SIAPA yang menduga kalau nama Manila, ibu kota Filipina itu, berasal dari kata Fi Amanillah yang berarti di bawah lindungan Allah? Tidak banyak yang tahu, memang, kalau kota pusat transaksi perdagangan bangsa Filipina itu dahulu kala menganut sistem pemerintahan Islam.
Menurut catatan sejarah, sebelum Spanyol datang menjajah di tahun 1565, para sultan Islam dari Brunei Darrussalam dan Johor sudah terlebih dahulu menempati wilayah tersebut. Tak aneh, bila pencetusan nama Manila pun diadopsi berdasarkan kata di atas. Mereka berharap bahwa kelak suatu saat nanti, Manila akan menjadi kota yang tidak hanya menganut sistem pemerintahan Islam yang demokratis tapi juga modern, aman, dan sejahtera. Dalam beberapa dekade, cita-cita itu sempat terlaksana.
Namun sayang, ketika bangsa Spanyol berhasil menaklukan Manila dan beberapa daerah di kepulauan Filipina, harapan itu menjadi mimpi belaka. Yang paling kentara antara lain; Pertama, penduduk Filipina yang dulu mayoritas umat Islam, kini menjadi kaum minoritas alias warga kelas dua. Sekitar 5-7 juta atau sekitar 8,5 persen dari 66 juta jiwa penduduk Filipina adalah Muslim. Selebihnya merupakan umat Kristen Katholik Filipina. Kedua, dahulu kala segala tuntutan sosial, ekonomi dan politik muslim Filipina merupakan perkara yang selalu diperhatikan pemerintah, sementara sekarang ini umat Islam Filipina mendapat banyak rintangan.
Islam Filipina Di Masa Silam
Dan Filipina yang hanya berbatas lautan dengan Indonesia, pun memiliki sejarah panjang awal mula komunitas Muslim hadir di sana. Ya, sama panjangnya dengan kedatangan Islam ke kawasan Asia Tenggara pada umumnya.
Islam masuk ke wilayah Philipina Selatan, khususnya kepulauan Sulu dan Mindanao, pada tahun 1380. Seorang tabib dan ulama Arab bernama Karimul Makhdum dan Raja Baguinda tercatat sebagai orang pertama yang menyebarkan ajaran Islam di kepulauan tersebut.
Menurut catatan sejarah, Raja Baguinda adalah seorang pangeran dari Minangkabau (Sumatra Barat). Ia tiba di kepulauan Sulu sepuluh tahun setelah berhasil mendakwahkan Islam di kepulauan Zamboanga dan Basilan. Atas hasil kerja kerasnya juga akhirnya Kabungsuwan Manguindanao, raja terkenal dari Manguindanao, memeluk Islam. Dari sinilah awal peradaban Islam di wilayah ini mulai dirintis. Pada masa itu, sudah dikenal sistem pemerintahan dan kodifikasi hukum yaitu Manguindanao Code of Law atau Luwaran yang didasarkan atas Minhaj, Fathu-i-Qareeb, Taqreebu-i-Intifa dan Mir-atu-Thullab.
Manguindanao kemudian menjadi seorang Datu yang berkuasa atas propinsi Davao di bagian tenggara pulau Mindanao. Setelah itu, Islam disebarkan ke pulau Lanao dan bagian utara Zamboanga serta daerah pantai lainnya.
Pergerakan Muslim Moro
MILF (Moro Islamic Liberation Front) atau Front Pembebasan Islam Moro adalah militan Islam yang menghuni Philipina Selatan meliputi bagian selatan Mindanao, Kepulauan Sulu, Palawan, Basilan dan beberapa pulau yang bersebelahan. Organisasi ini didirikan oleh Salamat Hasyim yang beraliran Islami murni. MILF mayoritas berasal dari suku Manguindanao, Maranao, Iranon, Taosug, dan Yakan di Basilan. MILF merupakan gerakan yang paling merepotkan pemerintah Philipina. Dikarenakan organisasi ini memiliki system organisasi yang rapi, akademi militer super lengkap, mampu membuat persenjataan sendiri (memiliki senjata anti serangan udara bahkan memiliki RPG atau senjata anti tank) serta memiliki lebih dari 125.000 prajurit tempur.
No comments:
Post a Comment