Tuesday, December 25, 2012

Dongeng Madzhab Fiqih Ja’fari (Muqoddimah)


Bagian 1

MUQODDIMAH

Web syiahali (syiahali.wordpress.com) pernah menurunkan makalah berjudul:

Fiqih Ja’fari adalah prinsip dan dasar-dasar fiqih Syiah yang diajarkan oleh Imam Keenam dari madzhab Ahlul Bait, yaitu Imam Ja’far Shadiq a.s. (hidup antara tahun 80-83 hingga 148 hijriah). Beliau gugur Syahid di Madinah

Lalu di mukaddimahnya ditulis:

“Kita dan bangsa kita yang mulia juga merasa bangga, karena bangsa ini bersama seluruh wujudnya, bersatu dengan Islam dan Al-Qur’an. Kita bangga karena menjadi pengikut madzhab yang ingin membebaskan Al-Qur’an dari kuburan, sekaligus menjadikan kitab ini sebagai buku petunjuk untuk membebaskan manusia dari berbagi ikatan yang membelenggu kaki, tangan, hati, dan akal mereka; ikatan yang membawa manusia ke arah kefanaan, kenisbian, perbudakan, dan penghambaan pada penguasa zalim.”

Para pengunjung gensyiah yang mulia, betapa bahayanya jika ada orang belajar agama kepada orang zindiq atau munafiq sementara ia tidak tahu kalau dia itu zindik atau munafik, sementara dalam keyakinannya dia orang suci yang dijamin surga. Anda bisa bayangkan bahayanya.

Oleh karena itu dengan singkat kita katakana bahwa Imam Ja’far ash-Shadiq radhiyallahu ‘anhu wa ardhah- adalah imam ahlussunnah, imam kita yang kita cintai sebagaimana ahlulbait yang lain apalagi yang ahli ilmu. Namun madzhhab ja’fari sebagaimana madzhab empat yang lengkap itu tidak ada. Beliau punya fatwa-fatwa namun tidak punya madzhab fikih berdiri sendiri apalagi menyalahi sunnah dan para imam ahlisunnah.

Oleh karena itu berikut saya kemukakan hasil kajian syaikh Dr. Thaha al-Dulaimi (ulama dan thabib pejuang sunnah di Irak selatan yang sekarang tinggal di Yordan) yang menulis buku Ustharh al-Madzhab al-Ja’fari:

“Syiah menamakan dirinya sebagai Imamiyyah dengan pertimbangan atau anggapan bahwa mereka –tanpa kaum muslimin yang lain- adalah kelompok yang dalam fikih dan hukum kembali kepada imam ma’shum, akan tetapi kami melihat mereka dalam dua perkara itu ternyata merujuk kepada manusia biasa seperti al-Shadr, al-Sistani, Khumaini, Khameini dan al-Khatami. Maka imam ma’shum pada dasarnya hanyalah nama belakan tanpa ada wujudnya; hanya judul tanpa isi! Lalu apa yang tersisa dari makna imamah dan imamiyyah?!

Begitulah kami sampai kepada hakekat berikut yaitu bahwa: syiah sebenarnya bukanlah Ja’fariyyah (pengikut Imam Ja’far as-Shadiq t ) bahkan bukan imamiyyah (pengikut imam)!! Jika tidak terima maka silakan memperlihatkan kepada kita siapa imam d’shum yang mereka jadikan rujukan fatwa dalam fikih mereka dan yang menjadi rujukan dalam hokum mereka? Atau paling tidak silakan mengeluarkan kepada kita kitab yang dia tulis atau yang ditulis oleh imam Ja’far as-Shadiq sendiri, padahal medan fikih bagi mereka adalah padat (banyak, luas) dan mereka punya Negara yang berhukum dengan namanya. Demikian .. tidak ada imam ma’shum!”

Abu Hamzah

Kuwait, 16 -4-2012

dari synopsis buku beliau Usthurah al-Madzhab al-Ja’fari lihat di http://www.alqadisiyya3.com/main/


Dongeng Madzhab Fiqih Ja’fari (Bagian ke-2)
=============================

Hakekat Sanad-Sanad Riwayat Syiah yang Sangat Berbahaya
-----------------------------------------------------------------------

Bagian 2

1. Kebohongan klaim riwayat dari ahlulbait

Orang syiah menolak hadits-hadits Nabi i yang diriwayatkan dari nabi i oleh para sahabat radhiyallahu anhum dan para tabi’in yang mengikuti mereka dengan baik, dengan alasan bahwa para perawinya bukan dari ahlulbait, yang mereka itu menurut mereka adalah satu-satunya pintu bagi kota ilmu beliau i.

Bersamaan klaim mereka bahwa riwayat-riwayat mereka dikutip dengan sanad dari ahlulbait, mereka juga mengklaim bahwa hanya riwayat mereka yang shahih.

Akan tetapi setelah kita teliti ternyata klaim ini tidak memiliki kebenaran yang menjadi sanadaran; tidak dari sisi teori dan pondasi, maupun dari sisi realita dan aplikasi!!. Berikut ini adalah penjelasannya:

2. Para perawi syiah ternyata bukan ahlulbait

Kita akhirkan dulu pembahasan teoritis dalam masalah ini dan kita langsung masuk dalam realita aplikasi pada orang syiah agar kita bisa melihat apakah apa yang mereka klaim itu mereka konsisten dan mereka terapkan atas diri mereka? Ataukah di balik itu semua hanya ada klaim belaka?!

Sesungguhnya klaim syiah bahwa riwayat mereka dikutip dengan sanad dari ahlulbait mengharuskan para perawinya dalam semua tingkatan transmisi sanadnya dari awal hingga imam atau hingga nabi i adalah dari para imam saja ataun paling tidak dari ahlulbait.

Jika ini yang mereka maksudkan dengan ucapan mereka maka ini tidak ada wujudnya sama sekali! Kembali ke referensi riwayat mereka yang mana saja seperti al-Kafi karya Kulaini, atau Biharul Anwar karya Majlisi maka akan tampak jelas batilnya klaim ini.

Sesungguhnya para perawi syiah yang meriwayatkan untuk mereka agama mereka dari sela-sela puluhan ribu riwayat tidak ada seorang pun dari ahlulbait apalagi dari imam mereka!! Barang siapa ingin mengkonfirmasi kebenaran ucapan saya silakan kkembali kepada kitab maraji’ syiah maka insyaallah tidak akan menemukan lebih dari satu riwayat yang dimulai dengan dari fulan dari fulan dari fulan…. Berkata abu abdillah alaihissalam….” dan “fulan” ini dari awal sanad hingga akhirnya bukan dari ahlulbait! Maka dari ahlubait mana orang syiah meriwayatkan?!

Kuwait 17 april 2012

Halaman 54-55 dari kitab usthurah madzhab fikih ja’fari


sumber : http://www.gensyiah.com/dongeng-madzhab-fikih-jafari.html

No comments:

Post a Comment