Dari temuan sejumlah buku rujukan sekolah dasar negeri di Solok, Sumatera Barat, yang merupakan buku Syi’ah, terdapat satu buku yang khusus membahas mengenai dosa-dosa dalam doktrin Syi’ah dengan judul Dosa-dosa Besar: Meruntuhkan Amal Kebajikan yang ditulis oleh Prof. Dasteghib. Dalam buku Qalbun Salim, nama penulis ini adalah Abdullah Husein Dasteghib dan tanpa gelar profesor.
Berdasarkan pengamatan Fimadani, mengutip dari gensyiah.com, buku ini juga merupakan buku yang pengadaaannya dari dana DAK APBD, serta sudah mendapat izin dari Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/375/2009.
Dari penelusuran kami, Penerbit Cahaya Press yang beralamat di Jl. Siaga Darma VII No. 32E Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12510, ini juga menerbitkan buku-buku karya penulis Syiah bernama Dasteghib ini, misalnya Islam Menjawab, Tafsir Surah Yasin, Sudah Khusukkah Shalat Anda?, Tafsir Surat Al Waqi’ah, Qalbun Salim, dan Kisah-Kisah Ajaib.
Di buku Dosa-dosa Besar: Meruntuhkan Amal Kebajikan yang diajarkan pada anak-anak sekolah dasar negeri Solok ini, terdapat beberapa doktrin Syi’ah yang sangat berbahaya bagi aqidah mereka. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Dalam sub-bab Syiah Ahlulbait, disebutkan, “Salah satu hadis menyangkut kedudukan kaum Syi’ah dan para pecinta Ahlulbait menyebutkan bahwa api neraka tidak dapat membakar mereka. Karena itu, hadis-hadis seperti ini memberitahukan kekuatan pada harapan kita. Kecintaan kita pada Ahlulbait tentunya merupakan jaminan bagi kita, namun itu tidak seharusnya membujuk kita untuk berbuat dosa secara terang-terangan.”
2. Buku tersebut juga menyebutkan hadis-hadis yang berasal dari Imam-imam Syi’ah saja, dan menafikkan selain mereka, sebagaimana disebutkan, “…mendapatkan hadis-hadis yang jelas dari Nabi saw, Imam Ali, Imam Ja’far al-Shadiq, Imam al-Kazhim, Imam al-Ridha, dan Imam al-Jawad.”
3. Dalam sub-bab “Syiah Sejati, Mereka yang Mengikuti (Menaati) Para Imam”, disebutkan, “Karena itu, Bab Al Hawaij Imam Musa al-Kazhim berkata, “Syi’ah kami hanyalah orang-orang yang mengikuti kami (dalam semua aspek), melangkah dalam jejak kaki kami, dan meniru amal-amal kami.” (Bihar al-Anwar)”
4. Penulis buku Syi’ah ini menerangkan bahwa mereka yang menjadi Syi’ah sejati adalah yang disebutkan dalam Al Quran Surat Al Bayyinah ayat 7: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka adalah sebaik-baik makhluk (khairul barriyah).” Kemudian penulis Syi’ah ini melanjutkan, “Nabi saw diriwayatkan telah menerangkan bahwa khairul barriyah merujuk kepada Syi’ah (pengikut) Ali: “Wahai Ali, khairul barriyah artinya engkau dan syi’ah-syi’ahmu. Pada hari kiamat, mereka akan ridha dengan apa yang Allah limpahkan kepada mereka, dan mereka pun diridhai oleh Allah.” (Tafsir Thabarsi, Manaqib Khwarazmi, Ibnu Hajar)”
5. Tentang sub-bab Wilayah, disebutkan, “Tidak diragukan bahwa orang yang memiliki wilayah (menjadikan pemimpin, mencintai) Ahlulbait berhak mendapatkan keselamatan. Sesungguhnya, dia akan bersama para nabi as dan imam maksum.” Kemudian dinukil perkataan Imam al-Ridha, “Adalah wajib bagi Allah untuk menghimpun syi’ah-syi’ah kami dengan para nabi, para syahid, dan orang-orang yang benar, pada hari keputusan.”
6. Dalam sub-bab “Wilayah Ali adalah Benteng Allah yang Kuat”, disebutkan, “Diriwayatkan oleh Imam al-Ridha dari Imam Ja’far sebagai berikut, “Allah berfirman: Wilayah Ali bin Abi Thalib adalah benteng-Ku. Maka barangsiapa yang memasuki benteng-Ku, dia aman dari murka-Ku (‘Uyun al-Akhbar al-Ridha)”
7. Dalam sub-bab “Pengakuan Lisan yang Tanpa Perbuatan, Tak Cukup” disebutkan bahwa orang-orang Muslim yang Ahlus Sunnah yang mencintai Ahlul Bait dianggap tidak sah, sebab mereka tidak ikut Syi’ah atau Ahlul Bait.
8. Di halaman 25 disebutkan bahwa musuh-musuh Syi’ah yang maksudnya adalah kaum Sunni akan kekal di neraka. “Pecinta Ahlulbait tidak akan tinggal di neraka selamanya. Siksa abadi hanyalah diperuntukkan bagi orang-orang kafir dan musuh-musuh Ahlulbait.”
9. Di halaman 24 disebutkan hadits-hadits palsu yang dinisbatkan pada Rasulullah yang menyebutkan bahwa, “Allah menciptakan 70 (tujuh puluh) ribu malaikat dari cahaya wajah Ali bin Abi Thalib. Para malaikat ini (akan terus) memohonkan ampunan (atas namanya dan atas nama para pengikutnya) hingga Hari Kiamat.” Juga disebutkan hadits palsu dari Nabi Muhammad, “Cinta kepada Ali membakar dosa-dosa, laksana api yang membakar kayu.”
10.Di halaman 26-27, disebutkan ajaran untuk meminta pertolongan pada Ali bin Abi Thalib jika menghadapi sakaratul maut. Ini merupakan salah satu perbuatan syirik.
11. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa jika tidak mengikuti Syi’ah dan mengakui Imam-imam 12 adalah termasuk dosa besar. “…Imam maksum yang sama (Imam Ja’far) bahwa beliau berkata, “Tidak mengakui hak-hak kami (Ahlulbait) adalah dosa besar.”"
12. Di halaman 43, disebutkan kewajiban seorang Syi’ah untuk mengambil rujukan mutlak kepada Ahlulbait, bukan Al Quran dan Sunnah. “Dapat disebutkan di sini bahwa topik lain yang juga dibahas secara ringkas dalam al-Quran tetapi dipaparkan oleh Nabi saw dan para imam adalah menyangkut otoritas mutlak Ahlulbait sebagai khalifah-khalifah Allah di muka bumi dalam mengajarkan dan mendemonstrasikan hukum-hukum mengenai hak dan batil kepada manusia.”
(sumber: firmadani.com)
http:// inilah-bukti-kesesatan-syia h.blogspot.com/2012/12/ lagi-buku-syiah-untuk-anak- sd-negeri-di.html
Berdasarkan pengamatan Fimadani, mengutip dari gensyiah.com, buku ini juga merupakan buku yang pengadaaannya dari dana DAK APBD, serta sudah mendapat izin dari Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor: Dj.I/375/2009.
Dari penelusuran kami, Penerbit Cahaya Press yang beralamat di Jl. Siaga Darma VII No. 32E Pejaten Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, 12510, ini juga menerbitkan buku-buku karya penulis Syiah bernama Dasteghib ini, misalnya Islam Menjawab, Tafsir Surah Yasin, Sudah Khusukkah Shalat Anda?, Tafsir Surat Al Waqi’ah, Qalbun Salim, dan Kisah-Kisah Ajaib.
Di buku Dosa-dosa Besar: Meruntuhkan Amal Kebajikan yang diajarkan pada anak-anak sekolah dasar negeri Solok ini, terdapat beberapa doktrin Syi’ah yang sangat berbahaya bagi aqidah mereka. Di antaranya adalah sebagai berikut:
1. Dalam sub-bab Syiah Ahlulbait, disebutkan, “Salah satu hadis menyangkut kedudukan kaum Syi’ah dan para pecinta Ahlulbait menyebutkan bahwa api neraka tidak dapat membakar mereka. Karena itu, hadis-hadis seperti ini memberitahukan kekuatan pada harapan kita. Kecintaan kita pada Ahlulbait tentunya merupakan jaminan bagi kita, namun itu tidak seharusnya membujuk kita untuk berbuat dosa secara terang-terangan.”
2. Buku tersebut juga menyebutkan hadis-hadis yang berasal dari Imam-imam Syi’ah saja, dan menafikkan selain mereka, sebagaimana disebutkan, “…mendapatkan hadis-hadis yang jelas dari Nabi saw, Imam Ali, Imam Ja’far al-Shadiq, Imam al-Kazhim, Imam al-Ridha, dan Imam al-Jawad.”
3. Dalam sub-bab “Syiah Sejati, Mereka yang Mengikuti (Menaati) Para Imam”, disebutkan, “Karena itu, Bab Al Hawaij Imam Musa al-Kazhim berkata, “Syi’ah kami hanyalah orang-orang yang mengikuti kami (dalam semua aspek), melangkah dalam jejak kaki kami, dan meniru amal-amal kami.” (Bihar al-Anwar)”
4. Penulis buku Syi’ah ini menerangkan bahwa mereka yang menjadi Syi’ah sejati adalah yang disebutkan dalam Al Quran Surat Al Bayyinah ayat 7: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka adalah sebaik-baik makhluk (khairul barriyah).” Kemudian penulis Syi’ah ini melanjutkan, “Nabi saw diriwayatkan telah menerangkan bahwa khairul barriyah merujuk kepada Syi’ah (pengikut) Ali: “Wahai Ali, khairul barriyah artinya engkau dan syi’ah-syi’ahmu. Pada hari kiamat, mereka akan ridha dengan apa yang Allah limpahkan kepada mereka, dan mereka pun diridhai oleh Allah.” (Tafsir Thabarsi, Manaqib Khwarazmi, Ibnu Hajar)”
5. Tentang sub-bab Wilayah, disebutkan, “Tidak diragukan bahwa orang yang memiliki wilayah (menjadikan pemimpin, mencintai) Ahlulbait berhak mendapatkan keselamatan. Sesungguhnya, dia akan bersama para nabi as dan imam maksum.” Kemudian dinukil perkataan Imam al-Ridha, “Adalah wajib bagi Allah untuk menghimpun syi’ah-syi’ah kami dengan para nabi, para syahid, dan orang-orang yang benar, pada hari keputusan.”
6. Dalam sub-bab “Wilayah Ali adalah Benteng Allah yang Kuat”, disebutkan, “Diriwayatkan oleh Imam al-Ridha dari Imam Ja’far sebagai berikut, “Allah berfirman: Wilayah Ali bin Abi Thalib adalah benteng-Ku. Maka barangsiapa yang memasuki benteng-Ku, dia aman dari murka-Ku (‘Uyun al-Akhbar al-Ridha)”
7. Dalam sub-bab “Pengakuan Lisan yang Tanpa Perbuatan, Tak Cukup” disebutkan bahwa orang-orang Muslim yang Ahlus Sunnah yang mencintai Ahlul Bait dianggap tidak sah, sebab mereka tidak ikut Syi’ah atau Ahlul Bait.
8. Di halaman 25 disebutkan bahwa musuh-musuh Syi’ah yang maksudnya adalah kaum Sunni akan kekal di neraka. “Pecinta Ahlulbait tidak akan tinggal di neraka selamanya. Siksa abadi hanyalah diperuntukkan bagi orang-orang kafir dan musuh-musuh Ahlulbait.”
9. Di halaman 24 disebutkan hadits-hadits palsu yang dinisbatkan pada Rasulullah yang menyebutkan bahwa, “Allah menciptakan 70 (tujuh puluh) ribu malaikat dari cahaya wajah Ali bin Abi Thalib. Para malaikat ini (akan terus) memohonkan ampunan (atas namanya dan atas nama para pengikutnya) hingga Hari Kiamat.” Juga disebutkan hadits palsu dari Nabi Muhammad, “Cinta kepada Ali membakar dosa-dosa, laksana api yang membakar kayu.”
10.Di halaman 26-27, disebutkan ajaran untuk meminta pertolongan pada Ali bin Abi Thalib jika menghadapi sakaratul maut. Ini merupakan salah satu perbuatan syirik.
11. Disebutkan dalam buku tersebut bahwa jika tidak mengikuti Syi’ah dan mengakui Imam-imam 12 adalah termasuk dosa besar. “…Imam maksum yang sama (Imam Ja’far) bahwa beliau berkata, “Tidak mengakui hak-hak kami (Ahlulbait) adalah dosa besar.”"
12. Di halaman 43, disebutkan kewajiban seorang Syi’ah untuk mengambil rujukan mutlak kepada Ahlulbait, bukan Al Quran dan Sunnah. “Dapat disebutkan di sini bahwa topik lain yang juga dibahas secara ringkas dalam al-Quran tetapi dipaparkan oleh Nabi saw dan para imam adalah menyangkut otoritas mutlak Ahlulbait sebagai khalifah-khalifah Allah di muka bumi dalam mengajarkan dan mendemonstrasikan hukum-hukum mengenai hak dan batil kepada manusia.”
(sumber: firmadani.com)
http://
No comments:
Post a Comment