Wednesday, August 8, 2012

Polisi Yang Menyamar Membuat Muslim Inggris Marah



Muslim Inggris marah terhadap taktik Kepolisian Besar Manchester yang mengirimkan informan ke masjid-masjid untuk memata-matai jamaah, memperingatkan bahwa langkah tersebut menaikkan risiko ketidakpercayaan antara minoritas agama dan badan-badan keamanan.

"Ini mengkhawatirkan, Anda punya satu komunitas yang menjadi sasaran," kata Yasmin Dar, anggota forum Komunitas Masjid dan Kepolisian Greater Manchester, kepada BBC pada Kamis, November 24.

"Saya sudah tidak mendengar adanya kasus petugas yang menyamar pergi ke gereja atau sinagog, jadi mengapa suatu agama (Islam) tertentu (jadi sasaran)? Hubungan dengan polisi telah menurun. Ini menciptakan banyak ketidakpercayaan dengan polisi."

Hubungan antara Muslim dan polisi menegang menyusul penyelidikan oleh Unit Kontra Terorisme wilayah Barat laut Mancherster di mana petugas menyamar sebagai Muslim di dalam masjid.

Para informan polisi menghadiri sholat dan pelayanan di sejumlah masjid di Manchester.

Selama kunjungan tersebut, mereka berteman dengan empat pria Muslim selama lebih dari satu tahun setelah yang tiga orang, Munir Farooqi, 54, Israr Malik, 24, dan Matthew Newton, 29, dihukum karena tuduhan terorisme pada bulan September. Seorang pria lain dibebaskan.

Pengadilan mendengar Farooqi telah mencoba untuk merekrut polisi yang menyamar untuk pergi ke Afghanistan untuk melawan tentara Inggris.

Farooqi diberi hukuman 4 tahun, Newton dipenjara selama enam tahun dan Malik diberi hukuman yang belum ditentukan dan mengatakan ia akan menjalani setidaknya lima tahun.

Selain itu, polisi memutuskan kemudian mengarahkan 15 anggota Forum Komunitas Masjid untuk membuat forum pertemuan dengan polisi awal bulan ini.

Pada pertemuan tersebut mereka menyerukan kepada Kepala Polisi Petrus Fahy untuk mempertimbangkan kembali keputusan untuk mengajukan permohonan kepada pengadilan untuk perintah penyitaan.

Menghadapi ketidakpercayaan Inggris, dua juta Muslim Inggris telah hisup dalam tekanan di bawah undang-undang anti-teror sejak serangan 7/7.

Mereka telah berulang kali mengeluhkan penganiayaan oleh polisi tanpa alasan yang jelas selain menjadi Muslim.

Sebuah jajak pendapat Financial Times, baru-baru ini telah menunjukkan bahwa Inggris adalah negara yang paling mencurigai terhadap orang Muslim.

Masyarakat Takut

Apa yang dilakukan polisi telah menyebabkan ketegangan antara Polisi Greater Manchester dan kelompok Islam.

"Masjid adalah tempat khusus untuk Muslim dan saat orang-orang diberitahu bahwa ini telah terjadi mereka merasa dikhianati," kata Rabnawaz Akbar, seorang anggota Forum.

"Ini meninggalkan bekas luka di hubungan baik yang telah dibangun selama bertahun-tahun."

Imam Habib-ur-Rehman, imam Masjid Madinah di daerah Levenshulme, mengatakan bahwa ia merasa terhina oleh fakta bahwa non-Muslim berpura-pura menjadi menjadi orang Islam.

Anggota masyarakat Islam marah ketika mereka mendengar bahwa polisi telah berpura-pura sebagai Muslim,ungkapnya.

"Kami kecewa dan marah tapi pada saat yang sama kami tetap damai, kami mencoba untuk tetap patuh hukum. (meski) Seorang yang marah dapat melakukan apapun".

Forum Keselamatan Islam (Muslim Safety Forum/MSF) mewakili lebih dari 30 organisasi Islam termasuk Dewan Muslim Inggris, Muslim Parlemen, Federasi Mahasiswa Islam, dan masjid.

Forum tersebut menawarkan saran kepada Kepolisian Metropolitan dan Asosiasi Kepala Polisi (ACPO) pada isu-isu Islam.

Jurubicara Kontra terorisme, Joarder Shamiul, berpendapat bahwa muslim telah ambil bagian dalam melawan ekstremisme.

Dia mengatakan pemerintah membutuhkan dukungan dari komunitas Muslim dalam rangka untuk melawan kegiatan teroris secara efektif.

"Polisi belum berhasil membina hubungan positif dengan komunitas Muslim, jika tidak mereka bisa menggunakan saluran ini untuk mendapatkan informasi yang mereka butuhkan. Penyusupan semacam ini bukan jalan ke depan."

No comments:

Post a Comment