Oleh: Mujiburrahman Abu Sumayyah
DAJJAL. Satu kata yang mengingatkan kepada kita tentang sosok makhluk yang seram dan sangat menakutkan yang akan keluar menjelang hari Kiamat yang memiliki beberapa ciri sebagaimana yang telah digambarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hadistnya, diantaranya bahwa dia adalah seorang laki-laki yang pendek, buta sebelah matanya, berambut keriting, antara kedua matanya tertulis kata “kafir” yang dapat dibaca oleh semua muslim, dapat menurunkan hujan dan mendatangkan pangan di saat musim paceklik dengan izin Allah ta’ala, dia akan muncul dari arah Khurasan dan akan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi Isfahan (Iran). Pada mulanya dia akan mengaku sebagai nabi, akan tetapi setelah itu dia akan mengaku sebagai tuhan. Barang siapa yang mengikuti Dajjal ketika itu, maka dia akan memberikan pengamanan dan “rejeki” kepadanya, namun akibatnya batallah segala amal kebaikannya yang dilakukannya selama di dunia ini dan barangsiapa yang menolak ajakannya, maka dia akan memberikan ancaman, tidak akan memberi “rejeki” kepadanya, bahkan tidak segan-segan untuk membunuhnya. Dan ketahuilah, bahwa dia adalah KADZDZAB (pendusta).
Kemunculan Beberapa “Dajjal” Sebelum Munculnya Dajjal yang Sebenarnya
Ketika kita membaca beberapa hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang membicarakan tentang Dajjal, maka kita akan mengetahui ternyata sebelum muncul Dajjal yang sesungguhnya, akan muncul beberapa “Dajjal” yang memiliki beberapa sifat yang dimiliki oleh Dajjal yang sesungguhnya. Yaitu kadzdzab (pendusta), dan mengaku sebagai nabi. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ
Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah munculnya para Dajjal pendusta, jumlah mereka hampir mencapai tiga puluh orang dan mereka semua akan mendakwakan dirinya seorang Nabi. (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadits lain disebutkan, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ كُلُّهُمْ يَقُولُ أَنَا نَبِيٌّ أَنَا نَبِيٌّ
“Sebelum datangnya hari kiamat akan muncul sekitar tiga puluh Dajjal pendusta, mereka semua berkata: ‘Aku adalah seorang Nabi, aku adalah seorang Nabi.” (HR. Ahmad)
Memang, sifat asli dari Dajjal adalah pendusta. Dusta itulah senjata yang akan dia gunakan untuk menyebarkan syubhatnya di tengah-tengah manusia dan untuk menggaet manusia agar mengikuti ajakannya. Bagi mereka yang lemah imannya, tentu akan terprovokasi dengan berbagai macam syubhatnya. Bahkan ketika itu ada seseorang yang menganggap imannya telah mantap pun ternyata akhirnya bisa mengikuti rayuannya. Sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ
“Siapa yang mendengar (kedatangan) Dajjal hendaklah menjauhinya. Demi Allah, seorang laki-laki benar-benar akan mendatangi Dajjal dan mengira bahwa ia adalah seorang mukmin (yang kuat imannya), lalu ia akan mengikuti setiap syubhat yang ditebarkannya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Orang yang menganggap dirinya memiliki keimanan yang kuatpun bisa terbawa oleh syubhat Dajjal. Lantas bagaimana dengan seseorang lemah keimanannya?
Mereka adalah “Dajjal”
Jika kita melihat kondisi yang terjadi di Iran, Palestina dan yang terakhir hari ini di Suriah dan mengaitkan kondisi tersebut dengan hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam di atas, maka kita akan melihat bahwa beberapa “Dajjal” itu muncul dari daerah sekitar sana. Walaupun kita tidak tahu dengan pasti siapakah 30 “Dajjal” yang dimaksud Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam dalam hadits di atas. Akan tetapi sifat-sifat Dajjal itu itu ada pada diri mereka. Baik “Dajjal” yang berani menampakkan sifat dan perbuatannya secara terang-terangan di hadapan manusia, ataupun “Dajjal” yang masih sembunyi-sembunyi menampakkan karakter sebenarnya di hadapan manusia, karena khawatir manusia akan mengetahui sifat aslinya dan syubhat busuknya. Akan tetapi kedua-duanya memiliki tujuan yang sama dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuannya, yaitu MENYESATKAN MANUSIA. Satu tujuan Iblis yang paling utama ketika Allah ta’ala menurunkannya dari Surga.
Allah ta’ala berfirman:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Al-Hijr : 39)
“Dajjal” dari Suriah
Suriah merupakan tempat pertama kali yang kelak akan dipijak oleh Nabi ‘Isa –‘alaihi salam- ketika beliau turun dari langit. Terutama di daerah sebelah timur Damaskus, yaitu di Menara Putih sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat. Dan di sana pula beliau pertama kali akan bertemu dengan Dajjal yang sesungguhnya, dan mengejarnya hingga pintu Luth, lalu membunuhnya.
Namun ternyata saat ini “Dajjal” telah muncul dari sana. Dia mendakwakan dirinya di hadapan manusia tidak sebatas sebagai nabi, tapi sebagai Tuhan bagi mereka yang pantas untuk disembah dan diagung-agungkan. Dia melakukan hal ini secara terang-terangan. Dan dirinya memaksa manusia dengan kekuatan militernya agar mereka mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan dirinya. Si “Dajjal” itu tidak lain adalah presiden Suriah, Basyar Asad laknatullah. Seorang yang berpaham Syi’ah Nusairiyah. Syi’ah ekstrim yang sangat memusuhi kaum muslimin yang memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Syi’ah Imamiyyah di Iran.
Maka kita akan melihat, mereka yang setia dan mendukung langkah si “Dajjal” tersebut serta tunduk dengan kebijakannya, maka akan mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan. Namun bagi mereka yang menolak ajakan dan kebijakan si “Dajjal” ini, maka akan disiksa, “diembargo”, bahkan dibunuh secara kejam.
Untuk melihat kekejaman si “Dajjal” ini, silakan buka salah satunya di:
http://www.youtube.com/ watch?v=o96FuxgA3m4
http://www.youtube.com/ watch?v=fb05bSV-q9o&feature =related
“Dajjal” dari Iran dan Lebanon
Setelah kita mengetahui bahwa di Suriah ada “Dajjal” yang secara terang-terangan menampakkan sifat kedajjalannya. Namun ternyata di Iran dan Lebanon juga ada “Dajjal”. Bahkan “Dajjal” ini telah lama masyhur, bukan saja di kalangan kaum muslimin, akan tetapi juga di kalangan kaum kafirin. Kemasyhurannya ini karena “keberaniannya” menentang Amerika dan Israel. Ya, hanya sebatas menentang saja, tidak lebih. Siapakah dia? Dia adalah presiden Iran, Ahmadinejat dan pemimpin Hizbul Latta, Hassan Nasrullah.
Keduanya tidak berani menampakkan sifat aslinya di hadapan manusia karena khawatir jika sifat asli ini sampai diketahui oleh kebanyakan manusia, maka tentunya seluruh misi si “Dajjal” ini akan gagal.
Dan kedua “Dajjal” ini berpaham Syi’ah Imamiyyah Itsna ‘Asyariyah (Rafidhah) yang berpusat di Iran. Salah satu paham yang diusung oleh Syi’ah Rafidhah ini adalah berdusta atas nama agama, alias TAQIYYAH.
Makanya kita dapati bahwa:
1. Kaum Syi’ah selalu mendakwakan dirinya mencintai Rasul dan keluarganya, akan tetapi ternyata dakwaan itu hanyalah sebuah kedustaan belaka. Karena yang terjadi adalah kebalikannya, yaitu penghinaan kepada Rasul dan keluarganya. Dan ini dapat kita jumpai dalam literatur-literatur asli mereka.
2. Syi’ah mengaku sebagai bagian dari kaum muslimin. Akan tetapi ternyata pengakuan dusta itu hanyalah suatu taktik bagi mereka untuk menghancurkan kaum Muslimin. Mereka berusaha mensyi’ahkan kaum muslimin di Iran, bahkan di seluruh dunia. Dan hal ini mereka praktekkan semenjak berdirinya Dinasti Syafawi di Iran hingga saat ini dan ternyata sukses besar. Sehingga kita dapati saat ini jumlah kaum muslimin di Iran sangat minoritas dan terpojokkan. Dan sebagaimana “Dajjal” Suriah, “Dajjal” Iran inipun juga menggunakan kekuatan dan ancamannya. Dia tidak segan-segan untuk mengeksekusi siapa saja yang menentang kebijakannya.
Allah ta’ala berfirman:
وَيَحْلِفُونَ بِاللّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ
“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu.” (QS. At-Taubah : 56)
3. Negara Syi’ah Iran selalu mengembar-gemborkan penentangannya kepada Amerika dan Israel karena agresi militernya kepada kaum muslimin. Dan mengancam akan membinasakan kedua negara tersebut jika masih tetap melakukan agresi terhadap kaum muslimin, khususnya di Palestina. Namun apa yang terjadi sampai saat ini? Ternyata gembar-gembor itu hanyalah omong kosong dan bualan Ahmadinejat saja, dan sampai saat ini bahkan sampai hari Kiamatpun bualannya tidak akan terbukti. Karena ternyata hal ini merupakan taktik si “Dajjal” ini untuk mendapatkan dukungan dari kaum muslimin. Maka saat ini kita melihat, sebagian besar kaum muslimin terbius dengan bualan-bualannya, sehingga mereka selalu mengagung-agungkan si “Dajjal” ini. Ini terjadi karena kebanyakan kaum muslimin yang tidak mengetahui hakekat si “Dajjal” ini dan “kecerdikan” si Dajjal dalam memoles berbagai syubhatnya.
4. Sebagaimana Dinejat, Hasan Nasrullah dengan Hizbul Lattanya selalu menentang keras agresi militer yang dilakukan oleh Israel terhadap kaum muslimin Palestina. Bahkan tidak sebagaimana Dinejat yang sekedar gembar-gembor saja, maka dia dengan “beraninya” meluncurkan rudal-rudalnya ke daerah Israel. Namun ternyata hal ini pula hanya sebuah taktik busuk untuk mendapatkan dukungan dunia muslim dan menjadikan dirinya masyhur di hadapan kaum muslimin karena “keberaniannya”, sehingga kaum muslimin lebih tahu dengan sosok Hassan Nasrullah ketimbang Presiden Lebanon sendiri. Kenapa saya katakan hanya sebuah taktik busuk? Karena ternyata rudal-rudal Hizbul Latta itu bukannya dijatuhkan di pemukiman Yahudi, akan tetapi ternyata dijatuhkan di lahan kosong yang telah dikuasai oleh Israel.
Setelah kita mengetahui hakekat dua “Dajjal” ini apakah kita sebagai kaum muslimin akan terus mendukung keduanya? Ataukah berusaha menentang dan menjauhinya agar kita tidak terkena syubhat-syubhatnya? Silakan anda berpikir.
Mereka itu Musuh, maka Waspadalah !
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dalam haditsnya, bahwa salah satu sifat yang dimiliki oleh seorang munafik murni (tulen) adalah apabila dia berbicara, maka berdusta. Namun ternyata sifat dusta ini sudah menjadi hal yang biasa bagi para penganut Dajjal sebagaimana kita lihat beberapa fakta di atas.
Sesungguhnya “Dajjal-Dajjal” di atas tidak lebih dari gembong-gembong munafikin yang gemar koar-koar keberanian dan kekuataannya terhadap Amerika dan Israel di hadapan manusia. Sehingga kebanyakan manusia terpesona dan kagum dengan apa yang mereka miliki berupa keberanian dan ketegasannya dalam mengancam penjajah yang sebenarnya hanya modal gertakan semata, kekuatan militernya dengan pasukannya “pemberaninya” yang sebenarnya adalah pasukan pembela Dajjal, peralatan perang yang canggih dengan rudalnya. Seolah-olah mereka adalah Pahlawan Penegak Kebenaran dan Keadilan.
Tapi ketahuilah, bahwa Allah ta’ala menggambarkan hakekat mereka dalam ayat ini:
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِن يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ
“Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka.” (QS. Al-Munafiqun : 4)
Ternyata Allah ta’ala mengumpamakan mereka itu seperti kayu yang tersandar, maksudnya ialah untuk menyatakan sifat mereka yang jelek meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara tetapi sebenarnya otak mereka adalah kosong tidak dapat memahami kebenaran.
Dan jika kita menengok kepada sejarah perjalanan dakwah dan jihad Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka kita akan menyaksikan bahwa mereka itu adalah musuh yang lebih berbahaya daripada orang-orang kafir karena
هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
MEREKA ITULAH MUSUH (YANG SEBENARNYA), maka WASPADALAH terhadap mereka. Semoga Allah Membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Al-Munafiqun : 4)
Mereka Saling Bersekongkol Untuk Membasmi Kaum Muslimin
Inilah hakekat kaum munafikin semenjak kemunculannya di Madinah. Dimana antara satu sama lain saling bersekongkol untuk membasmi kaum muslimin.
Dan ternyata sejarah terulang pada hari ini, dimana “Dajjal” munafikin dari Iran dan Lebanon itu bekerja sama dengan “Dajjal” Suriah dalam membantai ribuan kaum muslimin di Suriah. Sehingga kedustaan mereka ini semakin jelas semenjak tragedi Suriah ini. Kalau Dinejat dan Hasan Nasrullah ini konsisten dengan perkataannya, tentunya dia akan menentang agresi militer yang dilakukan oleh rezim “Dajjal” Suriah terhadap kaum muslimin.
Tapi apa dikata, seperti pepatah mengatakan, sepandai-pandai menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga. Sepandai-pandai para “Dajjal” menyembunyikan makar-makar busuknya, pasti akan ketahuan juga. Maka saksikanlah, pembelaan Dinejat dan Hasan Nasrullah kepada penguasa rezim “Dajjal” Suriah, Basyar Assad laknatullah diantaranya mengirimkan pasukan dan persenjataannya. Maka sungguh benar apa yang Allah ta’ala firmankan kepada kita:
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama.” (QS. Al-Munafiqun : 67)
Mereka sama karena saling berserikat dalam kenifakan, dan bekerja sama untuk saling tolong menolong dalam memerangi kaum muslimin.
Bahkan, mereka tidak tanggung-tanggung bekerja sama dengan kuffar. Allah ta’ala membongkar perilaku mereka ini dalam firman-Nya:
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً * الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ *
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang munafik itu bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.” (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min.” (QS. An-Nisa’ : 137-138)
Makanya kita saksikan, si “Dajjal” Assad secara sembunyi-sembunyi ternyata meminta bantuan dari kafir Rusia (http://arrahmah.com/read/ 2012/03/20/ 18877-pasukan-khusus-rusia- tiba-di-pelabuhan-suriah-u ntuk-mendukung-rezim-syiah -nushairiyah.html), termasuk Israel (http://arrahmah.com/read/ 2012/03/05/ 18550-pesawat-militer-israe l-ikut-membunuhi-penduduk- suriah.html) dalam membasmi kaum muslimin Suriah. Tentunya kesempatan ini merupakan kesempatan emas bagi orang-orang kafir itu untuk membasmi kaum muslimin. Sehingga mereka tidak menyia-nyiakan kesempatan ini. Semoga Allah ta’ala membinasakan mereka.
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.” (QS. Al-Qamar : 45)
Kabar Gembira Untuk Kaum Munafiqin
Sesungguhnya Allah ta’ala memberikan ancaman kepada orang-orang munafik, bahwa mereka kelak akan mendapatkan adzab yang pedih di akherat. Allah ta’ala berfirman:
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang munafik itu bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.” (QS. An-Nisa’ : 138)
Hal ini disebabkan mereka lebih mencintai orang-orang kafir, berkasih sayang dan saling tolong menolong dengan mereka. Sebaliknya mereka meninggalkan kasih sayangnya kepada orang-orang mukmin. (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 209)
Kemudian Allah ta’ala berfirman lagi:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An-Nisa’ : 145)
Syaikh As-Sa’diy rahimahullaahu ta’ala menjelaskan bahwa orang-orang munafik tersebut kelak akan berada di tingkat yang lebih bawah dari semua orang kafir. Hal ini dikarenakan mereka juga melakukan kekufuran kepada Allah dan permusuhan terhadap Rasul-Nya sebagaimana orang-orang kafir itu, ditambah lagi tipudaya, penipuan, dan segala bentuk permusuhan mereka terhadap kaum mukminin. (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 211)
Wahai para “Dajjal” dan pengikutnya, jika kalian tetap berada pada kondisi kalian saat ini, maka tunggulah adzab yang amat pedih yang akan Allah ta’ala berikan kepada kalian !!! Kelak Allah akan menempatkan kalian di kerak Jahannam.
Bersikap Keras dan Berjihadlah Melawan Mereka !!!
Sebagaimana telah kita tahu, bahwa orang-orang munafik itu adalah musuh yang lebih berbahaya daripada orang-orang kafir. Kenapa demikian? Karena kalau orang-orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani, dan yang lainnya, maka secara langsung kita akan mengetahui hakekat dan wujud mereka. Berbeda halnya dengan orang-orang munafik itu. Mereka akan menampakkan keislamannya dan berpura-pura baik ketika di hadapan kita. Namun ketika kembali kepada syaithan-syaithan mereka, maka wajah-wajah syaithan itu dan permusuhannya dengan kaum muslimin akan nampak jelas, sejelas matahari di siang bolong.
Allah ta’ala menyebutkan hakekat mereka ini dalam ayat-Nya:
وَإِذَا لَقُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ قَالُواْ آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْاْ إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُواْ إِنَّا مَعَكْمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
“Dan apabila mereka (orang-orang munafik) berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: ‘Kami telah beriman.’ Dan apabila mereka kembali kepada syaithan-syaithan mereka, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.’” (QS. Al-Baqarah : 14)
Maka, bahaya yang besar ini tentunya mengancam kaum muslimin. Terutama pada saat kaum muslimin sedang menghadapi orang-orang kafir. Ketika mereka sedang berhadapan dengan orang-orang kafir, maka orang-orang munafik itu akan mengintai kita dari belakang dan berusaha mencari kelemahan dan kelengahan kita dan ketika mereka mendapatkan kita lengah, maka saatnya bagi mereka untuk menikam kita.
Maka, kenalilah karakter mereka. Waspadalah dan bersikap keraslah terhadap mereka. Jika mereka menunjukkan sikap perlawanan terhadap kita, maka lawanlah mereka.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah Jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS. At-Taubah :73)
Semoga Allah ta’ala melindungi dan menolong kita (kaum muslimin) di seluruh dunia dari makar-makar orang-orang munafik itu. Dan semoga Allah ta’ala membinasakan orang-orang munafik di dunia ini, sebelum di akherat. HasbunAllaah wa ni’mal Wakiil.
Bumi Allah, 17 April 2012
DAJJAL. Satu kata yang mengingatkan kepada kita tentang sosok makhluk yang seram dan sangat menakutkan yang akan keluar menjelang hari Kiamat yang memiliki beberapa ciri sebagaimana yang telah digambarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam dalam hadistnya, diantaranya bahwa dia adalah seorang laki-laki yang pendek, buta sebelah matanya, berambut keriting, antara kedua matanya tertulis kata “kafir” yang dapat dibaca oleh semua muslim, dapat menurunkan hujan dan mendatangkan pangan di saat musim paceklik dengan izin Allah ta’ala, dia akan muncul dari arah Khurasan dan akan diikuti oleh 70.000 orang Yahudi Isfahan (Iran). Pada mulanya dia akan mengaku sebagai nabi, akan tetapi setelah itu dia akan mengaku sebagai tuhan. Barang siapa yang mengikuti Dajjal ketika itu, maka dia akan memberikan pengamanan dan “rejeki” kepadanya, namun akibatnya batallah segala amal kebaikannya yang dilakukannya selama di dunia ini dan barangsiapa yang menolak ajakannya, maka dia akan memberikan ancaman, tidak akan memberi “rejeki” kepadanya, bahkan tidak segan-segan untuk membunuhnya. Dan ketahuilah, bahwa dia adalah KADZDZAB (pendusta).
Kemunculan Beberapa “Dajjal” Sebelum Munculnya Dajjal yang Sebenarnya
Ketika kita membaca beberapa hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang membicarakan tentang Dajjal, maka kita akan mengetahui ternyata sebelum muncul Dajjal yang sesungguhnya, akan muncul beberapa “Dajjal” yang memiliki beberapa sifat yang dimiliki oleh Dajjal yang sesungguhnya. Yaitu kadzdzab (pendusta), dan mengaku sebagai nabi. Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
وَإِنَّ بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ قَرِيبًا مِنْ ثَلَاثِينَ كُلُّهُمْ يَزْعُمُ أَنَّهُ نَبِيٌّ
Sesungguhnya di antara tanda-tanda hari Kiamat adalah munculnya para Dajjal pendusta, jumlah mereka hampir mencapai tiga puluh orang dan mereka semua akan mendakwakan dirinya seorang Nabi. (HR. Ibnu Majah)
Dalam hadits lain disebutkan, dari Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
بَيْنَ يَدَيْ السَّاعَةِ قَرِيبٌ مِنْ ثَلَاثِينَ دَجَّالِينَ كَذَّابِينَ كُلُّهُمْ يَقُولُ أَنَا نَبِيٌّ أَنَا نَبِيٌّ
“Sebelum datangnya hari kiamat akan muncul sekitar tiga puluh Dajjal pendusta, mereka semua berkata: ‘Aku adalah seorang Nabi, aku adalah seorang Nabi.” (HR. Ahmad)
Memang, sifat asli dari Dajjal adalah pendusta. Dusta itulah senjata yang akan dia gunakan untuk menyebarkan syubhatnya di tengah-tengah manusia dan untuk menggaet manusia agar mengikuti ajakannya. Bagi mereka yang lemah imannya, tentu akan terprovokasi dengan berbagai macam syubhatnya. Bahkan ketika itu ada seseorang yang menganggap imannya telah mantap pun ternyata akhirnya bisa mengikuti rayuannya. Sebagaimana Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam:
مَنْ سَمِعَ بِالدَّجَّالِ فَلْيَنْأَ عَنْهُ فَوَاللَّهِ إِنَّ الرَّجُلَ لَيَأْتِيهِ وَهُوَ يَحْسِبُ أَنَّهُ مُؤْمِنٌ فَيَتَّبِعُهُ
“Siapa yang mendengar (kedatangan) Dajjal hendaklah menjauhinya. Demi Allah, seorang laki-laki benar-benar akan mendatangi Dajjal dan mengira bahwa ia adalah seorang mukmin (yang kuat imannya), lalu ia akan mengikuti setiap syubhat yang ditebarkannya.” (HR. Abu Dawud dan Ahmad)
Orang yang menganggap dirinya memiliki keimanan yang kuatpun bisa terbawa oleh syubhat Dajjal. Lantas bagaimana dengan seseorang lemah keimanannya?
Mereka adalah “Dajjal”
Jika kita melihat kondisi yang terjadi di Iran, Palestina dan yang terakhir hari ini di Suriah dan mengaitkan kondisi tersebut dengan hadits-hadits Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam di atas, maka kita akan melihat bahwa beberapa “Dajjal” itu muncul dari daerah sekitar sana. Walaupun kita tidak tahu dengan pasti siapakah 30 “Dajjal” yang dimaksud Rasulullah shallallaahu ‘alahi wa sallam dalam hadits di atas. Akan tetapi sifat-sifat Dajjal itu itu ada pada diri mereka. Baik “Dajjal” yang berani menampakkan sifat dan perbuatannya secara terang-terangan di hadapan manusia, ataupun “Dajjal” yang masih sembunyi-sembunyi menampakkan karakter sebenarnya di hadapan manusia, karena khawatir manusia akan mengetahui sifat aslinya dan syubhat busuknya. Akan tetapi kedua-duanya memiliki tujuan yang sama dan saling bekerja sama untuk mencapai tujuannya, yaitu MENYESATKAN MANUSIA. Satu tujuan Iblis yang paling utama ketika Allah ta’ala menurunkannya dari Surga.
Allah ta’ala berfirman:
قَالَ رَبِّ بِمَا أَغْوَيْتَنِي لأُزَيِّنَنَّ لَهُمْ فِي الأَرْضِ وَلأُغْوِيَنَّهُمْ أَجْمَعِينَ
Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau telah memutuskan bahwa aku sesat, pasti aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan maksiat) di muka bumi, dan pasti aku akan menyesatkan mereka semuanya.” (QS. Al-Hijr : 39)
“Dajjal” dari Suriah
Suriah merupakan tempat pertama kali yang kelak akan dipijak oleh Nabi ‘Isa –‘alaihi salam- ketika beliau turun dari langit. Terutama di daerah sebelah timur Damaskus, yaitu di Menara Putih sebagaimana disebutkan dalam banyak riwayat. Dan di sana pula beliau pertama kali akan bertemu dengan Dajjal yang sesungguhnya, dan mengejarnya hingga pintu Luth, lalu membunuhnya.
Namun ternyata saat ini “Dajjal” telah muncul dari sana. Dia mendakwakan dirinya di hadapan manusia tidak sebatas sebagai nabi, tapi sebagai Tuhan bagi mereka yang pantas untuk disembah dan diagung-agungkan. Dia melakukan hal ini secara terang-terangan. Dan dirinya memaksa manusia dengan kekuatan militernya agar mereka mengakui bahwa tidak ada Tuhan melainkan dirinya. Si “Dajjal” itu tidak lain adalah presiden Suriah, Basyar Asad laknatullah. Seorang yang berpaham Syi’ah Nusairiyah. Syi’ah ekstrim yang sangat memusuhi kaum muslimin yang memiliki hubungan yang sangat kuat dengan Syi’ah Imamiyyah di Iran.
Maka kita akan melihat, mereka yang setia dan mendukung langkah si “Dajjal” tersebut serta tunduk dengan kebijakannya, maka akan mendapatkan perlindungan dan jaminan keamanan. Namun bagi mereka yang menolak ajakan dan kebijakan si “Dajjal” ini, maka akan disiksa, “diembargo”, bahkan dibunuh secara kejam.
Untuk melihat kekejaman si “Dajjal” ini, silakan buka salah satunya di:
http://www.youtube.com/
http://www.youtube.com/
“Dajjal” dari Iran dan Lebanon
Setelah kita mengetahui bahwa di Suriah ada “Dajjal” yang secara terang-terangan menampakkan sifat kedajjalannya. Namun ternyata di Iran dan Lebanon juga ada “Dajjal”. Bahkan “Dajjal” ini telah lama masyhur, bukan saja di kalangan kaum muslimin, akan tetapi juga di kalangan kaum kafirin. Kemasyhurannya ini karena “keberaniannya” menentang Amerika dan Israel. Ya, hanya sebatas menentang saja, tidak lebih. Siapakah dia? Dia adalah presiden Iran, Ahmadinejat dan pemimpin Hizbul Latta, Hassan Nasrullah.
Keduanya tidak berani menampakkan sifat aslinya di hadapan manusia karena khawatir jika sifat asli ini sampai diketahui oleh kebanyakan manusia, maka tentunya seluruh misi si “Dajjal” ini akan gagal.
Dan kedua “Dajjal” ini berpaham Syi’ah Imamiyyah Itsna ‘Asyariyah (Rafidhah) yang berpusat di Iran. Salah satu paham yang diusung oleh Syi’ah Rafidhah ini adalah berdusta atas nama agama, alias TAQIYYAH.
Makanya kita dapati bahwa:
1. Kaum Syi’ah selalu mendakwakan dirinya mencintai Rasul dan keluarganya, akan tetapi ternyata dakwaan itu hanyalah sebuah kedustaan belaka. Karena yang terjadi adalah kebalikannya, yaitu penghinaan kepada Rasul dan keluarganya. Dan ini dapat kita jumpai dalam literatur-literatur asli mereka.
2. Syi’ah mengaku sebagai bagian dari kaum muslimin. Akan tetapi ternyata pengakuan dusta itu hanyalah suatu taktik bagi mereka untuk menghancurkan kaum Muslimin. Mereka berusaha mensyi’ahkan kaum muslimin di Iran, bahkan di seluruh dunia. Dan hal ini mereka praktekkan semenjak berdirinya Dinasti Syafawi di Iran hingga saat ini dan ternyata sukses besar. Sehingga kita dapati saat ini jumlah kaum muslimin di Iran sangat minoritas dan terpojokkan. Dan sebagaimana “Dajjal” Suriah, “Dajjal” Iran inipun juga menggunakan kekuatan dan ancamannya. Dia tidak segan-segan untuk mengeksekusi siapa saja yang menentang kebijakannya.
Allah ta’ala berfirman:
وَيَحْلِفُونَ بِاللّهِ إِنَّهُمْ لَمِنكُمْ وَمَا هُم مِّنكُمْ
“Dan mereka (orang-orang munafik) bersumpah dengan (nama) Allah, bahwa sesungguhnya mereka termasuk golonganmu; padahal mereka bukanlah dari golonganmu.” (QS. At-Taubah : 56)
3. Negara Syi’ah Iran selalu mengembar-gemborkan penentangannya kepada Amerika dan Israel karena agresi militernya kepada kaum muslimin. Dan mengancam akan membinasakan kedua negara tersebut jika masih tetap melakukan agresi terhadap kaum muslimin, khususnya di Palestina. Namun apa yang terjadi sampai saat ini? Ternyata gembar-gembor itu hanyalah omong kosong dan bualan Ahmadinejat saja, dan sampai saat ini bahkan sampai hari Kiamatpun bualannya tidak akan terbukti. Karena ternyata hal ini merupakan taktik si “Dajjal” ini untuk mendapatkan dukungan dari kaum muslimin. Maka saat ini kita melihat, sebagian besar kaum muslimin terbius dengan bualan-bualannya, sehingga mereka selalu mengagung-agungkan si “Dajjal” ini. Ini terjadi karena kebanyakan kaum muslimin yang tidak mengetahui hakekat si “Dajjal” ini dan “kecerdikan” si Dajjal dalam memoles berbagai syubhatnya.
4. Sebagaimana Dinejat, Hasan Nasrullah dengan Hizbul Lattanya selalu menentang keras agresi militer yang dilakukan oleh Israel terhadap kaum muslimin Palestina. Bahkan tidak sebagaimana Dinejat yang sekedar gembar-gembor saja, maka dia dengan “beraninya” meluncurkan rudal-rudalnya ke daerah Israel. Namun ternyata hal ini pula hanya sebuah taktik busuk untuk mendapatkan dukungan dunia muslim dan menjadikan dirinya masyhur di hadapan kaum muslimin karena “keberaniannya”, sehingga kaum muslimin lebih tahu dengan sosok Hassan Nasrullah ketimbang Presiden Lebanon sendiri. Kenapa saya katakan hanya sebuah taktik busuk? Karena ternyata rudal-rudal Hizbul Latta itu bukannya dijatuhkan di pemukiman Yahudi, akan tetapi ternyata dijatuhkan di lahan kosong yang telah dikuasai oleh Israel.
Setelah kita mengetahui hakekat dua “Dajjal” ini apakah kita sebagai kaum muslimin akan terus mendukung keduanya? Ataukah berusaha menentang dan menjauhinya agar kita tidak terkena syubhat-syubhatnya? Silakan anda berpikir.
Mereka itu Musuh, maka Waspadalah !
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan dalam haditsnya, bahwa salah satu sifat yang dimiliki oleh seorang munafik murni (tulen) adalah apabila dia berbicara, maka berdusta. Namun ternyata sifat dusta ini sudah menjadi hal yang biasa bagi para penganut Dajjal sebagaimana kita lihat beberapa fakta di atas.
Sesungguhnya “Dajjal-Dajjal” di atas tidak lebih dari gembong-gembong munafikin yang gemar koar-koar keberanian dan kekuataannya terhadap Amerika dan Israel di hadapan manusia. Sehingga kebanyakan manusia terpesona dan kagum dengan apa yang mereka miliki berupa keberanian dan ketegasannya dalam mengancam penjajah yang sebenarnya hanya modal gertakan semata, kekuatan militernya dengan pasukannya “pemberaninya” yang sebenarnya adalah pasukan pembela Dajjal, peralatan perang yang canggih dengan rudalnya. Seolah-olah mereka adalah Pahlawan Penegak Kebenaran dan Keadilan.
Tapi ketahuilah, bahwa Allah ta’ala menggambarkan hakekat mereka dalam ayat ini:
وَإِذَا رَأَيْتَهُمْ تُعْجِبُكَ أَجْسَامُهُمْ وَإِن يَقُولُوا تَسْمَعْ لِقَوْلِهِمْ كَأَنَّهُمْ خُشُبٌ مُّسَنَّدَةٌ يَحْسَبُونَ كُلَّ صَيْحَةٍ عَلَيْهِمْ
“Dan apabila engkau melihat mereka, tubuh mereka mengagumkanmu. Dan jika mereka berkata, engkau mendengarkan tutur katanya. Mereka seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahwa setiap teriakan ditujukan kepada mereka.” (QS. Al-Munafiqun : 4)
Ternyata Allah ta’ala mengumpamakan mereka itu seperti kayu yang tersandar, maksudnya ialah untuk menyatakan sifat mereka yang jelek meskipun tubuh mereka bagus-bagus dan mereka pandai berbicara tetapi sebenarnya otak mereka adalah kosong tidak dapat memahami kebenaran.
Dan jika kita menengok kepada sejarah perjalanan dakwah dan jihad Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam, maka kita akan menyaksikan bahwa mereka itu adalah musuh yang lebih berbahaya daripada orang-orang kafir karena
هُمُ الْعَدُوُّ فَاحْذَرْهُمْ قَاتَلَهُمُ اللَّهُ أَنَّى يُؤْفَكُونَ
MEREKA ITULAH MUSUH (YANG SEBENARNYA), maka WASPADALAH terhadap mereka. Semoga Allah Membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka dapat dipalingkan (dari kebenaran)? (QS. Al-Munafiqun : 4)
Mereka Saling Bersekongkol Untuk Membasmi Kaum Muslimin
Inilah hakekat kaum munafikin semenjak kemunculannya di Madinah. Dimana antara satu sama lain saling bersekongkol untuk membasmi kaum muslimin.
Dan ternyata sejarah terulang pada hari ini, dimana “Dajjal” munafikin dari Iran dan Lebanon itu bekerja sama dengan “Dajjal” Suriah dalam membantai ribuan kaum muslimin di Suriah. Sehingga kedustaan mereka ini semakin jelas semenjak tragedi Suriah ini. Kalau Dinejat dan Hasan Nasrullah ini konsisten dengan perkataannya, tentunya dia akan menentang agresi militer yang dilakukan oleh rezim “Dajjal” Suriah terhadap kaum muslimin.
Tapi apa dikata, seperti pepatah mengatakan, sepandai-pandai menyembunyikan bangkai pasti akan tercium juga. Sepandai-pandai para “Dajjal” menyembunyikan makar-makar busuknya, pasti akan ketahuan juga. Maka saksikanlah, pembelaan Dinejat dan Hasan Nasrullah kepada penguasa rezim “Dajjal” Suriah, Basyar Assad laknatullah diantaranya mengirimkan pasukan dan persenjataannya. Maka sungguh benar apa yang Allah ta’ala firmankan kepada kita:
الْمُنَافِقُونَ وَالْمُنَافِقَاتُ بَعْضُهُم مِّن بَعْضٍ
“Orang-orang munafik laki-laki dan perempuan. sebagian dengan sebagian yang lain adalah sama.” (QS. Al-Munafiqun : 67)
Mereka sama karena saling berserikat dalam kenifakan, dan bekerja sama untuk saling tolong menolong dalam memerangi kaum muslimin.
Bahkan, mereka tidak tanggung-tanggung bekerja sama dengan kuffar. Allah ta’ala membongkar perilaku mereka ini dalam firman-Nya:
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً * الَّذِينَ يَتَّخِذُونَ الْكَافِرِينَ أَوْلِيَاء مِن دُونِ الْمُؤْمِنِينَ *
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang munafik itu bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.” (yaitu) orang-orang yang mengambil orang-orang kafir menjadi teman-teman penolong dengan meninggalkan orang-orang mu’min.” (QS. An-Nisa’ : 137-138)
Makanya kita saksikan, si “Dajjal” Assad secara sembunyi-sembunyi ternyata meminta bantuan dari kafir Rusia (http://arrahmah.com/read/
سَيُهْزَمُ الْجَمْعُ وَيُوَلُّونَ الدُّبُرَ
“Golongan itu pasti akan dikalahkan dan mereka akan mundur ke belakang.” (QS. Al-Qamar : 45)
Kabar Gembira Untuk Kaum Munafiqin
Sesungguhnya Allah ta’ala memberikan ancaman kepada orang-orang munafik, bahwa mereka kelak akan mendapatkan adzab yang pedih di akherat. Allah ta’ala berfirman:
بَشِّرِ الْمُنَافِقِينَ بِأَنَّ لَهُمْ عَذَاباً أَلِيماً
“Berikanlah kabar gembira kepada orang-orang munafik itu bahwa mereka akan mendapat siksaan yang pedih.” (QS. An-Nisa’ : 138)
Hal ini disebabkan mereka lebih mencintai orang-orang kafir, berkasih sayang dan saling tolong menolong dengan mereka. Sebaliknya mereka meninggalkan kasih sayangnya kepada orang-orang mukmin. (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 209)
Kemudian Allah ta’ala berfirman lagi:
إِنَّ الْمُنَافِقِينَ فِي الدَّرْكِ الأَسْفَلِ مِنَ النَّارِ وَلَن تَجِدَ لَهُمْ نَصِيراً
“Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.” (QS. An-Nisa’ : 145)
Syaikh As-Sa’diy rahimahullaahu ta’ala menjelaskan bahwa orang-orang munafik tersebut kelak akan berada di tingkat yang lebih bawah dari semua orang kafir. Hal ini dikarenakan mereka juga melakukan kekufuran kepada Allah dan permusuhan terhadap Rasul-Nya sebagaimana orang-orang kafir itu, ditambah lagi tipudaya, penipuan, dan segala bentuk permusuhan mereka terhadap kaum mukminin. (Taisir al-Karim ar-Rahman, hal. 211)
Wahai para “Dajjal” dan pengikutnya, jika kalian tetap berada pada kondisi kalian saat ini, maka tunggulah adzab yang amat pedih yang akan Allah ta’ala berikan kepada kalian !!! Kelak Allah akan menempatkan kalian di kerak Jahannam.
Bersikap Keras dan Berjihadlah Melawan Mereka !!!
Sebagaimana telah kita tahu, bahwa orang-orang munafik itu adalah musuh yang lebih berbahaya daripada orang-orang kafir. Kenapa demikian? Karena kalau orang-orang kafir dari kalangan Yahudi, Nasrani, dan yang lainnya, maka secara langsung kita akan mengetahui hakekat dan wujud mereka. Berbeda halnya dengan orang-orang munafik itu. Mereka akan menampakkan keislamannya dan berpura-pura baik ketika di hadapan kita. Namun ketika kembali kepada syaithan-syaithan mereka, maka wajah-wajah syaithan itu dan permusuhannya dengan kaum muslimin akan nampak jelas, sejelas matahari di siang bolong.
Allah ta’ala menyebutkan hakekat mereka ini dalam ayat-Nya:
وَإِذَا لَقُواْ الَّذِينَ آمَنُواْ قَالُواْ آمَنَّا وَإِذَا خَلَوْاْ إِلَى شَيَاطِينِهِمْ قَالُواْ إِنَّا مَعَكْمْ إِنَّمَا نَحْنُ مُسْتَهْزِئُونَ
“Dan apabila mereka (orang-orang munafik) berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka mengatakan: ‘Kami telah beriman.’ Dan apabila mereka kembali kepada syaithan-syaithan mereka, mereka mengatakan: ‘Sesungguhnya kami sependirian dengan kamu, kami hanyalah berolok-olok.’” (QS. Al-Baqarah : 14)
Maka, bahaya yang besar ini tentunya mengancam kaum muslimin. Terutama pada saat kaum muslimin sedang menghadapi orang-orang kafir. Ketika mereka sedang berhadapan dengan orang-orang kafir, maka orang-orang munafik itu akan mengintai kita dari belakang dan berusaha mencari kelemahan dan kelengahan kita dan ketika mereka mendapatkan kita lengah, maka saatnya bagi mereka untuk menikam kita.
Maka, kenalilah karakter mereka. Waspadalah dan bersikap keraslah terhadap mereka. Jika mereka menunjukkan sikap perlawanan terhadap kita, maka lawanlah mereka.
يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ جَاهِدِ الْكُفَّارَ وَالْمُنَافِقِينَ وَاغْلُظْ عَلَيْهِمْ وَمَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ
“Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah Jahannam. Dan itu adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya.” (QS. At-Taubah :73)
Semoga Allah ta’ala melindungi dan menolong kita (kaum muslimin) di seluruh dunia dari makar-makar orang-orang munafik itu. Dan semoga Allah ta’ala membinasakan orang-orang munafik di dunia ini, sebelum di akherat. HasbunAllaah wa ni’mal Wakiil.
Bumi Allah, 17 April 2012
No comments:
Post a Comment