==========================
Damaskus (lasdipo.com)- Tandzim jihad internasional Al-Qaeda tampaknya mampu memanfaatkan momentum dari konflik Suriah. Al-Qaeda mampu menangkap kesempatan emas dan semakin memuluskan langkah Al-Qaeda dalam membebaskan Baitul Maqdis.
Analisis jujur ini muncul dari para analis Barat yang sadar dengan kondisi rezim Assad dan peta konflik Suriah. Rezim Assad akan segera jatuh. Jatuhnya rezim Assad juga diiringi melemahnya dukungan kepada Syiah dan Ayatollah di Iran. Analisis ini dimuat oleh situs national review kemarin, 26 Agustus 2012.
Barat memang bergembira dengan jatuhnya Assad yang dekat dengan Rusia. Kegembiraan itu seiring dengan melemahnya dukungan kepada Ayatollah di Iran. Hanyasaja, analis national review khawatir, bahwa kegembiraan itu menutup mata sebagian analis hingga lalai pada pergerakan pasti Al-Qaeda.
Di bulan Maret 2012 saja, mujahidin melancarkan tujuh serangan besar yang mematikan atas rezim Assad. Operasi itu meningkat di bulan Juni 2012, mujahidin berhasil melancarkan 66 serangan. Hebatnya lagi, separuh dari serangan itu terjadi di dalam kota Damaskus, markas utama Assad.
Mujahidin juga lebih mendapat tempat dan dukungan kaum muslimin. Sebab, mujahidin punya pengalaman dan hapal betul bagaimana menghadapi musuh yang kuat. Dan yang paling penting, mujahidin punya akhlaq yang mulia, santun kepada kaum muslimin dan taat menjalankan agamanya.
Dalam konflik Suriah, Al-Qaeda juga berhasil mengangkat isu Syam dan Baitul Maqdis. Isu sentral itu serta merta menghapus sekat nasionalisme antara Suriah, Libanon, Yordania, dan Palestina. Suriah adalah bagian Syam, dan Syam bukan hanya Suriah, namun juga negara-negara disekitarnya.
Hal itu terbukti seiring meningkatnya geliat kaum muslimin di Libanon. Baru-baru ini, kaum muslimin terlibat perang dengan Syiah Alawy di Libanon. Para analis menengarai bahwa kontak senjata di Libanon adalah imbas dari konflik di Suriah. Lagi-lagi Al-Qaeda berhasil memanfaatkan momentum dan meluaskan front jihad.
Al-Qaeda juga berhasil menghimpun mujahidin dari negara-negara Arab untuk berjihad di Suriah dibawah panji tauhid. Efeknya, Al-Qaeda akan mampu menarik suku-suku di sekitar Yordania, Irak dan Suriah.
Bila saatnya tiba dan Assad terjungkal, Al-Qaeda menjadi pihak yang mengontrol penuh sebagian besar wilayah Suriah. Kalaupun tidak, minimal Al-Qaeda sudah punya basis dan dukungan sekitar perbatasan Irak dan Yordania. Dari situ, Al-Qaeda siap melebarkan sayap dan memulai babak baru.
Apalagi hari ini, Assad semakin kehilangan kontrol atas wilayah-wilayah perbatasan Suriah. Terutama perbatasan terluar dengan Libanon, Irak, Yordania, dan Turki.
Bagaimana dengan FSA? Al-Qaeda bukanlah FSA. Di Suriah sendiri, Al-Qaeda menjadi wadah bagi mujahidin luar yang berjihad di Suriah. Meski sepintas sama-sama berperang melawan pasukan Assad, Al-Qaeda adalah tandzim tersendiri yang menghimpun mujahidin dari luar maupun mujahidin Suriah seperti Jabhah Nusrah dll.
Terkait kemungkinan pecah perang antar sesama oposisi, kaum nasionalis Suriah oposan Assad tentu akan berpikir ulang. Mereka tak akan gegabah membuka front baru melawan tandzim kuat semacam Al-Qaeda. Apalagi, oposan Assad tahu betul bagaimana kiprah dan kualitas Al-Qaeda selama konfrontasi di Suriah. (adnan nafisa/lasdipo.com)
Analisis jujur ini muncul dari para analis Barat yang sadar dengan kondisi rezim Assad dan peta konflik Suriah. Rezim Assad akan segera jatuh. Jatuhnya rezim Assad juga diiringi melemahnya dukungan kepada Syiah dan Ayatollah di Iran. Analisis ini dimuat oleh situs national review kemarin, 26 Agustus 2012.
Barat memang bergembira dengan jatuhnya Assad yang dekat dengan Rusia. Kegembiraan itu seiring dengan melemahnya dukungan kepada Ayatollah di Iran. Hanyasaja, analis national review khawatir, bahwa kegembiraan itu menutup mata sebagian analis hingga lalai pada pergerakan pasti Al-Qaeda.
Di bulan Maret 2012 saja, mujahidin melancarkan tujuh serangan besar yang mematikan atas rezim Assad. Operasi itu meningkat di bulan Juni 2012, mujahidin berhasil melancarkan 66 serangan. Hebatnya lagi, separuh dari serangan itu terjadi di dalam kota Damaskus, markas utama Assad.
Mujahidin juga lebih mendapat tempat dan dukungan kaum muslimin. Sebab, mujahidin punya pengalaman dan hapal betul bagaimana menghadapi musuh yang kuat. Dan yang paling penting, mujahidin punya akhlaq yang mulia, santun kepada kaum muslimin dan taat menjalankan agamanya.
Dalam konflik Suriah, Al-Qaeda juga berhasil mengangkat isu Syam dan Baitul Maqdis. Isu sentral itu serta merta menghapus sekat nasionalisme antara Suriah, Libanon, Yordania, dan Palestina. Suriah adalah bagian Syam, dan Syam bukan hanya Suriah, namun juga negara-negara disekitarnya.
Hal itu terbukti seiring meningkatnya geliat kaum muslimin di Libanon. Baru-baru ini, kaum muslimin terlibat perang dengan Syiah Alawy di Libanon. Para analis menengarai bahwa kontak senjata di Libanon adalah imbas dari konflik di Suriah. Lagi-lagi Al-Qaeda berhasil memanfaatkan momentum dan meluaskan front jihad.
Al-Qaeda juga berhasil menghimpun mujahidin dari negara-negara Arab untuk berjihad di Suriah dibawah panji tauhid. Efeknya, Al-Qaeda akan mampu menarik suku-suku di sekitar Yordania, Irak dan Suriah.
Bila saatnya tiba dan Assad terjungkal, Al-Qaeda menjadi pihak yang mengontrol penuh sebagian besar wilayah Suriah. Kalaupun tidak, minimal Al-Qaeda sudah punya basis dan dukungan sekitar perbatasan Irak dan Yordania. Dari situ, Al-Qaeda siap melebarkan sayap dan memulai babak baru.
Apalagi hari ini, Assad semakin kehilangan kontrol atas wilayah-wilayah perbatasan Suriah. Terutama perbatasan terluar dengan Libanon, Irak, Yordania, dan Turki.
Bagaimana dengan FSA? Al-Qaeda bukanlah FSA. Di Suriah sendiri, Al-Qaeda menjadi wadah bagi mujahidin luar yang berjihad di Suriah. Meski sepintas sama-sama berperang melawan pasukan Assad, Al-Qaeda adalah tandzim tersendiri yang menghimpun mujahidin dari luar maupun mujahidin Suriah seperti Jabhah Nusrah dll.
Terkait kemungkinan pecah perang antar sesama oposisi, kaum nasionalis Suriah oposan Assad tentu akan berpikir ulang. Mereka tak akan gegabah membuka front baru melawan tandzim kuat semacam Al-Qaeda. Apalagi, oposan Assad tahu betul bagaimana kiprah dan kualitas Al-Qaeda selama konfrontasi di Suriah. (adnan nafisa/lasdipo.com)
No comments:
Post a Comment