Pertempuran terjadi di provinsi utara Aleppo Suriah, dan membuat sejumlah pihak internasional putus asa untuk mencari solusi cepat guna mengakhiri krisis yang telah berlangsung selama 17 bulan dan menewaskan puluhan ribu orang di Suriah, lansir Xinhua pada Jumat (27/6/2012).
Herve Ladsous, salah satu deputi sekjen PBB untuk operasi perdamaian, menyatakan pada Kamis (26/7) bahwa Perserikatan Bangsa-Bangsa memiliki kekhawatiran mendalam mengenai situasi terkini di sejumlah kota di Suriah, termasuk pusat komersial Aleppo.
"Apa yang orang-orang bisa dengar dan apa yang orang-orang y adalah kekerasan dalam tingkatan yang sangat tinggi di sini, di Damaskus, Aleppo, di Deir alZour, dan Homs. Tentu saja hal ini yang menjadi kecemasan tersendiri bagi."
"Sayangnya, seperti hari ini, saya tidak bisa melihat indikasi berkurangnya kekerasan. Sekali lagi saya katakan, Suriah membunuh rakyatnya sendiri. Ini tidak bisa dibiarkan," lanjutnya.
Pasukan Bashar Al Assad pada Kamis (26/7) mengambil alih kota terbesar Suriah kedua, Aleppo, melalui aksi pemboman dan pertempuran pun masih berlanjut hingga saat ini.
Juru bicara Departemen Luar Negeri AS, Victoria Nuland, menyuarakan kekhawatiran atas pembantaian yang terjadi di Aleppo.
Sementara, penembakan terus berlangsung di sekitar Damaskus dan provinsi selatan Daraa, sejumlah aktivis menyatakan.
No comments:
Post a Comment