Friday, January 4, 2013

Inna lillahi, jasad pemuda Muslim India dikremasi, Muslim India protes terhadap polisi

 NEW DELHI (Arrahmah.com) - Inna lillahi wa innailaihi rooji'uun. seorang pemuda Muslim yang hilang ditemukan telah dikremasi, hal ini membuat Muslim di negara tersebut protes. Polisi India dianggap bertanggung jawab atas tindakan keji ini. 
Syahid (20), anak seorang penjahit, "hilang" dari rumahnya di Sangam Vihar pada 11 Januari 2012. Pada hari yang sama, jasadnya ditemukan dalam keadaan telah dimutilasi oleh Polisi Kereta Api bagian Kriminalitas rel Stasiun Kereta Api Nizamuddin.
Kemudian polisi menyimpan jenazah Syahid di kamar mayat, polisi mengambil gambarnya dan menguploadnya di Zip Net pada hari yang sama sebagai upaya untuk menemukan keluarganya.
Meskipun kemudian keluarganya melihat situs Zip Net, mereka tidak bisa mengidentifikasi jasad putera mereka.
Orangtua Syahid melapor kepada polisi, ayah Syahid datang ke kantor polisi setiap hari untuk menanyakan perihal anaknya yang belum ditemukan.
Pada 19 Januari, dia diarahkan oleh para petugas kepolisian kepada regu pencari orang hilang.
"Saya mendatangi regu pencari orang hilang pada hari Sabtu dan mengidentifikasi putera saya pada foto jasad itu. Saya melihat kemeja di dalam foto itu karena wajahnya telah dimutilasi," ujar ayahanda Syahid, Master Champa, kepada Newsline, dilansir Indian Express pada Senin (21/1/2-13).
"Saya tahu itu adalah dia. Saya telah menjahit kemeja untuknya. Ketika Saya memberitahu para petugas bahwa dia adalah anak saya, Saya dikirim ke kantor polisi dan kemudian ke rumah sakit."
Ayah Syahid segera mendatangi rumah sakit, namun dia terkejut karena menemukan anaknya telah dikremasi.
"Saya bergegas ke rumah sakit, hanya untuk menemukan dia telah dikremasi," ungkap ayah Syahid sedih.
Ayah Syahid tak berhenti disitu, dia meminta penjelasan dari polisi mengapa anaknya harus dikremasi. Padahal, di kemejanya terdapat  namanya dan alamatnya.
"Anak saya memakai kemeja yang dijahit oleh saya dan terdapat merk penjahit pada kerahnya yang mana terdapat nama dan alamat toko saya," kata Champa.
"Bagaimana bisa mereka (polisi) tidak mengenali merk jahitan saya pada kemeja itu, yang terdapat alamat saya?" Champa heran sekaligus marah mengapa polisi memutuskan untuk mengkremasi jasad puteranya.
Keluarga Syahid meminta kasus ini untuk diselidiki kembali. (siraaj/arrahmah.com)

No comments:

Post a Comment