Polisi Bahrain hari Rabu (24/10/2012) mengungkap adanya sebuah kotak persenjataan yang disembunyikan dalam sebuah masjid tidak berizin (masjid di Bahrain harus punya izin -red), tempat di mana bom-bom rakitan dibuat, lansir Al Arabiya.
Pihak berwenang mengatakan mereka menyita detonator elektrik, stopwatch dan bahan-bahan lain untuk membuat bom.
Benda-benda itu ditemukan di daerah Abu Baham, lokasi di mana belum lama ini terjadi kerusuhan, yang menurut media resmi, dilakukan kelompok Syiah.
Pada hari Ahad aparat menangkap tujuh orang pria terkait pembunuhan seorang polisi, saat demonstran berusaha menerobos pos pemeriksaan polisi di sekitar desa tempat di mana polisi itu terbunuh.
Serangan hari Jumat yang menewaskan seorang polisi itu berlangsung pada dini hari. Polisi diserang oleh segerombolan orang dengan bom molotov dan bahan peledak “yang tidak diketahui jenisnya,” kata pihak berwenang.
Kejadian itu juga menewaskan sejumlah polisi lain yang sedang berpatroli bersama korban.
Polisi yang tewas itu diidentifikasi sebagai Imran Ahmad berusia 19 tahun. Namun tidak disebutkan dari mana pemuda itu berasal dan apa kebangsaannya. Di Bahrain, banyak orang Pakistan dan orang dari negara Arab lain menjadi polisi anti huru-hara.
Bahrain, negara kecil tempat Armada Ke-5 Amerika Serikat berpangkalan, diguncang aksi unjuk rasa oleh kelompok Syiah yang memprotes penguasa Muslim pemerintah Kerajaan Bahrain, seiring dengan berhembusnya angin Arab Spring sejak Februari tahun lalu.
Keluarga kerajaan Al Khalifa meminta bantuan pasukan Arab Saudi dan negara Teluk (GCC) untuk menghadapi kerusuhan yang ditimbulkan orang-orang Syiah Bahrain. Sementara Syiah Bahrain mendapatkan bantuan dukungan penuh dari rakyat dan pemerintah Syiah Iran.*[hdy].
http://
No comments:
Post a Comment