“Mereka mengajarkan kepada kita sunnah Rasulullullah, mereka adalah orang – orang yang secara langsung menyaksikan turunnya wahyu kepada Rasulullah “/ Imam Syafi’ie Rahimahullah.
Abu bakar Shiddiq radiyallahu ‘anhu,’Umar bin khatabb Radiyallahu ‘anhu ,’Ustman bin ‘Affan radiyallahu ‘anhu ,’Ali Radiyallahu ‘anhu, Mu’awiyah radiyallahu ‘anhu, Ibnu ‘Abbas radiyallahu ‘anhuma.
Melihat nama nama di atas, tentu terlintas sesuatu di benak yang mengatakan adanya hubungan antar satu nama dengan lainnya, ..aha.. anda benar “sahabat Nabi !” , deretan nama diatas hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan sahabat Nabi .
“Sahabat Nabi “, ketika terdengung di telinga tak ayal pikiran mengawang menuju masa 14 abad yang lalu dimana gurun pasir terbentang luas di tanah Arab lengkap dengan pedang – pedang yang digenggam para sahabat Nabi ketika berperang.
Atau terlintas di pikiran kita yaitu orang – orang yang selalu di samping Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam yang merupakan manusia – manusia ahli ibadah. namun sejatinya apakah definisi sahabat ini? Apakah hewan – hewan yang bertemu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam di zaman beliau merupakan sahabat? Bagaimana pula dengan Najasyi yang beriman di zaman Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam , namun tidak pernah bertemu dengan beliau, di sebut sahabatkah? Untuk mengetahui itu semua ada baiknya kita menyelami tulisan tulisan para ulama tentang definisi sahabat, kedudukan mereka dan sebagainya.
DEFINISI SAHABAT
Ibnu Hajar Al-asqolanie -seorang ulama hadist abad ke 9- berkata tentang definisi Sahabat :
“من لقي النبي صلى الله عليه و اله و سلم مؤمنا به و مات على الإسلام”
(Man laqiya an-Nabi yya shollallahu a’laihi wa alihi wa sallam mu’minan bihi wa maata ‘ala al-islam)
“Siapa saja yang berjumpa dengan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam kemudian beriman kepadanya dan wafat dalam keadaan Islam” (lihat : Al- Isobah fie tamyiezi as-sohabah,ibnu hajar 1/10 . Dinukil dari : Ruwat al-Hadist ,DR.’Awwad Ar-ruwaisyie, hal : 26)
Melihat Definisi di atas maka tergambar jelas siapa saja yang masuk dalam kategori sahabat dan yang bukan.
Yang termasuk dalam definisi Sahabat di atas adalah :
[a] Pria Dan Wanita
Definisi di atas menggunakan kata “man” yang ditunjukkan untuk sesuatu yang berakal, berarti “siapa saja baik laki –laki maupun perempuan yang berakal” termasuk dalam kata ini.
[b] Orang yg bertemu dgn Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam baik lama atau sebentar, baik meriwayatkan hadits dari beliau atau tidak, baik ikut berperang bersama beliau atau tidak. Demikian juga orang yang pernah melihat beliau sekalipun tidak duduk dalam majelis beliau, atau orang yang pernah berjumpa dengan beliau walaupun tidak melihat karena buta
[c] Masuk dalam definisi ini pula orang yg beriman lalu murtad kemudian kembali lagi kedalam Islam dan wafat dalam keadaan Islam seperti Asy’ats bin Qais.
Yang Tidak Termasuk Definisi di Atas :
[a] Orang gila, hewan,batu,tumbuh – tumbuhan dan sebagainya yang tidak berakal.
[b] Orang yang bertemu Rasul ‘alaihissholatu wassalam dalam keadaan kafir meskipun dia masuk Islam sesudah itu (yakni sesudah beliau wafat ).
[c] Orang – orang yang beriman di masa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan wafat dalam keadaan islam namun tidak pernah sama sekali berjumpa dengan beliau , seperti raja An-Najasyie.
[d] Orang yang beriman kepada Rasul shallallahu ‘alaihiwasallam kemudian murtad dan wafat dalam keadaan murtad. Wal’iyaadzu billah
BAGAIMANA BISA DIKETAHUI SESEORANG ITU DIKATAKAN SHAHABAT ?
Sahabat Dapat diketahui dengan beberapa cara :
[1] Kabar Mutawatir.
hafidz ‘iraqie berkata: “seperti abu bakar,’umar, dan sepuluh orang ahli surga” rhadiyallahu ‘anhum (kepastian mereka termasuk sahabat Nabi shallallahu ‘alihi wasallam melalui kabar mutawatir)
[2] Kabar yang masyhur yg hampir mencapai derajat mutawatir seperti Dhamam bin Tsa’labah dan ‘Ukkaasyah bin Mihsan rhadiyallahu ‘anhuma
[3] Kesaksian oleh seorang shahabat lain atau oleh Tabi’in Tsiqat (terpercaya) bahwa si fulan itu seorang shahabat, seperti Hamamah bin Abi Hamamah Ad-Dausiy wafat di Ashfahan. Abu Musa Al-Asy’ari menyaksikan bahwa ia (Hamamah) mendengar hadits dari Nabi shallallahu‘alaihiwasallam
Pertama : Orang tersebut merupakan seseorang yang terpercaya
Kedua : Memungkinkan bahwa ia bertemu dengan Rasulullah Shalla llahu ‘alaihi wa sallam , dan ulama mensyaratkan wafatnya tidak melebihi tahun 110H
Meminjam pribahasa “tak kenal maka tak sayang’, semoga dengan definisi sahabat di atas dan bagaimana cara mengetahui seseorang dapat dikatakan sahabat atau bukan bisa membuat diri ini semakin sayang dan cinta terhadap mereka.
Bukti cinta yang benar terhadap Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabat adalah dengan mengikuti jalan yang mereka tempuh. Ridha ilahi ditambah surga adalah hadiah yang Allah ta’ala berikan kepada orang – orang yang mengikuti para sahabat dengan baik.
Sebagaimana firman Allah ta’ala :
وَالسَّابِقُونَ الأوَّلُونَ مِنَ الْمُهَاجِرِينَ وَالأنْصَارِ وَالَّذِينَ اتَّبَعُوهُمْ بِإِحْسَانٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي تَحْتَهَا الأنْهَارُ خَالِدِينَ فِيهَا أَبَدًا ذَلِكَ الْفَوْزُ الْعَظِيمُ (١٠٠)
“Artinya : Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) diantara orang-orang muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah, dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya, dan mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar” [At-Taubah : 100]
Wallahu ta’ala a’lam.
Madinah, 6 jumadil tsanie 1433 h/ 27 april 2012
Oleh : Rizqo Kamil Ibrahim
Referensi :
- Ruwat al-Hadist,DR.’Awwad ar-ruwaitsi,mudzakkiroh li tullab kulliyat al-hadist mustawa ats-tsanie.
Last modified on Thursday, 10 May 2012 21:28Written by Rizqo Kamil Ibrahim
http://jejakNabi .com/index.php/component/
(nahimunkar.com)
http://nahimunkar.com/
No comments:
Post a Comment