Wednesday, November 28, 2012

WAHABI NGAKU NGAKU NGIKUTI MADZAB HANBALI DAN NGADALIN MUHADITS MAJHUL ??



Oleh Von Edison Alouisci (Sunii Madzab Safi`i)
http://v-e-alouisci.blogspot.com/

Prod : kingstones.South Sumatra.Indonesia. 27.Oktober 2012


kebanyakan wahabi ngaku ngikut madzab hambali.padahal jelas anti madzab.memang tidak dipungkiri muhammad bin abdul wahab di masa awalnya ngikut madzab hanbali karna ayahnya ngikut madzab hanbali sampai beliau meninggal.namun si muhammad bin abdul wahab kemudian bertentangan dgn ayahnya sendiri dan juga ajaran iman hanbali sampai sampai ayahnya memberi peringatan pada kaum muslim agar hati hati dgn si muhammad bin abdul wahab.

aku kasih contoh pertentangan muhammad bin abdul wahab terhadab imam hanbali yakni soal bid`ah yang oleh wahaber di gede gedein sampai sampai mencap org yang tidak sejalan sebagai ahlul bid`ah..kafir..macam macam.



nah dalam perkara bid`ah ini Justru al-Imam Ibn Rajab itu mengakui bid’ah hasanah. Hanya saja beliau tidak mau menamakan bid’ah hasanah dengan bid’ah, tetapi beliau namakan Sunnah. Jadi hanya perbedaan istilah saja. Sebagai bukti, bahwa Ibn Rajab menerima bid’ah hasanah, DALAM KITABNYA, JAMI’ AL-’ULUM WA AL-HIKAM FI SYARTH KHAMSIN HADITSAN MIN JAMAWI’ AL-KALIM, beliau mengutip pernyataan al-Imam al-Syafi’i yang membagi bid’ah menjadi dua.

nah apa kata Imam safi`i ??

Pendapat Imam Syafi’i –semoga Allah meridlainya-
“Perkara-perkara yang baru (al muhdats) terbagi dua, Pertama : perkara baru yang bertentangan dengan kitab, sunnah, atsar para sahabat dan ijma’, ini adalah bid’ah dlalalah, kedua: perkara baru yang baik dan tidak bertentangan dengan salah satu dari hal-hal di atas, maka ini adalah perkara baru yang tidak tercela” (Diriwayatkan oleh al Hafizh al Bayhaqi DALAM KITABNYA “MANAQIB ASY-SYAFI’I”, JUZ I, H. 469)

Imam Syafi’i ~rahimahullah menyampaikan

قاَلَ الشّاَفِعِي رَضِيَ اللهُ عَنْهُ -ماَ أَحْدَثَ وَخاَلَفَ كِتاَباً أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعاً أَوْ أَثَرًا فَهُوَ البِدْعَةُ الضاَلَةُ ، وَماَ أَحْدَثَ مِنَ الخَيْرِ وَلَمْ يُخاَلِفُ شَيْئاً مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ البِدْعَةُ المَحْمُوْدَةُ -(حاشية إعانة 313 ص 1الطالبين -ج )

Artinya ; Imam Syafi’i ra berkata –Segala hal yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan menyalahi pedoman Al-Qur’an, Al-Hadits, Ijma’ (sepakat Ulama) dan Atsar (Pernyataan sahabat) adalah bid’ah yang sesat (bid’ah dholalah). Dan segala kebaikan yang baru (tidak terdapat di masa Rasulullah) dan tidak menyelahi pedoman tersebut maka ia adalah bid’ah yang terpuji (bid’ah mahmudah atau bid’ah hasanah), bernilai pahala. (HASYIAH IANATHUTH-THALIBIN –JUZ 1 HAL. 313)

Imam as Syafii ra berkata “Apa yang baru terjadi dan menyalahi kitab al Quran atau sunnah Rasul atau ijma’ atau ucapan sahabat, maka hal itu adalah bid’ah yang dlalalah. Dan apa yang baru terjadi dari kebaikan dan tidak menyalahi sedikitpun dari hal tersebut, maka hal itu adalah bid’ah mahmudah (terpuji)”
Perhatikan perkataan Imam Syafii ra “apa yang baru terjadi dari kebaikan” maknanya adalah bid’ah dalam ibadah kebaikan atau ibadah ghairu mahdah.
Contoh ibadah ghairu maghdah , berdoa dan bersholawat.
Berdoa dan bersholawat bukanlah ibadah maghdah atau ibadah yang telah ditetapkan oleh Allah swt sebagai kewajiban atau ibadah yang tidak wajib artinya jika ditinggalkan tidaklah berdosa.
Berdoa dan bersholawat adalah termasuk ibadah yang telah Allah swt diamkan/bolehkan atau ibadah ghairu maghdah namun termasuk pula ibadah yang dianjurkan sehingga bagi yang mengerjakan akan mendapatkan kebaikan / pahala.
Oleh karenanya berdoa dan bersholawat dapat dikerjakan sesuai dengan kesadaran, keinginan dan kebutuhan kita sendiri asalkan memperhatikan adab berdoa dan bersholawat.
Kita boleh berdoa menggunakan bahasa Indonesia namun dianjurkan mengikuti apa yang dicontohkan oleh Rasulullah saw.
Kita boleh bersholawat sesuai dengan kesadaran, keinginan dan kebutuhan kita sendiri atau berdasarkan keinginan kita mengungkapkan kecintaan kepada Rasulullah saw namun dianjurkan mengikuti apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah saw seperti sholawat ibrahimiyah. Bacaan sholawat dalam bahasa kita yang sering diucapkan adalah “Salam dan Sholawat atas junjungan kita Nabi Muhammad Saw”. Contoh sholawat lain yang diucapkan oleh Imam Syafi’i ra yang artinya “Ya Allah, limpakanlah shalawat atas Nabi kami, Muhammad, selama orang-orang yang ingat menyebut-Mu dan orang-orang yang lalai melupakan untuk menyebut-Mu ”

Aku kasih masukan buat wahaber utamanya wahaber ikut ikutan belajar jadi wahabi karna dianggap oke nurut akalnya sendiri dan juga Albani almarhum yang mungkin juga lagi nyesel di sana..soal ungkapan imam safi`i sebagai berikut dalam ilmu hadist :

Imam As-Syafi'e. pernah menegaskan: "Seseorang tidak boleh memberi fatwa dalam agama Allah kecuali dia mengetahui keseluruhan Al-Qur'an dan ilmu-ilmunya seperti nasikh dan mansukh, ayat muhkam dan mutasyabih, ta'wil dan tanzil, ayat makkiyah atau madaniyyah. Dia juga perlu mengetahui tentang hadis-hadis Nabi (sallallahu'alaihi wasallam), serta ilmu-limunya ('ulumul hadis) seperti nasikh dan mansukh, dan lain-lain. Setelah itu, dia juga pelu menguasai Bahasa Arab, Sya'ir-sya'ir Arab, dan sastea-sasteranya (karna Al-Qur'an dan Hadis dalam Bahasa Arab dan mengandungi kesasteraannya. Setelah itu, dia juga pelu mengetahui perbedaan Bahasa Arab di kalangan setiap ahli masyarakat Arab. Jika dia sudah menguasai keseluruhan perkara-perkara tersebut, barulah dia layak memberi fatwa mengenai halal dan haram. Jika tidak, dia tidak layak untuk memberi fatwa."LIHAT IBID M/S 6 DIPETIK DARI KITAB "AL-FAQIH WAL MUTAFAQQIH" KARANGAN AL-KHATIB AL-BAGHDADI.

Beliau juga berkata dalam kitab lain:
اَلْمُحْدَثَاتُ ضَرْبَانِ: مَا أُحْدِثَ يُخَالِفُ كِتَابًا أَوْ سُنَّةً أَوْ إِجْمَاعًا فَهُوَ بِدْعَةُ الضَّلالَةِ وَمَا أُحْدِثَ فِي الْخَيْرِ لاَ يُخَالِفُ شَيْئًا مِنْ ذَلِكَ فَهُوَ مُحْدَثَةٌ غَيْرُ مَذْمُوْمَةٍ. (الحافظ البيهقي، مناقب الإمام الشافعي، ١/٤٦٩).
“Bid’ah (muhdatsat) ada dua macam; pertama, sesuatu yang baru yang menyalahi al-Qur’an atau Sunnah atau Ijma’, dan itu disebut bid’ah dhalalah (tersesat). Kedua,sesuatu yang baru dalam kebaikan yang tidak menyalahi al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’ dan itu disebut bid’ah yang tidak tercela”. (AL-BAIHAQI, MANAQIB AL-SYAFI’I, 1/469).
Lucunya Pernyataan al-Imam al-Syafi’i ini juga disetujui oleh Syaikh Ibn Taimiyah al-Harrani DALAM KITABNYA, MAJMU’ FATAWA SYAIKH AL-ISLAM IBN TAIMIYAH (JUZ. 20, HAL. 163).”Coba baca deh..masa wahabi tidak tahu kata Ibnu taymiyah...kalo kagak tahu Kata bang HJ Oma Irama “ TEER..LAAA LUUU...!! lucu toh jika malah aswaja yang ngasih tahu..kalo ampe gitu..wahaber apaan ??



Imam Syafi’i ~rahimahullah juga mengatakan “tiada ilmu tanpa sanad”.

terkait sanad. Ibnul Mubarak berkata :”Sanad merupakan bagian dari agama, kalaulah bukan karena sanad, maka pasti akan bisa berkata siapa saja yang mau dengan apa saja yang diinginkannya (dengan akal pikirannya sendiri).” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Muqoddimah kitab Shahihnya 1/47 no:32 )

La Albani?? Apa dah paham maksud Imam Safi`i ?? Wahaber ?? apa Dah paham ngaku ngaku madzab hanbali tapi nyata kagak ngikut ajaran hanbali ?? bukannya ini wahabi penipu karna nipu org awam ??

nah coba simak dikit si albani yang dah menjadi cerita umum. si Albani lahir di kota Ashkodera, negara Albania(BUKAN WONG ARAB !!) tahun 1914 M dan meninggal dunia pada tanggal 21 Jumadal Akhirah 1420 H atau bertepatan dengan tanggal 1 Oktober 1999 di Yordania ( BARU TOH ?? DAH MASUK ZAMAN INTERNET !! MBAH GOOGLE KESAYANGANNYA SELALU NONGOL DI MEJANYA ). Pada masa hidupnya, sehari-hari dia berprofesi sebagai tukang reparasi jam. Dia memiliki hobi membaca kitab-kitab khususnya kitab-kitab hadits tetapi tidak pernah berguru kepada guru hadits yang ahli manapun !! dan tidak pernah mempunyai sanad yang diakui dalam Ilmu Hadits.
Dia sendiri mengakui bahwa sebenarnya dia tidak hafal sepuluh hadits dengan sanad muttashil (bersambung) sampai ke Rasulullah, meskipun begitu dia berani mentashih dan mentadh’ifkan hadits sesuai dengan kesimpulannya sendiri dan bertentangan dengan kaidah para ulama hadits yang menegaskan bahwa sesungguhnya mentashih dan mentadh’ifkan hadits adalah tugas para hafidz (ulama ahli hadits yg menghapal sekurang-kurangnya seratus ribu hadits). Namun demikian kalangan salafi menganggap semua hadits bila telah dishohihkan atau dilemahkan oleh Albani mereka pastikan lebih mendekati kebenaran.albani pinter toh ?? pinter ngadali orang orang yang nggak pernah ngaji dgn bener.ngajinya Cuma dikampus bukan mondok yang khusus mengupas ajaran islam secara FULL.
ini Artinya albani yang Cuma tamat sekelas SMP nggak punya pekerjaan selain tukang jam bisa bodohi anak kuliahan..seperti di arab saudi yang dapet gelar LC .ckckckck..

Penyelewengan Albani

Berikut diantara penyimpangan-penyimpangan Albani yang dicatat para ulama’ :
Menyerupakan Allah dengan makhluk-Nya sebagaimana dia sebutkan DALAM KITABNYA BERJUDUL ALMUKHTASAR AL ULUWW HAL. 7, 156, 285.

Mengkafirkan orang-orang yang bertawassul dan beristighatsah dengan para nabi dan orang-orang soleh seperti DALAM KITABNYA “AT-TAWASSUL” .

Menyerukan untuk menghancurkan Kubah hijau di atas makam Nabi SAW (Qubbah al Khadlra’) dan menyuruh memindahkan makam Nabi SAW ke luar masjid sebagaimana ditulis DALAM KITABNYA “TAHDZIR AS-SAJID” HAL. 68-69.

Mengharamkan penggunaan tasbih dalam berdzikir sebagaimana dia tulis DALAM KITABNYA “SALSALATUL AHADITS AL-DLO’IFAH” HADITS NO: 83.

Mengharamkan ucapan salam kepada Rasulullah ketika shalat dg kalimat “Melarang Assalamu ‘alayka ayyuhan-Nabiyy”. Dia berkata: Katakan “Assalamu alan Nabiyy” alasannya karena Nabi telah meninggal, sebagaimana ia sebutkan dalam kitabnya yang berjudul “Sifat shalat an-Nabi”.
Memaksa umat Islam di Palestina untuk menyerahkan Palestina kepada orang Yahudi sebagaimana DALAM KITABNYA “FATAWA AL ALBANI”.

Dalam kitab yang sama dia juga mengharamkan Umat Islam mengunjungi sesamanya dan berziarah kepada orang yang telah meninggal di makamnya.

Mengharamkan bagi seorang perempuan untuk memakai kalung emas sebagaimana dia tulis DALAM KITABNYA “ADAAB AZ-ZAFAAF “,

Mengharamkan umat Islam melaksanakan solat tarawih dua puluh raka’at di bulan Ramadan sebagaimana ia katakan DALAM KITABNYA “QIYAM RAMADHAN” HAL.22.

YANG LUCU BIN MAJHUL TOTAL COBA LIAT :

KITAB IRWA AL-GHALIL,
KITAB MISHKAT AL-MASABIH,
KITAB SILSILAH SAHIHAH
KITAB DAEEFAH
KITAB DAEEF SUNAN AL-NISAI
KITAB SHOHIH AL-JAMI WA ZIYADATUH
KITAB DAEEF AL-NISAI
DAN BEBERAPA KITAB LAIN.

BANDINGKAN KITAB KITABNYA SENDIRI TIDAK PERLU BANDINGKAN DGN KITAB ULAMA MUKHTABAR !! DAN BACA SENDIRI DAH..DI SALAH SATU KITAB KITABNYA ITU DALAM SOAL HADITS.DIA BILANG SAHIH !! EH DI KITABNYA YANG LAIN IA BILANG DLAIF BAHKAN DITOLAK.!!

LA MANA YANG BENER ?? ANDA BUKTIKAN SENDIRI !! JIKA TIDAK TERBUKTI SILAHKAN CACI MAKI AKU !! INI BUKTI ALBANI KAGAK BENER DALAM ILMU HADITS. MEMAHAMI HADITS HADITS YANG SAMA KOK BEDA BEDA PENDAPATNYA.

Nah Wahaber merujuk kitab yang mana tuh diantara kitab si albani dalam berhujah dgn cab stempel albani ?? nyut nyut..aku sendiri bingung !! bisa sesat pemahaman dan salah kafrah !!
makanya aku lebih ngikut Originalnya. Sesuai kesepakatan ijma ulama ketimbang ngalbani !! dan aku yakin aswaja tulen sependapat dgnku walau aku tidak bertanya.

Albani dan wahaber mungkin lupa jika Imam As-Syafi'e r.h.l. pernah menegaskan: "Seseorang tidak boleh memberi fatwa dalam agama Allah kecuali dia mengetahui keseluruhan Al-Qur'an dan ilmu-ilmunya seperti nasikh dan mansukh, ayat muhkam dan mutasyabih, ta'wil dan tanzil, ayat makkiyah atau madaniyyah. Dia juga perlu mengetahui tentang hadis-hadis Nabi (sallallahu'alaihi wasallam), serta ilmu-limunya ('ulumul hadis) seperti nasikh dan mansukh, dan lain-lain. Setelah itu, dia juga pelu menguasai Bahasa Arab, Sya'ir-sya'ir Arab, dan sastea-sasteranya (kerana Al-Qur'an dan Hadis dalam Bahasa Arab dan mengandungi kesasteraannya. Setelah itu, dia juga pelu mengetahui perbezaan Bahasa Arab di kalagan setiap ahli masyarakat Arab. Jika dia sudah menguasai keseluruhan pekara-perkara tersebut, barulah dia layak memberi fatwa mengenai halal dan haram. Jika tidak, dia tidak layak untuk memberi fatwa."LIHAT IBID M/S 6 DIPETIK DARI KITAB "AL-FAQIH WAL MUTAFAQQIH" KARANGAN AL-KHATIB AL-BAGHDADI.

Albani dan wahaber mungkin lupa jika Abdullah bin Mubarak (seorang ulama' Hadis dari Khurasan) r.h.l. pernah berkata: "Jika Allah s.w.t. tidak membantu saya dengan perantaraan Abu Hanifah dan Sufian (dua ulama' Fiqh), niscaya aku sama saja seperti orang awam (yang tidak memahami Hadis-hadis Nabi (sallallahu'alaihi wasallam) Lihat Kitab "Tibyiidh As-Shohafiyyah" m/s 16

Albani dan wahaber mungkin lupa jika Imam Ahmad bin Hanbal r.h.l. pernah berkata (seperti yang diriwayatkan oleh anaknya Soleh r.h.l.): "seseorang yang ingin memberi fatwa perlul terlebih dahulu memahami keseluruhan Al-Qur'an, mengetahui sanad-sanad hadis Nabi (sallallahu'alaihi wasallam) dan mengetahui Sunnah-sunnah.Lihat Ibn Al-Qayyim Al-Jauziyyah, "I'lamul Muaqi'iin", jilid 2 m/s 252 ( Al jauziah disini bukan murid Ibnu taymiyah melainkan ahli hadist.jangan keliru dgn nama yang mirip.)

Albani dan wahaber mungkin lupa Jika Sufian bin 'Uyainah pernah berkata: "Hadis itu menyesatkan kecuali kepada Al-Fuqoha' (ulama' ahli Fiqh). Kadangkala, suatu hadis itu tidak boleh dipegang secara dhahir saja, malah ada ta'wilannya. Kadangkala, sesuatu Hadis itu pula ada maksud yang tersembunyi. Ada juga Hadis yang perlu ditinggalkan dengan sebab-sebab tertentu, yang mana, semua itu hanya diketahui oleh orang yang mahir dan berilmu luas khususnya dalam Fiqh (kefahaman) !! ."Lihat Imam ibn Abi Zaid Al-Qairawani, "Al-Jami'" m/s 118.

jgn dikit dikit teriak bid`ah..paham kajian haditsnya saja masih kelimpungan. Mentang mentang Cuma baca hadits bid`ah tapi nggak tahu Maksud Ulama Muktabar diatas !!


Ini Saja Masukan dariku dan semoga menjadi pengetahuan baru bagi aswaja semuanya agar lebih yakin lagi jika ulama wahabi memang tidak bisa dijadikan panutan.dan buat wahabi TEEER...SEEE..RAAAH.....!

___________________________________

INFO ADMIN :

GAMBAR INI SI ALBANI LAGI BELAJAR DI RUANGANNYA CARI ILMU !!
 —

No comments:

Post a Comment