FAKTA .
Penulis Von edison Alouisci (Sunni)
—
Penulis Von edison Alouisci (Sunni)
PERNYATAAN AYAH DAN SAUDARA KANDUNG MUHAMMAD BIN ABDUL WAHAB
1.PERNYATAAN SAUDARA KANDUNGNYA
Lihat apa yang dikatakan adik Muhhamad Abdul Wahab ini kepada kakaknya. Sulaiman bin Abdul Wahhab adalah tokoh murni Ahlu Sunnah wal Jammaah beliau dalam kitabnya yang berjudul [Ash-shawa’iq Al-ilahiyyah fi Ar-radd ‘ala Al-wahabiyyah], kepada Muhammad Abdul Wahhab beliau bertutur: “Sejak jaman sebelum Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu pada jaman para imam Islam, belum pernah ada yang meriwayatkan bahwa seorang imam kaum Muslimin mengkafirkan sesama, mengatakan kepada mereka murtad dan memerintahkan untuk memerangi mereka. Belum pernah ada seorang pun dari para imam kaum Muslimin yang menamakan negeri kaum Muslimin sebagai negeri syirik dan negeri perang, sebagaimana yang Anda [Muhammad Abdul Wahab. Red] katakan sekarang. Bahkan lebih jauh lagi, Anda mengkafirkan orang yang tidak mengkafirkan perbuatan-perbuatan ini, meskipun dia tidak melakukannya. Kurang lebih telah berjalan delapan ratus tahun atas para imam kaum Muslimin, namun demikian tidak ada seorang pun dari para ulama kaum Muslimin yang meriwayatkan bahwa mereka [para imam kaum Muslimin] mengkafirkan orang Muslim. Demi Allah, keharusan dari perkataan Anda ini ialah Anda mengatakan bahwa seluruh umat setelah jaman Ahmad -semoga rahmat Allah tercurah atasnya- baik para ulamanya, para penguasanya dan masyarakatnya, semua mereka itu kafir dan murtad. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” [lihat perkataan Muhammad Wahhab dalam novel Risalah Arba’ah Qawa’id, Muhammad bin Abdul Wahhab, hal 4].
Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab juga berkata di dalam halaman 4 dalam kitabnya: “Hari ini umat mendapatkan musibah dengan orang yang menisbahkan dirinya kepada Al-qur’an dan As-sunnah, menggali ilmu dari keduanya, namun tidak mempedulikan orang yang menentangnya. Jika dia diminta untuk memperlihatkan perkataannya kepada ahli ilmu, dia tidak akan melakukannya. Bahkan, dia mengharuskan manusia untuk menerima perkataan dan pemahamannya. Barangsiapa yang menentangnya, maka dalam pandangannya orang itu seorang yang kafir. Demi Allah, pada dirinya tidak ada satu pun sifat seorang ahli ijtihad. Namun demikian, begitu mudahnya perkataannya menipu orang-orang yang bodoh. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ya Allah, berilah petunjuk orang yang sesat ini, dan kembalikanlah dia kepada kebenaran.”
2.PERNYATAAN AYAH KANDUNGNYA
Mari kita simak lagi peranan sang bapak untuk meluruskan kembali pemikiran rusak si anak durhaka Muhammad Abdul Wahhab. Dikatakan bahwa Mufti Makkah, Zaini Dahlan mengatakan:”Abd Al-wahhab sang alim, bapak Muhammad bin abdul wahab adalah seorang yang salih, qadhi dan merupakan seorang tokoh ahli ilmu, begitulah juga dengan Al-syaikh Sulayman. Al-syaikh bin Abd Al-wahhab dan al-Syaikh Sulayman, kedua-duanya sejak awal ketika Muhammad mengikuti pengajarannya di Madinah al-Munawwarah telah mengetahui pendapat dan pemikiran Muhammad yang meragukan. Keduanya telah mengkritik, menasehati dan mencela pendapatnya dan mereka berdua pulalah yang memperingatkan kepada masyarakat mengenai bahaya pemikiran Muhammad ini “ [Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]
Disana dijelaskan lagi bahwa Zaini Dahlan mengatakan:” Bapaknya [Abd al-Wahhab], saudaranya Sulayman dan guru-gurunya sejak dini telah mengenali tanda-tanda penyelewengan agama (ilhad) dalam dirinya melihat dari perkataan, perbuatan dan tentangan Muhammad bin abd wahab terhadap banyak persoalan agama”.[Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]
Ini adalah bukti otentik peristiwa masa lalu Muahammad bin abdul wahab yang di kemukakan oleh keluarganya sendiri.dan tentunya ini lebih menguatkan bagiamana sebenarnya akhlak muhammad bin abdul wahab masa itu.kesimpulan paling penting adalah seorang muhammad bin abdul wahab tidak pantas dijadikan panutan lebih lebih ada byk bukti lain dari cerita sejarah kelam wahabi.semoga ini menjadi Renungan kita bersama khususnya sunni agar labih hati hati mengikuti firqoh yang sama sekali tidak pernah di sepakati ijma ulama mukhtabar.Dan tentunya sudur pandang ulama ulama besar.bersanad jauh lebih mumpuni menilai sepak terjang muhammad bin abdul wahab masa itu sampai sekarang.dan yakinlah mereka jauh lebih teliti meneala`ah kepincangan dalam hukum hukum agama.maka sepantaasnyalah kita menguti petunjuk ahli ulama yang kemampuannya tidak diragukan.
PIKIRKAN SUNNAH RASULULLAH BERIKUT INI BAIK BAIK :
Nabi juga memerintahkan supaya berpegang tegung pada jamaah mayoritas
Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.” [HR. Ibnu Majah (3950), Abd bin Humaid dalam Musnad-nya (1220) dan al-Thabarani dalam Musnad al-Syamiyyin (2069).
Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimaullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam Thabari Rahimahullah yang menyatakan : “Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa Jama’ah adalah Sawadul A’dzam (Mayoritas Umat).
Telah menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah dan Hajjaj bin As Sya’ir keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dia berkata; Ibnu Juraij berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa dia pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa ada sekelompok dari ummatku yang selalu menang memperjuangkan kebenaran sampai hari Kiamat.” (HR Muslim 3547)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).
“Semulia-mulia amalan adalan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (beraqidah dengan aqidah yang benar).”(Sahih al-Bukhariyy)
Ini menandakan bahwa aqidah merupakan sesuatu yang teramat penting dan perlu diutamakan dari masalah-masalah yang lain.
Oleh karna pentingnya ilmu aqidah maka kita dapati seluruh para ilmuan Islam akan mengutamakan ilmu aqidah. Perkara ini dapat dipetik dari kenyataan Imam tertua di antara mazhab empat iaitu Imam Abu Hanifah menyatakan dalam kitab beliau Fiqh al-Absat ( طسبلأا هقف ) yang artinya:
“Ketahuilah bahawa mendalami ilmu usuluddin (aqidah) itu lebih mulia dari mendalami ilmu fiqh.”
Kenyataan ini bukan berarti kita tidak harus mempelajari ilmu fiqh langsung, akan tetapi Imam Abu Hanifah menerangkan kemuliaan mempelajari dan mengutamakan ilmu aqidah. Begitu juga para ulama yang lain mengutamakan ilmu ini seperti Imam Syafi‘iyy menyatakan:Kami telah mendalami ilmu tersebut (aqidah) sebelum ilmu ini (fiqh).”
Semoga bermanpaat.
Salam Ukhuwah Khususnya bagi Ahlusunnah waljama`ah ( Sunii) Tulen.
__________________________ _______
TAMBAHAN ADMIN.
SILAHKAN SHARE.TAG DAN BAGIKAN.SEMOGA TEMAN.SAHABAT DAN KELUARGA ANDA TIDAK IKUT IKUTAN PADA FIRQOH YANG TERCIPTA DARI ULAMA MAJHUL
GAMBAR : ORANG ORANG YAHUDI DI ISRAEL.
1.PERNYATAAN SAUDARA KANDUNGNYA
Lihat apa yang dikatakan adik Muhhamad Abdul Wahab ini kepada kakaknya. Sulaiman bin Abdul Wahhab adalah tokoh murni Ahlu Sunnah wal Jammaah beliau dalam kitabnya yang berjudul [Ash-shawa’iq Al-ilahiyyah fi Ar-radd ‘ala Al-wahabiyyah], kepada Muhammad Abdul Wahhab beliau bertutur: “Sejak jaman sebelum Imam Ahmad bin Hanbal, yaitu pada jaman para imam Islam, belum pernah ada yang meriwayatkan bahwa seorang imam kaum Muslimin mengkafirkan sesama, mengatakan kepada mereka murtad dan memerintahkan untuk memerangi mereka. Belum pernah ada seorang pun dari para imam kaum Muslimin yang menamakan negeri kaum Muslimin sebagai negeri syirik dan negeri perang, sebagaimana yang Anda [Muhammad Abdul Wahab. Red] katakan sekarang. Bahkan lebih jauh lagi, Anda mengkafirkan orang yang tidak mengkafirkan perbuatan-perbuatan ini, meskipun dia tidak melakukannya. Kurang lebih telah berjalan delapan ratus tahun atas para imam kaum Muslimin, namun demikian tidak ada seorang pun dari para ulama kaum Muslimin yang meriwayatkan bahwa mereka [para imam kaum Muslimin] mengkafirkan orang Muslim. Demi Allah, keharusan dari perkataan Anda ini ialah Anda mengatakan bahwa seluruh umat setelah jaman Ahmad -semoga rahmat Allah tercurah atasnya- baik para ulamanya, para penguasanya dan masyarakatnya, semua mereka itu kafir dan murtad. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.” [lihat perkataan Muhammad Wahhab dalam novel Risalah Arba’ah Qawa’id, Muhammad bin Abdul Wahhab, hal 4].
Syeikh Sulaiman bin Abdul Wahhab juga berkata di dalam halaman 4 dalam kitabnya: “Hari ini umat mendapatkan musibah dengan orang yang menisbahkan dirinya kepada Al-qur’an dan As-sunnah, menggali ilmu dari keduanya, namun tidak mempedulikan orang yang menentangnya. Jika dia diminta untuk memperlihatkan perkataannya kepada ahli ilmu, dia tidak akan melakukannya. Bahkan, dia mengharuskan manusia untuk menerima perkataan dan pemahamannya. Barangsiapa yang menentangnya, maka dalam pandangannya orang itu seorang yang kafir. Demi Allah, pada dirinya tidak ada satu pun sifat seorang ahli ijtihad. Namun demikian, begitu mudahnya perkataannya menipu orang-orang yang bodoh. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un. Ya Allah, berilah petunjuk orang yang sesat ini, dan kembalikanlah dia kepada kebenaran.”
2.PERNYATAAN AYAH KANDUNGNYA
Mari kita simak lagi peranan sang bapak untuk meluruskan kembali pemikiran rusak si anak durhaka Muhammad Abdul Wahhab. Dikatakan bahwa Mufti Makkah, Zaini Dahlan mengatakan:”Abd Al-wahhab sang alim, bapak Muhammad bin abdul wahab adalah seorang yang salih, qadhi dan merupakan seorang tokoh ahli ilmu, begitulah juga dengan Al-syaikh Sulayman. Al-syaikh bin Abd Al-wahhab dan al-Syaikh Sulayman, kedua-duanya sejak awal ketika Muhammad mengikuti pengajarannya di Madinah al-Munawwarah telah mengetahui pendapat dan pemikiran Muhammad yang meragukan. Keduanya telah mengkritik, menasehati dan mencela pendapatnya dan mereka berdua pulalah yang memperingatkan kepada masyarakat mengenai bahaya pemikiran Muhammad ini “ [Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]
Disana dijelaskan lagi bahwa Zaini Dahlan mengatakan:” Bapaknya [Abd al-Wahhab], saudaranya Sulayman dan guru-gurunya sejak dini telah mengenali tanda-tanda penyelewengan agama (ilhad) dalam dirinya melihat dari perkataan, perbuatan dan tentangan Muhammad bin abd wahab terhadap banyak persoalan agama”.[Zaini Dahlan, al-Futuhat al-Islamiyah, Vol. 2, h.357.]
Ini adalah bukti otentik peristiwa masa lalu Muahammad bin abdul wahab yang di kemukakan oleh keluarganya sendiri.dan tentunya ini lebih menguatkan bagiamana sebenarnya akhlak muhammad bin abdul wahab masa itu.kesimpulan paling penting adalah seorang muhammad bin abdul wahab tidak pantas dijadikan panutan lebih lebih ada byk bukti lain dari cerita sejarah kelam wahabi.semoga ini menjadi Renungan kita bersama khususnya sunni agar labih hati hati mengikuti firqoh yang sama sekali tidak pernah di sepakati ijma ulama mukhtabar.Dan tentunya sudur pandang ulama ulama besar.bersanad jauh lebih mumpuni menilai sepak terjang muhammad bin abdul wahab masa itu sampai sekarang.dan yakinlah mereka jauh lebih teliti meneala`ah kepincangan dalam hukum hukum agama.maka sepantaasnyalah kita menguti petunjuk ahli ulama yang kemampuannya tidak diragukan.
PIKIRKAN SUNNAH RASULULLAH BERIKUT INI BAIK BAIK :
Nabi juga memerintahkan supaya berpegang tegung pada jamaah mayoritas
Dari Anas bin Malik ra berkata : “Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya umatku tidak akan bersepakat pada kesesatan. Oleh karena itu, apabila kalian melihat terjadinya perselisihan, maka ikutilah kelompok mayoritas.” [HR. Ibnu Majah (3950), Abd bin Humaid dalam Musnad-nya (1220) dan al-Thabarani dalam Musnad al-Syamiyyin (2069).
Al-Hafidz Ibnu Hajar Rahimaullah dalam Fathul Bari XII/37 menukil perkataan Imam Thabari Rahimahullah yang menyatakan : “Berkata kaum (yakni para ulama), bahwa Jama’ah adalah Sawadul A’dzam (Mayoritas Umat).
Telah menceritakan kepadaku Harun bin Abdullah dan Hajjaj bin As Sya’ir keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hajjaj bin Muhammad dia berkata; Ibnu Juraij berkata; telah mengabarkan kepadaku Abu Az Zubair bahwa dia pernah mendengar Jabir bin Abdullah berkata, “Saya pernah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Senantiasa ada sekelompok dari ummatku yang selalu menang memperjuangkan kebenaran sampai hari Kiamat.” (HR Muslim 3547)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
“إِنَّ اللهَ لَا يُجْمِعُ أُمَّةِ عَلَى ضَلَالَةٍ وَيَدُ اللهِ مَعَ الجَمَاعَةِ وَمَنْ شَذَّ شَذَّ إِلَى النَّارِ”
“Sesungguhnya Allah tidak menghimpun ummatku diatas kesesatan. Dan tangan Allah bersama jama’ah. Barangsiapa yang menyelewengkan, maka ia menyeleweng ke neraka“. (HR. Tirmidzi: 2168).
“Semulia-mulia amalan adalan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya (beraqidah dengan aqidah yang benar).”(Sahih al-Bukhariyy)
Ini menandakan bahwa aqidah merupakan sesuatu yang teramat penting dan perlu diutamakan dari masalah-masalah yang lain.
Oleh karna pentingnya ilmu aqidah maka kita dapati seluruh para ilmuan Islam akan mengutamakan ilmu aqidah. Perkara ini dapat dipetik dari kenyataan Imam tertua di antara mazhab empat iaitu Imam Abu Hanifah menyatakan dalam kitab beliau Fiqh al-Absat ( طسبلأا هقف ) yang artinya:
“Ketahuilah bahawa mendalami ilmu usuluddin (aqidah) itu lebih mulia dari mendalami ilmu fiqh.”
Kenyataan ini bukan berarti kita tidak harus mempelajari ilmu fiqh langsung, akan tetapi Imam Abu Hanifah menerangkan kemuliaan mempelajari dan mengutamakan ilmu aqidah. Begitu juga para ulama yang lain mengutamakan ilmu ini seperti Imam Syafi‘iyy menyatakan:Kami telah mendalami ilmu tersebut (aqidah) sebelum ilmu ini (fiqh).”
Semoga bermanpaat.
Salam Ukhuwah Khususnya bagi Ahlusunnah waljama`ah ( Sunii) Tulen.
__________________________
TAMBAHAN ADMIN.
SILAHKAN SHARE.TAG DAN BAGIKAN.SEMOGA TEMAN.SAHABAT DAN KELUARGA ANDA TIDAK IKUT IKUTAN PADA FIRQOH YANG TERCIPTA DARI ULAMA MAJHUL
GAMBAR : ORANG ORANG YAHUDI DI ISRAEL.
No comments:
Post a Comment