Wednesday, April 24, 2013

Tabiat Permusuhan Antara Pengusung Kebenaran Versus Pengusung Kebatilan




Mungkin anda adalah salah satu orang dari sekian banyak orang yang sering bertanya-tanya dalam hati “apa sih sebab orang-orang kafir membantai atau memerangi kaum muslimin?”. Syaikh Abdul-Qodir Abdul-Aziz alias Sayyid Iman adalah salah satu dari sekian ulama’ yang sangat baik mengulas sebab atau akar permusuhan ini. Berikut petikan tulisan beliau yang mengulas perseteruan ini adalah perseteruan aqidah antara al-hak versus al-bathil, yang kemudian mesti dicatat bahwa perseteruan ini adalah perseteruan abadi.

وبانقسام الخلق إلى مؤمن وكافر انعقـدت العداوة بينهما.

Terbaginya manusia menjadi kafir dan mukmin berarti permusuhan diantara keduanya telah dimulai. Allah SWT berfirman:

وَلَقَدْ أَرْسَلْنَا إِلَى ثَمُودَ أَخَاهُمْ صَالِحًا أَنْ اعْبُدُوا اللَّهَ فَإِذَا هُمْ فَرِيقَانِ يَخْتَصِمُونَ

“Dan Kami telah mengutus kepada kaum Tsamud saudara mereka Shalih (seraya berkata), “Beribadahlah kalian kepada Allah,” lalu tiba-tiba mereka menjadi dua kelompok yang bermusuhan.” (QS. An Naml[27] : 45)

إِنَّ الْكَافِرِينَ كَانُوا لَكُمْ عَدُوًّا مُبِينًا

“Sesungguhnya orang-orang kafir itu (bagi kalian) adalah musuh yang nyata.” (QS. An Nisa[4] : 101)

هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ

“Inilah dua golongan (kafir dan mukmin) yang bertengkar. Mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka.” (QS. Al Hajj : 19)

Dengan permusuhan inilah Allah Subhanahu Wa Ta'ala menguji dua kelompok itu.

ذَلِكَ وَلَوْ يَشَاءُ اللَّهُ لانتَصَرَ مِنْهُمْ وَلَكِنْ لِيَبْلُوَ بَعْضَكُمْ بِبَعْضٍ

“Demikianlah sekiranya Allah menghendaki tentu Allah pasti menghancurkan mereka, tetapi Dia hendak menguji sebagian kalian dengan sebagian yang lain.” (QS. Muhammad[49] : 4)

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ وَنَبْلُوَ أَخْبَارَكُمْ


“Dan Kami pasti akan menguji kalian sehingga Kami mengetahui orang-orang yang berjihad diantara kalian dan orang-orang yang bersabar. Dan agar Kami menyatakan hal ikhwal kalian.” (QS. Muhammad[49] : 31)

Ayat-ayat yang membahas tentang Sunnatul Ibtila’ (Ujian bagi manusia yang merupakan sunatullah) banyak sekali. Sebagiannya telah kami tunjukkan pada keterangan sebelumnya. Ada nash yang menyebutkan Sunnah Ibtila’ ini secara gamblang:
إنما بعثتك لأبتليك وأبتلي بك

“Aku telah mengutusmu (Muhammad) semata-mata hanya untuk mengujimu dan menguji (orang-orang) yang engkau seru.”

Dalam menjelaskan hadits ini An Nawawi berkata, “Firman Allah (dalam hadits qudsi itu) bermakna;

[قوله سبحانه وتعالى: «إنما بعثتك لأبتليك وأبتلي بك» معناه لأمتحنك بما يظهر منك من قيامك بما أمرتك به من تبليغ الرسالة وغير ذلك من الجهاد في الله حق جهاده والصبر في الله تعالى وغير ذلك. وأبتلي بك من أرسلتك إليـهم فمنهم من يظهـر إيمانه ويخلص إيمانه ويخلص في طاعاته، ومن يتخلف ويتأبد بالعداوة والكفر، ومـن ينافق. والمراد أن من يمتحنه ليصير ذلك واقعا بارزا فإن الله تعالى إنما يعاقب العباد على ما وقع منهم لا على ما يعلمه قبل وقـوعه، وإلا فهو سبحانه عالـم بجميع الأشياء قبـل وقوعها وهذا نحو قوله: {وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ}، أي نعلمهم فاعلين ذلك متصفين به

“Aku benar-benar akan mengujimu dengan apa yang tampak darimu yaitu melaksanakan apa yang telah Kuperintahkan kepadamu. Misalnya menyampaikan risalah dan perintah lain seperti jihad fisabilillah dengan sebenar-benarnya jihad dan bersabar karena Allah dan lain-lain. Dan Aku akan menguji (orang-orang) yang engkau seru yaitu orang-orang yang Aku telah mengutusmu kepada mereka. Maka diantara mereka ada yang tampak keimanannya, memurnikan iman itu dan memurnikan ketaatannya kepada Allah. Ada pula diantara mereka itu tertinggal tidak beriman dan terus menerus memusuhi dan berada di dalam kekafiran serta ada pula yang munafik”.

Maksudnya bahwa siapapun yang diuji oleh Allah, maka ujian itu akan menjadi sesuatu kejadian yang tampak. Lalu Allah Subhanahu Wa Ta'ala hanya akan memberi hukuman (siksa) kepada hambaNya berdasarkan apa yang telah terjadi pada mereka, bukan berdasarkan apa yang diketahui sebelum terjadinya (suatu perbuatan). Jika tidak demikian tentu Allah Subhanahu Wa Ta'ala mengetahui seluruh apa saja sebelum ia terjadi. Ini serupa dengan firman Allah Subhanahu Wa Ta'ala :

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ حَتَّى نَعْلَمَ الْمُجَاهِدِينَ مِنْكُمْ وَالصَّابِرِينَ

"Dan Kami pasti akan menguji kalian dan orang-orang yang bersabar." (QS. Muhammad [49] : 31). Artinya Kami mengetahui bahwa mereka melakukan suatu perbuatan (jihad) dan mereka bersifat dengan sifat yang sabar. (Shahih Muslim syarh An Nawawi 17/198).


(KabarDuniaIslam/al-mustaqbal.net)

No comments:

Post a Comment