Damaskus (voa-islam.com) Presiden Bashar al-Assad, nampaknya sudah tidak banyak pilihan, dan menggunakan senjata pamungkas yang dimiliki, yaitu senjata kimia. Assad menggunakan senjata pemusnah massal, saat menghadapi perlawanan yang begitu meluas, di pusat kota Damaskus dan Allepo, yang hampir jatuh ke tangan pejuang pembebasan Suriah (FSA).
Di Damaskus, jurubicara kementerian luar negeri Jihad Makdissi mengatakan bahwa Suriah berada dalam posisi, "mempertahankan diri", tapi mengesampingkan penggunaan senjata kimia, ketika menghadapi pejuang FSA yang semakin membahayakan rezim Presiden Bashar al-Assad.
"Setiap WMD (War Mass Destruction) senjata pemusnah massal, berupa senjata kimia dan sejenisnya, menegaskan bahwa Republik Arab Suriah tidak pernah memiliki, tidak akan pernah digunakan terhadap warga sipil atau terhadap rakyat Suriah, selama dalam krisis dan kondisi apapun, serta tidak peduli bagaimana krisis akan berkembang, tidak peduli seberapa," kata Makdissi.
Perdebatan apakah pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia? Kemungkinan Bashar al-Assad menggunakan senjata kimia atau senjata pemusnah massal, tidak dapat diabaikan, karena menurut sejumlah pejabat intelijen di Timur Tengah, dan Barat, mengkonfirmasi, tentang kemungkinan Suriah menggunakan senjata kimia atau senjata pemusnah massal.
Posisi Assad sendiri sekarang sudah sangat rapuh, sejak tewasnya empat orang yang paling dekat dengan lingkaran kekuassaan. Yaitu, Menteri Pertahan, Jenderal Daoud Rajiha, Kepala Intelijen Jenderal Assef Shawqad, Menteri Dalam Negeri, Jenderal Ibrahim Asrar, dan mantan Menteri Pertanahan yang menjadi Kepala Crisis Center, Jendral Torkman, tewas dalam serangan bom.
Makdissi menegaskan, "Tidak pernah menggunakan senjata kimia dan biologis selama krisis ... , ujarnya kepada AFP. Namun, pemerintahan Saddam, pernah menggunakan senjata kimia, ketika menghadapi pemberontakan suku Kurdi di Halabjah, dan memusnahkan banyak penduduk di kota itu, akibat serangan senjata kimia. Irak dan Suriah menjadi mitra dan sekutu, sebagian bagian rezim yang menganut ideologi Baath.
Sebuah sumber di Timur Tengah, pemerintahan Assad sudah mulai membagi-bagikan senjata kimia kepada para serdadu mereka, dan ini sebagai langkah terakhir menghadapi ancaman para pejuang Suriah (FSA), yang berada di ibukota Damaskus dan Allepo, dan membahayakan keamanan Presiden Assad.
Dalam pernyataan yang dikeluarkan setelah pembicaraan, 27 blok itu menteri luar negeri mengatakan: "Uni Eropa sangat prihatin potensi penggunaan senjata kimia di Suriah." Sementara itu, Liga Arab, secara tegas menginginkan agar Bashar al-Assad meninggalkan kekuasaannya. Tetapi, Assad menolak mengundurkan diri dan menyerahkan kekuasaannya. Mungkin Bashar al-Assad memilih akhir hidupnya seperti Gadafi. mi.
sumber: http://www.voa-islam.com/
No comments:
Post a Comment