Thursday, July 18, 2013

Umat Islam Jangan Percaya Partai, Karena Islam Tidak Berpartai, Ikut Jalan Rasulullah Atau Ikut Partai?



Judul di atas sedikit sensitif, namun kebenaran ini harus diungkap walaupun pahit rasanya bagi mereka yang terjerumus ke dalam lumpur Demokrasi. Tahun 2014 mendatang akan ada pemilihan presiden dan wakil presiden, tentu ini menjadi ajang kampanye partai. Baik dari partai sekuler maupun partai yang menyuarakan Islam, mereka berkampanye menebar janji kepada rakyat.

Namun, jika kita perhatikan partai demi partai itu semua hanya mengumbar janji, hanya sedikit yang terealisasi dan jauh dari harapan rakyat. Dari dahulu, sekarang, sampai masa mendatang partai tidak akan bisa membuat manusia bahagia dunia dan akhirat. Karena mereka berada di atas payung Demokrasi Syirik.

Percuma jika partai Islam tidak pernah mewakili hati Umat Islam untuk menjalankan Syariat Islam, karena tidak akan bisa Syariat Islam itu berjalan di negeri Demokrasi. Jangan paksakan Demokrasi sama dengan Islam, jangan paksakan Pancasila sama dengan Al-Qur’an, dan jangan paksakan yang Haq bersatu dengan yang Bathil. Semua itu berbeda, Demi Allah semua itu berbeda wahai saudaraku.

Kita lihat hari ini, partai mana yang benar-benar memperjuangkan Islam? Justru mereka menggiring kaum muslimin ke dalam Syirik Demokrasi Pancasila, justru mereka tidak memihak Umat Islam yang memperjuangkan Syariat Islam. Mereka anggap kelompok-kelompok yang memperjuangkan Syariat Islam sebagai Separatis, Pemberontak, Teroris, Astaghfirullah dimanakah keadilan itu wahai penganut partai?

Partai Politik Menjadi Tempat Berkumpulnya Para Tikus Berdasi

sudah sejak dahulu hingga hari ini partai politik dijadikan ajang mencari “duit”. Tidak heran banyak hari ini orang yang memilih “Golput” daripada memilih pemimpin yang tidak bisa amanah dan justru mengkhianati rakyat. Mereka sering menyalah gunakan kekuasaan untuk kepuasan mereka sendiri lalu rakyat ditelantarkan.

Mereka mencalonkan diri mereka menjadi anggota Legislatif dengan modal puluhan bahkan ratusan juta, sedangkan gaji yang didapat selama 5 tahun masa jabatan tidak akan bisa mengembalikan modal mereka. Lalu dari mana mereka menutupi kerugian modal mereka?

Kita saksikan bersama-sama banyak anggota partai yang terkena kasus suap, korupsi, penyalahgunaan kekuasaan. Yang lebih memalukan lagi,diantara partai-partai itu ada yang menggunakan nama Islam untuk menarik simpati masyarakat Islam.

Partai sekuler maupun partai Islam, sama-sama dipanggil KPK. Beginilah wajah demokrasi, tidak heran dan tidak kaget, maka harus ditinggalkan bagi orang-orang yang mempunyai otak dan akal.

Apakah Rasulullah Ikut Parlemen Abu Jahal Demi Penegakan Syariat Islam?

Apakah dahulu Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam memperjuangkan Islam dengan ikut pesta kesyirikan dengan Abu Jahal di Darun Nadwah? Apakah Rasulullah ikut dalam penegakkan hukum yang dibuat Abu Jahal di Makkah?

Jika Rasulullah Ikut Pemerintahan Abu Jahal, mengapa Beliau dimusuhi Abu Jahal dan rakyatnya? Mengapa Rasulullah disebut penyair gila, dihina, dicaci, diusir bahkan hampir dibunuh? Demi mempertahankan Tauhid dan memperjuangkan Islam, Rasulullah Shalallahu alaihi wa sallam rela diperlakukan kasar oleh para penyembah Lata, Uza dan Manat.

Bahkan setelah peristiwa Baiat Aqabah Kubro, maka diadakan pertemuan anggota parlemen Mekah di Darun Nadwah. Ini merupakan pertemuan yang paling penting dalam sejarah orang-orang kafir, yang dihadiri para wakil dari setiap kabilah Quraisy. Mereka mengkaji langkah yang paling jitu untuk menghabisi pembawa bendera Islam ini (Rasulullah SAW) secara cepat dan memotong pancaran sinarnya dari permukaan bumi.

Namun hari ini, justru orang yang mengaku Islam malah ikut parlemen “Abu Jahal” modern dalam mengambil andil untuk meredupkan Cahaya Islam, Daulah Islam, Khilafah Islam di Bumi Indonesia ini. Jangan gunakan nama Islam untuk menipu Rakyat, jangan gunakan nama Islam untuk berpesta Demokrasi. Demi Allah, tidaklah sama antara Air Susu dan Air Limbah.

Apakah Hukum Jahiliyah Yang Mereka Kehendaki?

Allah telah bertanya kepada manusia di dalam sebuah Ayat Al-Qur’an, yang sebenarnya dengan satu ayat ini cukup untuk membantah para penyembah Demokrasi, dan satu ayat ini cukup menjadi peringatan bagi mereka yang berfikir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Apakah hukum jahiliyah yang mereka cari. Dan siapakah yang lebih baik hukumnya dari Allah bagi kaum yang yakin?” [QS. Al Maidah :50].

Dalam menafsirkan ayat ini, Syaikh Muhammad bin Ibrahim mengatakan dalam kitabnya Risalatu tahkimil Qawanin, bahwa hukum itu hanya ada dua saja. Selain hukum Allah, yang ada hanyalah hukum Jahiliyah. Dengan demikian jelas, para penetap undang-undang merupakan kelompok orang-orang jahiliyah; baik mereka mau (mengakuinya) ataupun tidak. Bahkan mereka lebih jelek dan lebih berdusta dari pengikut jahillliyah.

Dari ayat ini kita dihadapkan sebuah pilihan, pilih Demokrasi Pancasila atau pilih Islam, Syariat Islam dan Daulah Islam?

Penegakan Syariat Islam Hanya Dengan Tauhid Dan Jihad Fiisabilillah Bukan Dengan Partai

Mungkin bagi orang-orang awam mendengar kata “Jihad” adalah sesuatu yang mengerikan, namun inilah yang diperintahkan oleh Allah Subhaahu wa Ta’ala dalam banyak ayat. suka tidak suka, tetapi ini adalah ketetapan Allah bagi para Hamba-Nya yang sholih, beriman dan Ikhlas.

Bahkan bagi orang-orang munafik yang di hati mereka benci terhadap Islam akan mengatakan bahwa Jihad akan menumpahkan banyak darah. Jika memang dengan tumpahnya darah namun bisa mengembalikan kemuliaan Umat Islam, maka darah yang tertumpah akan menjadi saksi dihadapan Allah nanti.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :

“Diwajibkan atas kamu berperang, padahal berperang itu adalah sesuatu yang kamu benci. Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah : 216)

Berperang mungkin sesuatu yang amat kita benci, namun Allah menyukainya dan memerintahkan kepada para Hamba-Nya untuk berperang.

diolah dari al-mustaqbal.net
 

No comments:

Post a Comment