Donetsk, LiputanIslam.com — Di tengah-tengah berbagai laporan tentang kehadiran militer Rusia di wilayah konflik di Ukraina timur, pasukan separatis melancarkan offensif untuk memecah kepungan pasukan Ukraina atas kota Donetsk.
Sebagaimana laporan BBC News, hari Rabu (27/8), separatis melancarkan serangan terhadap kota Novoazovsk yang dikuasai pemerintah. Akibatnya penduduk harus tinggal di ruang bawah tanah setelah mortir dan roket berjatuhan di kota itu. Belum ada laporan tentang jumlah korban akibat serangan itu.
Dalam serangan sehari sebelumnya, sebanyak 4 warga mengalami luka-luka. Demikian keterangan walikota setempat kepada wartawan. Pertempuran sengit juga terjadi di kota Ilovaisk, Rabu (27/8).
Pertempuran itu terjadi setelah President Petro Poroshenko berjanji mengimplementasikan rencana perdamaian di wilayah konflik. Hal itu disampaikan Porosehenko usai mengadakan pembicaraan langsung dengan Presiden Rusia Vladimir Putin di Minsk, Belarusia.
Di sisi lain Putin yang membantah keterlibatan Rusia dalam konflik Ukraina, mengatakan akan membantu dialog antara pemerintah dengan separatis. Namun sebelum itu, ia mendesak Ukraina untuk menghentikan serangan militernya.
Putin juga menambahkan, kesepakatan telah dicapai antara dirinya dengan Poroshenko, tentang pengiriman bantuan kemanusiaan lanjutan Rusia ke Ukraina timur.
Pasukan Rusia
Di sisi lain Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan, Rabu (27/8) bahwa inteligennya mendapatkan laporan tentang keberadaan unit-unit militer Rusia di Ukraina.
Di sisi lain Perdana Menteri Polandia Donald Tusk mengatakan, Rabu (27/8) bahwa inteligennya mendapatkan laporan tentang keberadaan unit-unit militer Rusia di Ukraina.
Tuduhan keterlibatan pasukan Rusia di Ukraina semakin kuat minggu ini setelah 10 pasukan payung Rusia tertangkap oleh pasukan Ukraina di dekat perbatasan. Militer Ukraina juga mengklaim terlibat pertempuran dengan satu unit pasukan tank Rusia yang berkekuatan 10 tank dan beberapa kendaraan mengangkut, yang tengah bergerak menuju kota Mauripol. 2 tank Rusia dikabarkan hancur oleh senjata anti-tank Ukraina. Demikian sebagaimana dilaporkan BBC News.
Presiden Putin sendiri berusaha mengelak dari tuduhan itu, meski mengindikasikan keberadaan pasukan Rusia di Ukraina.
“Yang saya dengar adalah pasukan kami berpatroli di perbatasan, dan mungkin saja tersasar ke wilayah Ukraina,” katanya.
Sebaliknya media Rusia Vedomosti secara terang-terangan menuduh Rusia tengah melakukan perang rahasia di Ukraina dengan mendukung separatis Ukraina.
“Apakah Kita Sedang Berperang (di Ukraina)?” Tulis editorial koran ini, Rabu (27/8). Vedomostimerujuk pada beberapa upacara pemakaman secara militer yang dilakukan diam-diam dan tertangkapnya 10 prajurit Rusia di Ukraina.
Di wilayah Donetsk, pasukan Ukraina melaporkan melihat iring-iringan 100 kendaraan militer termasuk tank dan peluncur roket milik kelompok separatis bergerak antara kota Starobesheve menuju kota Telmanove. Diduga ini adalah bagian dari rencana serangan separatis untuk mendobrak kepungan pasukan Ukraina.
Seorang pejabat militer Ukraina menyebutkan konvoi itu adalah konvoi militer Rusia.
Komandan separatis di Donetsk mengatakan kepada media Rusia bahwa sebanyak 129 pasukan Ukraina menyerah di Starobesheve pada hari Rabu, 94 lainnya menyerah di kota Kuteinykove.
Sedangkan dalam pertempuran di kota Ilovaisk, kedua pihak saling mengklaim berhasil merebut kota itu dari lawannya.(ca)
No comments:
Post a Comment