Pembakaran al-Qur`an di pangkalan militer Amerika Serikat di Bagram, Aghanistan, adalah tindakan yang disengaja. Demikian dikatakan seorang anggota tim investigasi kepada kantor berita DPA, Senin (05/03/2012), lansir Bikya Masr.
“Kami yakin tindakan itu disengaja,” katai Maulavi Khaliqdad, seorang anggota tim penyelidik yang dientuk oleh Presiden Afghanistan Hamid Karzai.
“Jika mereka membakar satu atau dua kitab, maka kami bisa mengatakan bahwa hal itu dilakukan dengan tidak sengaja. Namun mereka membawa ratusan kitab seperti itu untuk dibakar. Semua orang tahu itu buku agama (kitab suci).”
Kabar tentang pembakaran buku-buku agama termasuk al-Qur`an oleh tentara Amerika Serikat di pangkalan militer Bagram telah mengundang aksi protes massa. Tiga puluh warga Afghanistan terbunuh dalam aksi unjuk rasa menenang tindakan keji tentara Amerika Serikat itu.
Enam orang pajurit AS dikabarkan tewas dalam aksi balasan, termasuk di antaranya 2 penasehat militer AS yang berada di gedung Kementerian Dalam Negeri Afghanistan yang dijaga ketat.
Para pemimpin pasukan asing mengatakan kejadian itu “tidak disengaja.” Presiden Barack Obama mengirimkan surat kepada Karzai berisi permintaan maaf.
Khaliqdad mengatakan, hasil laporan berdasarkan temuan di lapangan yang dilakukan timnya menyatakan bahwa tindakan itu dilakukan dengan sengaja. Laporan tersebut telah diserahkan kepada Presiden Karzai dan parlemen.
“Tidak mungkin jika Anda (sendiri) mengumpulkan buku-buku sebanyak itu dari perpustakaan ...Seseorang harus bertanggungjawab atas kejadian ini,” kata Khaliqdad. “Kami tidak bisa terima jika mereka mengatakan bahwa hal itu adalah suatu kekhilafan.”
“Khilaf adalah jika seseorang melakukan sesuatu tanpa pengetahuan atau tidak sadar,” tegas Khaliqdad, yang juga merupakan anggota dari Dewan Ulama Afghanistan.*
No comments:
Post a Comment