Sebuah undang-undang yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang agama yang beragam di negara bagian Pennsylvania ini memicu ancaman dari kaum ateis untuk membakar Alquran sebagai protes atas kebijakan tersebut, mengundang badai kemarahan di negara bagian itu.
"Saya tidak punya agama dan untuk (DPR) mengasumsikan bahwa kami menghormati buku-buku ini adalah hal bodoh," Ernest Perce, dari Harrisburg, direktur kelompok Ateis Amerika cabang Pennsylvania, seperti dikutip oleh The Washington Post dan dilansir oleh onislam.net, 18 Juli.
Perce mengancam akan melakukan aksi di Ibukota negara bagian Pennsylvania untuk menodai Al-Qur'an pada bulan September jika undang-undang mengenai "Tahun Keanekaragaman Agama" diluluskan.
"Saya akan mengajak ateis lain datang dengan saya (untuk memprotes)," katanya.
Undang-undang yang diusulkan mengatakan Al Qur'an, Alkitab dan kitab suci agama serta buku-buku yang mengajarkan kebaikan harus dihargai dan dihormati oleh orang yang tidak memiliki agama ataupun ateis.
Perce sendiri pernah masuk pengadilan kerena aksinya berpakaian zombie namun menamainya sebagai Nabi Muhammad saw. Para penganut ateis lain menyatakan bahawa dia pernah diserang oleh seorang Muslim karena aksi 'zombie nabinya'. Aktivis ateis juga terlibat dalam menempatkan sebuah billboard yang menggambarkan seorang budak Afrika di Harrisburg.
Pada tahun 2010, pendeta asal Florida Terry Jones telah memicu kecaman internasional setelah mengumumkan rencana untuk membakar Al-Qur'an pada hari peringatan serangan 9/11. Rencana itu telah memicu protes keras di Afghanistan dan di tempat lain di negara Muslim, mengakibatkan beberapa orang meninggal dalam aksi mereka.
Pendeta radikal tersebut akhirnya membakar Al-Qur'an pula pada Maret 2011, menyusul serangan terhadap sebuah kompleks PBB di Afghanistan, yang menyebabkan beberapa orang tewas.
Rencana ateis 'untuk membakar Al-Qur'an telah mengundang kemarahan di Pennsylvania.
"Saya agak bingung oleh upaya untuk menciptakan kontroversi di mana ada sebenarnya tidak perlu," kata Mark Cohen seorang anggota parlemen, yang mensponsori undang-undang, kepada website PennLive.
"Jika tujuannya adalah untuk mengamankan rasa hormat pada ateis, itu merugikan diri (mereka) sendiri."
Douglas Jacobsen, seorang profesor sejarah gereja dan teologi di Messiah College, juga mengecam ancaman oleh ateis untuk membakar Al-Qur'an.
"Saya tidak menghormati posisi mereka," katanya.
Dia berpendapat bahwa media yang meliput ancaman ateis malah membantu orang-orang ateis menyampaikan pesan mereka.
Survei Identifikasi Agama Amerika telah menemukan bahwa jumlah orang yang mengklaim "tidak bertuhan" naik dua kali lipat selama 18 tahun terakhir, membentuk 15 persen dari penduduk AS. Di beberapa negara bagian seperti South Carolina, jumlah orang ateis lebih dari tiga kali lipat. Penelitian lain yang terbaru oleh Trinity College di Connecticut juga mengungkapkan ateisme tumbuh di Amerika Serikat. Salah satu penyebabnya tumbuhnya paham ateis di Amerika diperkirakan karena banyaknya buku-buku anti agama yang membanjiri pasar.
[muslimdaily.net/OI]
sumber: http://muslimdaily.net/
No comments:
Post a Comment