Saturday, September 15, 2012

Syiah Memandang, Pindahnya Orang Sunni ke Nasrani Lebih Menyenangkan Daripada Tetap Menjadi Sunni



Pengkhianatan Syiah sudah sampai puncaknya, dimana mereka berusaha keras menghadapi Ahlu sunnah. Sampai-sampai salah seorang penguasa Iran berpikir hendak memanggil kelompok-kelompok missionaris guna membuat perjanjian dengan mereka untuk mengkristenkan kaum muslim Sunni suku Kurdi.

DR. Amal As-Subki dalam bukunya Tarikh Iran As-Siyasi mengatakan:

"Dari beberapa hal yang benar-benar mengkhawatirkan dalam politik kristenisasi Amerika adalah, ditanda tanganinya kesepakatan antara masing-masing pemerintahan Iran, Irak, dan Turki di Adenbera 1910.

Kesepakatan itu secara terang-terangan merekomendasikan kepada Gereja Evangelis Louseri untuk melakukan penyebaran agama Kristen di antara masyarakat suku Kurdi muslim yang ada di ketiga negara Islam tersebut. Pemerintahan Iran pada masa Syah Reza Pahlavi telah memperbaharui kesepakatan itu pada tahun 1928. Maksud dari Syah Iran ini adalah untuk merealisasikan berbagai macam tujuan, di antaranya:

Pertama; Mengurangi kepadatan (jumlah) penduduk Kurdi yang telah menetap di Azarbaijan Iran sejak ratusan tahun yang lalu, yang sering kali bekerja sama dengan Turki yang Sunni melawan Iran, untuk menyelamatkan mereka dari kezhaliman.

Kedua; Menghancurkan kekuatan mereka dengan mengubah sebagian besar dari mereka menjadi Kristen, paska sikap pemerintah Turki yang berubah dalam mendukung mereka setelah revolusi Kamal Ataturk pada seperempat pertama abad kedua puluh.

Ketiga; Meleburkan identitas Kurdi (Sunni) dalam nasionalisme Iran, untuk memantapkan kekuasaan atas mereka dan mencegah bersatunya nasionalisme Kurdi dengan rekan-rekannya di Irak, Turki dan Syiria.

Sungguh. Aneh Cara Berpikir Para Pengkhianat Itu!

Apakah Ali bin Abi Thalib atau salah satu dari Ahlul Bait rela dengan keluarnya seseorang dari Islam menjadi Nasrani atau yang lainnya?!

Kemudian mereka memandang orang-orang Kurdi (orang-orang Sunni), seandainya mereka berubah menjadi Nasrani, ketajaman mereka akan tumpul, lalu mereka akan terbebas dari kejahatan orang-orang. Kurdi.

Ini bukanlah sekadar permainan politik. Tetapi, sudah seperti inilah keyakinan orang-orang Syiah. Seorang Nashibi (Sunni) lebih dahsyat kekufurannya daripada seorang Nasrani atau Yahudi. Karena itulah para imam mereka memperbolehkan shadaqah kepada kafir dzimmi dan tidak boleh kepada orang Sunni.

Ayatullah mereka, Khomeini berkata:

"Yang menjadi pertimbangan untuk orang yang diberi shadaqah Sunnah adalah kefakiran bukan karena keimanan dan Islam. Maka orang kaya boleh memberikannya kepada kafir dzimmi dan orang yang melanggar (mukhalif), walaupun mereka orang asing. Dan tidak boleh diberikan kepada Nashibi (Sunni) dan kafir harbi, walaupun mereka kerabat (jadi bagi mereka, orang Ahlu sunnah disamakan dengan orang kafir harbi)." 58

Ini berarti bahwa perbuatan ini, yaitu kesepakatan gerakan-gerakan kristenisasi terhadap orang-orang suku Kurdi, bukan hanya pandangan Syah Reza Pahlavi, orang yang juga ditentang oleh Khomeini, tetapi juga pandangan Khomeini dan sebagian besar orang-orang Syiah Rafidhah yang ekstrim.

Nota: Petikan Buku Pengkhianatan-pengkhianatan Syiah dan Pengaruhnya Terhadap Kekalahan Umat Islam (terjemahan), oleh Dr Imad Abdus Sami’ Husain, terbitan al-Kautsar

http://www.al-ahkam.net/home/index.php?option=com_content&view=article&id=5944%3Apengkhianatan-syiah-murtad-menjadi-kristian-lebih-menyenangkan-daripada-terus-menjadi-sunni&catid=62%3Abahaya-syiah&directory=1&Itemid=1
 

No comments:

Post a Comment