Tuesday, April 9, 2013

KAUM KUFFAR REBUTAN DUNIA _Mukminin mendambakan kemenangan kekal_


Orang kafir mengabdi pada kehidupan duniaan. Baginya, kebahagiaan dunia adalah tujuan puncak; dunia adalah kesempatan yang apabila terlewatkan, hilanglah segalanya.
Baginya, kehidupan hanyalah rentang waktu yang berlangsung di atas bumi ini saja. Ia tidak percaya bahwa ada kehidupan lain setelah kehidupan ini. Ia juga tidak yakin bahwa ada rumah tinggal lain setelah rumah tinggal (bumi) ini hancur. Sedangkan orang mukmin, mereka memiliki pandangan yang bertolak belakang dengan pemahaman orang orang kafir. Orang mukmin percaya bahwa terdapat kehidupan lain yang lebih nyata, lebih agung, di mana manusia akan tinggal kekal di dalamnya.

Bagi orang mukmin, kehidupan dunia adalah perjalanan menuju kehidupan berikutnya. Jadi di sini saatnya menanam, di sana kita akan menuai, di sini kita berlomba, di sana kita akan mendapatkan nilai.

Dunia, jika tidak dijadikan kendaraan menuju akhirat, akan menjelma menjadi fatamorgana yang penuh tipu daya dan kepalsuan.

Perbedaan kedua kelompok di atas sangat mendasar dan jelas, meskipun keduanya berjalan beriringan, sama sama bekerja keras mencari makan. Mereka berbeda pada motif, yang satu makan untuk hidup, yang lain hidup untuk makan.

Diakui memang, daya pikat dunia sangat luar biasa. Dan, persaingan keras kehidupan pun sangat menguras tenaga, menyita kesadaran dan fikiran yang tidak ringan. Sehingga banyak yang tertipu oleh capaian capaian dunia yang sifatnya sementara, lebih memilih yang fana ketimbang yang abadi. Disinilah agama menciptakan ajaran ajarannya untuk menangani sekaligus dua wilayah yang sama sama penting.

Puncak pertarungan antara orang-orang mukmin dengan orang-orang kafir adalah pertarungan aqidah,selain itu sama sekali tidak ada. Sedang musuh-musuh itu tidak akan mendendam kepada orang-orang mukmin, melainkan karena iman semata. Mereka pun tidak murka, melainkan karena masalah aqidah.

Ini bukan pertarungan politik, bukan pertarungan ekonomi, bukan pula pertarungan golongan. Jika itu yang menjadi pangkalnya, yang mudah sekali di selesaikan, mudah pula di carikan jalan keluarnya. Tetapi puncaknya ialah aqidah, imam kufur, imam iman, imam jahiliyah dan imam Islam.

Pembesar-pembesar musyrik dulu pernah menawarkan harta, pangkat dan kemewahan hidup kepada nabi Muhammad Saw. Dengan satu imbalan saja, yaitu: kiranya nabi Muhammad mau berhenti dari perjuangan aqidah dan supaya ia lunak dalam persoalan ini. Seandainya ketika itu nabi Muhammad saw. Mengiyakan apa yang mereka kehendaki itu, niscaya tidak akan ada lagi peperangan mereka dengan nabi Muhammad Saw.

Perjuangan tersebut adalah perjuangan aqidah dan persoalan aqidah dan masalah aqidah. Inilah yang harus diyakini benar oleh setiap orang mukmin ketika mereka menghadapi musuh mereka itu. Pihak musuh tidak akan memusuhi orang-orang mukmin melainkan karena persoalan aqidah ini: ”Melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada Allah Dzat yang Maha Gagah, Maha terpuji”, serta mengikhlaskan ketaatan dan tunduknya itu semata-mata kepada-Nya.

Sedang musuh-musuh kaum muslimin itu dalam perjuangannya adalah mengalihkan dan berusaha untuk menaikkan bendera selain bendera aqidah. Mereka akan menaikkan bendera ekonomi, bendera politik dan bendera golongan, untuk mengelabui orang mukmin akan hakekat perjuangannya, lalu aqidahnya yang bernyala-nyala itu akan dipadamkan.

Oleh karena itu salah satu kewajiban orang-orang mukmin ialah: hendaknya mereka tidak terpedaya, dan kiranya mereka juga mengetahui, bahwa ini adalah pengaburan untuk tujuan tertentu. Orang yang mengubah bendera perjuangan itu tidak lain, hanya karena hendak menipu kaum muslimin supaya mereka itu tidak lagi menggunakan senjata kemenangan yang hakiki itu, kemenangan dalam bentuknya yang puncak, baik kemenangan itu datang dalam bentuk kebebasan rohani seperti yang di alami Ash-habul Ukhdud, atau kemenangan dalam bentuk pemeliharaan yang timbul dari kebebasan rohani itu – sebagaimana yang di alami oleh generasi pertama dari kalangan sahabat islam.

Kami juga mencatat beberapa contoh dari pengaburan bendera itu dalam ulah Sabilisme Internasional pada hari ini, yang akan menipu kita dari hakekat perjuangan dan akan mengulangi sejarah. Lalu mereka menuduh kita, bahwa perang salib itu adalah berselubung penjajahan. Tidak….! sekali lagi tidak ! Penjajahan yang kemudian datang itulah sebenarnya yang berselubung Salibisme yang tidak bisa di tutup-tutupi sebagaimana yang telah terjadi pada abad pertengahan. Sedang golongan mereka yang pernah di patahkan di atas batu aqidah dengan pimpinan kaum muslimin yang terdiri dari berbagai unsur , misalnya: Shalahudin Al Ayoubi Al Kurdi, Turan Syah Almamluki, – unsur-unsur yang mereka lupa akan kebangsaannya, yang diingat hanya aqidahnya saja , maka mereka itu akhirnya memperoleh kemenangan di bawah bendera aqidah,

Benar Firman Allah:

“Mereka tidak mendendam orang-orang mukmin, melainkan karena orang-orang mukmin itu beriman kepada allah Dzat yang Maha Gagah, Maha Terpuji”.

Maha benarlah Allah Yang Maha Tinggi dan Maha Besar, dan dusta musuh-musuh yang penuh dengan penipuan dan penyelewengan!

No comments:

Post a Comment