Saturday, February 2, 2013

Inilah sikap Rasulullah dan Para Sahabat pada Orang Kafir dan Murtaddin.

 Inilah Sikap Kaum Salaf pada orang kafir dan Murtaddin..! Bacalah agar anda memahami sikap Rasulullah dan Para Sahabatnya pada orang kafir dan Murtaddin..! Tulisan yg di tulis oleh Seorang ulama Tauhid dan Jihad ini akan membuat orang yang ada penyakit di dalam hatinya (MUNAFIQ) menjadi gerah. Selamat membaca...... semoga bermanfaat...


INILAH SIKAP KAUM SALAF
=================

Penulis: Syaikh Abu Mush’ab Abdul Wadud
Sumber: Majalah Al-Jama’ah/ Al-Jazair/ edisi 13/ Shafar 1418 H,
Mimbar Tauhid Wal Jihad

Penterjemah: Abu Sulaiman.


Mereka itulah orang-orang yang menjihadi kaum murtadin yang tidak merugikan Allah sedikitpun, dan Dia siapkan mereka untuk membela Agama-Nya dan menjaga pilar-pilarnya, Abu Bakar Ash-Shiddieq dan para Sahabatnya Radiyallahu ‘anhuma, di tengah mereka ada auliyaullah dan orang-orang khusus pilihan Allah yang tentangnya Rasulullah. Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “janganlah kalian mencela sahabat ku…”


Dan tentang mereka Abdullah ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu berkata: “siapa yang mencontoh maka hendakalah ia mencontoh terhadap orang-orang yang sudah meninggal…” merekalah orang-orang yang menjaga petunjuk-petunjuk Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam dan tuntunannya dalam setiap hal besar dan hal kecil, mereka mengamalkannya dan mereka menyampaikannya.


Dan diantara hal itu adalah perintah Allah ‘Azza Wa Jalla kepada kita untuk memerangi orang-orang kafir, orang-orang murtad serta orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya Salallahu alaihi wasallam dengan tangan dan lisan secara bersamaan, bersikap kasar terhadap mereka serta tidak mengenal rasa kasihan dan iba terhadap mereka, karena mereka telah menghalangi (orang-orang) dari jalan Allah sehingga mereka sesat dan menyesatkan banyak orang, Allah Ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang beriman perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah meerka mendapatkan kekerasan daripadamu, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa” [QS.At-Taubah:123].

Inilah siroh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam di hadapan kita, dimana para sahabat.ra bila perang berkecamuk dan musuh menghadang, engkau dapatkan mereka di belakang Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam dan melindungi diri dengannya, mereka membentengi diri dengan beliau dan beliau orang yang paling dekat terhadapa musuh, serta yang paling keras dalam peperangan, padahal beliau adalah orang yang paling kasih sayang dan paling santun terhadap mereka, sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan tentangnya:

“dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi sekalian alam” [QS.Al-Anbiya’:107].

KAUM MUJAHIDIN MENCONTOH SIKAP KASAR SALAFUL ‘UMMAH TERHADAP KAUM MURTADDIN
====================================

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa diantara kamu yang murtad dari Diennya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencitai mereka dan merekapun mencintai-Nya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang-orang mu’min, dan bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad di jalan Allah dan yang tidak takut terhadap celaan orang yang suka mencela. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang di kehendaki-Nya, dan Allah Maha Luas (pemberian-Nya) lagi maha mengetahui.” [ QS.Al-Mai’dah: 54 ]

Mereka itulah orang-orang yang menjihadi kaum murtadin yang tidak merugikan Allah sedikitpun, dan Dia siapkan mereka untuk membela Agama-Nya dan menjaga pilar-pilarnya, Abu Bakar Ash-Shiddieq dan para Sahabatnya Radiyallahu ‘anhuma, di tengah mereka ada auliyaullah dan orang-orang khusus pilihan Allah yang tentangnya Rasulullah. Shalallahu ‘alaihi wa salam bersabda: “janganlah kalian mencela sahabat ku…”

Dan tentang mereka Abdullah ibnu Mas’ud Radiyallahu ‘anhu berkata: “siapa yang mencontoh maka hendakalah ia mencontoh terhadap orang-orang yang sudah meninggal…” merekalah orang-orang yang menjaga petunjuk-petunjuk Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam dan tuntunannya dalam setiap hal besar dan hal kecil, mereka mengamalkannya dan mereka menyampaikannya.


Dan diantara hal itu adalah perintah Allah ‘Azza Wa Jalla kepada kita untuk memerangi orang-orang kafir, orang-orang murtad serta orang-orang yang memerangi Allah dan rasul-Nya Salallahu alaihi wasallam dengan tangan dan lisan secara bersamaan, bersikap kasar terhadap mereka serta tidak mengenal rasa kasihan dan iba terhadap mereka, karena mereka telah menghalangi (orang-orang) dari jalan Allah sehingga mereka sesat dan menyesatkan banyak orang, Allah Ta’ala berfirman:

“Hai orang-orang beriman perangilah orang-orang kafir yang di sekitar kamu itu, dan hendaklah meerka mendapatkan kekerasan daripadamu, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa” [QS.At-Taubah:123].

Inilah siroh Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam di hadapan kita, dimana para sahabat.ra bila perang berkecamuk dan musuh menghadang, engkau dapatkan mereka di belakang Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam dan melindungi diri dengannya, mereka membentengi diri dengan beliau dan beliau orang yang paling dekat terhadapa musuh, serta yang paling keras dalam peperangan, padahal beliau adalah orang yang paling kasih sayang dan paling santun terhadap mereka, sebagaimana yang Allah Ta’ala firmankan tentangnya:

“dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi sekalian alam” [QS.Al-Anbiya’:107].

Dan Dia berfirman pula tentangnya:
“Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu” [QS.Ali-‘Imron:159].

Tidak ada orang yang lebih penyayang terhadap umat ini daripada beliau, tapi apa yang beliau lakukan terhadap ‘Urariyiin ? yaitu orang-orang yang mengeluhkan penyakit kepada beliau, kemudian beliau mengutus mereka untuk berobat dari air susu dan air seni unta, terus mereka murtad dari Islam setelah mereka sembuh dan mereka membunuh si penggembala serta membawa pergi unta-untanya, maka Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa salam mengirim orang-orang untuk menyusul mereka, dan merekapun di hadirkan kehadapannya, kemudian beliau memotong tangan dan kaki mereka, dan beliau menusukan paku-paku yang sudah panas di bakar ke mata mereka, kemudian beliau menghempaskan mereka di terik matahari dan tidak di beri air sampai seseorang di antara mereka menjilat-jilat tanah dengan mulutnya saking hausnya sehingga mati semuanya.

Ketahuilah bahwa Allah tidak menurunkan satu ayatpun dalam Al-Qur’an ini dan tidak ada satu hadist pun dari hadist-hadist yang shohih lagi tsabit dari As-Sunnah ini melainkan suatu kaum telah mengamalkannya dan akan mengamalkan dengannya kaum yang lain -senang dengannya orang yang senang dan benci dengannya orang yang benci-. Orang yang tergolong orang-orang yang bersyukur lagi teguh diatas dien ini dan berupaya keras lagi tabah di atas manhaj yang lurus ini lagi di cintai Allah dan Rasul-Nya Shalallahu ‘alaihi wa salam, maka sesungguhnya ia menjihadi setiap orang yang murtad lagi keluar menentang dien ini dan menghalang-halangi (orang lain) dari jalan Rabbul ‘Alamin, serta ia bersikap kasar terhadap mereka.

Seperti keadaan mereka para thoghut murtaddin musuh-musuh dien ini yang telah melepaskan diri dari Islam secara total –walau mereka sholat, shaum dan mengaku muslim- dan mereka intisab kepada kaum kuffar dan pemikiran-pemikirannya yang busuk, serta mereka membuat Qowanin Wadh’iyyah kemudian mereka di ikuti manusia di dalamnya dan rela dengan kehinaan dalam dien mereka. Mereka hancurkan mesjid-mesjid yang menyiarkan Al-Haq, mereka perangi jama’ahnya, mereka buka pintu-pintu kerusakan dan munkarot selebar-lebarnya, mereka halalkan darah dan kehormatan serta harta kaum muslimin, kemudian mereka membunuh, menahan dan merobek kehormatan. Dan mereak hari ini berlaku biadab terhadap ikhwan kita yang terpenjara dan memperlakukannya dengan perlakuan-perlakuan yang kejam. Kita memohon kepada Allah agar mengadzab mereka dengan tangan-tangan kita di dunia sebelum di akhirat, melegakan dada kami dan menghilangkan panas hati kita.

Kemudian bagaimana kita tidak bersikap kasar terhadap mereka atau kita tidak berupaya menjihadi (mereka) sebagai bentuk pembalasan untuk ikhwan kami apalagi dari memeranginya dalam rangka membela Dien ini serta melindungi keutuhan Islam dan kaum Muslimin, Allah Ta’ala berfirman:

“Mengapa kamu tidak memerangi orang-orang yang merusak sumpah (janjinya), padahal mereka telah keras kemauannya untuk mengusir Rasul dan merekalah yang pertama kali memulai memerangi kamu ? Mengapakah kamu takut kepada mereka padahal Allah-lah yang berhak kamu takuti, jika kamu benar-benar orang yang beriman. Perangilah mereka, niscaya Allah akan menyiksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang yang beriman dan menghilangkan panas hati orang-orang mu’min. Dan Allah menerima taubat orang yang dikehendaki-Nya, Allah maha Mengetahui lagi maha Bijaksana.” [QS.At-Taubah: 13-15]

Ini adalah support dari Allah Ta’ala penyemangat dan memanas-manasi untuk memerangi kafirin dan membabat mereka, dan terutama kaum murtaddin itu dengan cara yang dilakukan oleh As-Salaf Ash-Sholih dari kalangan Sahabat dan Tabi’in yang mana mereka adalah sebaik-baik manusia untuk manusia.

Dimana Abu Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu menulis surat kepada Khalid ibnul Walid Radiyallahu ‘anhu seraya menyemangatinya, saat datang berita kepada beliau bahwa ia menganggap besar Thulaihah dan orang-orang yang bersamanya, Beliau berkata:

“hendaklah apa yang Allah karuniakan kepadamu menambah bagimu kebaikan, dan taqwalah dalam urusanmu karena sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang-orang yang berbuat baik, tegarlah dalam urusan mu dan jangan lembek, dan kamu tidak mendapatkan kesempatan menghajar orang-orang musyrik melainkan kamu membabatnya, serta orang yang engkau tangkap dari kalangan menentang Allah atau melawan-Nya, dari kalangan yang engkau pandang bahwa dalam hal itu terdapat penyelesaian maka bunuhlah ! ”.

Maka Khalid Radiyallahu ‘anhu pun mengejar-ngejar mereka satu bulan seraya membalaskan dendam kaum muslimin yang di bunuh mereka, yang berada diantara mereka saat mereka murtad, diantara mereka ada yang Khalid bakar dengan api, ada juga yang ia hancurkan kepalanya dengan batu, dan diantara mereka ada yang di jatuhkan dari atas gunung, kemudian Khalid memanggil Malik ibnu Nuwairoh dan ia kabarkan kepadanya tentang apa yang muncul darinya, berupa sikap mengikuti Sajah -yang mengaku Nabi- dan sikap dia menolak memberikan zakat, dan Khalid berkata: “apa kamu tidak tahu bahwa ia penerta sholat ? Maka ia menjawab: “sesungguhnya sahabat kamu mengklaim itu”.
Maka Khalid berkata: “apa dia sahabat saya dan bukan sahabat mu ? Hai Alirar, penggal lehernya !” maka ia menebas lehernya, kemudian beliau perintahkan agar kepalanya di sertakan dengan jarin (alas jemur kurma) dan di masak pada tiga periuk.


Semua ini agar mengambil pelajaran dengannya orang yang mendengar berita mereka, yaitu orang-orang Arab yang murtad. Sehingga Khalid ibnul Walid Radiyallahu ‘anhu jelas adalah pedang Allah bagi Musyrikin dan murtaddin, dimana Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu menugaskannya untuk memerangi mereka, sehingga ia lega dan melegakan.

Inilah Zaid ibnul Khottob Radiyallahu ‘anhu dalam peperangan melawan Ahlul Yamamah, beliau menyemangati para Sahabat untuk terus memerangi seraya berkata: “Hai manusia gigitkan geraham kalian, pukul mundur musuh kalian dan terus maju ke depan !”

Ini juga putra Abu Quhafah Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu berkata: “Bakar Fuja’ah di baqi!”. dan sebabnya adalah ia [fuja’ah] datang kepadanya, terus ia mengklaim bahwa ia telah masuk Islam dan meminta beliau agar menyiapkan pasukan bersamanya untuk memerangi kaum murtaddin, maka beliaupun menyiapkan bersamanya pasukan, dan tatkala sudah jadi maka ia tidak melewati seorang muslim pun dan orang murtad melainkan ia membunuhnya dan mengambil hartanya. Tatkala Ash-Shiddiq mendengar berita itu maka ia mengirim pasukan di belakangnya, kemudian pasukan itu membawa dia [fuja’ah] dan tatkala beliau [Ash-Shidiq] menguasainya, maka beliau mengirim dia ke Baqi, terus kedua tangannya di ikat ke belakang dan kemudian di lemparkan ke dalam api dan membakarkanya sedang dia dalam keadaan telungkup.

Ini juga Ali bin Abu Thalib Radiyallahu ‘anhu, saat beliau memberikan support kepada shahabat untuk memerangi khowarij musuh-musuh Allah, maka Shahabat tidak memperlambat diri sedikitpun dalam hal itu. Dan apa yang beliau lakukan terhadap syi’ah adalah dalil yang paling nyata terhadap sikap ini, di mana beliau menyalakan api besar dan melemparkan mereka ke dalamnya.

Sungguh para shahabat Radiyallahu ‘anhuma itu memiliki sikap kasar terhadap kaum murtadin dan sikap cemburu terhadap Dien ini, dan andaikata mereka berada pada zaman ini tentu mereka tidak akan duduk walau sebentar atau libur sesaat dari memerangi mereka dan membabat mereka. Jadi kita mengikuti jejak langkah mereka dan kami ber’azzam kuat menghidupkan sunnah mereka, serta kami akan terus berperang, membunuh, membakar, mencincang musuh-musuh Allah sebagai pembalasan atas apa yang di derita ikhwan kami [semoga Allah melimpahkan rahmat kepada mereka] dan bersikap keras terhadap mereka serta mengamalkan setiap apa yang di lakukan oleh Al-Sabiqunal Awwalun terhadap orang-orang yang keluar dari ajaran Rabbul ‘Alamiin, sumpah demi Allah seandainya kami mendapatkan sunnah lain tentang dahsyatnya qital dan teror bagi musuh yang belum kami ketahui tentu kami akan bergegas mangamalkannya dan menghidupkannya sehingga kami benar-benar menjadi SALAFIYIN sesungguhnya da tergolong At-Tabi’ina lahum bi ihsan [orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik yang Allah ridho terhadap mereka dan mereka ridhoi terhadap-Nya serta dia persiapkan bagi mereka Jannah yang mengalir di dalamnya sungai-sungai seraya mereka kekal di dalamnya, itulah kemenangan yang besar].

Jadi operasi-operasi Jihad yang di lakukan ikhwan kami hafidzahumullah di banyak tempat berupa peledakan dan penghancuran berbagai markaz para thoghut yang kokoh, beserta antek-antek dan kaki tangan mereka, sekalian juga tempat-tempat kerusakan dan kemungkaran, membakarnya dan memberikan pelajaran terhadap pelakunya, agar memungkinkan untuk menghabisi kaum murtaddin dan memukul mereka secara telak, adalah bukti terbesar atas sikap kasar kaum Mujahidin terhadap orang-orang yang keluar dari Dien ini dan bukti bahwa mereka mencontoh pendahulu mereka yang Sholeh [Salaful ‘Umah], sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Tidak patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya di muka bumi.” [QS. Al-Anfal: 67]

Dan Firman-Nya Subhanahu wa Ta’ala:
“sehingga apabila kamu telah mengalahkan mereka.” [QS. Muhammad: 4]

Dan kami akan terus memberikan support demi tetap teguh di atas jalan ini, sebagaimana yang di lakukan oleh Ash-Shiddiq dan di ikuti oleh Khalid dan Shahabat lainnya Radiyallahu ‘anhuma berupa pembunuhan, memberi pelajaran, pembakaran dan sikap kasar.

Dan kami belum melegakan dada kami sama sekali, karena kami belum melakukan pembunuhan seperti yang di lakukan para Shahabat, dimana mereka Radiyallahu ‘anhuma telah membunuh pada perang Yamamah melawan bani hanifah sekitar 10.000 tentara, dan ada yang mengatakan 21.000 tentara, dan di satu hari mereka membunuh 14.000 orang, 7.000 orang di waktu pagi dan 70.000 orang di waktu sore. Dan tatkala Abu Bakar Ash-Shiddiq Radiyallahu ‘anhu memanggil Khalid bin Walid, maka ia pun datang ke madinah dengan mengenakan baju besinya yang berkarat karena banyak terkena darah, dan pada sorban beliau tertancap anak panah yang berlumuran darah. Begitu juga Ali bin Abi Tholib Radiyallahu ‘anhu pasa masa kekhilafahannya, beliau dalam satu peperangan membunuh 4000 orang khowarij dan tidak selamat darinya kecuali 400 orang, dimana para shahabat tidak mendapatkan pimpinannya karena banyaknya mayat yang bertumpuk satu sama lain, dan begitu pula kepala-kepala mereka di ambil dan di letakan di jalanan menuju masjid Al-Kabir di Damaskus, kemudian di jadikan berumpak-umpak. Dan ini semua karena banyaknya yang di bunuh yang mana kita hari ini masih jauh darinya.


Inilah Sunnah Shahabat Radiyallahu ‘anhuma, jalan mereka dan manhaj mereka bagi orang-orang yang ingin menjadi Salafi sebenarnya, bahkan ini adalah jalan Nabi Shalallahu ‘alaihi wa salam. Dan dengan ini Allah Ta’ala memerintahkannya dalam surat At-Taubah, Dia Subhanahu wa Ta’ala berfirman:

“Hai Nabi perangilah orang-orang kafir dan orang-orang munafik dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka itu adalah neraka jahanam dan itu seburuk-buruknya tempat kembali.” [QS. At-Tahrim: 9]

Dan ia adalah sifat mukminin yang jujur, yang sabar lagi berjalan di atas manhaj ini, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang mereka dalam surat Al-Fath:

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka ruku dan sujud…” [QS. Al-Fath: 29]

Maka antum Ikhwanul Mujahidin teruskan upaya penghancuran para perusak –yang kotor lagi najis- itu serta taqorrub kepada Allah dengan memenggal leher-leher mereka sebagaimana firman Allah Ta’ala:

“Jika kamu menemui mereka dalam peperangan, maka cerai beraikanlah orang0orang yang di belakang mereka dengan (menumpas) mereka, supaya mereka mengambil pelajaran.” [QS.Al-Anfal: 57]

Dengan hal itu kita mengharap ridho Allah Ta’ala dan kemenangan agar meraih Jannatun Na’im bersama para Nabi, Ash-Shiddiqin, Asy-Syuhada, Ash-Shalihin dan mereka itu sebaik-baiknya teman.

[dan kamu sungguh akan mengetahui (kebenaran) berita ini setelah beberapa waktu lagi ]


Penulis: Syaikh Abu Mush’ab Abdul Wadud
Sumber: Majalah Al-Jama’ah/ Al-Jazair/ edisi 13/ Shafar 1418 H,
Mimbar Tauhid Wal Jihad

Penterjemah: Abu Sulaiman


Sumber : http://millahibrahim.wordpress.com/2007/02/02/inilah-sikap-kaum-salaf/

No comments:

Post a Comment