Diantara pokok-pokok yang diyakini oleh Ahhlus-Sunnah Wal Jamaah adalah bahwa tidak boleh membangun bangunan atau masjid di atas kubur. Membangun masjid di atas kubur merupakan perbuatan yang bisa menghantarkan pelakunya kepada kesyirikan. Sungguh hal ini telah terjadi pada kaum sebelum kita, oleh karena itu Rosulullah shollallohu ’alaihi wasallam pernah bersabda ketika beliau sakit menjelang wafat :
لَعَنَ اللَّهُ الْيَهُودَ وَالنَّصَارَى اتَّخَذُوا قُبُورَ أَنْبِيَائِهِمْ مَسَاجِدَ
“Alloh melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani karena mereka menjadikan kubur nabi mereka sebagai masjid". (HR Bukhori dan Muslim)
Alih-alih mengikuti sabda Nabi yang mulia, kaum Syiah justru berbuat sebaliknya. Mereka begitu bangga dengan kuburan-kuburan yang mereka bangun. Diantaranya adalah kuburan fiktif Abu Lu’luah al-Majusi yang berasa di daerah Kasyan, Iran.
Setiap tahunnya kuburan Abu Lu’luah dikunjungi oleh begitu banyak kaum Syiah. Mereka beribadah, berpesta dan bergembira ria serta melakukan ritual-ritual disekitar kuburan tersebut.
Siapaka Abu Lu’luah Al-Majusy?
Dulunya dia bernama Fairuz, dan dipanggil dengan Abu Lu`lu`ah, sebagai penisbatan kepada putrinya. Dia adalah orang kafir berdasarkan kesepakatan umat Islam. Dia adalah seorang Majusi penyembah api. Dialah yang telah membunuh kholifah yang kedua, Umar bin Khotthob rodhiyallohu ‘anhu. Dia membunuh Umar karena kebenciannya terhadap Islam dan para pengikutnya, juga karena kecintaannya kepada orang-orang Majusi. Pembunuhan yang dilakukannya juga merupakan bentuk balas dendam untuk Bangsa Persia, negeri mereka, yang telah ditaklukkan oleh Umar rodhiyallohu ‘anhu, sebagaimana disebutkan oleh Ibnu Taimiyah Rohimahullah dalam Minhajus Sunnah (6/370)).
Ketika kaum muslimin berduka dengan meninggalnya Umar, justru kaum Syiah bergembira ria dengannya. Dalam salah satu gambar terlihat beberapa orang bergerombol disekitar kuburan fiktif Abu Lu’lu’ah. Tak sampai disitu bahkan ada juga spanduk yang berisi tentang cacian dan laknat terhadap Abu Bakar dan Umar bin Khotthob rodhiyallohu ‘anhuma.
http://
No comments:
Post a Comment