enak lagi lezat? Tentu tidak, justru pohon itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan pula.
Allah subhanahu wata’ala mensifati lebih lanjut tentang pohon zaqqum dalam ayat lainnya (artinya):
“Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu. Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum tersebut.” (Ash Shaffat : 64-66)
Tatkala para penghuni neraka haus karena terbakar. Maka Allah subhanahu wata’ala sudah siapkan hidangan minuman bagi mereka yang akan menambah pedih siksaan mereka. Minuman berupa nanah dan air panas yang dapat memotong usus-usus mereka. Allah berfirman (artinya):
“Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas..” (Ash Shaffat: 67-68)
“… dan mereka diberi minuman air yang mendidih sehingga memotong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” An Naba’ : 24-25
Pakaian Penghuni An Naar
------------------------------
Mereka juga akan dikenakan pakaian. Tentu pakaian itu tidak dibuat untuk kenyamanan. Justru pakaian itu sengaja disiapkan untuk menambah kesengsaraan bagi para penghuni nereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka.” (Ibrahim : 50)
“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka…,” (Al Haj : 19)
Tempat Tidur Penghuni An Naar
-------------------------------------
Demikian juga mereka telah disiapkan tempat tidur dan selimut. Yang sengaja dibuat untuk menambah kepedihan adzab bagi mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim.” (Al A’raf: 41)
Saudaraku, setelah kita mengetahui kengerian dahsyatnya adzab neraka, maka banyak-banyaklah kita berdo’a, bertaubat dan ilmuilah dan amalkan tauhid karena Tauhid adalah kunci surga. Karena Allah dengan rahmat-Nya hanya akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang bertauhid yaitu yang tunduk pada Hukum Al Quran dan Sunnah RasulNya bukan yang tunduk pada Hukum Najis Garuda Pancasila, UUD 45 atau KUHP Najis Kafir Salibis Belanda.
Untuk Thaghut beserta Bala Tentara Thaghut Laknatullah alaih ajmain (TNI/Polri) yang menjaga & menegakkan hukum berhala Burung Gepeng Garuda dengan besi & api, yg menegakkan & menjaga Hukum Thaghut dengan besi & api, maka ayat ini untuk mereka :
Dan dia menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “BERSENANG-SENANGLAH KAMU DENGAN KEKAFIRAN ITU SEMENTARA WAKTU. SUNGGUH KAMU TERMASUK PENGHUNI NERAKA." [Az Zumar : 8]
walhamdulillah hirobbil alamin
(KabarDuniaIslam/dbs)
Wahai saudaraku, semoga Allah subhanahu wata’ala senantiasa mencurahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita, ketahuilah…!!!, bahwa Al Jannah (surga) adalah tempat tinggal yang kekal, penuh dengan kenikmatan yang lezat yang tidak bisa dibandingkan dengan segala kenikmatan yang ada di dunia. Itulah negeri yang hanya bisa dicapai oleh orang-orang yang tunduk & bertaqwa pada hukum Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang berdasarkan Al Quran dan Sunnah
Bagi yang tidak diizinkan memasukinya maka tiada tempat lagi baginya kecuali an naar (neraka). Suatu tempat tinggal yang penuh dengan kengerian yang tidak bisa digambarkan dengan kengerian di dunia. Sejelek-jeleknya tempat tinggal dan seburuk-buruknya tempat kembali. Itulah tempat tinggal yang bakal dihuni oleh orang-orang yang tidak mau tunduk pada Hukum Allah dan itulah tempat kembali bagi orang-orang yang enggan terhadap petunjuk Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Itulah tempat kembali bagi para penyembah berhala garuda, demokrasi, sosialis atau KUHP Kafir Salibis Belanda
Bicara tentang negeri akhirat merupakan Suatu kajian yang akan melembutkan hati, menundukkan pandangan, meneteskan air mata dan meredam hawa nafsu. Menjadikan sedikit ketawa dan canda. Mengingatkan tentang ajal (maut) yang datang secara tiba-tiba. Tidak membedakan tua dan muda.
Sudahkah kita siap mempertanggungjawabkan segala amal perbuatan yang kita lakukan di hari kiamat kelak? Inilah sebuah pertanyaan yang besar. Sebuah pertanyaan yang mesti membutuhkan jawaban. Maka siapkanlah jawabannya sebelum nanti ditanya di hari kiamat kelak!!!
Apakah Garuda bisa menyelamatkanmu dari Api neraka..? apakah KUHP Kafir Salibis Belanda bisa menyelamatkanmu dari Api neraka..? apakah nanti di alam kuburmu Allah akan menanyamu mengenai pengamalan Garuda pancasila yang najis..? apakah Allah akan menanyakan warga negaramu di alam kubur..? apakah Allah akan menanyakan kepadamu tentang pengamalan KUHP KAFIR salibis belanda..? apakah hukum-hukum buatan makhluk-makhluk najis lagi musyrik di MPR/DPR mempunyai surga..? apakah Garuda mempunyai surga..? apakah KUHP Kafir Salibis mempunyai surga..? maka, masihkah kita mempunyai akal sehat..? atau lebih hina dari hewan ternak..?
Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
وَالَّذِي نَفْسِي بِيَدِهِ لَوْ رَأَيْتُمْ مَا رَأَيْتُ لَضَحِكْتُمْ قَلِيلاً وَلَبَكَيْتُمْ كَثِيرًا. قَالُوا: وَمَا رَأَيْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: رَأَيْتُ الْجَنَّةَ وَالنَّارَ.
“Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya kalian melihat apa yang aku lihat, niscaya kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Para shahabat bertanya: “Apa yang engkau lihat ya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Saya melihat Al Jannah dan An Naar.” (HR. Muslim Kitab Sholat no. 426)
INILAH KABAR GEMBIRA UNTUK MUSYRIKIN PENJAGA & PENYEMBAH BERHALA GARUDA
Luas An Naar
---------------
An Naar (neraka) memiliki area yang amat luas yang daya tampungnya tidak akan penuh meskipun dimasuki oleh orang–orang durhaka sejak zaman Nabi Adam sampai hari kiamat. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Pada hari itu Kami bertanya kepada Jahannam: “Apakah kamu sudah penuh?” Jahannam menjawab: “Masihkah ada tambahan?” (Qoof: 30)
Ayat di atas menggambarkan betapa luas dan besarnya Jahannam itu. Meskipun Jahannam dilempari dari seluruh jin dan manusia (yang durhaka) dari masa nabi Adam sampai hari kiamat nanti, namun belum bisa memenuhinya.
Kedalaman An Naar
-----------------------
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menggambarkan tentang dalamnya An Naar dalam sebuah hadits dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, beliau berkata: “Kami pernah bersama Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, tiba-tiba kami mendengar sesuatu yang jatuh, lalu beliau bersabda: “Tahukah kalian apakah itu?” Kami (para shahabat) menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Kemudian beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
هَذَا حَجَرٌ رُمِيَ بِهِ فِي النَّارِ مُنْذُ سَبْعِينَ خَرِيفًا فَهُوَ يَهْوِي فِي النَّارِ الآنَ حَتَّى انْتَهَى إِلَى قَعْرِهَا.
“Ini adalah sebuah batu yang dilemparkan dari atas An Naar sejak tujuh puluh tahun yang lalu, sekarang batu itu baru sampai di dasarnya.” (HR. Muslim no. 2844)
Masyaa Allah, betapa dalamnya An Naar!?!, sebuah batu yang dilemparkan dari tepi jurang/bibir An Naar, baru sampai ke dasarnya setelah 70 puluh tahun lamanya. Maka, jarak kedalaman An Naar itu hanya Allah subhanahu wata’ala lah yang tahu.
Pintu Jahannam
------------------
An Naar memiliki 7 pintu yang akan dilewati dari pintu-pintu tersebut oleh para penghuni neraka sesuai dengan kadar dosa dan maksiat yang mereka lakukan di dunia. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar tempat yang telah diancamkan kepada mereka (pengekor-pengekor setan) semuanya. Jahannam itu mempunyai tujuh pintu, tiap-tiap pintu (telah ditetapkan) untuk golongan yang tertentu dari mereka.” (Al Hijr: 43-44)
Belenggu An Naar
--------------------
Allah subhanahu wata’ala juga menyediakan belenggu-belenggu yang sangat berat dan menyiksa. Sehingga para penghuni An Naar itu tidak bisa lari dan berkutik. Siap merasakan hukuman dan siksaan. Allah berfirman (artinya): “Karena sesungguhnya pada sisi kami ada belenggu-belenggu yang berat dan neraka yang menyala-nyala.” (Al Muzammil: 12)
“Dan kamu akan melihat orang-orang yang berdosa pada hari itu diikat bersama-sama dengan belenggu.” (Ibrahim : 49)
Penjaga An Naar
--------------------
Allah subhanahu wata’ala juga telah menyiapkan algojo yang siap mengawasi dan menyiksa para penghuni An Naar. Allah memilih algojo (penjaga) itu dari kalangan malaikat. Allah berfirman (artinya):
“Dan tiada Kami jadikan penjaga An Naar melainkan dari malaikat.” (Al Mudatstsir: 31)
Panas An Naar
-----------------
Para pembaca yang semoga Allah subhanahu wata’ala tetap melimpahkan rahmat-Nya kepada kita, bahwa An Naar (neraka) itu adalah suatu tempat tinggal yang memiliki daya panas yang dahsyat. Kadar terpanas yang ada di dunia itu belum seberapa dibanding dengan panasnya api neraka. Allah berfirman (artinya):
“Maka, Kami akan memperingatkan kamu dengan An Naar yang menyala-nyala.” (Al Lail : 14)
Bagaimana gambaran dahsyatnya api neraka yang telah Allah subhanahu wata’ala sediakan itu? Hal itu telah digambarkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sebuah hadist yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
“(Panasnya) api yang kalian (Bani Adam) nyalakan di dunia ini merupakan sebagian dari tujuh puluh bagian panasnya api neraka Jahannam.” Para sahabat bertanya: “Demi Allah, apakah itu sudah cukup wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam” Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “(Belum), sesungguhnya panasnya sebagian yang satu melebihi sebagian yang lainnya sebanyak enam puluh kali lipat.” (HR. Muslim no. 2843)
Api neraka itu juga melontarkan bunga-bunga api. Seberapa besar dan bagaimana warna bunga api tersebut? Allah subhanahu wata’ala telah gambarkan hal tersebut dalam surat Al Mursalat: 32-33 (artinya):
“Sesungguhnya neraka itu melontarkan bunga api sebesar dan setinggi istana. Seolah-olah seperti iringan unta yang kuning.”
Berkata Asy Syaikh As Sa’di dalam tafsir ayat ini: “Sesungguhnya api neraka itu hitam mengerikan dan sangat panas.” (Lihat Taisirul Karimir Rahman)
Bagaimana dengan suara api neraka itu? Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Apabila An Naar melihat mereka dari tempat yang jauh, mereka mendengar kegeramannya dan suara yang menyala-nyala.” (Al Furqon : 12)
Berkata As Sa’di dalam tafsirnya: “Sebelum orang-orang penghuni sampai ke An Naar, dari jauh mereka sudah mendengar kengerian suaranya yang menggoncangkan dan menyempitkan hati, hampir-hampir seorang dari mereka mati karena ketakutan dengan suaranya. Sungguh api neraka itu murka kepada mereka karena kemurkaan Allah. Dan semakin bertambah murkanya disebabkan semakin besar kekufuran dan kedurhakaan mereka kepada Allah. (Lihat Taisirul Karimir Rahman)
Lalu dari bahan bakar apakah yang dengannya Allah subhanahu wata’ala menjadikan api neraka itu dahsyat dan bersuara yang mengerikan? Ketahuilah, untuk menunjukkan semakin ngerinya dan pedihnya siksaan di neraka, maka Allah subhanahu wata’ala jadikan bahan bakar api neraka itu dari manusia dan batu. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Jagalah dirimu dari (lahapan api) neraka yang bahan bakarnya dari manusia dan batu, yang disediakan bagi orang-orang kafir.” (Al Baqarah: 24)
Makanan Dan Minuman Penghuni An Naar
----------------------------------------------
Apakah para penghuni jahannam juga mendapatkan hidangan makan dan minuman? Ya, tapi tidak seperti penjara di dunia yang masih menaruh belas kasih. Penjara di akhirat itu adalah tempat siksaan diatas siksaan dan kepedihan diatas kepedihan. Makanan dan minuman yang dihidangkan pun sebagai bentuk adzab dan siksaan.
a. Makanan Yang Berduri
-----------------------------
Allah berfirman (artinya):
“Mereka tiada memperoleh makanan selain dari pohon yang berduri, yang tidak menggemukkan dan tidak pula menghilangkan rasa lapar.” (Al Ghasiyah: 6-7)
“Dan makanan yang menyumbat di kerongkongan dan azab yang pedih.” Al Muzammil: 13
Ibnu Abbas radhiallahu ‘anhuma menjelaskan tentang ayat diatas: Bahwa “makanan yang menyumbat di kerongkongan” itu adalah duri yang nyangkut di kerongkongan yang tidak bisa masuk dan tidak pula keluar. Sehingga makanan itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan.
b. Pohon Zaqqum
--------------------
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Sesungguhnya kalian wahai orang-orang yang sesat lagi mendustakan, kalian benar-benar akan memakan pohon zaqqum. Dan kalian akan memenuhi perutmu dengannya.” (Al Waqi’ah: 51-53)
Apakah pohon zaqquum itu? Apakah pohon itu enak lagi lezat? Tentu tidak, justru pohon itu hanya akan menambah kepedihan dan kesengsaraan pula.
Allah subhanahu wata’ala mensifati lebih lanjut tentang pohon zaqqum dalam ayat lainnya (artinya):
“Sesungguhnya dia adalah sebatang pohon yang keluar dari dasar neraka jahim. Mayangnya seperti kepala syaitan-syaitan. Maka sesungguhnya mereka benar-benar memakan sebagian dari buah pohon itu. Maka mereka memenuhi perutnya dengan buah zaqqum tersebut.” (Ash Shaffat : 64-66)
Tatkala para penghuni neraka haus karena terbakar. Maka Allah subhanahu wata’ala sudah siapkan hidangan minuman bagi mereka yang akan menambah pedih siksaan mereka. Minuman berupa nanah dan air panas yang dapat memotong usus-usus mereka. Allah berfirman (artinya):
“Kemudian sesudah makan buah pohon zaqqum itu pasti mereka mendapat minuman yang bercampur dengan air yang sangat panas..” (Ash Shaffat: 67-68)
“… dan mereka diberi minuman air yang mendidih sehingga memotong usus-usus mereka.” (Muhammad: 15)
“Mereka tidak merasakan kesejukan di dalamnya dan tidak (pula mendapat) minuman, selain air yang mendidih dan nanah.” An Naba’ : 24-25
Pakaian Penghuni An Naar
------------------------------
Mereka juga akan dikenakan pakaian. Tentu pakaian itu tidak dibuat untuk kenyamanan. Justru pakaian itu sengaja disiapkan untuk menambah kesengsaraan bagi para penghuni nereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Pakaian mereka adalah dari pelangkin (ter) dan muka mereka ditutup oleh api neraka.” (Ibrahim : 50)
“Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka…,” (Al Haj : 19)
Tempat Tidur Penghuni An Naar
-------------------------------------
Demikian juga mereka telah disiapkan tempat tidur dan selimut. Yang sengaja dibuat untuk menambah kepedihan adzab bagi mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman:
“Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka). Demikianlah kami memberi balasan kepada orang-orang yang zhalim.” (Al A’raf: 41)
Saudaraku, setelah kita mengetahui kengerian dahsyatnya adzab neraka, maka banyak-banyaklah kita berdo’a, bertaubat dan ilmuilah dan amalkan tauhid karena Tauhid adalah kunci surga. Karena Allah dengan rahmat-Nya hanya akan menyelamatkan hamba-hamba-Nya yang bertauhid yaitu yang tunduk pada Hukum Al Quran dan Sunnah RasulNya bukan yang tunduk pada Hukum Najis Garuda Pancasila, UUD 45 atau KUHP Najis Kafir Salibis Belanda.
Untuk Thaghut beserta Bala Tentara Thaghut Laknatullah alaih ajmain (TNI/Polri) yang menjaga & menegakkan hukum berhala Burung Gepeng Garuda dengan besi & api, yg menegakkan & menjaga Hukum Thaghut dengan besi & api, maka ayat ini untuk mereka :
Dan dia menjadikan sekutu-sekutu bagi Allah untuk menyesatkan (manusia) dari jalan-Nya. Katakanlah: “BERSENANG-SENANGLAH KAMU DENGAN KEKAFIRAN ITU SEMENTARA WAKTU. SUNGGUH KAMU TERMASUK PENGHUNI NERAKA." [Az Zumar : 8]
walhamdulillah hirobbil alamin
(KabarDuniaIslam/dbs)
Subscribe to:
Posts (Atom)