JAKARTA-Alhamdulillah, acara Multaqod Da’wiy FAKSI (Forum Aktivis Syariat Islam) Ke-IV, yang diadakan hari Sabtu (08/06/2013) di Masjid Fathullah, UIN, Syarif Hidayatullah, Jakarta, berjalan dengan sukses. Para peserta pulang dengan puas dan membawa kesimpulan bahwa hanya dengan dakwah dan jihad, Revolusi Islam untuk menegakkan syariat Islam secara sempurna bisa dilakukan, bukan dengan cara-cara batil yang lain. Allahu Akbar!
Multaqod Da’wiy ke-IV dengan tema : Revolusi Hidup Sahabat, Pondasi Peradaban Islam ini dibukan oleh Ustadz Bachrumsyah dari FAKSI. Mengawali acara, Ustadz Bachrum berpesan bahwa acara FAKSI ini akan terus bekelanjutan, termasuk mengadakan Dauroh Terbuka, Bedah Buku, dan lainnya.
Acara kemudian diserahkan ke Ustadz Abu Shofiy dari Shariah4Indonesia, sebagai moderator yang langsung mempersilahkan para pembicara untuk mengambil tempat masing-masing. Ustadz Abu Shofiy memberikan kesempatan pertama kepada Ustadz Salim Mubarok At Tamimy, seorang da’i sekaligus aktivis FAKSI Malang.
Dalam pemaparannya, Ustadz Salim secara tegas dan jelas mengulas tauhid sebagai pondasi perjuanganumat Islam. Tauhid yang kokoh, mengingkari toghut dan mengimani Allah SWT., harus menjadi landasan perjuangan umat Islam dalam rangka menegakkan syariat Islam.
Selanjutnya, pembicara kedua, Ustadz Abu Qutaibah, FAKSI BIMA, menjelaskan tentang manhaj salaf, yang selalu berpegang teguh kepada Al Qur’an dan As Sunnah, dan beliau menjelaskan sejelas-jelasnya bahwa hanya dengan ittiba atau mengikuti manhaj salah inilah, yakni Rasulullah dan para sahabat, maka umat Islam akan selamat di dunia dan akhirat.
Ustadz Abu Faris, mewakili FAKSI Jawa Timur, sebagai pembicara selanjutnya menjelaskan karateristik At Thoifah Al Manshurah, yakni yang selalu berperang di jalan Allah SWT., sebagai kelompok yang selalu akan memperoleh kemenangan dan pertolongan dari Allah SWT.
Sebagai pembicara terakhir, Ustadz M Fachry, Pemred Al-Mustaqbal Channel, menjelaskan bahwa Siroh Nabawiyah adalah pondasi Revolusi Islam. Mengutip Syekh Abu Qotadah dalam bukunya Al Jihad wal Ijtihad, Ustadz M fachry menyampaikan bahwa umat Islam tidak perlu jauh-jauh mencari pedoman revolusi karena sudah ada dan lengkap di Siroh Nabawiyah.
Dakwah Dan Jihad, Menuju Revolusi Islam
Sesi selanjutnya adalah tanya jawab, dimana dengan antusias para peserta melontarkan pertanyaan-pertanyaan penting dan alhamdulillah oleh para pembicara seluruhnya dapat dijelaskan. Salah satunya adalah adanya syubhat bahwa dakwah tauhid dianggap selalu mengkafirkan orang muslim lainnya dan selalu memecah belah umat. Ustadz Abu Qutaibah menjelaskan bahwa dakwah tauhid tidak pernah mengkafirkan orang muslim, tapi mengkafirkan orang-orang musyrik, yakni karena telah melakukan kesyirikan, atau mengkafirkan orang-orang yang masih mengaku Muslim, padahal telah keluar dari Islam, karena syirik.
Selain itu, Ustadz Abu Qutaibah juga menjelaskan bahwa dakwah tauhid, dawahnya para Nabi, khususnya Muhammad SAW., sebagaimana sebuah hadits, bahwa Rasulullah Muhammad SAW diutus memang memecah belah diantara manusia, yakni memisahkan antara ahlut tauhid dengan syirik, dan memisahkan antara al haq dengan al batil. Jadi, itu yang benar!
Ustadz Salim dalam memberikan jawaban dengan tegas menguraikan bahwa betapa sejarah umat Islam di negeri ini telah dibolak-balik. Yang berjuang memerdekakan negeri ini adalah para Mujahid, para Muwahhid, seperti Tuanku Imam Bonjol, Pangeran Diponegaro, Jenderal Sudirman, Bung Tomo, yang semuanya ketika berjuang meneriakkan Allahu Akbar, bukan yang lain.
Sementara itu, Ustadz Abu Faris menjelaskan tentang hadits berjihad melawan hawa nafsu, bahwa itu adalah hadits yang tidak diketahui asal usulnya, mengutip Syekhul Islam Ibnu Taimiyah, dan ada beberapa perawinya yang cacat. Jadi jelas, hadits bahwa berjihad melawan hawa nafsu adalah jihad yang terbesar, adalah sebuah propaganda syubhat untuk melemahkan ghiroh jihad umat Islam.
Terakhir, Ustadz M Fachry menjelaskan bahwa sistem tata negara dalam Islam sudah lengkap, dengan selurub sistem penunjangnya. Contoh bernegara sesuai sunnah juga telah dilakukan oleh Rasulullah SAW., di Madinah, untuk kemudian dilanjutkan oleh para sahabat, dan akan kembali muncul nanti, dalam wujud Al Khilafah ala munhajin Nubuwwah. Allahu Akbar!
Acara Multaqod Da’wiy Ke-IV yang juga disiarkan secara live di Radio Al-Mustaqbal ini ditutup dengan takbir dari para peserta dan komitmen untuk terus berbuat, mempersiapkan diri untuk menyambut masa depan Islam yang lebih baik, di bawah naungan syariat Islam secara sempurna. Insya Allah!
al-mustaqbal.net
No comments:
Post a Comment