Saturday, January 26, 2013

TRADISI BESA, muslim albania selamatkan 2000 kaum yahudi



Muslim Albania memegang teguh tradisi BESA. Ini adalah tradisi yang berakar dari Al Qur’an yang berarti “memegang janji” atau “menjaga kehormatan”. BESA juga berarti peduli pada yang membutuhkan, melindungi kaum lemah, dan menolong sesama.

Selama Perang Dunia II, kaum Yahudi dikejar dan dibunuh oleh Nazi Jerman. Pada masa itu, sekitar 2000 orang Yahudi lari ke daerah Albania. Mereka kemudian dilindungi oleh keluarga-keluarga muslim Albania di kota Berat.

Para muslim Albania mempertaruhkan nyawa guna melindungi pengungsi Yahudi yang meminta pertolongan. Menyembunyikan Yahudi risikonya sangat tinggi, karena setiap saat patroli Nazi dapat datang ke perkampungan dan menggeledah setiap rumah. Kalau sampai ketahuan menyembunyikan Yahudi, maka kehilangan nyawa adalah ganjarannya.

Namun menurut catatan sejarah, tidak ada satupun pengungsi Yahudi yang diserahkan oleh muslim Albania pada pihak Nazi. Buku ini menceritakan bagaimana para muslim Albania melindungi pengungsi Yahudi dengan segenap cara.

Dalam upaya melindungi kaum Yahudi, para muslim Albania menganggap mereka sebagai saudara. Mereka diberikan pakaian yang sama, makanan yang sama, dan tinggal bersama-sama di rumah seperti anggota keluarga. Apabila ada patroli Jerman datang, kaum Yahudi disembunyikan di bawah tanah atau tengah hutan.

Kisah dari keluarga Kasem Kocerri, yang didatangi serombongan patroli Nazi pada awal 1944, menarik disimak. Saat itu, tentara Nazi menanyakan di mana para pengungsi Yahudi bersembunyi. Tapi Kasem menolak untuk memberitahu. Diam-diam, ia menyembunyikan keluarga Yahudi di salah satu gudang di atas bukit.

Ali Pashkaj punya cerita lain. Ia sampai dibawa oleh tentara Nazi ke tengah hutan. Empat kali kepalanya ditodong senjata, dan akan ditembak apabila ia tidak memberitahu di mana orang Yahudi disembunyikan. Tapi Ali tetap bungkam. Akhirnya, tentara Nazi meninggalkannya.

Salah satu keluarga muslim Albania / BESA

Keluarga Halil Frasheri menceritakan pengalamannya yang mencekam saat patroli Nazi menggeledah rumah ke rumah. Ia, melalui pintu belakang, mengajak keluarga Yahudi yang bersembunyi di rumahnya, untuk lari ke dalam hutan.

Usai perang, banyak dari kaum Yahudi yang pindah ke Israel atau negara lain dan memulai kehidupan barunya. Saat berpisah mereka saling menangis dalam haru. Kini, beberapa di antara keluarga Yahudi masih menjalin hubungan dengan muslim Albania, meski banyak di antaranya yang kehilangan kontak. Beberapa keluarga di Albania masih memegang barang-barang, seperti kitab Yahudi, yang ditinggal sebagai kenang-kenangan.

dinukil dari buku karangan norman H. Gershman, jurnalis yahudi dalam bukunya yg berjudul "Besa: Muslims Who Saved Jews in World War II."

========

dari sumber lain

"Orang Islam menyelamatkan orang-orang Yahudi? Bagaimana mungkin?" Pertanyaan itu dilontarkan banyak orang pada Norman Gershman, saat mereka melihat foto-foto dan mendengar cerita Gershman tentang Muslim yang menyelematkan banyak orang-orang Yahudi saat tragedi Holocaust.

Gershman, lima tahun belakangan ini terlibat dalam proyek BESA, proyek untuk memberikan penghormatan terhadap keberanian warga Muslim Albania dan menyelamatkan ribuan orang Yahudi baik yang tinggal di Albania maupun yang menjadi pengungsi pada Perang Dunia II.

"BESA adalah tradisi masyarakat Albania sejak ribuan yang lalu. BESA falsafahnya adalah, ketika ada orang yang mengetuk pintu rumah Anda untuk minta bantuan, maka Anda punya kewajiban untuk menolongnya, tak peduli siapa orang itu, " jelas Gershman.

Ia memulai proyek BESA berawal dari New York, ketika sedang mencari foto-foto orang-orang non-Yahudi yang telah membantu para Yahudi dari kejaran tentara NAZI pada masa Holocaust. Ia tercengang ketika menemukan nama-nama Muslim di antara nama-nama non-Yahudi itu. Apalagi ketika diberitahu bahwa mereka adalah Muslim Albania.

Rasa ingin tahu membawanya ke museum holocaust Yad Vashem yang dibangun Israel di Yerusalem. Di musium itu, ia lebih banyak lagi menemukan nama-nama Muslim Albania. Setelah itu, ia melanjutkan perjalanannya ke pelosok Albania dan Kosovo. "Di sana saya bertemu dengan mereka yang kini sudah berusia 60 tahunan bahkan lebih tua dari itu, yang ketika Holocaust terjadi mereka masih usia anak-anak, dan merekalah yang menyelamatkan Yahudi-Yahudi itu, " ujar Gershman.

Ia menghabiskan waktu lebih dari empat tahun untuk mengumpulkan foto-foto hitam putih dan kisah-kisah tentang Muslim Albania yang menyelamatkan orang-orang Yahudi dari Holocaust. Gershman kemudian menggelar pameran pertamanya di Yad Vashem bulan November lalu, kemudian pameran di markas besar PBB di New York, sebelum memutuskan untuk pameran ke seluruh dunia.

Selain foto-foto, Gershman juga membuat buku-buku berisi profil Muslim Albania dan Kosovo yang menyelamatkan orang-orang Yahudi dan sedang membuat film dokumentarnya, yang diharapkan sudah bisa dirilis pada tahun 2009. "Saya bahagia dan bangga bisa menunjukkan kisah ini pada dunia, " tukas Gershman.

Gershman membantah pernyataan yang mengatakan bahwa Muslim Albania telah menyerahkan orang-orang Yahudi pada NAZI, karena yang terjadi adalah sebaliknya. Muslim Albania justeru memberikan perlindungan pada orang-orang Yahudi. Ini terlihat dari jumlah orang-orang Yahudi di Albania yang meningkat lebih dari sepuluh kali lipat dibandingkan sebelum masa Perang Dunia II.

"Albania adalah satu-satunya wilayah pendudukan NAZI yang memberikan perlindungan pada orang-orang Yahudi. Kedatangan orang-orang Yahudi dianggap sebagai tamu, diberi nama Muslim dan tinggal bersama keluarga-keluarga Muslim, " tutur Gershman.

Dari cerita-cerita yang disampaikan Muslim Albania, Gershman menemukan alasan mengapa warga Muslim Albania menyelamatkan orang-orang Yahudi, yaitu tradisi BESA yang merupakan manifestasi dari ajaran Islam bahwa seorang Muslim harus menepati janjinya dan melindungi yang lemah.

"Saya ingat, sebagian dari mereka bilang 'tidak ada BESA tanpa Qur'an. Mereka menyelamatkan orang-orang Yahudi atas nama agama yang mereka anut. Mereka sama sekali tidak menyimpan prasangka buruk, " ungkap Gershman.

Ia melanjutkan, "Saya pernah bertanya pada mereka 'mengapa Anda melakukan ini semua?' Apa yang diajarkan Qur'an sehingga Anda melakukan ini?'. Mereka cuma tersenyum dan sebagian mereka menjawab 'kami menyelamatkan hidup orang lain supaya bisa masuk surga'."

Islam Tidak Seperti Gambaran Dunia Barat

Gershman meyakini keberanian Muslim Albania dalam melindungi dan menyelamatkan orang-orang Yahudi dari ancaman Holocaust adalah sebuah tindakan yang luar biasa. "Ini merupakan sejarah yang penting, di mana ratusan ribu Yahudi telah diselematkan oleh Muslim Albania, " katanya.

Apa yang dilakukan Muslim Albania menunjukkan bahwa mereka adalah orang-orang yang memiliki toleransi keagamaan yang tinggi. Sebuah fakta yang bertolak belakang dengan maraknya stereotipe terhadap umat Islam yang dilakukan Barat.

Terkait hal ini, Gershman menyampaikan pesan pada dunia Barat bahwa banyak sekali orang-orang yang berhati mulia di dunia ini, dan banyak di antara mereka adalah Muslim. "Kalau Anda melihat foto-foto dan membaca kisah-kisahnya, tidak diragukan lagi bahwa mereka (Muslim Albania) adalah orang-orang yang berhati mulia, " imbuh Gershman.

"Jika ada yang melihat foto-foto saya, khususnya di negara-negara Barat dan mengatakan bahwa mereka adalah militan dan pendukung kekerasan, saya menolak pernyataan itu, " tegas Gershman, seorang Yahudi Amerika yang kini sedang belajar sufisme.
"Islam tidak seperti yang ada dalam pikiran orang-orang Barat. Buat saya, Islam adalah puisi, ilmu pengetahuan, agama yang sempurna. Islam ada keindahan, " tandas Gershman.

Sumber : eramuslim.com

FOTO : para pemuda muslim di albania yang menjulurkan jari telunjuknya ke angkasa salam satu jari yg berarti (TAUHID ) mengibarkan bendera albania (warna merah) dan bendera arrayah berwarna hijau yang tertulis di atasnya kalimah 'LA ILAHA ILLALLAH MUHAMMAD RASULULLAH.
 

No comments:

Post a Comment