Wasiat Sang Imam | Ghurobaa: Takkan Tunduk Kepada Selain Allah
Wasiat Imam Karto Suwiryo pada pertemuan dengan para Panglima/Prajurit Mujahid pada tahun 1959 diantaranya berbunyi:
“Saya (Imam) melihat indikasi bencana angin yang akan menyapu bersih seluruh mujahid kecuali yang tertinggal hanya serah/biji mujahid yang benar-benar memperjuangkan/mempertahankan tetap tegaknya cita-cita Negara Islam Indonesia, sebagaimana diproklamasikan tanggal 7 Agustus 1949.Di saat terjadinya bencana angin tersebut ingatlah akan semua wasiat saya ini :
1. Kawan akan menjadi lawan, dan lawan akan menjadi kawan.
2. Panglima akan menjadi Prajurit, Prajurit akan menjadi Panglima.
3. Mujahid jadi luar Mujahid, luar Mujahid jadi Mujahid. Jika mujahid telah ingkar, ingatlah;”Itu lebih jahat dari iblis”, sebab dia mengetahui strategi dan rahasia perjuangan kita, sedang musuh tidak mengetahui. Demi kelanjutan tetap berdirinya Negara Islam Indonesia, maka tembaklah dia.
4. Jika Imam berhalangan, dan kalian terputus hubungan dengan
Panglima, dan yang tertinggal hanya Prajurit petit saja maka Prajurit petit harus sanggup tampil jadi Imam.
5. Jika Imam menyerah tembak saja, sebab itu berarti iblis.
6. Jika Imam memerintahkan terus berjuang, ikuti saja sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Ta'ala
7. Jika kalian kehilangan syarat berjuang, teruskanlah perjuangan selama Pancasila masih ada, walaupun gigi tinggal satu, dan gunakanlah gigi yang satu itu untuk mengigit.
8. Jika kalian masih dalam keadaan jihad, ingat rasa aman itu, sebagai racun. Perlu juga kalian ketahui dan ingat baik-baik: “Saya (Kartosuwirjo) dengan dia (Soekarno) mempunyai kekuatan yang sama mempunyai ilmu yang sama sebab saya dan dia keluar dari guru yang sama (Cokroaminoto).
Satu guru satu ilmu tapi beda prinsip. Jika kalian menginginkan negara subur makmur tidak diridhoi oleh Allah Subhanahu Wa Ta'ala, tumbangkanlah saya, tembaklah saya, sebab sayalah yang mempertahankan tetap berdirinya Negara yang berdasarkan hukum Al-Quran dan As-Sunnah (Hadits yang shahih). Nah sekarang, pemerintah yang mana yang akan kalian perjuangkan ?????
Kami (jawab hadirin yang hadir) dengan serentak, akan terus memperjuangkan tumbangnya pemerintahan sekular dia, karena buat apa kami capai-capai ada disini, kalau bukan untuk memeperjuangkan/mempertahankan Negara Islam Indonesia.
Pokoknya : “Kami akan terus berjuang sampai titik darah penghabisan!”
Amanat Imam SM Kartosuwiryo, menjelang pelaksanaan eksekusi Syahid September 1962 (oleh tentara kafir dan munafiqin khoiro Republik Indonesia yang mengkhianati perjuangan SM ). Amanat ini ditujukan pada penerus dan keluarganya. Saat itu amanat itu dibacakan oleh puteranya (sekarang alhamdulillah masih hidup) Dodo Muhammad Darda bin SM Kartosuwiryo (Uwak Darda), disaksikan eks Panglima DI/TII masa itu, Aceng Kurnia.
Amanat itu berbunyi:
“Kami percaya dan yakin, bahwa Saudara-saudara sekalian pastilah akan mentaati perintah harian ini dengan ikhlas dan ridho, demi keselamatan Jami’atul Mujahidin seluruhnya, demi keselamatan Negara Islam Indonesia, dan demi kemuliaan Islam semata.” “Teruskan perjuangan sesuai dengan kondisi dan situasi!
Sekalipun jasad beliau telah tiada tapi jiwa dan perjuangannya akan tetap hidup sepanjang masa. Sejarah Indonesia telah mencatat dengan darah mujahid Asy-Syahid S.M. Kartosoewirjo.
HARI INI KAMI MENGHORMATIMU, BESOK KAMI BERSAMAMU! Insya Allah. Itulah makna dari firman Allah:
“Dan janganlah kamu mengatakan terhadap orang-orang yang gugur di jalan Allah (bahwa mereka itu mati); bahkan sebenarnya mereka itu hidup, tetapi kamu tidak menyadarinya.” (QS. 2: 154)
~|[ Al-Malahim Islamic Pages ]|~
No comments:
Post a Comment