Shabelle (lasdipo.com)- Butuh waktu bertahun-tahun mencetak seorang Jenderal. Tapi tak perlu setengah jam untuk membunuh seorang Jenderal. Hal ini benar-benar dirasakan oleh milisi murtad Somalia.
Adalah Jenderal Mohammed Ebrahem Farah, komandan senior milisi murtad Somalia yang meregang nyawa, 30 Oktober 2012. Tak sendirian, Farah alias Jenderal Gordon diiringi puluhan pasukkannya yang juga ikut tewas. Mujahidin Al-Shabaab sukses melakukan ambush atas konvoi militer mereka di jalan raya Afgoye-Merkaa, provinsi Lower Shabelle.
Komandan Sector Lima Somalia itu dihadang dan dihujani tembakan oleh mujahidin Al-Shabaab. Dalam amaliyah itu, mujahidin mengerahkan senjata ringan maupun senjata berat. Tak butuh waktu lama, mujahidin berhasi membereskan pasukan yang kalang kabut dan kaget itu.
Kematian Gordon menjadi kerugian besar bagi pemerintah murtad Somalia. Tak hanya membuat mental pasukan Somalia drop, Somalia sendiri kesulitan mencari orang sekelas Gordon. Tak hanya rajin mengganggu kaum muslimin, Gordon dikenal sebagai juru racik strategi bagi militer Somalia. (silmi kafi/lasdipo.com)
Adalah Jenderal Mohammed Ebrahem Farah, komandan senior milisi murtad Somalia yang meregang nyawa, 30 Oktober 2012. Tak sendirian, Farah alias Jenderal Gordon diiringi puluhan pasukkannya yang juga ikut tewas. Mujahidin Al-Shabaab sukses melakukan ambush atas konvoi militer mereka di jalan raya Afgoye-Merkaa, provinsi Lower Shabelle.
Komandan Sector Lima Somalia itu dihadang dan dihujani tembakan oleh mujahidin Al-Shabaab. Dalam amaliyah itu, mujahidin mengerahkan senjata ringan maupun senjata berat. Tak butuh waktu lama, mujahidin berhasi membereskan pasukan yang kalang kabut dan kaget itu.
Kematian Gordon menjadi kerugian besar bagi pemerintah murtad Somalia. Tak hanya membuat mental pasukan Somalia drop, Somalia sendiri kesulitan mencari orang sekelas Gordon. Tak hanya rajin mengganggu kaum muslimin, Gordon dikenal sebagai juru racik strategi bagi militer Somalia. (silmi kafi/lasdipo.com)
No comments:
Post a Comment