Oleh : Syaikh Abu al-Zubayr al-Adel al-Abab
(semoga Allah melindunginya)
Dengan nama Alloh yang Maha Pengasih Maha Penyayang
Segala puji hanya milik Alloh yang berfirman:
“Sesungguhnya yang takut kepada Alloh di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama”. (QS.Fathir 35:28)
dan salam selamat kepada Rasulullah Muhammad yang bersabda, “Agama adalah nasihat”
Amma ba’du.
Kepada para ulama yang kami hormati di Yaman dan dimanapun berada: semoga keselamatan, ampunan, dan berkah Alloh beserta kalian.
Wahai Syaikh kami, Alloh mengetahui betapa kami sangat berharap Kalian berada bersama anak-anak kalian para Mujahidin, dimana kita dapat menikmati duduk bersama kalian dan berada dekat dengan kalian, menceritakan kepada kalian situasi dan realitas jihad kami. Kalian dapat turun tangan dalam pemecahan masalah dan dilema yang terjadi, terutama terhadap masalah-masalah yang pelik. Juga, kami dapat menyampaikan kepada kalian kenyataan yang selama ini banyak disembunyikan dari kalian, sehingga kalian tak lagi bingung membedakan antara kebenaran dan kebohongan, atau mana yang menyenangkan dan menyedihkan, sehingga sepertinya kalian tidak bisa membedakan antara berita yang benar dan berita dusta.
Syaikh kami, menyenangkan bagi kami untuk melihat kalian mengajarkan kaum muslimin rukun Islam, rukun Iman, dan memperingatkan manusia dari kesyirikan dan pengabaian perintah. Dengan percaya diri kalian mengajak manusia kepada agama, yang tidak ada seorangpun dapat menghalangimu dari agama Alloh, tanpa perlu beralih menggunakan kekerasan dengan senjata maupun memaksa manusia masuk kepadanya, seperti halnya dengan para tiran. Seluruh kaum muslimin – termasuk yang berpendidikan – akan sangat senang bila dapat bertemu dengan kalian, untuk mendengarkan dan mengagumi usaha kalian, ketika mereka melihat kalian berbagi keprihatinan dengan mereka atas isu-isu saat ini.
[Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung.] (QS.Ali Imran 3/104)
Syaikh yang kami sayangi, sebagaimana para musuh – sejak dulu dan hingga sekarang – menguasai semua bentuk media – baik itu audio, visual, maupun cetak – untuk mencemarkan image Islam, demikian pula mereka berkontribusi untuk mencemarkan nama baik Mujahidin; yang menegakkan hukum Alloh, mereka yang mengorbankan jiwanya untuk membebaskan umat Islam dari sistem-sistem diluar Islam, jeratan demokrasi, sosialis, dan Houthism (syiah), dan mengajak mereka kembali kepada hukum Alloh, menyelamatkan mereka dari penindasan dan ketakutan. Musuh telah mengupayakan semua kekuatan mereka untuk melabeli Mujahidin dengan tuduhan dan perbuatan palsu, melalui pemutarbalikan fakta dengan mengasung kebohongan dan fitnah. Musuh menggambarkan pertempuran seolah-olah mereka memburu orang-orang yang memutarbalikkan kebenaran dan membuat kerusakan.
[Dan berkata Fir'aun (kepada pembesar-pembesarnya): "Biarkanlah aku membunuh Musa dan hendaklah ia memohon kepada Tuhannya, karena sesungguhnya aku khawatir dia akan menukar agamamu atau menimbulkan kerusakan di muka bumi".] (QS.Ghafir 40:26)
Dengan melakukan semua ini, musuh telah mengabaikan fakta bahwa yang mereka lawan adalah hukum Islam di Abyan, bertempur bersama pesawat-pesawat Amerika dan kapal-kapal perang pasukan Salib. Demi Alloh, kami sangat tertarik untuk mengetahui pendapat kalian mengenai hal ini dan untuk mendapat nasihat dari kalian sebagai rujukan yang sebenarnya. Apa yang kalian lakukan dalam hal ini?
Karena kami tidak mendapat respon dari kalian untuk berkomunikasi, maka kami mengambil langkah maju. Kami telah berkomunikasi dengan mereka yang dapat kami jangkau. Mengetahui kebenaran dan kenyataan yang terjadi di lapangan adalah sangat penting, bahwa ini adalah dasar untuk mengeluarkan fatwa-fatwa, maka kami bekerjasama untuk menyibak kebenaran, sebagaimana hal ini merupakan bagian dari keimanan. Yang terjadi saat ini adalah kebohongan menjadi kebenaran, dan kebenaran didustakan. Pengkhianat dipercaya, dan sebaliknya orang yang dipercaya dianggap pengkhianat.
Fatwa-fatwa telah dikeluarkan untuk melegalkan penumpahan darah orang-orang yang hendak menegakkan hukum Alloh dan menolak demokrasi, bukannya berdiri menentang dan menghancurkan demokrasi. Siapakah orang yang pantas mendapat fatwa dibolehkannya menumpahkan darah? Apakah orang yang berperang bersama Amerika ataukah mereka yang berperang melawannya? Apakah orang yang memerintah dengan sekularisme atau mereka yang dekat kepada Alloh dan menegakkan hukum Alloh? Atau mereka yang takut pada Alloh, yang selalu mengingat ayat-ayat Alloh atau sholat, dan membayar zakat?
[(yaitu) orang-orang yang jika Kami teguhkan kedudukan mereka di muka bumi niscaya mereka mendirikan sholat, menunaikan zakat, menyuruh berbuat ma'ruf dan mencegah dari perbuatan yang mungkar; dan kepada Allah-lah kembali segala urusan.] (Al Hajj 22/41)
Jawaban untuk semua hal di atas bergantung pada kunjungan kalian atau mengumumkan untuk menghentikan pengeluaran fatwa mengenai sebuah situasi yang tidak diketahui.
Wahai Syaikh, saat banyak tentara pemerintah yang mengadopsi demokrasi ditangkapi, mereka mendapati kalianlah yang bertanggungjawab atas nasib mereka di dunia dan di akhirat, dikarenakan mereka adalah korban fatwa kalian. Tidakkah kalian takut jika tentara-tentara ini nantinya meminta pertanggungjawaban kalian di Hari Pembalasan? Kalian wajib mengungkap gambaran yang sebenarnya mengenai keadaan Mujahidin, yang selama ini dengan sengaja telah ditutup-tutupi. Apa yang mereka perjuangkan? Siapa yang menjadi lawan mereka? Siapa saja yang berperang bersama musuh mereka? Apa status seorang muslim dan dukungan mereka untuk penegakan hukum Alloh? Sejauh mana mereka terikat didalamnya? Bagaimana kekuatan Mujahidin? Sebesar apa dukungan yang mereka dapatkan dari ummat?
Untuk semua yang disebutkan diatas, saya memperluas risalah (undangan -pent) ini bagi semua Syaikh, da’i, dan pelajar untuk datang ke area-area yang sudah dikontrol Mujahidin di Abyan dan Shabwa, seperti kota Azaan, Waqar, dan lainnya; atau di area lain dimana kami berada. Kalian akan mendapati kami akan menyambut kalian, siap terlibat dalam dialog untuk mengungkap kebenaran. Kami ingin mendengar nasihat-nasihat kalian, dan diantara Kalian dan kami adalah Kitabullah dan Hadist Rasulullah shalallahu ‘alayhi wasallam.
Negeri ini sedang melalui terowongan gelap dan nasib yang tidak diketahui.
Tiga golongan yang berperang disini:
• Kelompok yang mengikuti Timur – Iran dan Rusia – diwakili oleh golongan sosialis dan Houthis (Syi’ah)
• Kelompok yang mengikuti Amerika, diwakili oleh Pemerintah Demokrasi Munafikin
• Kelompok yang menyatakan diri bersih dari tindakan orang-orang yang menentang Dien Alloh. Mereka diwakili oleh saudara-saudara kalian, Mujahidin.
Maka kelompok mana yang lebih pantas untuk kalian? Dimanakah kalian akan berdiri diatas semua ini? Bagaimana status fatwa kalian?
Sebagai informasi untuk kalian, Houthis (Syi’ah) sedang berusaha siang dan malam bersama pemerintah begitupun pihak oposisi untuk mengambil alih wilayah Sunni. Banyak dari mereka telah bergabung dari dewan kongres dan kepemimpinan Hirak.
Hal yang mengejutkan adalah, beberapa ulama menutup mata dari kegiatan Houthis (Syi’ah) dan rencana mereka, dibawah dalih reformasi atau kekhawatiran akan perselisihan. Menurut kami inilah saat yang sangat penting bagi kalian untuk mempersiapkan diri, mengangkat senjata, dan menyatukan kekuatan bersama saudara-saudara kalian, sebelum pembantaian kepada Sunni semakin intensif.
Tentara Yaman hanya berhasil dalam menyerahkan wilayah-wilayah serta kepemimpinan bagian-bagian tertentu dari tentara Houthis (Syiah). Bencana terjadi ketika Houthis bergabung bersama sosialis, sebagaimana perjanjian antara Iran dan Rusia.
Wahai Syaikh, kami menghargai masalah-masalah yang akan kalian hadapi saat bepergian dikarenakan jalan yang panjang dan menantang. Kami menganggap kalian adalah cahaya dalam kegelapan, merupakan kebaikan yang nyata saat kalian menggenggam kebenaran di tangan kalian, dikontrol bukan oleh siapapun kecuali kekuasaan Alloh. Namun bila telah terdapat intervensi manusia, maka cahaya itupun memudar, dan kegelapan menguasai.
Yakinlah bahwa Alloh akan memberkahi langkah dan usaha kalian. Ini adalah apa yang Nabi-nabi dan kaum Salaf lakukan sebagaimana Nabi Sulaiman ‘Alayhissalam lakukan saat burung Hud-hud yang tidak pernah berdusta datang kepadanya dan mengabarkan:
[Sesungguhnya aku menjumpai seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; …, ] (QS.An Naml 27/23-24)
kemudian Nabi Sulaiman ‘Alayhissalam melakukan konfirmasi berkenaan berita tersebut sebelum melakukan penilaian apapun maupun menyerang mereka atau menyiapkan pasukan untuk menyerang mereka:
[Berkata Sulaiman: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah kamu termasuk orang-orang yang berdusta. Pergilah dengan (membawa) suratku ini, lalu jatuhkan kepada mereka, kemudian berpalinglah dari mereka, lalu perhatikanlah apa yang mereka bicarakan."] (QS.An Naml 27/27-28)
Saat Rasulullah Muhammad shalallahu ‘alayhi wassalam mendapat kabar tentang Bani Mustalaq yang tidak membayar zakat, Rasulullah mengirim Khalid bin Walid radiyallahu anhu dan memerintahkannya untuk mengkonfirmasi kebenaran berita tersebut sebelum melakukan penyerangan, dan Alloh berfirman:
[Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.] (QS.Al Hujurat 49/6)
Demi untuk mengetahui atau membuktikan sebuah berita, kaum Salaf rela bepergian selama sebulan, dua bulan, bahkan berbulan-bulan.
Wahai Syaikh kami, tidak inginkah kalian datang sendiri dan mendengar dari kami secara langsung?
Seandainya kita berada di masa pengumpulan hadist, bukankah kalian akan sangat memerhatikan rantai berita (sanad hadist), alih-alih mengulang berita dusta. Jadi apa penghalang/penghambat diantara kita? Jika biaya keberangkatan merupakan hambatan, maka kami akan sangat senang memfasilitasi kedatangan kalian dan menanggung semua kebutuhan kalian, dengan izin Alloh. Dan jika ini terasa berat, maka inilah jalan yang juga dilalui para Nabi dan pengikutnya, para ulama Salaf, seperti imam Syafi’i, imam Ahmad, dan lainnya, dan ulama-ulama yang datang sesudah mereka seperti Al-Izz bin Abdulsalam dan Ibnu Taimiyyah, yang jika mereka masih hidup tidak akan pernah absen dari bumi Tauhid (Jihad), dan pasti akan menolak wilayah demokrasi, sekularisme, yang mana penolakan mereka dilakukan dengan da’wah dan senjata (jihad), sebagaimana mereka telah menolak kekuasaan Qarmatians dan kaum pembangkang. Tidak akan mungkin terbersit di pikiran mereka untuk membangun ide-ide dan fatwa-fatwa diatas dalil sekularisme. Mereka telah menolak dalil pembaruan, dengan sendirinya mereka tidak akan pernah menerima dalil sekularisme.
Maka, kedatangan kalian akan membawa point-point kami pada sudut pandang yang lebih dekat dan akan memberikan gambaran yang jelas kepada kalian. Tambah lagi kalian akan dapat melihat situasi kami dengan mata kepala Kalian sendiri, mengobservasinya sendiri, lepas dari gambaran yang diberitakan oleh media dan kebohongan mereka. Kedatangan kalian akan memenuhi apa yang Rasulullah shalallahu ‘alayhiwasallam katakan bahwa, “Agama adalah nasihat.” Mengkonfirmasi apa yang telah ditransmisikan dan mengikuti cara Salaf dalam memahami realitas dan mempelajari kondisi umat.
Setiap kali umat bertanya pada kami tentang ketidakhadiran kalian dan ketiadaan fatwa dari kalian di medan jihad ini, dimana dalam kenyataannya mereka merasakan hidup bahagia dibawah naungan hukum Alloh, itu kami tidak mampu menjawabnya. Maka janganlah menempatkan diri kalian di posisi kehilangan kehormatan dan kecurigaan.
Kami mengulang risalah (undangan -pent) untuk kalian mengunjungi kami. Kami ingin bertemu dengan kalian, mendengarkan kalian, dan menunjukkan kepada kalian kenyataan yang sesungguhnya. Kami juga akan sangat senang mendapat kebaikan dari nasihat-nasihat kalian.
Wahai anak dari orang-orang yang mulia, mendekatlah maka kau akan melihat apa yang berada di hadapanmu, sebab seseorang tidak dapat melihat sebagaimana orang yang hanya dapat mendengar
Terakhir, kami mengharap kepada Alloh Yang Maha Perkasa untuk memberikan keberhasilan yang besar kepada semua yang Dia ridhoi dan merahmatinya.
Dan terakhir doa kami adalah segala puji hanya milik Allah, Rabb seluruh alam.
Dirilis oleh :
Al-Malahim Media
04/2012
Jumadil Akhir 1433H
Jangan lupakan Mujahidin kami dalam doa-doa kalian
Saudara-saudara kalian
Yayasan Al-Himmah Produksi Informatika
Voice of Al-Busyro Islamic Forum
http://www.al-busyro.org/
No comments:
Post a Comment