Oleh: Ustadz M Fachry
Syekh Abu Bakar Naajiy-hafizahullah-dalam bukunya Al-Khawanah atau Para Pengkhianat mengungkapkan bagaimana musuh-musuh Islam, AS dan antek-anteknya, serta para penguasa murtad yang mengekor kepadanya, menyusun strategi untuk menghancurkan Islam.
Di Pasal Pertama dari buku tersebut, yang berjudul Strategi Pengkhianatan, beliau menceritakan bahwa semua mengetahui, ketakutan dan stress yang dialami AS disebabkan bergabungnya berbondong-bondong pemuda dalam berbagai aksi jihad. Ketertarikan banyak kaum muda untuk bergabung dengan aksi-aksi jihad baik karena faktor kekaguman terhadap berbagai aksi Al Qaeda dan kekaguman terhadap keteguhan para komandan dan para kadernya dalam menghadapi bala ujian, ataupun karena reaksi terhadap berbagai aksi yang dilakukan AS dan Israel di kawasan Timur Tengah.
Begitulah, setiap hari pada ‘decesion maker’ (para pengambil kebijakan) di pemerintah AS dari pusat-pusat studi strategis, para penasehat Gedung Putih dan para jurnalis yang memiliki pengaruh dalam menentukan keputusan pemerintah ini. Khususnya jika kita mengetahui bahwa mereka menyatakan, proses bergabungnya sejumlah besar pemuda itu terjadi di berbagai wilayah, dari Samudera ke Teluk, dan dari Nigeria sampai Indonesia. Meskipun demikian, sejumlah besar pemuda itu belum bisa menutup lubang lebar yang menganga di Iraq dan Afghanistan. Bagaimana jika front-front jihad di begara lain juga dibuka untuk mereka? Atau minimal kepentingan-kepentingan AS dan Israel yang bertebaran di ratusan kota di negara-negara tersebut terancam?
Strategi Pengkhianatan Intelejen AS Dan Rezim Murtad Dalam Menghancurkan Islam Dan Kaum Muslimin
Syekh Abu Bakar An Naajiy dalam bukunya tersebut (Al-Khawanah) memaparkan bocoran informasi dari sebuah laporan hasil diskusi antara intelejen AS dan rezim-rezim murtad. Berikut beberapa hasil dari pertemuan tersebut;
Apapun bentuk perlawanan yang dilakukan antara pemerintah-pemerintah ini dan antara elemen-elemen mujahidin akan ditafsirkan oleh masyarakat umum bahwa ini untuk kepentingan AS dan Israel.
Prosentase para pemuda yang setiap tahunnya bergabung dengan jama’ah-jama’ah Islam, seperti diisyaratkan berbagai survey dan laporan dari aparat keamanan, selalu bertambah dari rata-rata dan tidak bisa dipastikan tepatnya berapa. Meningkatnya prosentase tersebut terjadi di tengah gencarnya pemberitaan berbagai media yang selalu memojokkan mereka. Upaya pemberangusan yang selalu mengintai. Pembatasan ruang gerak yang selalu menimpa. Memberikan berbagai rayuan dan membesar-besarkan persoalan-persoalan pinggiran. Semua upaya itu untuk memalingkan para pemuda tersebut dari tujuannya. Upaya tersebut membuat peningkatan prosentase tersebut selalu di bawah bayang pengawasan dan membuat jama’ah-jama’ah tersebut hanya berputar-putar pada lingkaran kosong.
Siasat membatasi aliran dana-dana bantuan sosial berefek balik (kontra produktif), meskipun kami sangat menghormati keputusan-keputusan yang diambil oleh pihak kalian (AS). Keputusan itu malah menguntungkan organisasi-organisasi jihad.
Setelah pihak intelejen rezim-rezim murtad menyampaikan keluh kesahnya kepada tuannya, maka giliran intelejen AS yang berkata:
“Kami memiliki sebuah metode, yang kami yakin, sebelumnya, ada diantara kalian yang sudah menerapkannya dalam model tertentu, atas saran kami. Ada juga diantara kalian yang menerapkannya dalam ruang lingkup yang sempit dan untuk kepentingan terbatas demi menghilangkan tekanan dari rezim ini atau yang lain, namun kami mengingatkan, Pertama: Pemerataan penerapan metode ini dengan cakupan negara seluas-luasnya.
Kedua: Mengarahkannya untuk mengatasi berbagai tekanan yang akan kita hadapi secara langsung. Apa yang kita hadapi sekarang tidak akan kita hadapi kecuali karena kekacauan siasat yang kalian terapkan dalam memperlakukan mereka (mujahidin).
Rincian rencana tersebut adalah sebagai berikut. Telah berhasil diseleksi sejumlah negara karena beberapa petimbangan urgen dan vital rezim-rezim penguasanya telah diminta untuk memperalat aliran-aliran Islam yang tidak menerapkan radikalisme dan yang termasuk dalam kategori lebih lunak daripada aliran-aliran jihadi.
Langkah tersebut bisa berhasil, dengan memberikan kepada aliran-aliran Islam yang tidak menerapkan radikalisme tersebut berupa fasilitas kemudahan, seperti, berikan sedikit ruang kebebasan, sedikit jabatan dalam kekuasaan seperti, kursi-kursi parlemen atau jabatan menteri dan jabatan lainnya, juga dengan memposisikan mereka menjadi orang dekat dan mudah dipegang sehingga bisa menipu mereka dengan berbagai tipu daya yang nantinya fungsinya untuk membantu memukul gerakan-gerakan jihad.
Juga agar membantu melaksanakan langkah mengaburkan para pemuda bahwa situasi dan kondisi sudah mulai membaik, dan rezim-rezim penguasa mulai melakukan pendekatan dengan gerakan-gerakan Islam, yang dengan alasan itu nantinya tidak perlu lagi mengambil langkah jihad.
Target minimal dari rencana ini adalah menyebarkan kekacauan di barisan para pemuda agar tidak percaya lagi dengan manfaat dan disyariatkannya jihad. Hal itu akan menyebabkan rontoknya tujuan-tujuan dari para petinggi program aksi jihad.
Tapi hal itu dengan penekanan, bahwa itu setelah ada kesepakatan secara langsung dan memberikan berbagai fasilitas tersebut. Baru kemudian kita mulai fase kedua, yaitu dengan memberikan tawaran kepada mereka dengan berbagai fasilitas baru. Atau kita ancam mereka dengan menarik semua fasilitas yang telah diberikan kepada mereka, jika mereka tidak mau menjelek-jelekkan organisasi-organisasi atau jama’ah-jama’ah jihad dan tidak mau memberantasnya sampai ke akar-akarnya di tengah para pemuda dan masyarakat.
Masya Allah, Na’udzu billah min dzalik! Demikianlah, betapa kejinya strategi dan makar intelejen AS dan intelejen rezim-rezim murtad yang bersatu padu untuk menghancurkan jihad, Islam, dan kaum Muslimin, khususnya para pemudanya. Semoga Allah SWT., dengan makarnya yang paling hebat mengalahkan makar-makar mereka, musuh-musuh Islam. Insya Allah!
Wallahu’alam bis showab!
source al-mustaqbal.org
Syekh Abu Bakar Naajiy-hafizahullah-dalam bukunya Al-Khawanah atau Para Pengkhianat mengungkapkan bagaimana musuh-musuh Islam, AS dan antek-anteknya, serta para penguasa murtad yang mengekor kepadanya, menyusun strategi untuk menghancurkan Islam.
Di Pasal Pertama dari buku tersebut, yang berjudul Strategi Pengkhianatan, beliau menceritakan bahwa semua mengetahui, ketakutan dan stress yang dialami AS disebabkan bergabungnya berbondong-bondong pemuda dalam berbagai aksi jihad. Ketertarikan banyak kaum muda untuk bergabung dengan aksi-aksi jihad baik karena faktor kekaguman terhadap berbagai aksi Al Qaeda dan kekaguman terhadap keteguhan para komandan dan para kadernya dalam menghadapi bala ujian, ataupun karena reaksi terhadap berbagai aksi yang dilakukan AS dan Israel di kawasan Timur Tengah.
Begitulah, setiap hari pada ‘decesion maker’ (para pengambil kebijakan) di pemerintah AS dari pusat-pusat studi strategis, para penasehat Gedung Putih dan para jurnalis yang memiliki pengaruh dalam menentukan keputusan pemerintah ini. Khususnya jika kita mengetahui bahwa mereka menyatakan, proses bergabungnya sejumlah besar pemuda itu terjadi di berbagai wilayah, dari Samudera ke Teluk, dan dari Nigeria sampai Indonesia. Meskipun demikian, sejumlah besar pemuda itu belum bisa menutup lubang lebar yang menganga di Iraq dan Afghanistan. Bagaimana jika front-front jihad di begara lain juga dibuka untuk mereka? Atau minimal kepentingan-kepentingan AS dan Israel yang bertebaran di ratusan kota di negara-negara tersebut terancam?
Strategi Pengkhianatan Intelejen AS Dan Rezim Murtad Dalam Menghancurkan Islam Dan Kaum Muslimin
Syekh Abu Bakar An Naajiy dalam bukunya tersebut (Al-Khawanah) memaparkan bocoran informasi dari sebuah laporan hasil diskusi antara intelejen AS dan rezim-rezim murtad. Berikut beberapa hasil dari pertemuan tersebut;
Apapun bentuk perlawanan yang dilakukan antara pemerintah-pemerintah ini dan antara elemen-elemen mujahidin akan ditafsirkan oleh masyarakat umum bahwa ini untuk kepentingan AS dan Israel.
Prosentase para pemuda yang setiap tahunnya bergabung dengan jama’ah-jama’ah Islam, seperti diisyaratkan berbagai survey dan laporan dari aparat keamanan, selalu bertambah dari rata-rata dan tidak bisa dipastikan tepatnya berapa. Meningkatnya prosentase tersebut terjadi di tengah gencarnya pemberitaan berbagai media yang selalu memojokkan mereka. Upaya pemberangusan yang selalu mengintai. Pembatasan ruang gerak yang selalu menimpa. Memberikan berbagai rayuan dan membesar-besarkan persoalan-persoalan pinggiran. Semua upaya itu untuk memalingkan para pemuda tersebut dari tujuannya. Upaya tersebut membuat peningkatan prosentase tersebut selalu di bawah bayang pengawasan dan membuat jama’ah-jama’ah tersebut hanya berputar-putar pada lingkaran kosong.
Siasat membatasi aliran dana-dana bantuan sosial berefek balik (kontra produktif), meskipun kami sangat menghormati keputusan-keputusan yang diambil oleh pihak kalian (AS). Keputusan itu malah menguntungkan organisasi-organisasi jihad.
Setelah pihak intelejen rezim-rezim murtad menyampaikan keluh kesahnya kepada tuannya, maka giliran intelejen AS yang berkata:
“Kami memiliki sebuah metode, yang kami yakin, sebelumnya, ada diantara kalian yang sudah menerapkannya dalam model tertentu, atas saran kami. Ada juga diantara kalian yang menerapkannya dalam ruang lingkup yang sempit dan untuk kepentingan terbatas demi menghilangkan tekanan dari rezim ini atau yang lain, namun kami mengingatkan, Pertama: Pemerataan penerapan metode ini dengan cakupan negara seluas-luasnya.
Kedua: Mengarahkannya untuk mengatasi berbagai tekanan yang akan kita hadapi secara langsung. Apa yang kita hadapi sekarang tidak akan kita hadapi kecuali karena kekacauan siasat yang kalian terapkan dalam memperlakukan mereka (mujahidin).
Rincian rencana tersebut adalah sebagai berikut. Telah berhasil diseleksi sejumlah negara karena beberapa petimbangan urgen dan vital rezim-rezim penguasanya telah diminta untuk memperalat aliran-aliran Islam yang tidak menerapkan radikalisme dan yang termasuk dalam kategori lebih lunak daripada aliran-aliran jihadi.
Langkah tersebut bisa berhasil, dengan memberikan kepada aliran-aliran Islam yang tidak menerapkan radikalisme tersebut berupa fasilitas kemudahan, seperti, berikan sedikit ruang kebebasan, sedikit jabatan dalam kekuasaan seperti, kursi-kursi parlemen atau jabatan menteri dan jabatan lainnya, juga dengan memposisikan mereka menjadi orang dekat dan mudah dipegang sehingga bisa menipu mereka dengan berbagai tipu daya yang nantinya fungsinya untuk membantu memukul gerakan-gerakan jihad.
Juga agar membantu melaksanakan langkah mengaburkan para pemuda bahwa situasi dan kondisi sudah mulai membaik, dan rezim-rezim penguasa mulai melakukan pendekatan dengan gerakan-gerakan Islam, yang dengan alasan itu nantinya tidak perlu lagi mengambil langkah jihad.
Target minimal dari rencana ini adalah menyebarkan kekacauan di barisan para pemuda agar tidak percaya lagi dengan manfaat dan disyariatkannya jihad. Hal itu akan menyebabkan rontoknya tujuan-tujuan dari para petinggi program aksi jihad.
Tapi hal itu dengan penekanan, bahwa itu setelah ada kesepakatan secara langsung dan memberikan berbagai fasilitas tersebut. Baru kemudian kita mulai fase kedua, yaitu dengan memberikan tawaran kepada mereka dengan berbagai fasilitas baru. Atau kita ancam mereka dengan menarik semua fasilitas yang telah diberikan kepada mereka, jika mereka tidak mau menjelek-jelekkan organisasi-organisasi atau jama’ah-jama’ah jihad dan tidak mau memberantasnya sampai ke akar-akarnya di tengah para pemuda dan masyarakat.
Masya Allah, Na’udzu billah min dzalik! Demikianlah, betapa kejinya strategi dan makar intelejen AS dan intelejen rezim-rezim murtad yang bersatu padu untuk menghancurkan jihad, Islam, dan kaum Muslimin, khususnya para pemudanya. Semoga Allah SWT., dengan makarnya yang paling hebat mengalahkan makar-makar mereka, musuh-musuh Islam. Insya Allah!
Wallahu’alam bis showab!
source al-mustaqbal.org
No comments:
Post a Comment