Sunday, December 22, 2013

ISLAM VS NASIONALISME




Nasionalisme adalah faham sesat dan menyesatkan, sebuah isme yang bertentangan dengan Islam. Mempercayai, menerapkan, dan mendakwahkan nasionalisme adalah sebuah perbuatan haram, karena bagi seorang Muslim hanya Islam dien (agama) yang diterima Allah SWT., dan siapa saja yang mengambil dien (agama) selain Islam, tertolak (QS Ali Imran (3) : 85)

Dalam sebuah hadits, Rasulullah SAW bahkan mencela persatuan yang dilandasi fanatisme golongan, baik itu persamaan bangsa, suku, atau warna kulit.

“Tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang menyeru kepada ashobiyyah (fanatisme golongan).

Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang berperang atas dasar ashobiyyah (fanatisme golongan). Dan tidaklah termasuk golongan kami barangsiapa yang terbunuh atas nama ashobiyyah (fanatisme golongan).” (HR Abu Dawud 4456)

Seruan nasionalisme adalah seruan batil, seruan jahiliyah, yang Rasulullah SAW sangat larang untuk dilakukan oleh kaum Muslimin. Beliau SAW., bersabda :

“Barangsiapa berbangga-bangga dengan slogan-slogan jahiliyah, maka suruhlah ia menggigit kemaluan ayahnya dan tidak usah pakai bahasa kiasan terhadapnya,” (Shahih, HR Bukhari dalam Adabul Mufrad [963]).

Seruan Islam Universal, Untuk Seluruh Umat Manusia

Islam telah mengharamkan seruan nasionalisme atau kebangsaan. Seruan Islam adalah seruan yang bersifat universal, untuk seluruh umat manusia, dimana semua manusia berkedudukan sama di mata Allah SWT, dan hanya taqwa sajalah yang membedakan siapa yang lebih mulia di sisi-Nya.

“Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu bersuku-suku dan berkabilah-kabilah supaya kamu saling kenal mengenal. . Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu di sisi Allah SWT adalah orang yang palingber taqwa di antara waktu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS Al-Hujurat (49) : 13)

Rosulullah SAW bersabda :

“Wahai sekalian manusia, kalian adalah umat yang satu. Bapak kalian adalah satu (Nabi Adam as) Tidak ada kemuliaan orang Arab terhadap orang ‘ajam (bukan Arab) tidak ada kemuliaan orang kulit putih atas orang kulit hitam. Yang menbedakan diantara kalian adalah karena taqwa.”

Jadi, tinggalkanlah seruan nasionalisme, karena memang tidak ada dalam Islam. Seruan nasionalisme hanyalah seruan jahiliyah yang harus segera dienyahkan dan dibuang jauh-jauh. Gantilah seruan nasionalisme tersebut dengan seruan Islam, seruan universal untuk seluruh umat manusia di bawah panji-panji syahadah, La ilaha ilallah Muhamad Rasulullah.

PANJI RASULULLAH

Apakah anda tahu bahwa Islam memiliki bendera yang khas? Ya, Islam merupakan dien yang lengkap yang mengatur segala aspek hidup salah satunya dalam masalah tata negara, termasuk pengaturan bendera. Bendera Islam telah dicontohkan oleh Rasulullah Saw.

Bendera Rasulullah terdiri dari:
1. Al-liwa (bendera putih)
2. Ar-rayah (panji hitam)

Di dalam bahasa Arab, bendera dinamai dengan liwa (jamaknya adalah alwiyah). Sedangkan panji-panji perang dinamakan dengan rayah. Disebut juga dengan al-‘alam 1. Rayah adalah panji-panji yang diserahkan kepada pemimpin peperangan, dimana seluruh pasukan berperang di bawah naungannya. Sedangkan liwa adalah bendera yang menunjukan posisi pemimpin pasukan, dan ia akan dibawa mengikuti posisi pemimpin pasukan.

Liwa adalah al-‘alam (bendera) yang berukuran besar. Jadi, liwa adalah bendera Negara. Sedangkan rayah berbeda dengan al-‘alam. Rayah adalah bendera yang berukuran lebih kecil, yang diserahkan oleh khalifah atau wakilnya kepada pemimpin perang, serta komandan-komandan pasukan Islam lainnya. Rayah merupakan tanda yang menunjukan bahwa orang yang membawanya adalah pemimpin perang 2.

Liwa, (bendera negara) berwarna putih, sedangkan rayah (panji-panji perang) berwarna hitam. Banyak riwayat (hadist) warna liwa dan rayah, diantaranya :

"Rayahnya (panji peperangan) Rasul SAW berwarna hitam, sedang benderanya (liwa-nya) berwarna putih". (HR. Thabrani, Hakim, dan Ibnu Majah)
كَانَتْ رَايَةُ رَسُوْلِ اللهِ –صلعم- سَوْدَاءَ وَلِوَاؤُهُ أَبْيَضَ
Panji (rayah) Nabi saw berwarna hitam, sedangkan liwa-nya (benderanya) berwarna putih3.


Meskipun terdapat juga hadist-hadist lain yang menggambarkan warna-warna lain untuk liwa (bendera) dan rayah (panji-panji perang), akan tetapi sebagian besar ahli hadits meriwayatkan warna liwa dengan warna putih, dan rayah dengan warna hitam.

Panji-panji Nabi saw dikenal dengan sebutan al-‘uqab, sebagaimana yang dituturkan:
إِسْمُ رَايَةِ رَسُوْلِ اللهِ –صلعم- الْعُقَابُ
Nama panji Rasulullah saw adalah al-‘uqab4.

Tidak terdapat keterangan (teks nash) yang menjelaskan ukuran bendera dan panji-panji Islam di masa Rasulullah SAW, tetapi terdapat keterangan tentang bentuknya, yaitu persegi empat.

"Panji Rasulullah saw berwarna hitam, berbentuk segi empat dan terbuat dari kain wol". (HR. Tirmidzi)

Al-Kittani5 mengetengahkan sebuah hadist yang menyebutkan :

Rasulullah saw telah menyerahkan kepada Ali sebuah panji berwarna putih, yang ukurannya sehasta kali sehasta.

Pada liwa (bendera) dan rayah (panji-panji perang) terdapat tulisan Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah. Pada liwa yang berwarna dasar putih, tulisan itu berwarna hitam. Sedangkan pada rayah yang berwarna dasar hitam, tulisannya berwarna putih. Hal ini dijelaskan oleh Al-Kittani6, yang berkata bahwa hadist-hadist tersebut (yang menjelaskan tentang tulisan pada liwa dan rayah) terdapat di dalam Musnad Imam Ahmad dan Tirmidzi, melalui jalur Ibnu Abbas. Imam Thabrani meriwayatkannya melalui jalur Buraidah al-Aslami, sedangkan Ibnu ‘Adi melalui jalur Abu Hurairah.

Begitu juga Hadist-hadist yang menunjukan adanya lafadz Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah , pada bendera dan panji-panji perang, terdapat pada kitab Fathul Bari7.

Berdasarkan paparan tersebut diatas, bendera Islam (liwa) di masa Rasulullah saw adalah berwarna putih, berbentuk segi empat dan di dalamnya terdapat tulisan Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah dengan warna hitam. Dan panji-panji perang (rayah) di masa Rasulullah saw berwarna dasar hitam, berbentuk persegi empat, dengan tulisan di dalamnya Laa illaaha illa Allah, Muhammad Rasulullah berwarna putih.

Bendera inilah yang akan membebaskan negeri negeri Islam dari penjajahan AS di Iraq, Afgahanistan, dll serta penjajahan Zionis Yahudi di Palestina. Akan mempersatukan Ummat dalam Negara Khilafah dan membebaskan mesjidil Aqsha, dan akan menjadi bendera Negara Khilafah yang di Janjikan oleh Rasulullah, Insya Allah.
 —

No comments:

Post a Comment