Tuesday, August 27, 2013

Memerangi Tentara Thaghut di Negara Berpenduduk Muslim

Memerangi Tentara Thaghut di Negara Berpenduduk Muslim

Oleh : Syaikh Anwar Al Awlaky (rahimahullah)

Setiap pasukan tentara yang dibentuk di dunia memiliki tujuan tunggal yaitu membela rakyatnya dari musuh-musuh mereka. Namun berbeda kenyataannya di negara berpenduduk mayoritas Muslim, para tentara di negara-negara itu justru membela kepentingan musuh dari ummat Muslim!

Ini adalah satu dari sekian situasi ironis yang terjadi dalam sejarah kita. Bala tentara di negara berpenduduk muslim hanya mengabdi pada dua hal: membela raja atau presiden serta kroni-kroninya, dan mempertahankan kepentingan musuh ummat (Zionis dan penyembah Salib). Bala tentara itu menghalangi setiap upaya mendirikan-kembali Khilafah dan hukum Islam. Mereka berdiri di barisan yang menentang jihad dan bahkan mereka berdiri di hadapan pemerintahan yang berupaya menegakan syariat Islam [melalui jalan demokrasi] seperti yang terjadi di Algeria [dan Mesir]. Dengan kata lain, kehadiran bala tentara Fir'aun modern ini membuat syariat Islam tidak akan dapat tegak.

Syariat Islam menekankan adalah sebuah kewajiban bagi apa pun yang dibutuhkan untuk menegakkannya [sesuai dengan syariat Islam]. Menegakkan syariat Islam adalah kewajiban bagi setiap umat Muslim dan berjihad di jalan Allah adalah kewajiban, dan hal itu tidak akan tercapai tanpa memerangi bala tentara Fir'aun modern ini, sehingga memerangi mereka adalah kewajiban bagi setiap Muslim.

Para tentara itu adalah pembela para pengkhianat di dunia Muslim. Mereka berjuang melawan syariat dan membunuh umat Muslim yang berjuang menegakkannya. Mereka berperang demi Amerika melawan mujahidin di Pakistan, Somalia dan Maghrib [Afrika barat laut, termasuk: Algeria, Libya, Mali, Mauritania, Moroko, dan Tunisia]. Hal itulah yang dilakukan bala tentara tersebut, maka bagaimana bisa menyalahkan para muwwahid/mujahidin yang memerangi bala tentara tersebut dan menuduhnya memerangi umat Muslim? Menggunakan Fiqih apa yang dipelintir itu? Sesungguhnya dosa itu harus ditimpakan kepada bala tentara tersebut yang dengan senang hati bersedia mematuhi perintah apapun yang dibebankan kepada meraka termasuk jika mereka diperintahkan untuk membunuh Umat Muslim seperti pasukan SWAT (Special Weapons And Tactics) [serta Densus 88], yang mengebom Masjid seperti yang terjadi pada Red Masjid (atau Lal Masjid di Islamabad, Pakistan), atau membunuh wanita dan anak-anak di Somalia. Semua itu hanya demi upah yang sedikit.

Personil bala tentara itu hanyalah binatang jahanam tanpa perasaan, yang membungkuk pada setan dan menjual aqidah mereka demi selembar dollar. Mereka adalah musuh utama umat Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam. Mereka adalah seburuk-buruknya makhluk. Diberkahilah mereka yang berdiri dan melawan serta para syuhada yang dibunuh oleh bala tentara Fir'aun modern itu.


Sumber : anwar-awlaki.blogspot.com


(KabarDuniaIslam)

-

Oleh : Syaikh Anwar Al Awlaky (rahimahullah)

Setiap pasukan tentara yang dibentuk di dunia memiliki tujuan tunggal yaitu membela rakyatnya dari musuh-musuh mereka. Namun berbeda kenyataannya di negara berpenduduk mayoritas Muslim, para tentara di negara-negara itu justru membela kepentingan musuh dari ummat Muslim!

Ini adalah satu dari sekian situasi ironis yang terjadi dalam sejarah kita. Bala tentara di negara berpenduduk muslim hanya mengabdi pada dua hal: membela raja atau presiden serta kroni-kroninya, dan mempertahankan kepentingan musuh ummat (Zionis dan penyembah Salib). Bala tentara itu menghalangi setiap upaya mendirikan-kembali Khilafah dan hukum Islam. Mereka berdiri di barisan yang menentang jihad dan bahkan mereka berdiri di hadapan pemerintahan yang berupaya menegakan syariat Islam [melalui jalan demokrasi] seperti yang terjadi di Algeria [dan Mesir]. Dengan kata lain, kehadiran bala tentara Fir'aun modern ini membuat syariat Islam tidak akan dapat tegak.

Syariat Islam menekankan adalah sebuah kewajiban bagi apa pun yang dibutuhkan untuk menegakkannya [sesuai dengan syariat Islam]. Menegakkan syariat Islam adalah kewajiban bagi setiap umat Muslim dan berjihad di jalan Allah adalah kewajiban, dan hal itu tidak akan tercapai tanpa memerangi bala tentara Fir'aun modern ini, sehingga memerangi mereka adalah kewajiban bagi setiap Muslim.

Para tentara itu adalah pembela para pengkhianat di dunia Muslim. Mereka berjuang melawan syariat dan membunuh umat Muslim yang berjuang menegakkannya. Mereka berperang demi Amerika melawan mujahidin di Pakistan, Somalia dan Maghrib [Afrika barat laut, termasuk: Algeria, Libya, Mali, Mauritania, Moroko, dan Tunisia]. Hal itulah yang dilakukan bala tentara tersebut, maka bagaimana bisa menyalahkan para muwwahid/mujahidin yang memerangi bala tentara tersebut dan menuduhnya memerangi umat Muslim? Menggunakan Fiqih apa yang dipelintir itu? Sesungguhnya dosa itu harus ditimpakan kepada bala tentara tersebut yang dengan senang hati bersedia mematuhi perintah apapun yang dibebankan kepada meraka termasuk jika mereka diperintahkan untuk membunuh Umat Muslim seperti pasukan SWAT (Special Weapons And Tactics) [serta Densus 88], yang mengebom Masjid seperti yang terjadi pada Red Masjid (atau Lal Masjid di Islamabad, Pakistan), atau membunuh wanita dan anak-anak di Somalia. Semua itu hanya demi upah yang sedikit.

Personil bala tentara itu hanyalah binatang jahanam tanpa perasaan, yang membungkuk pada setan dan menjual aqidah mereka demi selembar dollar. Mereka adalah musuh utama umat Muhammad shallallahu 'alaihi wassalam. Mereka adalah seburuk-buruknya makhluk. Diberkahilah mereka yang berdiri dan melawan serta para syuhada yang dibunuh oleh bala tentara Fir'aun modern itu.


Sumber : anwar-awlaki.blogspot.com


(KabarDuniaIslam)

No comments:

Post a Comment