Saturday, February 2, 2013

Kafir Harbiy Ramai-Ramai Ganyang Mali, Kita Mau Kemana ???




Jum’at 11/01/2013 adalah hari dan tanggal bersejarah bagi jihad Mali. Perancis dengan dukungan kafir harbiy barat melakukan serangan darat terhadap Mujahidin Imarah Islam Azawad yang telah menguasai Mali utara. Padahal masyarakat Muslim Mali utara (Azawad) sangat menerima kehadiran para Mujahidin yang berhasil menegakkan neraca keadilan (Baca : Syariat Allah) dan berhasil menciptakan stabilitas dan keamanan bagi masyarakat Mali utara.

Perancis dengan dendam lamanya sangat takut (Baca : trauma) dengan kebangkitan Islam, makanya negara kafir harbiy Eropa barat ini tidak akan dapat tenang sampai berhasil mencabut benih-benih kebangkitan Islam yang baru tumbuh di Mali utara. Mereka trauma dengan penaklukan Eropa oleh kaum Muslimin, terutama dengan penaklukan dan serangan yang dipimpin Tabi’in Agung, Abdur-Rahman Al-Ghafiqiy yang berhasil mengoyak Perancis selatan. Bahkan Eropa berhasil ditikam tepat di jantungnya oleh Sultan Muhammad Al-Fatih Sang Penakluk Konstantinopel.

Socialist candidate Hollande news conference in ParisMakanya jangan heran mengapa Perancis dan negara-negara Eropa sangat berhasrat mencabut benih-benih kebangkitan Islam di Mali utara. Mereka takut benih tersebut menyebarkan kebaikannya ke basis-basis Islam di Afrika. Kenyataan yang jelas ini dapat dilihat oleh siapa pun.

Jihad Mali meletus paska kudeta yang dilancarkan Kapten Amadou Sanogo terhadap presiden Amadou Toumani Toure (presiden Mali ketika itu) pada tanggal 22 Maret 2012. Para pemimpin kudeta menyatakan kudeta tersebut merupakan reaksi terhadap ketidakmampuan pemerintah menghadapi pemberontakan suku Tuareg di utara Mali. Kemudian kudeta militer ini dimanfaatkan dengan baik sekali oleh Milisi Nasionalis suku Tuareg dan Mujahidin dari Harokah Anshorud-Din.

Dalam perjalanannya, Harokah Anshorud-Din menegaskan tujuan jihad perlawanan mereka. sebagaimana yang dinyatakan langsung oleh Sanda bin Bouamama Al-Timbukti ketika wawancara dengan sahara.net: “Gerakannya akan memerangi setiap usaha yang akan menghalangi mereka untuk hidup sesuai dengan keinginan Allah“, kemudian beliau melontarkan slogan mereka: “kami hidup mulia atau kami mati syahid”.

Tujuan Anshorud-Din ini bertabrakan dengan tujuan milisi suku Tuareg yang menginginkan negara nasionalis sekuleris Tuareg. Inilah sebab utama berpisahnya Harokah Anshorud-Din dan milisi nasionalis Tuareg. Eksperimen jihad Mali ini hendaknya menjadi renungan Tayyar Salafi Jihadiy agar jangan sampai salah dalam mengeluarkan tenaga dengan bekerjasama dengan milisi-milisi sekuler dan meninggalkan saudara-saudara seperjuangannya Tayyar Salafi Jihadiy lainnya hanya karena anasir-anasir lainnya memiliki kekurangan dan perbedaan cara pandang yang tidak prinsipil.


Mali, Negara Islam Dengan Berbagai Peninggalan Sejarah Emas
======================================
Mali adalah nama salah satu negara Afrika Barat. Negara ini berbatasan langsung di utara dengan AlJazair dan Maurintania. Di selatan berbatasan langsung dengan negara-negara kecil Afrika Barat Daya yang terkenal dengan pemberontakan-pemberontakannya, seperti Burkina Faso, Benin, Togo, Ghana, Pantai Gading, Liberia, Guenia, Sierie Leone, Guenia Bissau. Di timur berbatasan langsung dengan Niger, Burkina Faso. Di barat berbatasan langsung dengan Maurintania, Senegal, Gambia, Guenia, Guenia Bissau.

Ada catatan sejarah yang mencatat bahwa para penguasa imperium Mali adalah anak keturunan lawalo. Menurut salah satu sumber kesejarahan Mali, lawalo adalah salah satu dari tujuh anak Bilal Bin Rabbah (muadzin nabi saw) yang tinggal dan menetap di Mali. Sayang sekali sumber ini tidak kuat, walaupun hampir seluruh penguasa Mali dari dinasti keita selalu merujuk silsilah mereka kepada Bilal Bin Rabbah.

Nama Mali diambil dari kata Manden Kurufa, kekaisaran yang menguasai Mali dari tahun 1235-1610. Kekaisaran Manden Kurufa berasal dari suku Mandika yaitu salah satu suku yang dominan di Mali. Tercatat dalam sejarah Dinasti Murobithun di utara (Baca : Maroko, Maurintania dan AlJazair basis suku barbar Afrika Utara) pernah menyerang kekaisaran Mali dan akhirnya terlibat peperangan yang melelahkan selama 14 tahun lamanya. Jendral Abu Bakar yang memimpin pasukan suku barbar Dinasti Murobithun sempat menguasai Mali namun dapat diusir kemudian hari oleh kekaisaran Mali.

Beberapa raja-raja Mali tercatat pernah melaksanakan haji dan membangun hubungan perdagangan dengan para pedagang Kairo dan para pedagang kota-kota Afrika Utara lainnya. Adalah Ouali I pemimpin Mali tertua yang tecatat pernah melakukan perjalanan haji pada tahun 1270. Raja Mali Muslim lainnya yang terkenal dan memiliki andil besar dalam pengembangan Islam di Mali adalah Kankan Musa (Musa I) yang diberi gelar mahkota dengan Mansa Foamed Musa. Dialah yang telah berjasa menyulap Masjid Sankore menjadi madrasah kemudian menjadi universitas Islam yang terkenal di Timbuktu. Semenjak itu penelitian seputar isu-isu dan masalah-masalah keIslaman tumbuh subur bak jamur setelah turunnya hujan.

Pada tahun 1324 raja Mali Mansa Foamed Musa melakukan perjalanan haji ke negeri Hijaz, Makkah Mukaromah. Beliau kembali ke Mali pada tahun 1326, yakni dua tahun setelah kepergiannya ke tanah suci Makkah. Pada masa beliau inilah pertama kalinya Iedul-Fitri dirayakan di lapangan secara massal bersama rakyat. Beliau juga melek aksara Arab dan tulis-menulis dengan menggunakan aksara Arab.

Sepulangnya Mansa Foamed Musa dari perjalanan suci ke kota Makkah, sejarawan Al-Maqrizi mencatat “anggota orang yang menemani Mansa (Baca : bodyguard), membeli budak wanita Turki dan Ethiopia, garmen dan wanita penyanyi, sehingga harga emas perdinar turun menjadi enam dirham. “Pada saat itu juga beliau memboyong penyair dan arsitek Andalusia, Es-Saheli. Mansa Musa membawa arsitek ini ke Mali untuk merenovasi

beberapa bagian kota. Masjid dibangun di Gao dan Timbuktu bersama dengan istana yang mengagumkan yang juga dibangun di Timbuktu.

Dari catatan yang ringkas ini jelaslah bahwa Mali secara keseluruhan pernah memiliki catatan emas dalam kesejarahan Islam dan kaum Muslimin. khususnya kota Timbuktu yang menjadi kota sarjanawan Muslim ketika masa ke-emasannya. Pada hari ini negeri dan kota yang disebutkan dijajah untuk kedua kalinya oleh penjajah yang sama, Perancis si-kafir harbiy. Maka menjadi kewajiban seluruh Muslim untuk mengeluarkan para penjajah kotor tersebut dari bumi Mali yang suci.

Allah berfirman: “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi, karena sesungguhnya mereka telah dianiaya. Dan sesungguhnya Allah, benar-benar Maha Kuasa menolong mereka itu”(QS. Al-Hajj[22]:39).

Allah berfirman: “Dan perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, (tetapi) janganlah kamu melampaui batas, karena sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas”(QS. Al-Baqarah[2]:190).

Allah berfirman: “Mengapa kamu tidak mau berperang di jalan Allah dan (membela) orang-orang yang lemah baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang semuanya berdoa: “Ya Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini (Mekah) yang zalim penduduknya dan berilah kami pelindung dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau!.”(QS. An-Nisa’[4]:75).


Aksi Berani Mati Di Kilang Minyak Amenas
==========================
Subhanallah, mungkin itulah yang terucap dari lisan Mukmin sejati. Sekumpulan para pejuang Islam berhasil menyandera pekerja-pekerja asing yang mengekspolitasi kekayaan kaum Muslimin di AlJazair. Penyanderaan tersebut bukan tanpa alasan, para pekerja adalah warga negara-negara agresor yang menyerang Mali dan negeri kaum Muslimin lainnya. Paling tidak, warga yang disekap dan disandera adalah mereka-mereka yang berasal dari negara-negara yang merestui serangan Perancis atas Mali. Diantara pekerja asing yang disandera adalah warga negara Perancis, Inggris, Amerika, AlJazair dan Jepang.

Tuntutan para penyandera jelas dan tulus sekali. Hentikan kedzoliman dan kekejaman Perancis dan negara kafir barat atas Mali dengan mengintervensi konflik lokal Mali. Harusnya warga dunia melihat dari sudut berbeda ketika Perancis dan negara-negara barat mengkampanyekan secara sepihak bahwa para penyandera adalah para kriminalis yang tidak punya alibi yang dapat dibenarkan ketika menyandera pekerja asing di kilang minyak Amenas, AlJazair. Pada saat yang sama mereka membolehkan tindakan kriminalis Perancis yang membantai para pejuang Islam Mali dengan jet tempur refale yang diproduksi Perancis.

Sederhana Perancis keluar dari Mali dan hentikan intervensi urusan internal Mali maka para sandera bebas tanpa syarat apapun. Sederhana sekali dan tulus sekali permintaan para penyandera. Para penyandera tidak ingin uang dan kekayaan, yang mereka inginkan kedzoliman yang ditimpakan kepada saudara Muslim mereka di Mali dihentikan. Mereka adalah orang-orang yang menyadari bahwa Mukmin bersaudara dan mereka terikat dengan perintah Allah dalam surat An-Nisa’ ayat 75.


Kisah Menarik Aan Di Tangan Mujahidin Mali
============================
Rabu 16/01/2013 matahari pagi belum bersinar, sekelompok Mujahidin sebelah barat dari negeri-negeri Islam sudah berhasil menguasai kilang minyak dan gas di Amenas AlJazair. Upaya ini untuk mendesak Perancis keluar dari Mali tanpa syarat dan membiarkan konflik internal Mali diselesaikan oleh internal Mali.

Ada kisah yang menarik dari aksi penyanderaan pekerja asing tersebut. Dalam drama penyanderaan tersebut, Andri Anshari atau yang biasa disapa dengan Aan, alumnus SMA I Balikpapan dan alumnus Teknik Perminyakan, Universitas Trisakti, Jakarta yang menjadi salah satu sandera. Aan dalam pengakuannya diperlakukan dengan baik oleh Mujahidin, bahkan Aan dipeluk dan dicium para Mujahidin kesatria sahara. Aan ketika itu diduga para Mujahidin sebagai pekerja asing asal Filipina. Aan menuturkan, dia mendatangi Mujahid yang beraksen Mesir kemudian mengucapkan: “As-Salamu Alaikum”, Mujahid tersebut kaget dan menanyakan asal Aan, kemudian Aan mengeluarkan pasportnya dan mengatakan kalau dia berasal dari indonesia dan seorang Muslim, tiba-tiba suasana menjadi ramai dengan tawa riang para Mujahidin, mereka bergantian memeluki Aan.

Allahu Akbar! Sungguh akhlak mulia yang ditunjukan para Mujahidin akan sangat membekas di hati orang-orang beriman. Harta yang mulia ini (Baca : Akhlak Mulia) yang dimiliki Mujahidin tidak akan pernah mereka (kafir harbiy) miliki. Akhlak Mujahid sejati akan berbeda 180 derajat dengan akhlak kafir harbiy yang aniaya kepada kaum Muslimin. Karena yang diinginkan Mujahidin adalah menegakkan neraca keadilan dengan bertumpu kepada syariat Dzat yang mengetahui kamashlahatan manusia dan alam semesta.

Masih sesuai dengan penuturan Aan, para Mujahidin yang gembira dan tertawa setelah mengetahui Aan Muslim kemudian memeluk Aan, salah satu dari mereka berkata: “Oh.. My Brother!!!”, yang lain mengatakan: “He Is Moslem!!!”. Mereka larut dalam tawa riang kebahagiaan, mereka lupa dalam sesaat kalau pasukan murtad AlJazair sedang mengepung mereka dari luar bangunan kilang gas dan minyak Amenas. Ya.. Muslim bersaudara, mereka seperti satu jasad yang saling merasakan, seperti satu bangunan yang saling mengokohkan. Subhannalloh.. sesuatu yang tidak dimiliki orang-orang kafir.

Sebelum pergi keluar dari bangunan tersebut. Aan, ayah dari tiga anak ini bertemu lagi dengan salah satu Mujahidin yang berbadan beesar dan berkulit hitam legam. Mujahid tersebut menenteng senjata otomatis, Mujahid tersebut menyuruh Aan kembali ke dalam

bangunan. Tapi segera saja Aan menginformasikan kalau dia Muslim berasal dari indonesia, segera saja Mujahid berbadan besar berkulit hitam legam tersebut memeluk erat Aan seolah-olah ada kerinduan yang hendak dilepaskan. Kemudian Aan disuruh mengikuti pekerja lokal AlJazair yang dibebaskan. Sesampai di luar bangunan orang-orang keheranan, mengapa Aan dibebaskan? Bukankah dia ekspatriat? Jawabannya karena Aan adalah seorang Muslim yang terlindung harta dan nyawanya. Subhanallah.

Berbeda dengan para Mujahidin yang berakhlak mulia, tentara AlJazair dikritik keras Inggris dan negara-negara yang warganya menjadi sandera. Bahkan perdana menteri Inggris David Cameron menunda pidatonya di Uni Eropa untuk fokus mengamati warga Inggris yang disandera.

Minggu 20/01/2013, Tentara AlJazair menembakkan roket secara membabi buta kepada iring-iringan konvoi mobil Mujahidin yang mengangkut para sandera. Mujahidin bergerak pindah dari wilayah kepungan militer di kilang minyak bergerak ke gurun sahara yang bebas. Salah satu saksi mata yang selamat dari kekejaman militer AlJazair, Stephen Mc Faul menyatakan: “empat kendaraan jeep terdepan meledak dihantam roket militer AlJazair, diiringi dengan tembakan senapan mesin dari militer AlJazair”.

Akibatnya, sebagaimana yang dinyatakan Mc Faul, warga Irlandia tersebut melihat langsung para korban terlempar dari mobil yang diledakkan dengan roket oleh militer AlJazair. Empat mobil di depan mobilnya hancur berkeping-keping sedangkan mobilnya, mobil kelima selamat. Mobil-mobil di belakang Mc Faul kocar-kacir mencari jalur alternatif untuk meloloskan diri dari roket-roket militer AlJazair yang ditembakkan kepada setiap objek yang bergerak.

Tindakan militer AlJazair yang tidak koperatif dan tidak mengkonsultasikan dahulu kepada negara-negara yang warganya ditahan menuai kritikan tajam khususnya Inggris. Akan tetapi, Pemerintah AlJazair sudah bertekad tidak akan melakukan negosiasi apapun dengan para teroris (Baca : Mujahidin). “Kami katakan di hadapan para teroris (Baca : Mujahidin), tidak akan ada negosiasi dan pemerasan. Tidak ada ampun untuk teroris (Baca : Mujahidin),” kata Menteri Komunikasi Mohamed Said.

Richard Cochrane, seorang analis keamanan London Jane, mengatakan insiden berdarah ini akan melahirkan implikasi buruk jangka panjang terhadap perekonomian Aljazair. “Fakta bahwa AlJazair tidak dapat membela para pekerja (khususnya pekerja asing) akan menjadi catatan buruk bagi investor yang tertarik berinvestasi di negara itu,”.

Semoga saja demikian, bahkan mudah-mudahan Allah menghancurkan pemerintah boneka AlJazair yang telah menjual diri dan kehormatan kepada negara-negara kafir barat. AlJazair-lah yang dengan suka rela memberikan izin wilayah udaranya untuk dipakai Perancis dalam invansinya terhadap Mujahidin Imarah Islam Azawad.


Kafir Harbiy Ramai-Ramai Ganyang Mali, Kita Mau Kemana ???
======================================
Jum’at 11/01/2013 adalah hari dan tanggal bersejarah bagi jihad Mali. Perancis dengan dukungan kafir harbiy barat melakukan serangan darat terhadap Mujahidin Imarah Islam Azawad yang telah menguasai Mali utara. Padahal masyarakat Muslim Mali utara (Azawad) sangat menerima kehadiran para Mujahidin yang berhasil menegakkan neraca keadilan (Baca : Syariat Allah) dan berhasil menciptakan stabilitas dan keamanan bagi masyarakat Mali utara.

pada Minggu, 12/11/2012 tahun lalu, ribuan mil jauhnya di selatan AlJazair. Negara-negara Afrika barat yang tergabung dalam ECOWAS menyetujui akan menginvansi Imarah Islam Azawad di utara Mali. Presiden Pantai Gading Alassane Ouattara mengatakan: “”Kami memperkirakan 3.300 prajurit untuk kerangka waktu satu tahun,” kata Ouattara kepada wartawan setelah pertemuan puncak Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) di Abuja, ibu kota Nigeria.

Pernyataan Presiden Pantai Gading tersebut sudah terealisir hari ini, 3.300 pasukan negara-negara Afrika barat telah diterbangkan ke Mali dan sudah bergerak di beberapa kota. Tepat hari Minggu 13/01/2013, ribuan pasukan Afrika barat tiba di Bamako, Mali. Sabtu, 19/01/2013 negara-negara Afrika barat kembali berkumpul di Abidjan, ibukota Pantai Gading, menggelar konferensi istimewa Masyarakat Ekonomi Negara Afrika Barat (ECOWAS) guna membahas bantuan militer kepada Perancis dan Mali dalam invansi militer kepada Mujahidin Imarah Islam Azawad.

Perancis melalui Menteri Luar Negerinya Laurent Fabius, telah menjadikan konflik Mali sebagai fokus utama negaranya. Perancis melalui Menteri Pertahanannya Jean-Yves Le Drian menyatakan secara terbuka di televisi negara itu, ”Serangan udara dilakukan malam, sekarang, dan akan terus dilakukan besok,”. Jet tempur Mirage milik Angkatan Udara Perancis menyerang posisi dan basis Mujahidin. Dalam salah satu serangan Perancis berhasil mengantarkan Iyad Ag Ghaly kepada kesyahidan.

Mereka bersatu padu mengganyang Mujahidin, mereka menjadikan Mujahidin bak makanan yang diperebutkan, mereka menyerang dari udara dan darat tapi kehendak Allah-lah yang pasti berlaku. “Katakanlah kepada orang-orang yang kafir: ‘Kamu pasti akan dikalahkan…’” (QS Ali ‘Imran [3]: 12).

Harusnya yang bersatu padu adalah kaum Muslimin dalam menghadapi agresi penjajah mengamalkan firman Allah: “Ta’awanuu Alal-Birri Wat-Taqwa”. Kebaikan apa yang lebih besar dari pada tegaknya kalimat tauhid dan jihad di jalan-Nya. Ketaqwaan seperti apa yang lebih utama dari pada tegaknya kalimat Tauhid Wal Jihad?


Terus Apa Yang Mesti Kita Lakukan?
======================
Hal terpenting yang mesti dan segera dilaksanakan kaum Muslimin dimanapun mereka berada adalah membantu jihad Mali dengan segenap kemampuan. Kemudian hal terpenting selanjutnya menyatukan tangan dan menghilangkan rivalitas dan perpecahan pada tubuh umat terkhusus di dalam tubuh gerakan perlawanan Islam.

Umat Islam sudah tertinggal jauh dibandingkan kaum kafir harbiy, kalau bukan karena rahmat Allah maka secara alami kita tidak akan bisa menang. “Sesungguhnya apa yang

dijanjikan kepadamu pasti datang, dan kamu sekali-kali tidak sanggup menolaknya.” (QS Al-An’aam [6]: 134).

Entah kapan tepatnya, tapi pada Maret 2009, Departement Pertahanan Amerika menyatakan memiliki kemitraan militer dengan 35 negara Afrika di benua tersebut. Pernyataan ini keluar dari mulut Jenderal William Ward, komandan African Command (AFRICOM). pernyataan ini menggambarkan adanya adi daya militer Amerika di kawasan Afrika. Amerika sendiri sedang sibuk mengurusi komando-komando militer regional multi-tugas di seluruh wilayah dunia, sebuah proses untuk mengejar obsesi syaithaniyah Amerika abad 20 yang telah ditetapkannya Amerika yaitu sebagai adi daya militer global pertama dalam sejarah.

Pentagon mengkonfirmasikan bahwa AFRICOM akan menyebarkan tim-tim integrasi regional “ke bagian utara, timur, selatan, tengah, barat benua Afrika, mencerminkan lima komunitas ekonomi regional Uni Afrika, yakni : Arab Maghreb Union (AMU), East African Community (EAC), Economic Community of West African States (ECOWAS), Economic Community of Central African States (ECCAS), Southern Africa Development Community (SADC)”. AFRICOM memfokuskan aktivitasnya pada membangun African Standby Force (pasukan cadangan yang akan digunakan Amerika dan sekutunya NATO untuk membangun kekuatan adi daya militer global.

Termasuk untuk invansi Mali, Perancis, Amerika dan Inggris telah menggerakkan negara-negara ECOWAS (Economic Community of West African States) yang terdiri dari Benin, Burkina Faso, Cape Verde, Pantai Gading, Gambia, Ghana, Guinea-Bissau, Liberia, Mali, Nigeria, Senegal, Sierra Leone, dan Togo.

Padahal orang-orang beriman lebih berhak bersatu bahu membahu menegakkan agama Allah. “Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagian yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan shalat, menunaikan zakat dan mereka taat pada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah; sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”(QS. At-Taubah[9]:71).

Realita mengajarkan kita fakta yang berbeda, justru Abna’ Tayyar Salafi Jihadi dan Abna’ Shohwah Islamiyah sedang diuji dengan berbagai macam perpecahahan, rivalitas semu yang menyengsarakan. Kekuatan kita terbang bak debu yang diterbangkan angin, umat sudah tidak berharga dan sudah tidak berarti apa-apa lagi di hadapan musuh Allah. Duh malunya diri ini melihat para pembesar dan para tokoh Harokah Islamiyah terjebak dalam penyakit ‘Ghiel’ (penyakit hati, seperti tidak ingin dikalahkan, merasa diri dan jama’ahnya paling besar) yang menghancurkan harapan besar umat. Oleh kerananya sudah waktunya kita bergandengan tangan dan saling melengkapi. Sudah saatnya kita menutupi kekurangan teman kita, sudah saatnya kita bersabar dengan kekurangan teman kita, bersabar dengan

perangainya yang-mungkin-tidak mengenakan kita. Mari kita bersatu, bersekutu menegakkan agama Allah.


Mulai Dengan Dakwah Dan Persatuan
=======================
Pada tanggal 20/10/2011 jam 08.00 waktu setempat, diktator Libia, Muammar Qaddafi tewas di kota kelahirannya sirte, sebuah kota yang terletak di tepi pantai Mediterania. Pasukan anti-Qaddafi berhasil membunuh Qaddafi di kota Sirte. Menariknya, pasukan anti Qaddafi dipimpin Arab Afghan yang bernama Abdul-Hakim Bel-Haj, beliau adalah tokoh potensial Libia yang menghabiskan banyak waktunya di kamp-kamp Arab ketika berjihad melawan Uni Soviet. Pengalaman jihad Afghan pada tahun 80-an yang pernah dia rasakan sangat membantunya ketika memburu Qaddafi dalam berbagai pertempurannya bersama NTC.

Paska tewasnya Qaddafi, secara rahasia senjata-sejata warisan peninggalan rezim Qaddafi dibawa ke selatan tepatnya ke Mali utara. Menariknya lagi, Tayyar Salafi Jihadiy Libia tidak melakukan aktifitas militer atau jihad untuk menguasai Libia. Justru Libia dibiarkan dipegang sekuleris yang eksis berkuasa sampai hari ini. Menurut hemat penulis, sikap tersebut bijak sekali. Kenapa? Karena pondasi perlawanan di Libia belum matang, pondasi perlawanan yang disemai melalui dakwah tauhid yang lurus belum siap untuk mengangkat beban jihad yang berat. Maka dibutuhkan waktu yang panjang untuk membangun pondasi perlawanan sebelum pondasi itu dipakai untuk meletakkan beban jihad yang super berat ini.

Andaikata pondasi yang rapuh tersebut dipaksakan untuk mengangkat beban jihad yang berat, maka pondasinya bisa saja hancur berantakan dan jihadnya pun hanya menjadi acara karnavalan saja. Operasi jihad ketika itu hanya menjadi pukulan yang tidak telak bahkan menjadi momen bangkitnya musuh karena memiliki isu sentral bersama untuk menghadapi kekuatan Mujahidin.

Oleh karenanya, umat ini tidak akan pernah bisa menang, jaya sampai mereka kembali menapaki jejak-jejak rekam kejayaan generasi pertama umat ini, yaitu para sahabat. Sebagaimana yang dicatat para ulama hadits, sebuah hadits yang diriwayatkan dari Utsman Bin Affan, bahwa beliau bersabda: kami dahulu mempelajari iman (ketauhidan kepada Allah) sebelum belajar Al-Qur’an, maka tatkala kami membelajari Al-Qur’an maka bertambahlah keimanan (ketauhidan) kami (Al-Hadist).

Hari ini, Amerika berencana membangun pangkalan Drone (pesawat tanpa awak) di barat Niger yang berbatasan langsung dengan Mali. Bahkan musyrik Jepang menggelontorkan 120 juta Dollar AS setara dengan Rp. 1,16 Triliun dalam pertempuran panjang ini.

InsyAllah pertempuran panjang ini akan menguras kekuatan mereka dan akan membangunkan singa-singa tauhid yang sudah lama terlelapkan dengan wahn. AlJazair dengan kilang minyaknya Amenas sudah menjadi bukti bagaimana Jihad Mali yang dibangun melalui dakwah tauhid yang kokoh dapat menjadi magnet yang menarik Mujahidin untuk

berpartisipasi lebih dalam jihad panjang ini. menyusul pula padang pasir Niger akan menjadi ladang jihad selanjutnya. Bahkan menurut informasi intelejen barat para Mujahidin akan memperluas jihad Mali ke Benghazi (Libia Timur) dan Tunisia. Allah Akbar…!

Terakhir, kami sampaikan kepada kafir harbiy Perancis ; ingatkah kalian putri Minin??? (putri tercantik di Eropa ketika itu), putri dari Duke Octania (penguasa Touluse, Perancis selatan) yang ditawan paska penaklukan Touluse oleh pasukan Abdur-Rahman Al-Ghafiqiy.

Kami katakan kepada kalian Perancis ; kami akan menaklukkan kalian lagi insyAllah, sebagaimana pendahulu kami Abdur-Rahman Al-Ghafiqiy. Bahkan kami akan menaklukan kalian berkali-kali dan kami akan tawan ‘Minin-Minin’ yang lain dan kami akan jadikan mereka budak-budak wanita tawanan perang dan kami perkerjakan mereka di negeri-negeri kaum Muslimin. Allahu Akbar!


Tabi Dakwah Najd
Analis Shariah Institute
Jum’at, 20 Rabiul Awal 1434 H/1 Februari 2013 M
Al-Mustaqbal.net-Masa Depan Islam
http://al-mustaqbal.net/

No comments:

Post a Comment