Kanada. Fakta tentang mati surinya ajaran Kristen di Eropa bukan hanya isapan jempol belaka. Berbagai survei dan data telanjang yang kasat mata mudah ditemukan di kota-kota besar di Eropa hingga ke pelosok daerah.
Kabar terbaru tentang kian merosotnya penganut Kristen datang dari Kanada. Akibat terus berkurangnya minat masyarakat apalagi generasi muda Kanada menekuni bidang teoloigi Kristen dan Katolik, dampaknya saat ini cukup fatal bagi perkembangan agama ini. Pasalnya, sejumlah gereja Katolik di Kanada yang jumlah jemaatnya dari hari ke hari terus menurun ini, sekarang juga mengalami kekurangan Pastor.
Karenanya, sejumlah gereja Katolik di Provinsi Kanada Tengah merekrut sejumlah Pastor dari Asia dan Afrika. Juru bicara Gereja Winnipeg, Uskup Agung Richard Osicki mengatakan, ini kebalikan dari apa yang terjadi di masa lalu bahwa di Afrika dan Asia, Gereja Katolik Roma saat ini mengalami booming, sehingga mereka memiliki surplus Pastor.
Gereja Katolik Roma di Manitoba, sebuah provinsi lain di Kanada juga merekrut lima orang Pastor dari negara-negara Asia dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, dalam beberapa bulan mendatang sejumlah gereja lain juga mengharapkan kedatangan lima sampai sepuluh Pastor dari Filipina untuk mengatasi kekosongan pemimpin katolik di negeri itu.
Bahkan, sebuah survei yang dirilis Newsweek (12 Juli 1999) menyebutkan daftar penurunan jumlah penganut Kristen di sejumlah negara di Eropa yang pergi ke gereja tiap pekan. Kondisi ini juga menimpa para penganut Katolik Roma di Italia dan Irlandia yang selama ini dikenal sebagai basis masyarakat yang taat terhadap ajaran Katolik, bahkan ajaran Katolik di dua negara ini telah menjelma menjadi tradisi yang sangat kuat dan diwariskan secara turun-temurun.
Berikut hasil survei tentang penganut Kristen dan Katolik yang pergi ke gereja tiap pekan pada beberapa negara di Eropa:
Jerman Timur: Tahun 1991, 3,6% penganut Kristen masih ke gereja. Tahun 1998 menurun menjadi 2,1% penganut Kristen yang masih ke gereja.
Jerman Barat: Tahun 1991, 14,7% masih ke gereja. Tahun 1998, tinggal 7% yang ke gereja.
Norwegia: Tahun 1991, 4,6% warganya masih ke gereja. Tahun 1998, tinggal 4,1% yang ke gereja.
Italia: Tahun 1991, 41,4% penganut Katolik Roma masih ke gereja. Tahun 1998, menyisahkan 29,4% jemaat.
Irlandia: Tahun 1991, 65,1% penganjut Katolik Roma masih ke gereja. Tahun 1998, menjadi hanya 63,2% jemaat yang ke gereja.
Prancis: tinggal 3–4% penganut Kristen yang teratur ke gereja pada tahun 1998.
Inggris: 89% jemaat gereja tidak menghadiri kebaktian di gereja pada tahun 1995 dan 99% pada tahun 1999.
Swedia: 85% penduduk mengakui sebagai jemaat gereja, tapi kurang dari 45% yang pergi ke gereja untuk beribadah. (AFP/Newsweek/Dwi H)
Kabar terbaru tentang kian merosotnya penganut Kristen datang dari Kanada. Akibat terus berkurangnya minat masyarakat apalagi generasi muda Kanada menekuni bidang teoloigi Kristen dan Katolik, dampaknya saat ini cukup fatal bagi perkembangan agama ini. Pasalnya, sejumlah gereja Katolik di Kanada yang jumlah jemaatnya dari hari ke hari terus menurun ini, sekarang juga mengalami kekurangan Pastor.
Karenanya, sejumlah gereja Katolik di Provinsi Kanada Tengah merekrut sejumlah Pastor dari Asia dan Afrika. Juru bicara Gereja Winnipeg, Uskup Agung Richard Osicki mengatakan, ini kebalikan dari apa yang terjadi di masa lalu bahwa di Afrika dan Asia, Gereja Katolik Roma saat ini mengalami booming, sehingga mereka memiliki surplus Pastor.
Gereja Katolik Roma di Manitoba, sebuah provinsi lain di Kanada juga merekrut lima orang Pastor dari negara-negara Asia dalam tiga tahun terakhir. Bahkan, dalam beberapa bulan mendatang sejumlah gereja lain juga mengharapkan kedatangan lima sampai sepuluh Pastor dari Filipina untuk mengatasi kekosongan pemimpin katolik di negeri itu.
Bahkan, sebuah survei yang dirilis Newsweek (12 Juli 1999) menyebutkan daftar penurunan jumlah penganut Kristen di sejumlah negara di Eropa yang pergi ke gereja tiap pekan. Kondisi ini juga menimpa para penganut Katolik Roma di Italia dan Irlandia yang selama ini dikenal sebagai basis masyarakat yang taat terhadap ajaran Katolik, bahkan ajaran Katolik di dua negara ini telah menjelma menjadi tradisi yang sangat kuat dan diwariskan secara turun-temurun.
Berikut hasil survei tentang penganut Kristen dan Katolik yang pergi ke gereja tiap pekan pada beberapa negara di Eropa:
Jerman Timur: Tahun 1991, 3,6% penganut Kristen masih ke gereja. Tahun 1998 menurun menjadi 2,1% penganut Kristen yang masih ke gereja.
Jerman Barat: Tahun 1991, 14,7% masih ke gereja. Tahun 1998, tinggal 7% yang ke gereja.
Norwegia: Tahun 1991, 4,6% warganya masih ke gereja. Tahun 1998, tinggal 4,1% yang ke gereja.
Italia: Tahun 1991, 41,4% penganut Katolik Roma masih ke gereja. Tahun 1998, menyisahkan 29,4% jemaat.
Irlandia: Tahun 1991, 65,1% penganjut Katolik Roma masih ke gereja. Tahun 1998, menjadi hanya 63,2% jemaat yang ke gereja.
Prancis: tinggal 3–4% penganut Kristen yang teratur ke gereja pada tahun 1998.
Inggris: 89% jemaat gereja tidak menghadiri kebaktian di gereja pada tahun 1995 dan 99% pada tahun 1999.
Swedia: 85% penduduk mengakui sebagai jemaat gereja, tapi kurang dari 45% yang pergi ke gereja untuk beribadah. (AFP/Newsweek/Dwi H)
No comments:
Post a Comment