Wednesday, August 8, 2012

Picu Kontroversi Mantan Muslim Seru Perang Lawan Islam, Pemeluk Kristiani Juga Prihatin


IDEPENDENCE, KANSAS - “Amazing Grace,” ujar Kamal Salem, adalah lagu yang menggambarkan kisahnya. Ia mengaku datang dari dunia yang sepenuhnya berbeda dari yang kini ia jalani. Kamal Saleem adalah mantan Muslim yang mengaku bekas teroris dan kini memeluk Kristen pada 1980-an. Ia beralih menjadi Kristen setelah hampir tewas dalam kecelakaan mobil.

Lahir di keluarga Muslim suni Libanon, ia menuturkan sejak kecil diajari untuk memerangi dan membenci Yahudi dan Kristen. Ia mengaku bahkan memulai misi pertama pada usia 7 tahun, menyelundupkan senjata ke Israel sebagai tentara untuk Yaser Arafat. Orangtuanya, ujarnya, duduk di sisi lain meja selalu mendidiknya tentang Allah dan memberitahunya bahwa seruan tertinggi adalah untuk menghancurkan peradaban Barat, termasuk Amerika dan Yahudi.

"Dosa terbesar dalam Islam adalah mempertanyaan Islam atau mempertanyakan Allah," ujar Saleem kepada sekitar 600 peserta pada Kamis (17/11) lalu dalam acara Independence Mayor’s Prayer Breakfast. 

Dalam Islam, klaimnya dalam pidato, kebebasan, keinginan mengejar kebahagiaan, kebebasan berbicara, kebebasan berpikir--semua ini salah dan harus dihancurkan.

Salem said mengatakan ia tumbuh di keluarga miskin kotor dengan rumah berkamar tiga dan 14 saudara laki-laki atau perempuan. Saat ia berpidato di depan Komunitas Kristen Klub Laurel, ia menggunakan nada lelucon, memancing tawa dan tepuk dari pemirsa.

Ia mengaku diselamatkan oleh seorang Kristen Afrika ketika mengalami kecelakaan. Ketika keluar dari rumah sakit, satu keluarga Kristen membawa Saleem dan ia didoakan atas nama Yesus Kristus.

"Saya selalu dilatih untuk berjuang untuk menjadi terbaik dari yang terbaik," ujar Saleem. "Tapi saya tidak dilatih untuk berjuang demi cinta." 

Kini di pertengahan 50-an, Saleem, pengarang buku "The Blood of Lambs" yang telah berbicara di depan politisi, pemimpin militer hingga aparat keamanan, organisasi keyakinan dari berbagai agama dan kepercayaan, universitas hingga kalangan Muslim, demikian klaim dalam situs resminya.

"Keinginan saya adalah untuk melihat negara ini bisa merangkul dan menolong Muslim," ujar Saleem. "Karena Muslim adalah orang-orang baik di dalam hati. Mereka mencintai Tuhan. Peperangan kita tidak terhadap Muslim. Peperangan kita adalah terhadap Islam. Tidak Semua Muslim adalah orang jahat."

Tidak setiap orang senang dengan pesan Saleem, termasuk seorang warga Independence yang juga seorang Kristiani, Josef Walker. Ia adalah anggota dan mantan presiden Persekutuan Ministerial Independence.

Ia menanggap pembelokan Saleem terhadap kepercayaan kaum Muslim, termasuk impresi yang ia tinggalkan, bahwa semua Muslim adalah teroris dan pemukul Istri, membuat Walker begitu prihatin.

"Apakah ada ekstremis Muslim? Tentu," ujar Walker. "Namun asumsi Saleem bahwa semua organisasi mahasiswa di AS dipimpin oleh teroris, itu adalah jenis retorika yang menyedihkan untuk didengar di acara publik dalam kota kami. Ia lebih buruk dari yang saya bayangkan semula," ujarnya.

Walker duduk di acara Prayer Breakfast bersama enam tenam Muslimnya. Empat di antaranya adalah doktor yang berpraktek di Kansas City. Walker berkata ia bahkan merasa perlu meminta maaf kepaa teman Muslimnya terkait pidato Saleem dan meminta mereka mengutarakan keprihatinan mereka kepada Sang Walikota Independence Don Reimal.

"Sungguh menyakitkan melihat bagaimana mereka mendengar agama yang mereka cintai dihina dan dilecehkan, itu kata-kata yang paling tepat. Mereka sangat terganggu, dan itu sungguh-sungguh menyedihkan" ujar Walker. "Tragedinya adalah di sana ada orang-orang yang tidak tahu sama sekali tentang Islam. Mereka tidak akan tahu bahwa apa yang diungkapkan Saleem salah."

Seorang tamu yang hadir, Syed Hasan, seorang Muslim dan guru besar ilmu bumi di University of Missouri-Kansas City sejak 1979. Ia mengaku meninggalkan Prayer Breakfast dengan perasaan sedih terutama terhadap 'orang-orang baik di dalam ruangan' yang menghadiri acara.

"Apa yang bisa disimpulkan dalam pidatonya adalah Islam dan Muslim tidak bisa dipercaya," ujar Hasan. "Ia membuat banyak komentar yang tidak hanya salah dan juga tidak faktual serta tidak benar tentang Islam. Saya kira itu adalah kewajiban pemimpin pemerintah sipil Independence untuk membenarkan kembali kesalahan yang ia lakukan.

Hasan mengatakan pesan Saleem menyusupkan elemen ketakutan kepada hadirin mengenai Islam. Hasan juga mempertanyakan otentikasi bagian pidato Saleem dan mengatakan Saleem telah salah mengutip Al Qur'an dan mengambil beberapa bagian itu keluar konteks. 

Namun Hasan tidak menyesal menghadiri acara tersebut. "Saya senang saya berada di sana. Saya telah mendengar tentang dia, namun saya ingin memiliki pengalaman langsung," ujar Hasan yang tinggal di Shawnee, Kansas dan menghadiri acara Prayer Breakfast untuk kali pertama pada Kamis. "Ketika saya mendengar tentang ini, saya mmencari informasi tentang Kamal Saleem dan saya memiliki beberapa keraguan serta keprihatinan."

Mungkin, menurut Walker, pesan paling tepat yakni ketika Saleem hanya bercerita tentang cerita pribadinya pengalaman dari Islam menuju Kristen. Namun, hanya sedikit kisah itu yang dituturkan, sebaliknya malah serangan-serangan terhadap Islam.

"Ini adalah tantangan bagi komite walikota. Akankah anda memiliki Kristen fundamentalis yang beralih ke Islam dan datang untuk membantah atau akankah kita menggunakan kekuatan untuk mempromosikan pandangan tertentu dalam sebuah agama?" ujar Walker. "Keyakinan Saleem yang membenci orang lain tidak mempromosikan ajaran Kristen yang saya jalani." RoL

No comments:

Post a Comment