Salah satu kegiatan kelompok Syi’ah di Hong Kong. Foto diambil BMI yang berhasil “menyusup” ke kelompok mereka.*
Buruh Migran Indonesia (BMI) Hong Kong merasa resah dan terganggu dengan muncul dan berkembangnya aliran Syi’ah di kalangan BMI Hong Kong, khususnya di kawasan Tsim Sha Tsui (TST) Kowloon.
Beberapa BMI mengaku sudah beberapa kali didatangi pimpinan kelompok Syi’ah yang bernama Ari. Dia selalu menawarkan peminjaman buku-buku Syi’ah secara gratis kepada BMI dengan memaksa agar para BMI mau membacanya. Mereka juga memaksa para BMI untuk menghadiri pertemuan-pertemuan mereka yang diadakan secara tertutup di daerah Yau Ma Tei.
Menurut salah satu BMI yang pernah diajak ketua kelompok Syi’ah untuk menghadiri perayaan Hari As-Syura , 25 November 2012, sudah banyak BMI yang terpengaruh dengan aliran Syi’ah. “Bila BMI pernah masuk satu kali saja ke kelompok mereka , maka mereka tidak akan melepaskannya,” ujar Ayu (bukan nama sebenarnya ).
“Ketua kelompok mereka akan terus memantau BMI tersebut dan terus mempengaruhinya dengan cara meneleponnya setiap hari atau meminjamkan buku-buku hingga BMI itu bergabung dengan mereka.”
Ari, Ketua Syi’ah di kalangan BMI Hong Kong.*
Untuk mengantisipasi terus berkembangnya Syi’ah di kalangan BMI, salah satu Muslimah yang aktif di Masjid TST, Dewi, mengharapkan agar para ustadz menyinggung tentang paham atau aliran Syi’ah dalam tausyiahnya. Dia juga berharap diadakannya tausyiah secara rutin di Masjid TST, seperti layaknya tausyiah yang diadakan di Masjid Ammar Wanchai supaya para BMI yang kurang memahami agama bisa membedakan mana Islam dan mana Syi’ah.
Beberapa perbedaan yang menonjol antara Islam dan Syi’ah antara lain:
(1) Pembawa agama Islam adalah Nabi Muhammad SHALALLAHU ALAIHI WASALAM, sedangkan Syi’ah mengatakan bahwa Islam dibawa oleh Abdullah bin Saba’ Al-Himyari (Majmu’ Fatawa 4/435).
(2) Rukun Islam syahadat , shalat, puasa , zakat , dan haji (HR. Muslim), sedangkan Syi’ah: Shalat , puasa , zakat , haji , kekuasaan/wilayah (Al-Kafi fil Ushul 2/18).
(3) Rukun Iman Islam: Iman kepada Allah , Iman kepada Malaikat , Iman kepada Kitab – Kitab, Iman kepada para Rosul , Iman kepada Hari Kiamat , dan Iman kepada Qadha Qodhar, sedangkan rukun Iman Syiah adalah Tauhid , Kenabian , Imamah , Keadilan , dan Qiamat.
(4) Kitab suci Islam adalah Al – Qur’an yang berjumlah 6666 ayat (menurut pendapat yang mashyur ), sedangkan Kitab Syiah adalah Mushaf Fatimah yang berjumlah 17.000 lebih banyak dari Al – Qur’an (lihat di kitab mereka Ushulul Kafi karya Kulaini 2 / 634).
(5) Islam menyakini sholat lima waktu wajib, sedangkan syiah menyakini sholat 3 waktu wajib.
Seperti dilansir DDHK News, dalam Rapat Kerja Nasional tahun 1984, Majelis Ulama Indonesia (MUI) merekomendasikan Tentang Syi’ ah & Sunni sebagai berikut:
Paham Syi’ah mempunyai perbedaan pokok dengan mazhab Sunni (Ahlus Sunnah Wal Jamm’ah), di antaranya:
1. Syi’ah menolak hadits yang tidak diriwayatkan oleh Ahlu Bait (keluarga Nabi), sedangkan Suni tidak membeda-bedakan asalkan hadits itu asalkan memenuhi syarat ilmu mustalah hadis;
2. Syi’ah memandang “Imam” itu ma’sum (orang suci), sedangkan Suni memandangnya sebagai manusia biasa yang tidak luput dari kekhilafan (kesalahan); Syi’ah tidak mengakui Ijma’ tanpa adanya “Imam”, sedangkan Suni mengakui Ijma’ tanpa mensyaratkan ikut sertanya “Imam”.
3. Syi’ah memandang bahwa menegakkan kepemimpinan atau pemerintahan (imamah) termasuk rukun agama, sedangkan Sunni memandang dari segi kemaslahatan umum, dengan tujuan imamah untuk menjamin dan melindungi da’wah dan kepentingan ummat.
4. Syi’ah pada umumnya tidak mengakui kekhalifahan Abu Bakar, Umar, dan Utsman, sedangkan Suni mengakui keempat Khulafa’ Rasyidin (Abu Bakar, Umar, Usman, dan Ali bin Abi Thalib).
Diperkirakan jumlah Syiah 10-15% dari keseluruhan umat Islam dunia. Kaum Syi’ah terbesar ada di Iran dan Irak.
Umat Islam Indonesia, yang diwakili ormas-ormas Islam, tahun 2011 menyatakan sikap tegas menolak Syi’ah dan menuntut pembubaran kelompok tersebut di Indonesia karena Syi’ah sesat dan menyesatkan.
Pernyataan sikap yang ditandatangani ormas-ormas Islam 10 Juni 2011 di Jakarta itu berjudul ”Pernyataan Bersama Menolak Syi’ah” yang berisi lima poin:
1. Ahlussunnah tidak dapat dipersatukan dengan Syi’ah, karena berbeda dalam Ushuluddin (Aqidah/Tauhid).
2. Syi’ah berbahaya bagi agama, bangsa dan negara.
3. Mendesak MUI untuk mengeluarkan fatwa lagi tentang sesatnya Syi’ah secara tegas.
4. Mendesak Pemerintah agar melarang Syi’ah dan aktivitasnya di seluruh wilayah Indonesia, agar tidak timbul konflik seperti di Irak, Yaman, Pakistan dan Negara lain.
5. Kami Ahlussunnah (Muslimin Indonesia) sangat menolak keras MUHSIN (Forum Ukhuwah Sunni-Syi’ah Indonesia) yang digagas beberapa waktu yang lalu oleh aktivis-aktivis Syi’ah dan oknum yang mengatasnamakan Muslimin Indonesia di Jakarta. (Amy Utamy/ddhongkong.org).*
http://
No comments:
Post a Comment