Friday, June 28, 2013

BNPT : 900-an ‘Teroris’ Ditangkap, 90 Diantaranya Ditembak Sejak Tahun 2002, Astaghfirullah!



SOLO – Dengan senang hati Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyaad Mbai, membeberkan 900-an pelaku ‘teror’ (baca : mujahidin) yang ditangkap sejak 2002. Dari jumlah tersebut hanya 90 pelaku yang ditembak. Ia juga membandingkan sikap penanggulangan ‘teroris’ yang dilakukan Densus 88 dengan anti teror yang berada di Amerika Serikat.

Seperti yang dilansir okezone, Kamis (27/6/2103), Ansyaad membantah bila penanganan pelaku teroris yang dilakukan Densus 88 maupun BNPT melanggar Hak Asasi Manusia (HAM) karena selalu diakhiri dengan tewasnya ‘teroris’. Menurutnya, penanganan terorisme di Indonesia lebih lembut jika dibandingkan dengan negara lain. Astaghfirullah!

“Di Amerika yang katanya negara menjunjung tinggi HAM dan demokrasi, hampir 100 persen pelaku terorisme ditembak. Tapi di Indonesia, yang penanganannya jauh lebih lembut dibandingkan negara lain masih saja dikatakan melanggar HAM bila Densus menembak mati teroris,” papar Ansyaad Mbai di Solo, Jawa Tengah, Rabu 26 Juni.

Berbeda saat ada anggota Densus yang tertembak mati, tidak pernah ada pembelaan terkait HAM.

“Kadang Densus diperlakukan tidak adil. Densus itu hadir karena kebrutalan teroris dan terorisme harus diungkap sampai akar-akarnya,” jelasnya.

Menurut Ansyaad, penanggulangan terorisme di Indonesia telah diakui dunia internasional. Bahkan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) merekomendasikan Indonesia sebagai tempat belajar penanggulangan terorisme dan menjadi model penanggulangan terorisme internasional.

Ansyaad mengatakan, pelaku ‘teror’ (baca : jihad) harus dibasmi. Pasalnya jika aksi-aksi terorisme tidak bisa diungkap maka akan terjadi konflik horisontal dan saling tuduh di antara kelompok masyarakat.

“Pemerintah Nigeria datang ke Indonesia khusus untuk belajar penanganan masalah terorisme atas rekomendasi dari PBB,” katanya.

Pasca Peristiwa 11 September 2001

Dunia abad modern pasti mengetahui serangan 11 September 2001 yang penuh barokah (insya Allah) terhadap WTC Atau menara kembar yang merupakan pusat keuangan Yahudi terbesar di dunia. Dimana dengan hancurnya menara kembar tersebut AS yang merupakan pusat kezaliman terhadap dunia Islam mengalami kegoncangan dasyat dalam perekonomian.

Pasca serangan tersebut iblis George W. Bush yang saat itu menjabat sebagai Presiden AS mengatakan “This crusade, this war on terrorism, is going to take a long time.” Ini perang salib. Ini perang melawan terorisme yang akan memakan waktu lama.

Siapakah yang dimaksud oleh iblis Bush sebagai ‘terorisme’? ya, jawabannya tentu adalah kaum muslimin dan mujahidin yang menginginkan ditegakannya syariat Islam di muka bumi (Khilafah Islamiyah) dengan jalan jihad fi sabilillah melawan Amerika Serikat yang dijadikan tuhan, tempat berlindung oleh penguasa-penguasa negeri saat ini.

Mulai saat itulah aktivis-aktivis Islam yang berkeinginan menjadikan Al-Qur’an dan As Sunnah sebagai undang-undang ataupun aturan hidup bagi segenap manusia bukan saja hanya umat Islam, menjadi buruan utama rezim terlaknat AS dan sekutu-sekutunya dari kalangan penguasa murtad. Termasuk Indonesia dengan mengatasnamakan “perang melawan terorisme” yang sejatinya perang terhadap umat Islam, dengan membuat lembaga Anti-teror secara khusus.

Wallahu a’lam bish showab

oleh: Ibnu Subandi (al-mustaqbal.org)
 

No comments:

Post a Comment